Professional Documents
Culture Documents
MODUL I-02 1
BAB I.
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1.3. MANFAAT
MODUL I-02 3
BAB II.
DRAWING AND AIR INSTRUMENT SYSTEM
2.1 Drawing
Untuk mengendalikan plan diperlukan gambar yang berisi tentang alur
proses, alat utama dan peralatan instrumen yang terpasang, sesuai standar
“INSTRUMENT SOCIETY OF AMERICA” atau disingkat “ISA.
Yang membahas diantaranya mengenai Instrument Symbols and Identification.
Simbol-simbol instrumentasi terdiri dari :
1. Line instrument symbols.
2. Instrument function symbols.
FUNCTION SYMBOLS
4
MODUL I-02 5
MODUL I-02 7
8
MODUL I-02 9
10
Kt rev 3
MODUL I-02 11
.
12
MODUL I-02 13
a. Kompresor Udara
Kapasitas kompresor ditentukan oleh keperluan aliran udara plan.
Pemakaian udara pada plan ditentukan oleh jumlah maksimum pemakaian
udara (kira-kira 0,02 m3/menit) untuk setiap devais dan adanya kebocoran.
Unit kompresor tersebut bisa berupa tipe reciprocating atau rotari, tunggal atau
multistage, dan biasanya digerakkan oleh motor listrik, turbin gas atau mesin
disel. Tipe kompresor akan didiskusikan pada bab akhir modul ini.
b. Tangki Penampung
Tangki penampung udara dirancang berdasar jumlah kapasitas
penyimpanan pada sistem dan juga adanya tambahan untuk menghindari
fluktuasi tekanan. Fungsi lainya juga sebagai penguat dan pemisah antara
udara dan air yang terkondensasi dalam proses pembuatan udara bertekanan
f. Koneksi Instrumen
Tubing catu udara dari pipa valve menuju ke regulator ukuran minimum
harus 9,5 mm (3/8 inch) dengan bahan tubing berasal dari pvc jacketed
cooper, plated carbon steel atau stainless steel untuk menghindari tekanan
drop yang berarti, terutama untuk control valve.
Untuk menghindari masalah vibrasi dapat menggunakan koneksi tubing
flexible air hose dengan pertimbangan terjadinya preesure droop. Koneksi
tubing hampir selalu bertipe fitting.
Fitting dengan tipe flare lama jarang digunakan meskipun masih dipakai
pada generator disel. Mur tubing harus tidak boleh longgar; pabrik seperti
Swagelock menyediakan gauge untuk mengecek kekencangan mur tersebut.
Kt rev 3
MODUL I-02 15
2.2.1 ISA-S7.3
ISA – S7.3 membahas tentang Kwalitas Standar Udara Instrumen untuk
menetapkan nilai atau batasan kwalitas udara diantaranya menetapkan :
1. Titik embun pada tekanan saluran pipa minimal pada 10 oC (18oC)
dibawah temperatur ambien minimal pada tempat plan.
Titik embun tidak melebihi tekanan saluran pipa sebesar 2 oC (35 oF).
2. Ukuran partikel maksimum pada aliran udara 3 mikrometer.
3. Total kandungan minyak maksimum tanpa terkondensasi harus se-nol
(0) dan tidak boleh melebihi 1 ppm pada kondisi operasi normal. Z
4. zat zat Pengkotaminan :Udara bebas dari gas berbahaya dan gas
kontaminan yang menyebabkan korosip, mudah terbakar atau beracun,
® NILAI-NILAI KHUSUS
Range sinyal transmisi tekanan pneumatik
1. Span (dipilih) 80 kPa (12 psi). Range tekanan 80 kPa dari span
tekanan operasi antara 20 kPa (3 psi) sampai 100 kPa (15 psi).
2. Span 160 kPa (24 psi). Range tekanan operasi 160 kPa untuk span
tekanan operasi antara 40 kPa (6 psi) sampai 200 kPa (30 psi).
Tekanan Catu
1. Span 80 kPa (12 psi). Sebuah nilai dengan minimum 130 kPa (19 psi)
dan maksimum 150 kPa (22 psi).
2. Span 1660 kPa (24 psi). Sebuah nilai dengan minimum 260 kPa (38 psi)
dan maksimum 300 kPa (44 psi).
16
BAB III
SISTEM PENGUKURAN
Tujuan dari system pegukuran ini adalah untuk mengetahui variable yang di ukur
untuk menghindari kesalahan dalam proses sehingga tidak terjadi kegagalan.
Maka kita memerlukan alat membantu mencegah losses, serta alat untuk
membantu mencegah rusaknya alat-alat produksi.
d. Tekanan Differential
Perbedaan tekanan diantara dua pengukuran
DP = h1 - h 2
e. Tekanan Vacuum
Diukur dengan pipa U yang berisi Hg untuk mengukur tekanan dibawah
tekanan atmosphere
Kt rev 3
MODUL I-02 17
PIPE
TRANSMITTE ELECTRIC
TRANSMITTE PNEUMATIC
A. C D
TX TX
A
0 10
MODUL I-02 19
a. Range ukur adalah batasan harga terendah dan harga tertinggi suatu alat ukur,
yang terkait dengan akurasi pembacaan.
b. Span adalah daerah kerja alat ukur dengan melihat perbedaan nilai maksimum
di kurangi nilai minimum.
Dalam proses pembacaan ini dibutuhkan sensing element sebagai media
peubah, macamnya :
- Bourdon Tube
- Bellows Element
- Dapraghma Element
- Capsule
Alat ukur ketinggian adalah suatu alat ukur yang digunakan sebagai
indicator terjadinya perubahan ketinggian pada peralatan proses.
Tujuan utama pengukuran liquid level adalah digunakan untuk :
1. Mengatur kondisi process
2. Mengetahui isi /volume
3. Mengetahui kecepatan aliran (flow)
4. Mengetahui kedalaman cairan
20
GAS
LT
LIC
Inlet
LCV
cair
Level harus dijaga pada batas-batas tertentu agar produk yang dihasilkan
memenuhi persyaratan mutu (terjadi pemisahan fraksi yang memenuhi
persyaratan mutu). Makin tinggi level yang diatur, makin lama cairan tersebut
berada dalam coloum., maksudnya makin banyak fraksi ringan yang teruapkan.
Perubahan ketinggian cairan dalam tangki akan ditunjukkan oleh sebuah indicator,
dimana penunjukan pada sebuah skala yang telah dikonfirmasikan dalam satuan
volume.
Kt rev 3
MODUL I-02 21
Sight Glass
Direct Reading
b. Constant Displacement
Prinsip : Naik turunnya cairan selalu diikuti dengan naik turunnya pelampung.
Biasanya metode ini dilengkapi dengan skala yang terkalibrasi dalam satuan
volume.
Scale
Weight
Float
Liquid
c. Variable Displacement
Prinsip Hukum Archimides : bila suatu benda berada dalam zat cair akan
berkurang beratnya sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
DISPLACE
14 “
7“
WATER
MODUL I-02 23
d. Differential pressure
P1 = Atm
P1 P1
H
H
P2 P2 P2
Differential Pressure
Meter (D Meter)
P2 = H + P1
H = P2 - P1 DP = P2 - P1
DP = H = P1
Prinsip kerja :
Berdasarkan kesetimbangan gaya, input signal pada high dan low pressure
yang berasal dari titik pengambilan bawah dan atas column sehingga, signal
pengukuran yang berupa beda tekanan akan memberikan gaya yang sebanding
dengan ketinggian cairan, dan gaya tersebut akan diteruskan oleh force bar
1. Elevation
Max Max
X X
Min Min
B. Y C. Y
1. Elevation
Max Max
X X
Sealing
Min Min Sealing
D. Y Liquid E. Y Liquid
Open Tank
Close Tank
Kt rev 3
MODUL I-02 25
V
E
Magnet Coil
Turbulent or Laminer
Velocity Flow Profile
26
Mechanical
003456789
Turbin
MODUL I-02 27
DIGITAL
DISPLAY
Jenis turbine flow meter ini, tidak boleh digunakan untuk fluida
yang mengandung partikel yang bisa magnetisasi. FM ini
mempunyai accuracy tinggi dan dapat digunakan untuk segala
macam fluida.
28
laminair).
V1 Flow V2
Z1
P1 Z2
h
P2
Mercury
P1 - V12 P V2
Z1 + + = Z2 + 2 + 2
Y 2g Y 2g
Dimana :
Untuk mendapatkan d/p antara stream & down stream kita harus
memasang suatu risttriction, sedang ristriction yang umum dipakai adalah :
- Orifice plate
- Venturi tube
- Flow nozzle & venturi nozzle
Kt rev 3
MODUL I-02 29
a. Orifice Plate
Fungsi lubang kecil pada orifice untuk membuang gas/udara pada permukaan
liquid.
- Concentris orifice
Digunakan untuk mengukur flow yang tidak mengandung solid, baik gas
maupun liquid.
- Flange Taps
Diletakkan pada jarak 1” didepan dan dibelakang plat orifice. Cara ini paling
banyak dipakai, untuk ukuran pipa lebih besar dari 2”. Sedang untuk ukuran
pipa dibawah 2” gunakanlah cara vena contracta taps.
Up Stream Down
Stream
Lubang tekanan tinggi diletakkan pada jarak sebesar diameter dalam pipa
didepan plat orifice, sedang lubang tekanan rendah diletakkan titik vena
contracta.
D d
d1=D d2
Vena contracta adalah sebuah titik pada aliran yang mempunyai tekanan
terkecil sebagai akibat adanya penghalang. Letak titik ini tergantung kepada
Rasio Beta.
- Pipe Taps
Untuk mengukur beda tekanan yang permanen dimana jarak lubang tekanan
tinggi 2 ½ D didepan dan lubang tekanan rendah 8 D di belakang plat
orifice.
Keuntungan cara ini adalah dapat digunakan laju aliran yang lebih rendah
dari pada kemampuan cara flane taps dan vena taps.
Kt rev 3
MODUL I-02 31
2,5D 8D
b. Venturi Tube
Venturi tube bagian throatnya dibuat satu unit tersendiri agar mudah diganti
sedangkan tabung venturi dibuat dari beton tuang yang halus, dengan sudut
kerucut inputnya 20o & sudut kerucut outputnya 7o.
Pressure taps-nya tidak diambil dari satu lubang tapi dari beberapa lubang
sekitar permukaa pipa yang hubungan keluarnya menjadi satu berupa cincin
Perbandingan diameter pipa dan diameter throat bervariasi antara 0,25 – 0,5
Keuntungan :
1. Ketelitian tinggi dibanding dengan menggunakan Restriction lain.
2. Pressure drop kecil
3. Tahan terhadap abrasi dan kemungkinan menampung endapan kecil.
4. Dapat digunakan untuk mengukur aliran yang besar (>5.000.000 gpm)
Pemasangan venturi tube jangan sampai terganggu oleh fitting-fitting yang
dapat menyebabkan aliran turbulent.
digunakan untuk fluida yang mengandung solid dan pressure dropnya kecil,
Pressure Pointer
Gas/Liquid Spring
BULB Scale
2. Perubahan Tekanan
Vapour filled, atau liquid yang mudah menjadi vapour (volatile)
termasuk dalam class II.
Kt rev 3
MODUL I-02 33
Pembagian dari class diatas ini berdasarkan pada SAMA (Scientific Apparatus
Makers Assosiation).
3.4.2 Thermocouple
Protecting
A Tube
EMF
T1 T2
Circuit Thermocouple
- Alumel
- Iron Alloy
disebut thermowell.
Jenis-Jenis Thermowell
Temperature Max
Thermowell o o
C F
MODUL I-02 35
000095
1. Multimeter
2. Heater 2
G Recorder
D
+ -
S
2 ES
1
EX
36
Rt = Ro (1 + a Dt)
Ro = R pada to
Rt = R pada t
a = koefisien temperature of metal
Konstruksinya :
Nilai resistance coil terletak antara 2,5 W sampai dengan beberapa ratus W.
MODUL I-02 37
Pada pembuatan resistance ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Self heating error adalah dissipasi tenaga I2R yang menyebabkan panas dan
sehingga lebih sensitive dan harus tidak boleh berubah karakteristik listriknya
tersebut. harus kuat artinya bahwa dengan diameter kecil, tidak mudah putus.
Nikel
Temp. Koef. 0,0063 W/oC
Resistivity 38,3 W/circular mile ft
Temp. range - 100 o -> 300 oC
Minimal diameter 0,002”
Tensile strength 120.000 psi
Copper
Temp. Koef.
0,004 W/oC
Resistivity
+ 120 W/circular mile ft
Temp. range
- 200 o -> 120 oC
Minimal diameter
0,002”
Tensile strength
200.000 psi
38
Rangkaian pengukuran :
Bisa dipakai AC atau DC Wheatstone Bridge
B
S
G
r A
Ia . A = Ib . B
ia . r = ib . s
r = (A/B) . s
Z2
I1
Zr G
I2
Z3
Z1
Zr Z1
=
Z2 Z3
R R1 Ri3 R1xi 2
= =
i2 i3 C3 C2
wc 2 wc 3
Kt rev 3
MODUL I-02 39
R1xi 2 xC 3
R= karena balance I3 = I2
i3xC 2
R1C 3 æ 1 ö
R= = R1C 3ç ÷
C2 è C2 ø
Thermistor
R = resistance pada To
b = konstanta yang tergantung dari konstruksi & jenis thermistor
Wheatstone.
Bimetal Thermometer
Bimetal terbuat dari dua macam logam yang disatukan. Prinsip kerja alat
ini adalah berdasarkan perbedaan muai panjang dari dua buah logam yang
berlainan jenis jika ada perubahan panas padanya. Karena koefisien muai
panjang yang berbeda ini, maka apabila bimetal tersebut kena panas
kecil
40
BAB. IV
BASIC THEORY CONTROL VALVE
MODUL I-02 41
Output : Output valve adalah fluida mengalir melalui valve. Gas, uap dan
cairan adalah fluida.
Aksi Direct : Aksi direct dapat ditentukan dengan melihat hubungan antara
input dan outputnya. Jika kenaikan input menyebabkan kenaikan output maka
dikatakan bahwa valve tersebut mempunyai aksi direct.
Aksi Reverse : kenaikan input menyebabkan menurunnya output maka
Istilah berikut mempunyai hubungan dengan control valve aksi direct:
· ATO adalah naiknya sinyal akan menyebabkan valve membuka.
· Fail Closed – Jika sinyal yang menuju valve hilang maka valve menutup.
Pada gambar dibawah ini, control valve aksi direct dengan menggunakan
simbol standar ISA. Anak panah berada di stem valve untuk menunjukkan
bila terjadi posisi ”gagal”.
2. Rating
Rating valve yang dimaksud disini adalah kemampuan valve untuk
memberikan aksi yang tepat pada range dan presure tertentu.
Contoh : Temperatur operasi : 700 C.
Tekanan operasi : 22 kg/cm2
ternyata diperlukan control valve dengan carbon steel body yang mempunyai
rating 150.
42
3. Characteristic
Karakteristik valve berhubungan antara bukaan valve dengan besar kecilnya
aliran. Hubungan ini dinyatakan dengan grafik berdasarkan range penuh dari
valve ( 0 persen sampai 100 persen).
Tiga karakteristik valve yang utama adalah: karakteristik aliran linier,
karakteristik aliran equal presentage, karakteristik aliran quick opening.
Aliran yang melalui valve adalah sebanding dengan luasan dari bukaan dan
akar kuadrat dari pressure drop yang terjadi pada valve. Kedua faktor berubah-
ubah maka luasan berubah-ubah karena persen travel (posisi) dari valve,
sedangkan pressure drop adalah berhubungan dengan kondisi diluar valve dan
tata ruang proses yang sudah tetap seperti tata letak serta instalasi perpipaan.
MODUL I-02 43
Pemilihan dari karakteristik valve yang benar adalah sangat penting, ketika
akan merencanakan lup pengontrolan, dengan kata lain sistem mungkin tidak
stabil dan sulit dikontrol secara efektip.
4. Range ability
Range ability adalah perbandingan antara maximum dan minimum flow yang
bisa dikontrol. Jadi range ability menentukan daerah dimana valve bekerja
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
5. Capacity
Kapasitas atau kecepatan mengalirkan dari control valve harus bersesuaian
dengan kondisi proses yang akan dikontrol. Besaran yang menentukan
kemampuan dari valve adalah angka Cv (koefisien ukuran valve). Semua
pabrik pembuat control valve menerbitkan angka Cv dari masing-masing
valve mereka. Terlalu sulit untuk mencari definisi dari Cv, karena itu kadang-
kadang dikatakan bahwa valve mempunyai Cv = 1 bila air murni mengalir
sebesar satu US gallon/mm melalui valve yang buka penuh dengan pressure
drop pada valve dijaga tetap1 psig pada kondisi temperatur standar (60oF) dan
tekanan (14,69 psia).
Metode penentuan ukuran valve dengan pendekatan nilai Cv telah diterima.
Tiga rumus dasar untuk perhitungan Cv adalah:
a) Untuk cairan
Cv = Q G / DP
b) Untuk gas
Cv = Q / 1360 T f G / D P P2
Harus dicatat bahwa batasan yang terpenting adalah ditentukan oleh nilai DP
yang digunakan untuk penentuan ukuran vapour dan gas. Itu tidak pernah
dapat melebihi setengah dari tekanan inlet absolut (P1) sekalipun valve akan
menyerap sampai 100% dari tekanan inlet. Jika presure drop lebih besar dari
½ P1, gunakan ½ P1 untuk kedua DP dan tekanan downstream (P2). Ingat
penggunaan pengaturan tekanan downstream ini (1/2P1) dalam menentukan
volume spesifik (V) downstream adalah pada kondisi tersebut.
Aliran Maksimum
Pada kecepatan aliran maksimum, diplot tekanan statik fluida versus lokasi
phisik sistem. Kemudian plot tekanan yang dikirimkan dan yang tersisa dari
kiri ke kanan, dan berhenti pada control valve. Perbedaan antara titik-titik
Kt rev 3
MODUL I-02 45
terakhir ini adalah pressure drop dari control valve yang harus dipertahankan
pada aliran maksimum.
Aliran Minimum
Analisis yang serupa dapat dibuat untuk aliran minimum. Dari curva pompa,
tekanan outlet adalah lebih tinggi pada aliran yang rendah. Karena kecepatan
fluida terrendah, pressure loss pada pipa dan fitting akan lebih rendah
dibanding pada aliran maksimum. Kenaikan tekanan yang tinggi terjadi pada
inlet dari control valve, dan kemudian terjadi penurunan tekanan pada outlet
dari control valve. Sebagai akibatnya, pressure drop yang harus dipertahankan
pada control valve lebih besar pada kecepatan aliran rendah disbanding pada
kecepatan aliran yang tinggi.
Untuk meyakinkan bahwa ukuran valve dihitung dengan tepat, maka
penentuan ukuran control valve selalu dibuat pada pressure drop dengan
kecepatan aliran maksimum dan kecepatan aliran minimum.
Adalah koefisien flow yang besarnya sama dengan flow rate water (gpm) pada
temperatur 60oF melalui valve yang terbuka penuh, dengan tekanan drop pada
valve 1 psi.
46
Contoh :
Asumsi bahwa control valve akan mengatur aliran air dari tangki, seperti pada
gambar dibawah.
Hitung ukuran valve yang harus digunakan.
Ketinggian air yang akan dikontrol didalam tangki pada level 25 feet dengan
mengatur aliran keluar. Aliran masuk yang diukur bervariasi antara 0 sampai
120 galon per menit (gpm).
Penyelesaian:
Aliran keluar maksimum dari tangki harus sama dengan aliran masuk, yaitu
120gpm. Karena 1 feett air menghasilkan tekanan 0,433 psi, maka 25 feet
water akan menghasilkan perbedaan tekanan sebesar 0,433 psi x 25 = 10,8 psi.
Cv = Q G / DP
Kt rev 3
MODUL I-02 47
dimana:
Q = kecepatan aliran, U.S. gpm
DP = Perbedaan tekanan pada valve dalam psi
G = specific gravity dari water (1.0)
Kita dapat menentukan ukuran dan jenis valve yang diperlukan untuk Cv =
36,5. Ikuti sumbu horisontal dari kiri ke kanan pada Cv = 36,5. Gambarkan
garis kearah atas dari titik ini sampai berpotongan dengan garis diagonal
paling atas.Ukuran garis diagonal menyatakan ukuran paling kecil dari valve
yang dibutuhkan. Dalam kasus ini valve 2 inci kira-kira 90% akan
menyediakan aliran yang diinginkan
48
6. Positioner
Untuk meyakinkan bahwa posisi plug control valve selalu proporsional
dengan output pressure controller, menghilangkan / mengurangi gesekan
packing box dan rugi histerisis.
Pengertian Fail Safe
Suatu pertimbangan penting ketika memilih control valve untuk aplikasi khusus
dalam posisi gagal tetapi aman. Tergantung proses yang dikontrol, kita memilih
valve untuk aplikasi sedemikan sehingga ketika terjadi kehilangan sinyal, maka
valve gagal tetapi dalam posisi aman.
Aktuator diaphragma pneumatik mempunyai posisi full open atau full close. Hal
ini adalah bagian dimana valve ditentukan oleh apakah aksi valvenya air to open
atau air to close seperti dijelaskan sebelumnya. Spring internal yang mempunyai
gaya yang melawan aktuator adalah yang bertanggung jawab terhadap seting
valvenya apakah posisi membuka atau posisi menutup.
Ketika memilih valve yang terpenting ialah memahami karakteristik yang
dikontrol, dan memilih valve yang sesuai yang dibutuhkan proses tersebut.
Sebagai contoh, kita akan menggunakan valve untuk mengontrol temperature air
yang meninggalkan heat exchanger seperti terlihat pada Gambar dibawah dibawah
Proses seperti pada Gambar diatas, dipilih valve fail closed. Jika sinyalnya yang
menuju valve hilang, maka valve harus menutup dan air yang dipanaskan tetap
dingin. Dalam proses ini jika menggunakan valve gagal membuka maka air
mungkin mendidih dan menghasilkan tekanan yang berlebihan pada heat
Kt rev 3
MODUL I-02 49
Diaphragma adalah elemen fleksibel dibuat dari material seperti karet atau
bahan polimer sintetis, yang digunakan untuk mentransmit tenaga pada
pelat diaphragma dan juga merupakan penyekat udara yang kuat.
- Pelat Diaphragma : Sebuah pelat diaphragma yang digunakan untuk
mentransfer sinyal kontrol ke stem aktuator.
- Pegas Aktuator (Actuator Spring) : Pegas atau spring digunakan untuk
melawan gaya pelat diaphragma dan akan mengembailkannya ke kondisi
semula.
- Stem Aktuator (actuator stem) : Batang atau poros yang
menghubungkan pelat diaphragma ke plug valve.
- Spring Seat : Sebuah alat yang digunakan sebagai dudukan / memegang
pegas atau spring.
- Spring Adjuster : Koneksi yang digunakan untuk menyetel regangan
pegas aktuator.
- Stem Connection : Klamp yang digunakan untuk memegang stem
aktuator dan stem plug valve.
- Yoke : Struktur yang menyangga asembli aktuator dari asembli bonnet.
- Travel Indicator : Sebuah plat tipis yang digunakan untuk menunjukkan
posisi valve.
- Skala Indikator : Skala ukur untuk menunjukkan posisi valve apakah
valve dalam posisi (O ”open” atau C ”close”).
- Asembli Body Valve : Asembli body valve terdiri dari :
- Valve Body, Asembli Bonnet dan Trim Valve.
Asembli Bonnet: Asembli bonnet ditempatkan dibagian atas bodi valve dan
mempunyai seal untuk stem valve dengan maksud untuk mencegah kebocoran
fluida disepanjang stem. Biasanya menggunakan 3 gasket untuk seal bonnet
pada bodi valve. Bonnet mengikat aktuator.
Kt rev 3
MODUL I-02 51
2. Actuator Piston
Aktuator piston beroperasi dengan suplai lebih tinggi (tipikal 60 – 150 psi)
dibanding tipe diaphragma. Aktuator piston juga memberikan stem travel
lebih besar dibanding tipe diaphragma.Tekanan beban dapat dimasukkan pada
bagian atas atau bawah untuk menggerakkan piston keatas atau kebawah.
Ketika pada bagian atas dibebani dengan tekanan udara maka bagian bawah
harus di dikosongkan agar piston dapat bergerak dan sebaliknya bila bagian
bawah dibebani maka bagian atas harus dikosongkan.
Posisi Fail
Aktuator piston standar berbeban doubel mempunyai “sebagai fail save
position”. “Sebagai fail save position” mempunyai arti bahwa bila ada
kejadian sinyal mengalami kegagalan maka valve tidak menutup penuh atau
membuka penuh tetapi tetap berada pada posisi terakhir. Agar memberikan
posisi fail save, maka sebuah spring harus ditambahkan untuk menggerakkan
aktuator piston pada posisi buka penuh atau tutup penuh.
3. Aktuator Elektrik
Aktuator listrik pada dasarnya adalah motor listrik (biasanya tiga phase)
dihubungkan dengan stem valve melalui gear set. Kombinasi dari motor, gear
set, limit switch dan valve disebut “ valve yang dioperasikan dengan motor”
atau “motor operated valve” atau “MOV”.
MODUL I-02 53
MODUL I-02 55
kPa. Regangan pegas harus disetel supaya aktuator bekerja pada range penuh
sesuai dengan sinyal input yang dimasukkan yaitu range penuh. Pastikan
bahwa regangan pegas di set supaya bila diberi tekanan 3 psi ada sedikit
gerakan untuk mulai menggerakkan stem penghubung, kemudian pastikan
stem aktuator berhenti bergerak ketika sinyal input mencapai 15 psi.
Pegas mungkin memerlukan sedikit regangan untuk memberikan respons yang
benar pada sinyal input.
Jika aktuator telah diperiksa dan diset dengan benar maka itu dapat dipasang
ke valve dan diletakkan kembali pada aplikasinya.
Nomor Seri : Nomor seri berhubungan dengan nomor seri gabungan dari
valve dan aktuator.
Tipe : Berhubungan dengan apakah aksi valve tersebut air to open (direct)
atau air to close (reverse).
Tekanan diaphragma 3 sampai 15 PSI : Informasi ini berhubungan dengan
range tekanan operasi diaphragma teristal. Range tekanan ini berbeda dengan
range bench set.
Bench Set : Karena tekanan operasi proses memakai gaya pada plug valve
maka hal ini perlu bench set valve yang berbeda dengan range operasi 3 – 15
psi. Ketika valve diinstal maka stroke yang sebenarnya adalah 3 sampai 15 psi
sinyal input.
Ukuran Bodi: Ukuran bodi berhubungan dengan ukuran valvenya itu sendiri.
Rating : Berhubungan dengan tekanan statis maksimum dari valve. Valve
tidak bisa dioperasikan dalam proses yang mempunyai nilai yang lebih tinggi
dari nilai rating ini.
Travel : Berhubungan dengan stroke valve atau jarak plug yang akan bergerak
dari tutup penuh atau buka penuh.
Material Bodi: Material bodi berhubungan dengan tipe logam bahan bodi
valve.
Karakteristik Flow : Karakteristik flow berhubungan dengan tipe plug yang
ada didalam valve. Karakteristik plug biasanya linier, equal percentage dan
quick openeing.
Material Plug : Material plug biasanya berbeda dengan material bodi valve.
Informasi diatas adalah informasi penting tentang control valve. Informasi ini
penting untuk menentukan apakah valvenya sesuai dengan aplikasi atau tidak.
Informasi secara lengkap tentang valve dapat ditemukan pada lembaran
spesifikasi ISA yang telah dilengkapi pada setiap control valve dalam lup
proses.
Lembaran-lembaran tersebut berisi spesifikasi operasi untuk valve dan penting
untuk pemeliharaan yang benar dan prosedur reparasi.
Kt rev 3
MODUL I-02 57
MODUL I-02 59
· Pelaksanaan kalibrasi
a. Membuat Rangkaian Kalibrasi Control Valve seperti gambar dibawah ini
PI
4-20mA
Signal Regulator
I/P
PI
Air Supply
Signal
Air Supply
MODUL I-02 61
penuh menjadi membuka penuh. Ketika valve diinstal pada proses dan tekanan
proses yang beraksi pada plug kemudian sinyal yang sebenarnya adalah 3 –
15 psi yang diperlukan untuk menggerakkan valve.
Ketika mengkalibrasi valve periksalah range input aktuator. Jika valve
mempunyai nilai bench set, berarti valve harus mulai stroke atau bergerak
pada nilai tekanan minimum pada nilai bench set tersebut. Jika valve tidak
mempunyai nilai bench set, maka nilai minimum tekanan tersebut untuk mulai
bergerak adalah 3 psi atau 20 kPa. Periksa lembaran spesifikasi atau tag valve
untuk tekanan ini.
Diagram poin-poin penyetelan (adjustment) terlihat pada Gambar dibawah.
MODUL I-02 63
Seting Travel
Ketika sinyal input minimum (3 psi) pada valve digunakan pada aktuator
valve maka plug harus terletak pada seatnya sedemikian rupa sehingga tidak
adak aliran yang melewati valve tersebut. Ketika sinyal dinaikkan plug mulai
membuka. Adjustment stem perlu diperlakukan seperti ini. Stem dapat
dinaikkan atau diturunkan dengan mengendorkan mur pada konektor stem dan
memutar stem searah dengan arah jarum jam untuk mengangkat plug tau
memutar berlawanan arah jarum jam untuk menurunkan plug. Gunakan range
sinyal input penuh pada valve atau 15 psi. Ukur jarak gerakan (travel) untuk
melihat batas jarak gerakan (travel) plug yang diinginkan. Setelah stroke valve
disetel dengan cara yang benar kemudian kencangi murnya sedemikian rupa
sehingga stem valve tidak akan bekerja diluar travelnya.
MODUL I-02 65
BAB V
SISTEM PENGENDALIAN
mengatur bukaan valve. Hal ini juga berlaku pada suatu pengendalian
otomatis, hanya saja pada pengendalian otomatis semua pengaturan
dilakukan oleh alat-alat instrumentasi. Jadi pada pengaturan
otomatis manusia hanya melakukan pengaturan terhasap set value
(SV) dan untuk yang lainnya dilakukan oleh instrumentasi tersebut.
Pemakaian
panas (di pabrik)
LOAD
Posisi bukaan Aliran bahan
(Opening) bakar masuk
VALVE
FURNACE -
(PROSES) Temperatur
+
5.4. TERMINOLOGI :
Variabel proses atau variabel yang dikontrol adalah variabel dimana
nilainya harus dipertahankan pada nilai yang presisi. Sebagai contoh,
mungkin kita dapat memanipulasi aliran cairan kedalam tangki untuk
mengatur level yang ada didalam tangki. Level yang ada didalam
tangki adalah variabel yang kita kontrol (variabel kontrol) atau
variabel proses.
Variabel proses adalah variabel dimana nilai yang kita ukur dengan
transmiter dan mengirimkannya ke kontroler agar dipantau dan
pertahankannya.
Ada empat variabel proses yang umum yaitu : temperatur, tekanan,
flow dan level.
Ada satu proses dimana variabel yang dikontrol sama dengan variabel
yang dimanipulasi yaitu proses flow.
Operator harus tahu span variabel yang dikontrol jika ia perlu tahu
nilai engineering nyata dari set point dan juga proses variabel.
Dalam suatu hal, nilai set point atau nilai yang diinginkan proses
pada lup kontrol dirancang untuk dipertahankan.
73
5.4.4 Transmiter
Transmtter adalah merupakan instrument yang merubah besaran
yang dihasilkan oleh sensing element (sensor) menjadi suatu sinyal
standar agar dapat dimengerti oleh instrument lainnya (controller,
recorder).
5.4.5 Controller
Controller adalah instrument yang fungsinya membandingkan
process variable yang sedang berjalan terhadap set variable dan
hasilnya digunakan sebagai dasar perhitungan control output yang
bersarnya berdasarkan aksi dan mode pengontrolnya, sinyal control
output digunakan sebagai dasar koreksi atas deviasi yang
diterimanya.
Aksi controller adalah :
· Direct action, artinya adalah apabila terdvapat kenaikan
input (PV) melebihi set variable (SV), maka output controller
(mv) akan naik.
· Reverse action, artinya adalah apabila terdvapat kenaikan
input (PV) melebihi set variable (SV), maka output controller
(mv) akan turun.
Sedangkan mode kontroler adalah :
· Proportional (P) Control
· Proportional + Integral (PI) Control
· Proportional + Integral + Derivative (PID) Control
Sinyal control output (mv) digunakan sebagai penggerak final
control element (Control Valve).
5.4.7 Proses
Adalah merupakan variabel yang dikendalikan dalam suatu system
pengendalian.
Ada empat variabel proses yang biasa dikendalikan di dalam suatu
system pengendalian diantaranya adalah berupa tekanan
(Pressure), temperature (Temperature), laju aliran (Flow) dan
tinggi permukaan fluida (Level).
yaitu 4-20 mA atau 1-5 Vdc (untuk transmitter elektrik) atau 3-15
psi (untuk transmitter pneumatic)
4. Elemen Pengatur (Controller), adalah elemen pengatur
memanfaatkan signal error yang dihasilkan untuk kemudian
digunakan sebagai dasar untuk memberikan memberikan
perintah perbaikan yang akan dilakukan oleh elemen pengontrol
akhir (final control element).
5. Elemen Kontrol Akhir (Final Control Element), dapat berupa
control valve, motor, pompa yang menerima dan melaksanakan
signal instruksi yang diberikan oleh controller untuk
mempertahankan nilai variabel proses pada nilai setpoint-nya.
Faktor lain adalah flow rate input dan outflow. Tank overflow
kadangkala menjadi masalah yang harus dihindari sehingga
digunakan redundant control system.
Process Fluid
FT
100
TT
Steam 101
FIC
100 +
TIC
101
► Cascade control
Cascade control pada prinsipnya adalah 2 buah control loop yang
disusun secara serial. Output controller yang pertama
(primary/master) diumpankan pada setpoint controller kedua
(secondary/slave).
Secara umum cascade control dipakai apabila variabel kontrol
primer bereaksi lambat terhadap perubahan disturbance.
Keuntungan pemakaian control ini adalah:
Ø Mengkondisikan agar secondary controller bereaksi lebih cepat
mengatasi disturbance
Ø Mengkondisikan agar secondary controller dapat mengatasi
kondisi non linear pada valve
Ø Memungkinkan agar operator dapat melakukan intervensi
langsung pada secondary controller (misalkan pada saat start-
up)
84
Catatan:
Prosedur tuning untuk cascade control adalah melakukan tuning
pada secondary loop terlebih dahulu diikuti dengan primary loop.
Ini disebabkan tuning pada secondary loop sangat besar
pengaruhnya pada primary loop. Tapi tuning pada primary loop
hampir tidak berpengaruh pada secondary loop.
86
6.1 CONTROLLER
dapat ditolerir. PID control dipakai jika pada proses terjadi offset,
noise dan deadtime yang menjadi masalah.
PID mempunyai nilai parameter yang harus dimasukkan nilainya oleh
pemakai dan nilainya berbeda untuk setiap jenis control. Proses
menentukan nilai-nilai parameter ini dikenal dengan istilah PID
tuning yang akan dibahas pada Bab 5.
Dimana
PB = Proportional Band (%) adalah merupakan persentasi
kenaikan input untuk mendapatkan output 100%.
Kc = Gain (faktor penguatan), didefinisikan sebagai
perbandingan kuat sinyal output terhadap input
PB=50%, Kc=2
2.0
Controller
Output, O
PB=100%, Kc=1
1.0
PB=200%, Kc=0.5
0.5
1
Controller
Error, E
0
Time
PB=200%
Kc=0.5
100 % PB=100%
Kc=1
Measurement
PB=50%
Kc=2 Setpoint
0%
· Bias
Bias adalah jumlah output dari proportional controller ketika
error dalam kondisi zero. Dari persamaan (1), terlihat bahwa
ketika error = zero, controller output juga = zero. Pada saat ini
kondisi valve akan menuju fail-safe position-nya (fully close - NC
atau fully open - NO) dan tidak ada aksi throttling. Akibatnya
proses akan langsung terganggu sekejap setelah di koreksi. Aksi
throttling akan berubah menjadi on/off. Dengan menambahkan
bias, aksi throttling akan muncul, dan posisi valve akan tetap
pada kondisi yang terakhir karena controller tetap mengeluarkan
output. Ini membuat persamaan (1) menjadi:
mv = Kc.E + b ………………………………………….. (3)
Dimana:
b = Bias (persen dari full output)
Umumnya manufaktur akan memberikan nilai preset bias
sebesar 50%. Ini artinya pada saat zero error, controller
masih memberikan 50% output dari skala penuh, berapapun
nilai seting PB-nya. Pemakai dapat melakukan adjustment
output bias secara manual antara 50% sampai 100%.
91
· Offset
Kita sudah mengetahui bahwa error adalah selisih antara
setpoint dengan PV. Pada proportional controller, perubahan
setpoint atau load akan menimbulkan permanent error yang
disebut offset. Offset tidak mungkin dihilangkan oleh
proportional controller karena proportional output hanya
merespon terhadap perubahan error, bukan error permanen.
Besarnya offset dapat dituliskan dalam rumusan:
CO
Inlet SP Offset
valve
PV
www.pas.co
Outle
t
m
Kerugian:
Ø Timbulnya offset (permanent error)
Setting:
Pada PB kecil berarti:
Ø Gain besar
Ø Offset minimum
Ø Kemungkinan timbul cycling
Pada PB besar berarti:
Ø Gain kecil
Ø Offset besar
Ø Loop lebih stabil
Tuning Procedure:
Turunkan gain ½-nya jika terjadi cycling
I action
X%
P action
X%
Controller Output TR
é 1 ù
mv = Kc êe + ò edt ú + b …………………………………… (5)
ë Ti û
Dimana:
Ti = Integral time (reset time)
CO
SP
PV
Kerugian:
Ø Timbulnya reset wind-up
Ø Kemungkinan overshoot
Setting:
Fast reset (repeats/min kecil) :
Ø Gain tinggi
Ø Proses kembali menuju setpoint dengan cepat
Ø Kemungkinan cycling
Slow reset (repeats/min besar):
Ø Gain kecil
Ø Proses kembali ke setpoint dengan lambat
Ø Loop lebih stabil
Tuning Procedure:
Ø Turunkan reset 1/3-nya jika terjadi cycling
95
é d ù
mv = Kc êe + Td e ú + b …………..……………………… (6)
ë dt û
Dimana:
Td = Derivative time
é 1 d ù
mv = Kc êe + ò e dt +Td e ú .……………………………. (7)
ë Ti dt û
CO
SP
PV
Kerugian:
96
Setting:
Large rate (minutes kecil):
Ø Gain tinggi
Ø Perubahan output besar
Ø Kemungkinan cycling
Slow rate (minutes besar):
Ø Gain kecil
Ø Perubahan output kecil
Ø Loop lebih stabil
Yang dimaksud dengan gain loop adalah perkalian antara gain yang
terlihat di dalam sistem pengendalian proses (controller gain, plant
gain, transmitter gain dan Control valve gain). Gain loop dapat diatur
melalui gain controller dengan cara mengatur proportional band
(PB).
Secara matematis gain loop dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kl = Kc x Kp x Kt x Kv
Dimana :
Kl = gain loop
Kc = gain controller
Kp = gain plant
Kt = gain transmitter
Kv = gain valve
a b
=r
(pd)
2
Fy h 2 g - mg .................................... (1)
4
Dimana :
Fy = gaya resultante vertikal
r = massa jenis cairan
(pd)2 = luas penampang silinder
4
g = konstanta gravitasi
h = panjang displacer yang tercelup ke dalam cairan
m = massa silinder
bila Fy = 0, h2 dapat ditentukan :
rAh2g – mg = 0 …………………………………………… (2)
99
h2 rc
= .......................................... (3)
h1 r
Perubahan ketinggian cairan menyebabkan berat displacer berkurang
kemudian diubah menjadi gerakan puntir melalui torque tube.
2. Integral mode
Aksi integral sangat tergantung dari lamanya error , setting
integral dinyatakan dalam repeats per minutes, yaitu berapa kali
aksi proportional yang diulang selama 1 menit. Penambahan reset
berarti menambah satu lagi komponen gain pada controller.
Semakin cepat aksi reset, semakin besar gain.
Reset windup
Reset windup adalah situasi dimana output controller bergerak ke
salah satu posisi extreme (minimum atau maksimum) karena
adanya selisih yang besar antara setpoint dengan proses.
Controller dapat dilengkapi dengan anti reset windup, yang
berfungsi agar output dapat mengejar setpoint dengan cepat dan
meminimilkan overshoot.
101
3. Derivative mode
Pada beberapa proses yang besar dan lambat, respon controller
terhadap perubahan yang kecil tidak begitu baik. Untuk
memperbaiki respon ini diperlukan derivative mode.
Pu
Gain sesuai, proses osilasi kontinyu
BAB. VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi dasar instrumentasi ini merupakan bagian yang terintegrasi dari proses
diklat teknis instrumentasi juga diklat yang lain . Isi materi ini membahas
tentang alat ukur, control valve dan proses control serta analisa penyebab
kegagalan.
Berdasarkan penjabaran dan manfaatnya, tiap pokok bahasan dan sub pokok
bahasan mempunyai karakteristik tersendiri, dimana harapan kami peserta
diklat mau mendalami materi modul ini.
Sistem penyampaian tidak hanya mengacu pada isi modul yang tertulis tapi juga
memasukan unsur realistis peralatan yang terpasang dilapangan dan faktor lain
penyebab kegagalan.
B. Tindak Lanjut
makaryo.
kesalahan pengoperasian
105
DAFTAR PUSTAKA