Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3
Kelompok 3
PENDAHULUAN
Sitologi berasal dari akar kata cytos yang artinya cel dan logos artinya
ilmu pengetahuan. Jadi sitologi berarti ilmu yang mempelajari tentang sel.
Definisi sel adalah sel merupakan unit struktural yang terkecil dari mahluk
hidup yang terdiri dari segumpal protoplasma dan inti sel. Selanjutnya seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga pada tahun 1930 ditemukan
mikroskop elektron. Definisi sel selanjutnya berbunyi “ Sel adalah merupakan
unit struktural dan fungsional yang terkecil yang mampu hidup di dalam suatu
lingkungan yang mati “.
1
Smear adalah pemeriksaan sitologi dari apusan cervix uteri,(2) Sitologi
aspiratif atau FNAB (Fine needle aspirasi biopsi) adalah tindakan medik
untuk mengambil sel dari suatu kelainan organ dengan needle ukuran 22-25
Gauge. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya tumor atau
peradangan.
Pemeriksaan FNAB /BAJAH (Sitologi Aspiratif)dilakukan sebelum
operasi dan pemeriksaan ini lebih sederhana,lebih cepat dan tidak terlalu
intervesif sedangkan untuk pemeriksaan sitologi exfoliatif misalnya PAP
Smear merupakan salah satu pemeriksaan preventif yang berperan untuk
deteksi dini kanker Rahim selain itu pula dapat menjadi follow up pasca
pengobatan.Pada Pap smear adalah pemeriksaan yang berfungsi mendeteksi
perubahan sel-sel leher Rahim (ecto dan endocervix atau bagian luar dan
dalam cervix) sedangkan pada IVA adalah pemeriksaan leher Rahim dengan
cara melihat langsung dengan mata telanjang permukaan leher Rahim
(cervix) setelah memulas dengan larutan asam acetat 3-5%.
Deteksi dini adalah upaya untuk medeteksi dan mengidentifikasi secara
dini adanya kanker sehingga diharapkan dapat diterapi dan memiliki peluang
lebih besar untuk sembuh (80-90%). Berdasarkan data SIRS (System
informasi Rumah sakit Indonesia) 2010 bahwa kanker payudara dan kanker
leher Rahim merupakan jenis kanker tertinggi. Pada pasien rawat inap
maupun rawat jalan diseluruh Rumah Sakit di Indonesia dengan proporsi
sebesar 28,7% untuk kanker payudara dan kanker leher Rahim 12,8%.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pewarnaan giemsa pada pemeriksaan sitologi
BAB II
PEMBAHASAN
2
sebagai hasil dari pertumbuhan yang terus-menerus sel permukaan, dimana
sel-sel yang paling atas selalu terlepas untuk diganti dengan sel yang lebih
muda. Exfoliasi sel yang terjadi spontan dapat kita temukan misalnya pada:
urine, dahak, cairan ascites dan cairan vagina. Sel-sel tersebut akan
mengalami degenerasi bila tidak segera difiksasi. Pada saat terlepas dari
jaringan, sel-sel tesebut terlepas pula dari tekanan sekelilingnya, hingga akan
mengambil bentuk tertentu yang khas, yang dapat sangat berbeda dari bentu
semula sewaktu masih berada dalam jaringan.Berperan untuk menentukan
perubahan struktur sel dikenal dengan istilah sitologi diagnostik. Didalam
pelayanan pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi, pemeriksaan sitologi
dibagi dalam 2 bagian yaitu (1) pemeriksaan sitologi exfoliatif misalnya PAP
Smear adalah pemeriksaan sitologi dari apusan cervix uteri,(2) Sitologi
aspiratif atau FNAB (Fine needle aspirasi biopsi) adalah tindakan medik
untuk mengambil sel dari suatu kelainan organ dengan needle ukuran 22-25
Gauge. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya tumor atau
peradangan.
Pemeriksaan FNAB /BAJAH (Sitologi Aspiratif)dilakukan sebelum
operasi dan pemeriksaan ini lebih sederhana,lebih cepat dan tidak terlalu
intervesif sedangkan untuk pemeriksaan sitologi exfoliatif misalnya PAP
Smear merupakan salah satu pemeriksaan preventif yang berperan untuk
deteksi dini kanker Rahim selain itu pula dapat menjadi follow up pasca
pengobatan. Pap smear berbeda dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat). Pada Pap smear adalah pemeriksaan yang berfungsi
mendeteksi perubahan sel-sel leher Rahim (ecto dan endocervix atau bagian
luar dan dalam cervix) sedangkan pada IVA adalah pemeriksaan leher Rahim
dengan cara melihat langsung dengan mata telanjang permukaan leher Rahim
(cervix) setelah memulas dengan larutan asam acetat 3-5%.
3
1. Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus menggunakan jarum 10 cc dengan
tekanan yang mampu menarik sel.Digunakan untuk daerah patologi yang
jauh. Contohnya di leher.Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus menggunakan
ganggang piston untuk membantu spit mengambil kanker yang padat. Dengan
caranya :
4) Normalkan piston.
4
4. Cairan ; pleura, sputum (cairan di bronkoli dan alveoli), BAL, dubur, vagina.
Kalau di mulut biasanya cara mengambilnya dikumur-kumur, lalu
disentrifuge (diputar dengan kecepatan tinggi) maka didapat sel akan terpisah
dari cairan.
Setelah diambil dan ditaruh di objek glass, ada 2 pilihan difiksasi atau
tidak . jika Fiksasi digunakan dalam waktu lebih dari 1 jam, Sel yang difiksasi
akan diberi alkohol 96% (alkohol absolut)atau 50% untuk cairan.Pewarnaan
yang digunakan yaitu pewarnaan Hmatosilin-Eosin atau Papanicoulou. Jika
tidak difiksasi, contohnya apusan darah kering diwarnai dengan pewarna
Giemsa.
5
Pada pemeriksaan sitologi yang diperiksa morfologi sel-sel cairan tubuh.
Sediaan atau disebut duga preparat dibuat berupa apusan pada objek glass
yang diwarani dengan pewarnaan tertentu.
d. Bahan :
3. Methanol
e. Prosedur kerja
1. teteskan satu tetes darah pada objek glass (tidak menggunakan darah
dengan antikoagulan),
3. Diwarnai dengan giemsa setelah dibasuh dengan air untuk melisiskan sel
darah tanpa dilakukan fiksasi dengan metanol.
6
sediaan apus darah tipis
1. diteteskan satu tetes darah dibuat apusan sehingga membentuk bagian tipis
dan keringkan
1. Slide yang telah berisi hapusan sediment dilakukan fiksasi kering dengan
cara diangin-anginkan atau didiamkan pada suhu ruang selama
beberapa saat.
2. Setelah sediaan benar-benar kering, maka dilakukan pewarnaan Giemsa
dengan memasukan slide ke dalam larutan methanol dan diamkan selama
5 menit.
3. Setelah itu, masukan slide ke dalam zat warna giemsa dan diamkan
selama 5 - 15 menit.
4. Keringkan slide dengan cara memiringkan slide selama beberapa saat
sampai sediaan benar-benar kering.
5. Setelah slide kering, lakukan mounting dengan cara meletakan etillen atau
lem diatas slide lalu segera tutup dengan cover glass.
6. Ratakan permukaan slide menggunakan pinset sehingga tidak
terdapat gelembung udara pada slide. Setelah kering, baca slide dengan
mikroskop dengan perbesaran 100x (Gandasoebrata,2007).
f. Skema Kerja
7
Gambar 1. skema kerja pewarnaan giemsa
8
Kolagen, jaringan ikat, dan semua
jaringan lainnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
jaringan, sel-sel tesebut terlepas pula dari tekanan sekelilingnya, hingga akan
mengambil bentuk tertentu yang khas, yang dapat sangat berbeda dari bentu
semula sewaktu masih berada dalam jaringan.Berperan untuk menentukan
perubahan struktur sel dikenal dengan istilah sitologi diagnostik. Didalam
pelayanan pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi, pemeriksaan sitologi
dibagi dalam 2 bagian yaitu (1) pemeriksaan sitologi exfoliatif misalnya PAP
Smear adalah pemeriksaan sitologi dari apusan cervix uteri,(2) Sitologi
aspiratif atau FNAB (Fine needle aspirasi biopsi) adalah tindakan medik
untuk mengambil sel dari suatu kelainan organ dengan needle ukuran 22-25
Gauge. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya tumor atau
peradangan.
pewarnaan Giemsa adalah sebagai teknik standar untuk mewarnai parasit
plasmodium penyebab malaria, selain itu tehnik ini juga digunakan dalam
histologi karena mampu mewarnai kromatin, membran inti sel,
metachromasia, dan komponel sel lainnya dengan kualitas yang dinilai
memuaskan. Selain itu, tehnik pewarnaan Giemsa juga merupakan teknik
dasar untuk mengklasifikasikan sel limfoma dalam klasifikasi Kiel. Dimana
Hasil positif akan ditandai dengan warna ungu : Nukleus, dan semua
Substansi basofilik, sitoplasma basofilik, bakteri, Ca. sedangkan Hasil
negative akan ditandai dengan warna merah: Eosinofil, Sitoplasma, Granula,
Serabut Kolagen, jaringan ikat, dan semua jaringan lainnya.
3.2 saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, di
butuhkan saran berupa kritik, solusi, dan masukan yang positif demi
menyepurnakan makalah ini, sehingga penulis bisa menyempurnakan
makalah ini.
11