You are on page 1of 26
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, NOMOR 3/KN/2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA. DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang merupakan salah satu kekayaan yang dikuasai negara, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.06/2010 tentang Penilaian Kekayaan Yang Dikuasai Negara Berupa Sumber Daya Alam; b. bahwa untuk meningkatkan kualitas dan akuntabilitas penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara, perlu menyusun pedoman dalam melakukan penilaian sumber daya alam Batubara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Pedoman Penilaian Kekayaan Yang Dikuasai Negara Berupa Sumber Daya Alam Batubara; Mengingat : 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.06/2010 tentang Penilaian Kekayaan yang Dikuasai Negara Berupa Sumber Daya Alam; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.06/2014 tentang Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1, Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh- tumbuhan. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2. Direktorat_ Jenderal adalah Direktorat _ Jenderal Kekayaan Negara. 3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara. 4. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. 5. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. 6. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. 7. Penilaian adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk memberikan opini nilai yang didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu atas objek tertentu pada saat tanggal penilaian. 8. Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, untuk selanjutnya disebut Penilai Direktorat Jenderal adalah Penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal yang diangkat olch kuasa Menteri Keuangan yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan penilaian secara independen. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Objek Penilaian yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yaitu kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara. Pasal 3 (1) Penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara dilakukan dalam rangka pemanfaatan, pengusahaan, dan/atau perkiraan potensi dengan tujuan untuk menentukan nilai wajar, (2) Perkiraan potensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup penilaian dalam rangka pelaporan_nilai sumber daya alam Batubara. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BAB III PERMOHONAN PENILAIAN Pasal 4 (1) Kantor Pusat, Kantor Wilayah, atau Kantor Pelayanan sesuai dengan kewenangannya menerima permohonan penilaian yang disampaikan secara tertulis dari Pemohon Penilaian. (2) Permohonan Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan data berupa: a. fotokopi dokumen legalitas; dan b. informasi mengenai objek penilaian. (3) Pemohon Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari: a. pengelola sektoral di bidang sumber daya alam Batubara yaitu. ~- Kementerian/Lembaga — dan Pemerintah Daerah; b. pihak lain yang berwenang dalam pengelolaan fiskal. (4) Fotokopi dokumen legalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi: a, fotokopi izin usaha pertambangan (IUP) atau izin usaha pertambangan khusus (IUPK) atau izin pertambangan rakyat (IPR); b. fotokopi kuasa pertambangan; dan/atau c. fotokopi —Perjanjian - Karya_—-Pengusahaan Pertambangan Batubara. (5) Informasi mengenai objek penilaian _ sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi: a. latar belakang permohonan; b. tujuan penilaian; c. deskripsi objek penilaian, yaitu: 1. lokasi; kuantitas; 3. kualitas/kadar; 4. sistem penambangan; dan 5. _luas wilayah usaha/kerja. (6) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf c angka 4 dan angka 5 untuk permohonan penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam batubara yang belum diusahakan/dikerjasamakan dengan pihak ketiga, tidak perlu disertai dengan data dan informasi. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BAB IV PENDEKATAN PENILAIAN Pasal 5 Pendekatan penilaian yang digunakan dalam _penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara antara lain: a. pendekatan data pasar; b. pendekatan biaya; dan/atau . pendekatan pendapatan. Pasal 6 (1) Pendekatan data pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian dengan cara mempertimbangkan data penjualan dan/atau data penawaran dari objek pembanding sejenis atau pengganti dan data pasar yang terkait melalui proses perbandingan (2) Ketentuan mengenai penggunaan pendckatan data pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 7 (1) Pendekatan biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat/memperoleh objek Penilaian atau penggantinya pada waktu Penilaian dilakukan kemudian dikurangi dengan penyusutan fisik, keusangan fungsional, dan/atau keusangan ekonomis, (2) Ketentuan mengenai _penggunaan_pendekatan _biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini Pasal 8 (1) Pendekatan pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c dilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian dengan cara mempertimbangkan pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan objek Penilaian melalui proses kapitalisasi langsung atau pendiskontoan. (2) Ketentuan mengenai penggunaan pendekatan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Ill yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Ge BAB V LAPORAN PENILAIAN Pasal 9 (1) Hasil penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara dituangkan ke dalam laporan penilaian. (2) Penyusunan laporan penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 10 Laporan Penilaian yang dibuat oleh Tim Penilai Direktorat Jenderal berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal Penilaian. Pasal 11 Laporan Penilaian hanya dapat dipergunakan sepanjang ditandatangani oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) anggota Tim Penilai Direktorat Jenderal. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku: a. Laporan Penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara yang dilakukan oleh Penilai Direktorat | Jenderal sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini dinyatakan tetap berlaku; b. Pelaksanaan penilaian kekayaan yang dikuasai negara berupa sumber daya alam Batubara oleh Tim Penilai Direktorat Jenderal yang masih belum selesai, proses selanjutnya mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal ini. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA oe BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2014 DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, ttd HADIYANTO, Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ub. Kepala Bagian Umum, artolof IP 19680323 198803 1 004 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 1 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR 3/KN/2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA DENGAN PENDEKATAN DATA PASAR (MARKET DATA APPROACH) Pendekatan data pasar (market data approach) dalam Penilaian sumber daya alam Batubara diterapkan pada semua tahapan_pertambangan Batubara. Penggunaan pendekatan data pasar dalam _ penilaian pertambangan batubara dilakukan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku Setiap Cebakan Batubara bersifat unik, sehingga perbandingan transaksi secara langsung sulit dan jarang menemukan kesesuaian. Meskipun demikian Pendekatan data pasar tetap merupakan pendekatan yang penting dalam penilaian pertambangan batubara. . Prinsip dari pendekatan data pasar adalah menggunakan harga transaksi dari aset sejenis yang sebanding untuk menetapkan nilai dari aset. Penilaian dengan menggunakan pendekatan data pasar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. mengidentifikasi data dari beberapa perusahaan tambang Batubara sejenis; 2. mengidentifikasi data harga transaksi atau penawaran, jumlah cadangan, dan kadar/kualitas Batubara; 3. menghitung harga transaksi atau penawaran untuk per satuan unit misalnya rupiah/ton; 4. mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai yaitu: a. kadar/kualitas; b. biaya penambangan (gali, muat dan angkut); c. umur tambang; dan/atau d. masa berlaku izin usaha pertambangan Batubara. 5.melakukan analisis perbandingan dengan memberikan penyesuaian (adjustment) pada faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan antara objek penilaian dengan objek pembanding; 6.melakukan pembobotan terhadap indikasi nilai yang dihasilkan dari masing-masing objek pembanding; 7. menentukan simpulan indikasi nilai dalam satuan mata uang Rupiah. . Dalam hal diperlukan, —_Penilai_-Direktorat Jenderal_—_ dapat mempertimbangkan faktor lain yang mempengaruhi nilai selain yang disebutkan pada huruf D angka 4. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA oe CONTOH PENILAIAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA PASAR Contoh 1: Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan data suatu perusahaan tambang Batubara PT X dengan metode tambang terbuka di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Perusahaan berada dalam tahap produksi dengan cadangan 15.000.000 MT, kadar/kualitas kalori 5.700 keal/kg, kapasitas produksi per bulan 250.000 MT, luas areal 1.843 ha. Penilaian dilakukan pada bulan Desember 2013. Adapun data pembanding disajikan sebagaimana dalam tabel berikut ini: Pembanding I Pembanding II Pembanding Ill Nama KP PTA cVB PTC | LokasiTambang | Kec. Gunung Kec. Awangdan | Kec. Kembang Bintang Ara, Dusun Timur, Kab. | Jenggot dan Pandang-Patas Barito Timur, Kenohan, Kab. Kutai Barito Selatan Kalimantan Tengah | Kartanegara, | Buntok), Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Jenis Transaksi Jual Beli Jual Beli Juai Beli Waktu Transaksi Desember 2013 Januari 2013 Desember 2013 Tzin Usaha Produksi Nomor 535 | Produksi Nomor | Produksi Nomor Pertambangan (IUP) | Tahun 2009) 150 Tahun 2009 540/004 /IUP- OP/DPE- EV/V/2009. KW KTN2009 004 OP. Luas (Ha) 1.283,44 1.179,00 5.000,00 | Data Bor (titik) 20 18] ae 18 | Mineable Reserve 8.609.843,00 | 8.298.005,35, 2.965.844,00 | (MT) | | Biaya penambangan 350.000 400.000 300.000 | | (p/m) Kapasitas Produksi 75.000,00, 75.000,00 75,000,00 (MT/bulan) Kalori Batubara 6.500 5.300 - 5.600 5.240 (Kcal/Ke) Harga Take Over 130.000.000.000 80.000.000.000 50.000.000. 000 | (Rp) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA oe Penilaian menggunakan pendekatan data pasar dilakukan sebagai berikut. Pembanding! | Pembanding i | Pembanding Il | Objek Penilaian Nama KP PTA cv.B PTC Pr.D Tokasi Tambang Kec. Gunung | Kec. Awang | Kec. Kembang | Tamiang Bintang Ara, [dan Dusun | Jenggot dan _| Layang, Kab. Pandang-Patas | Timur, Kab. | Kenohan, Kab. | Barito Timur, Barto Selatan | Barito Timur, | Kutai Kalimantan (Bontok), Kalimantan | Kartanegara, | Tengah Kalimantan __| Tengah Kalimantan Tengah Timur Tenis Transaksi Jual Bel Taal Bel Jual Bel Ponilaian Potensi Waka Transakei Desember 2013 | Januari 013 _| Desember 2013 | Desember 2013 Tain Usaha Produksi Nomor_| Produksi Produksi Produksi, Pertambangan (IUP) | 535 Tahun 2009 | Nomor 150 _| Nomor Pengangkutan Tahun 2009 | 540/004/1UP- | dan Penjualan OP/DPE- EV/V/2009. KW KTN2009 004 OP, Tuas (ay 1.283,44 7.179,00 5,000,00, 1,843,00 Mineable Reserve (MT) 8,609.843,00| _8.298.005,35| _2.965.844,00 | _15,000.000,00 Bia e rermn basen 350,000 400,000 300.000 350.000 (Rp/MT) Kapasitas Produkst = a a aes 75.000 75.000 75.000 250.000 Kalori Batubara ae 6.500] 5.300 - 5.600 5.240 5.700 Harga Take Over (Rp) 130.000.000.000 | 80.000.000.000 | 50.000.000.000 Harga Take Over 15.099 9.641 16.859 {Rp/MT) Penyesuaian Jenis Transaksi 0% 0% 0% Waktu Transaksi 0% 10% 0% Luas 0% 0% 0% Biaya Penambangan 0% 5% 5% Target/kapasitas : a a nares 15% 15% 5% Kalori Batubara “7% 1% 2% Jumlah Penyesuaian a aie iat a) Indikasi nilai (Rp/MT) 16.307 12.630 15.510 Pombobotan| 50% 30% 20% Nilai Pasar setelah Se a 8.153 3,789 3,102 Nilai Pasar Wajar naa ‘Tambang (Rp/MT) Nilai Pasar Wajar Tambang (Rp) 225.664.585.441 Pembulatan (Rp) 225.664.586.000 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Bae Contoh 2: Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan data-data suatu sumber daya alam Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Data sumber daya alam Batubara di daerah tersebut sebesar 10.000.000 MT. Berdasarkan pengamatan pada tambang Batubara di dacrah sckitar diperoleh informasi kadar kalori Batubara di daerah tersebut 6.000 kcal/kg, biaya penambangan sebesar US$ 35/MT. Harga pasar Batubara dengan kadar kalori, sulfur, air dan abu yang memiliki spesifikasi mirip adalah US$ 75/MT. Tarif royalti yang berlaku adalah 7,5% dan kurs US$ = Rp 11.500. Berdasarkan asumsi bahwa hanya 10% dari total sumber daya ini yang dapat dieksploitasi secara teknikal dan komersial (probability of success), maka perhitungan nilai sumber daya alam ini adalah sebagai berikut: Perkiraan cadangan yang bisa ditambang = 10% x 10.000.000 = 1.000.000 MT Pendapatan bruto = US$ 75 x 1.000.000 MT = US$ 75.000.000 Royalti = 7,5% x US$ 75.000.000 = US$ 5.625.000 Biaya operasi = US$ 35 x 1.000.000 = US$ 35,000,000 Pendapatan operasi bersih = US$ 75.000.000 ~ 5.625.000 - 35.000.000 = US$ 34.375.000 Dengan demikian nilai dari sumber daya Batubara tersebut adalah = US$ 34.375.000 x Rp 11.500 = Rp 395.312.500.000 DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, ttd. HADIYANTO. Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ub. Kepala Bagian Umum, artoloy NIP 19680323 198803 1 004 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, NOMOR 3/KN/2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA. DENGAN PENDEKATAN BIAYA (COST APPROACH) A. Pendekatan biaya (cost approach) dalam penilaian sumber daya alam Batubara dapat diterapkan pada pertambangan Batubara yang sedang berada dalam tahap eksplorasi. B. Konsep dasar dari aplikasi pendekatan biaya dalam _penilaian pertambangan batubara adalah nilai riil dari aset eksplorasi terdapat pada kemungkinan keberadaan dan penemuan cadangan Batubara yang ekonomis, Semakin besar potensi dari sumber daya alam Batubara dan prospek ekonomisnya, semakin besar pengeluaran eksplorasi yang dilakukan untuk lebih meningkatkan derajat kepercayaan dari cadangan. C. Penentuan nilai properti eksplorasi dengan pendekatan biaya dilakukan sebagai berikut: 1. properti_ eksplorasi dinilai dari pengeluaran eksplorasi_ sebelumnya ditambah dengan komitmen biaya masa depan; 2, pengeluaran eksplorasi diperhitungkan jika memberikan hasil untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya dan memberikan keyakinan menuju penemuan cadangan Batubara ekonomis; 3. komitmen biaya masa depan merupakan biaya yang akan dialokasikan berikutnya untuk pelaksanaan eksplorasi dan identifikasi potensi; 4. perlu dilakukan pemisahan antara biaya eksplorasi yang memberikan kontribusi dan yang tidak memberikan kontribusi pada nilai asct serta program dan biaya eksplorasi ke depan; 5. jika eksplorasi tidak memberikan kontribusi, biaya tidak diakui sebagai nilai atau mengurangi nilai; 6. Penilaian sumber daya alam Batubara yang kurang menguntungkan (marginal properties) didasarkan pada perkiraan realistis dari eksplorasi potensi yang tersisa; 7. pengeluaran eksplorasi dieskalasi dengan tingkat inflasi sampai dengan saat pelaksanaan Penilaian; 8. menentukan simpulan nilai wajar sumber daya alam Batubara. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2- CONTOH PENILAIAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BIAYA Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan data-data suatu perusahaan tambang Batubara PT X dengan metode tambang terbuka di suatu daerah. Perusahaan berada dalam tahap eksplorasi dan telah mengalokasikan biaya sebagai berikut. Tahun 2005 Rp5.800.000.000,- Tahun 2006 Rp5.800.000.000,- Tahun 2007 Rp5.800.000.000,- Tahun 2008 Rp5.800.000.000,- Tahun 2009 Rp6.200.000.000,- Tahun 2010 Rp8.950.000.000,- Tahun 2011 Rp8.350.000.000,- Tahun 2012 Rp15.750.000.000,- Tahun 2013 Rp26.650.000.000,- Tahun 2014 Rp5.500.000.000,- Penilaian dilakukan pada akhir tahun 2013, inflasi rata-rata tahun 2005 sampai 2013 sebagai berikut. TAHUN INFLASI 2005 aE 17,11 2006 66 2007 6,59 2008 11,06 2009 2,98 2010 6,96 2011 [eaeeniae 20.1 2am Pembiayaan eksplorasi: T GEOMEAN fi i TAHUN | BIAYA (Rp) INFLASI | “Typiagt _ | NILA SEKARANG (Rp) 2005 5,800,000,000 | 17.11% 0.06 9,520,420,604 2006 | 5,800,000,000 | 6.60% 0.06 8,466 ,263,063 2007 | 5,800,000,000 | 6.59% is 7,949,299,304 2008 5,800,000,000 | 11.06% 0.05 7,466,980,750 2009 6,200,000,000 2.98% 0.04 7,333,740,037 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA eae 2010 | 8,950,000,000 | 6.96% 0.05 10,313,650,738 2011 | 8,350,000,000 | 3.79% 0.04 9,037,779,363 2012 | 15,750,000,000 | 4.30% 0.04 16,427,250,000 2013 | 26,650,000,000 - - 26,650,000,000 2014 | 5,500,000,000 - - 5,500,000,000 TOTAL. 108,665,383,859 Untuk menghitung rata-rata inflasi menggunakan formula geomean sebagai berikut: = V¥1y293 Yn Biaya eksplorasi yang tidak memberikan kontribusi pada nilai aset: NO JUMLAH LUBANG BOR Sows TOTAL L 120 30 3,600 Biaya pengeboran per meter (Rp) 500,000 TOTAL BIAYA EKSPLORASI YANG TIDAK 1,800,000,000 MEMBERIKAN KONTRIBUSI PADA NILAI ASET (Rp) | Nilai Wajar = total pembiayaan eksplorasi - total biaya eksplorasi yang tidak memberikan kontribusi pada nilai aset = Rp108.665.383.859 — Rp1.800.000.000 = Rp106.865.383.859 = Rp106.865.384.000 (pembulatan) DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, ttd. ? HADIYANTO. Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ub, Kepala Bagian Umum, fartoloy NIP 19680323 198803 1 004 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN IIL PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR 3/KN/2014 ‘TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA. PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA DENGAN PENDEKATAN PENDAPATAN (INCOME APPROACH) A. Pendekatan pendapatan (income approach) dalam penilaian sumber daya alam Batubara diterapkan pada pertambangan Batubara yang sedang berada dalam tahap operasi produksi. B. Konsep pendekatan pendapatan dalam penilaian sumber daya alam Batubara adalah menilai kinikan (present value) potensi keuntungan finansial di masa mendatang yang dapat dihasilkan jika sumber daya alam Batubara tersebut diproduksi. Oleh karena kegiatan penambangan dan pengolahan dilakukan di masa mendatang, maka dalam perhitungan nilai wajar sumber daya alam Batubara dengan menggunakan pendekatan pendapatan perlu menggunakan asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan, Akibatnya, diperlukan proyeksi masa mendatang yang baik dari asumsi-asumsi yang dipakai. Apabila asumsi yang dipakai bias, maka penilaian sumber daya alam Batubara yang dihasilkan bias. Penilaian sumber daya alam Batubara dengan pendekatan pendapatan dapat memakai metode Discounted Cash Flow (DCF) C. Penentuan nilai wajar sumber daya alam Batubara dengan menggunakan pendekatan pendapatan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1, menentukan kondisi umum harga pasar dari produk sumber daya alam Batubara; 2. mengidentifikasi kualitas dan kuantitas dari cadangan sumber daya alam Batubara yang tersedia untuk ditambang, diproses, dan dijual (mineable reserve); 3. menentukan tingkat produksi yang layak, seperti kapasitas produksi, dimana penentuan tingkat produksi harus dibuat realistis dan perlu diperhatikan proses waktu sampai tercapainya tingkat produksi maksimal; 4, periode produksi diasumsikan selama umur tambang atau selama masa berlaku izin usaha pertambangan; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BD memproyeksikan harga komoditas Batubara untuk menghitung pendapatan kotor; memproyeksikan biaya modal, biaya produksi, biaya operasi dan biaya lainnya dari pengusahaan sumber daya alam Batubara; menentukan pendapatan bersih dari penjualan sumber daya alam Batubara; proyeksi biaya pengusahaan sumber daya alam Batubara harus mencakup royalti, properti tax, dan yang sejenisnya; menghitung Net Present Value (NPV) melalui Discounted Cash Flow (DCF) Analysis pada tingkat diskonto tertentu. CONTOH PENILAIAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDAPATAN Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan data-data suatu perusahaan tambang Batubara PT X dengan metode tambang terbuka di suatu daerah. Cadangan tertambang diketahui sebesar 28,41 juta ton, kapasitas produksi maksimum 3,79 juta ton/tahun, harga jual Batubara sebesar USD 79 per ton dengan loses pencucian Batubara 21%, Eskalasi harga jual diasumsikan 1% per tahun, eskalasi biaya 3% per tahun, Biaya aktiva tidak berwujud yang diamortisasi sebesar USD 4.500.000, discount rate 10%, dan asumsi kurs tengah 1 USD = Rp11.500. Total investasi awal USD 59 juta, periode depresiasi untuk pabrik dan infrastruktur 10 (sepuluh) tahun dan periode depresiasi untuk peralatan 5 (lima) tahun. Periode Penilaian dilakukan selama umur tambang dengan mengacu kepada kapasitas produksi maksimum dengan rencana kerja produksi sebagai berikut 1. Rencana Produksi 2019 | 2020 | 2021 | 2022 Tahun | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 201 [Coal 1.26 | 2.53 | 3.79 | 3.79 | 3.79 | 3.79 | 3.79 | 1.89 | 1.89 | 1.89 (Juta Ton) (Cverburden | 7.99 | 13.40 | 19.50 19.50 | 18.00 | 18.00] 18.00 | 9.00 | 9.00 | 9.00 | (Juta BCM) \siripping ‘Ratio 5.56 | 5.30 | 5.15 | 5.15 | 4.75 | 4.75 | 4.75 | 4.76 | 4.76 | 4.76 (BCM/Ton) | coat 0.995 | 1.999] 2.99 | 2.99 | 2.99 | 2.99 | 2.99 | 1.49 | 1.49 | 1.49 Hrerjual | KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ae 2. Biaya Operasi NO KOMPONEN BIAYA | UNIT ‘A | BIAYA PRODUKSI 1 |Penambangan Batubara 2.20 | $/ton 2 |Pemindahan Overburden 1.70 |$/bem’ 3. | Penanganan di Stockpile 1.50 | $/ton 4 | Transportasi ke Pelabuhan 9.24 | $/ton 5 |Penanganan di Stockyard + Barge Load 1.00 | $/ton 6 | Barging ke Teluk 1 2.16 | $/ton 7 |Penanganan di Teluk T 0.80 | $/ton 8 | Barging ke Teluk II 3.36 | $/ton 9 | Penanganan di transhipment (pengapalan) 1.80 | $/ton 10 | Peralatan Penunjang 0.70 | $/ton 11 | Biaya Overhead 1.00 | $/ton B | BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 1 | Gaji Pegawai 0.50 | $/ton 2. |Perawatan Bangunan dan Pabrik 1.00 | $/ton 3. | Administrasi 0.30 | $/ton 4 | Biaya Lingkungan dan K3 1.25 | $/ton 5 | Biaya CSR (buat prosentase keuntungan) 0.17 | $/ton 6 |Biaya Penutupan Tambang 0.50 | $/ton 7 | Biaya Pemasaran 0.30 | $/ton Ty wees oni (Gsn) aan onrea sueema von ood Ten eke was wernt ceces | eave | oewne | eeoue | cuse | seowy | coves | const |onecowre (asa laa) one auos ong — eeree waciz | _eives | vevsa | eevee | seove | crows | sovor | oowte asa) sora ¥se9 19x ° ° ° 2 ° aise ° ° ® ° | sees (asm) pen ieee wer woos coos | ovvse | ovos | ove | ovosr | ooose | ooosy | _ovrone Tash) peso ore | ovewe | ovewa | ove | ovew | ovewe | ovewa | ove | oreeu | orca (asi) wosoxdoa eveore: | ccworer | aresoer | scvewsy | ev'eru | ovary | oe evenros | eceecte | us'seret (asnl aefea aviones weedepuag wees | eeosee | evoore | ecoomer | covivoc | evecrwe | retour | esse | weieer | oreuss (0 HH avivvve | sceoese | oreecue | sc'vorse | svevows | aotiwo: | evoores | avvects | evevow | ve'loost (asa) aefed wnjoqos wrvedepuag. cc 0°08 ove | ooos | coos | ovos | ovosr | ovom | ooosr | ose (asa) wesnsomy sree [oven | ovewe | ore | ovewe | ores | orvua | orewe | ones | reas (asi) wean seer eet oie cee | ewer [ower | vww [owe | ver | aio (GSN) wanin ep ENERTEADY BEE wees Toros seca | serse | evone | cores | cove | enrse | sores | cove Tosa) Bastia pL RANPON em war0e eset vee cove | esoe | ewse | onze | oem | ree | aseer (asm) wpmaaaso wqypuTad a8 sere es ss or 3566 96 vate tire [ses | sere (asa) Weegee ee = wee eee wow tear | serv | eorsy | tere | onesr | cove | eerst (as) Hass eNPOK WHE wees z3097 some | overt | crsoc | avec | cevver | cso | curse | sowie (ash) memo wane woueer | ovseveer | peters: | vvsicore | evterenr | eveorsee | eeveveer | sovreter | eviioest | eeters (asa) qsing ueyedopuoa arise | atows | woes | eweoei | ecvssc: | svocrct | teect sino | sruse as) Aeon eeseroct | vesooec: | everett | seveseat | ov'eeoter | te'sceere porto | teres {asn) 2010H wenedepuog ee zort eer eer fd ro woe 36 Gap wafer meqTeE 76 ry 16 36 36 0 7 mee = ee {or mop 912) so807 Bo. cost oe O08 {Ho ereqniva STmpors a se er ot « wor | 00 fing TENE TO (asn 000°T werep) ereqnieg ueBuequiELieg mops soa UPAUNYIOg VISANOGNI HITENdaa NVONVAEY NVINALNAWEY KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA aoe Dengan demikian nilai cadangan Batubara tersebut adalah sebesar = US$ 190.522,02 x Rp 11.500 = Rp 2.191.003.230 = Rp 2.191.004.000 (pembulatan) DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, td. HADIYANTO Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ub. Kepala Bagian Umum, rartoloy IP 19680323 198803 1 004 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN IV PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, NOMOR 3/KN/2014 ‘TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAL NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PENILAIAN KEKAYAAN YANG DIKUASAI NEGARA BERUPA SUMBER DAYA ALAM BATUBARA. Laporan Penilaian adalah sebuah bentuk pelaporan dari kegiatan Penilaian yang telah dilaksanakan oleh Penilai Direktorat Jenderal sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tugas yang diterima dari pihak pemberi tugas. Tujuan dari laporan Penilaian adalah agar pengguna laporan memahami masalah penilaian dari objek yang dinilai melalui analisis dan deskripsi data yang relevan untuk mendukung suatu opini/simpulan nilai Penilai dalam menyusun laporan Penilaian _sekurang-kurangnya melakukan hal sebagai berikut: 1. mengidentifikasi dan mendeskripsikan objek Penilaian yang dinilai, kegiatan ini meliputi analisis terhadap aspek fisik, legalitas, potensi ekonomi dan setiap faktor yang mempengaruhi nilai; 2. menjelaskan semua asumsi dan batasan yang mempengaruhi analisis penilaian, opini dan simpulan nilai. Asumsi dan batasan ini menyatakan batas tanggung jawab penilai; 3. menentukan terlebih dahulu jenis nilai, tujuan dan kegunaan Penilaian sebelum proses Penilaian tersebut dilaksanakan. 4. menetapkan tanggal survei lapangan, tanggal Penilaian, dan tanggal pelaporan. a. Tanggal survei lapangan adalah waktu pelaksanaan survei lapangan. b. Tanggal Penilaian adalah waktu nilai ditetapkan, yaitu pada tanggal terakhir survei lapangan. c. Tanggal pelaporan adalah waktu pada saat laporan penilaian disampaikan kepada pemberi tugas. menerangkan prosedur Penilaian yang digunakan, sehingga pengguna laporan Penilaian mempunyai gambaran mengenai prosedur simpulan nilai tersebut dihasilkan; 6. menyajikan dan menganalisis data pendukung disertai dengan opini dan simpulan nilai dalam laporan. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S26 Laporan Penilaian disusun berbentuk naratif dan memuat secara lengkap, jelas, rinci dan sistematis mengenai data dan analisis Penilaian yang dilakukan, Setiap laporan Penilaian memuat beberapa hal sebagai berikut: A, PENGANTAR 1, Lembar Judul Lembar judul digunakan sebagai halaman sampul laporan Penilaian. Lembar judul berisi: jenis objek penilaian; vp nama pemilik/pengguna objek penilaian; lokasi objek penilaian; a9 logo Kementerian Keuangan; ° tanggal penilaian; dan nama Kementerian, unit eselon I, (Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) dan ditambah dengan instansi vertikal dimana Tim Penilai Direktorat Jenderal berada, 2. Surat Pengantar Surat pengantar merupakan surat yang dibuat oleh Ketua Tim Penilai Direktorat Jenderal kepada pemohon Penilaian yang menyatakan bahwa Tim Penilai Direktorat Jenderal telah melakukan penilaian atas objek yang ditunjuk pada tanggal tertentu dan untuk tujuan tertentu serta pernyataan /opini nilai atas objek yang dinilai. Surat pengantar sekurang-kurangnya memuat: a. tanggal pelaporan Penilaian dan nomor laporan; b. pihak yang memberi tugas; c. surat yang mendasari pelaksanaan Penilaian beserta tanggal dan surat tugas; d. alamat objek Penilaian yang dinyatakan secara jelas; ¢. tanggal Penilaian, yaitu tanggal saat nilai tersebut ditetapkan dan merupakan tanggal terakhir survei lapangan; f. simpulan nilai, yaitu pernyataan mengenai besarnya nilai objek Penilaian yang dinilai; dan g. tanda tangan Ketua Tim Penilai Direktorat Jenderal. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Bae 3. Daftar Isi Daftar isi memuat daftar pokok bahasan yang terdapat dalam laporan Penilaian dan terdiri dari empat bagian. Bagian pertama berisi: lembar judul, surat pengantar, sertifikasi nilai, ringkasan nilai, pernyataan, asumsi-asumsi dan syarat-syarat_ yang membatasi Bagian kedua berisi: dasar penugasan dan lingkup Penilaian, tujuan Penilaian, tanggal pemeriksaan lapangan dan tanggal Penilaian, definisi nilai, deskripsi umum objek Penilaian, letak dan identifikasi objek Penilaian, metodologi Penilaian. Bagian ketiga berisi analisis dan Penilaian. Bagian keempat berisi lampiran yang perlu disertakan sebagai data pendukung laporan penilaian. 4. Sertifikasi Nilai Sertifikasi nilai merupakan: a. pernyataan bahwa Penilaian dilakukan berdasarkan fakta yang dikumpulkan; dan b. penegasan bahwa penilaian telah dilakukan secara independen dan bertanggung jawab. 5. Pernyataan, asumsi-asumsi dan syarat-syarat yang membatasi Bagian ini memuat asumsi-asumsi yang di pakai dan kondisi pembatas apa saja yang ada dalam proses Penilaian. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup Penilaian, melindungi Penilai_terhadap kemungkinan penyalahgunaan hasil Penilaian yang telah dilakukan dan penyebarluasan hasil Penilaian kepada pihak lainnya selain pemberi tugas kecuali atas izin dari Tim Penilai Direktorat Jenderal dan pemberi tugas 6. Ringkasan Nilai Ringkasan nilai antara lain berisi informasi singkat tentang objek Penilaian, alamat objek Penilaian, nama pemilik/pengelola, alamat pemilik/pengelola, luas kawasan, jenis izin usaha pertambangan, pendekatan Penilaian, dan Nilai Wajar objek Penilaian. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA aa B. LINGKUP PELAKSANAAN PENILAIAN Te Dasar Penugasan Bagian ini berisikan pernyataan siapa pemberi tugas dan untuk siapa laporan tersebut dibuat. . Tujuan Penilaian Berisikan tentang tujuan dilaksanakannya Penilaian. Tujuan Penilaian harus dinyatakan dengan jelas pada laporan penilaian, seperti dalam rangka penggunaan, pengusahaan dan/atau penentuan potensi. Tujuan penilaian ini perlu dinyatakan dengan jelas karena mempunyai kaitan yang erat dengan jenis nilai yang dihasilkan dan sejauh mana tanggung jawab Penilai Direktorat Jenderal terhadap opini nilai yang diberikannya. ‘Tanggal Survei Lapangan Dan Tanggal Penilaian Berisikan informasi tentang tanggal survei lapangan yaitu tanggal pada saat dilakukannya survei atau pengecekan fisik, pengukuran dan pengidentifikasian langsung di lapangan terhadap objek yang dinilai Tanggal survei lapangan ini perlu disebutkan dengan lengkap tanggal, bulan dan tahunnya, sesuai dengan waktu survei yang telah dilakukan. ‘Tanggal penilaian juga harus dinyatakan dengan jelas dan lengkap tanggal, bulan dan tahunnya. Tanggal Penilaian ditetapkan sama dengan tanggal hari terakhir survei di lapangan. Definisi Nilai Berisi tentang definisi dari nilai yang menjadi tujuan_penilaian dilakukan. Definisi nilai harus sesuai dengan peraturan terkait. Deskripsi Objek Penilaian a. Kondisi Umum Objek Penilaian Gambaran objek Penilaian perlu dinyatakan pada bagian ini, antara lain : lokasi objek penilaian atau lokasi kawasan site tambang batubara apabila objek penilaian sudah memasuki tahap penambangan (eksploitasi), kondisi geologi, kondisi topografi, tahapan pertambangan yang dilakukan (antara lain eksplorasi, penambangan (eksploitasi), pengolahan, pemasaran, kegiatan pasca tambang), dan informasi tentang lingkungan sekitar objek Penilaian b. Legalitas Objek Penilaian Semua hal yang berkaitan dengan aspek legalitas objek Penilaian pada bagian ini perlu dinyatakan dengan jelas, meliputi: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1) Alamat Objek : kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, dan provinsi. 2) Nama Pemegang Izin Usaha : nama pemegang IUP (pribadi/badan /instansi) 3) Alamat Pemegang Hak : nama jalan, nomor, RT/RW, kelurahan, kecamatan, —_—kota/ kabupaten dan provinsi. 4) Jenis Izin Usaha IUP eksplorasi, IUP produksi, IUP Pemasaran, dan lain sebagainya 5) Luas Kawasan Tambang : luas yang tertera. dalam [UP sertifikat dalam m? 6) Tahun Perolehah Izin Usaha : tahun IUP diterbitkan. 7) Tahun Berakhir Izin Usaha: masa berakhirnya IUP yang dimiliki. Lokasi Objek Penilaian Dalam bagian ini perlu dijelaskan tentang alamat objek Penilaian secara lengkap dan jelas, schingga alamat tersebut bisa ditemukan dengan mudah oleh pengguna laporan Penilaian dan tidak sampai tertukar dengan objek lainnya yang bukan merupakan objek Penilaian. Penilai pada bagian ini juga perlu menguraikan lokasi objek yang dinilai secara lebih rinci dengan menyebutkan batas-batas objek penilaian dengan objek di sekitarnya. Perlu disebutkan pula jarak antara objek Penilaian dengan pemukiman warga atau pusat kota/kabupaten terdekat, jarak antara objek Penilaian dengan sarana/jalur transportasi (sungai/jalan daerah/jalan propinsi/jalan nasional), dan hal-hal lain yang dapat menjelaskan keberadaan objek penilaian. . Cadangan, Karakteristik, dan Kualitas Batubara Pada bagian ini dijelaskan mengenai jumlah cadangan (reserve) Batubara yang terkandung dalam objek penilaian, jenis atau peringkat Batubara, karakteristik dan kualitas Batubara meliputi: nilai kalor yang dihasilkan (calorific/ heating vatue), kandungan fixed karbon, kandungan air/lengas (moisture content), kandungan abu (ash content), kandungan belerang (sulfur content), hard grove grind ability index (HGI), karakter lebur (ash fusion character, dan sebagainya. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ae ¢. Fasilitas dalam Kawasan Tambang Apabila objek Penilaian berada dalam tahap penambangan, fasilitas yang ada pada objek Penilaian tersebut perlu dijelaskan dalam bagian ini, seperti fasilitas kantor, fasilitas penambangan, _fasilitas, pengolahan, fasilitas umum, dan sebagainya. {, Tahapan Pertambangan Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran secara jelas tahap pertambangan yang sedang dilakukan pada objek penilaian. 6. Metodologi Penilaian Dalam Penilaian pada dasarnya dikenal ada 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan biaya (cost approach), pendekatan data pasar (market data approach), dan pendekatan pendapatan (income approach). Untuk menilai objek Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari 1 (satu) pendekatan jika memang diperlukan. Di dalam pendekatan Penilaian terdapat beberapa metode Penilaian. Dalam penjelasan tentang metodologi Penilaian yang digunakan, Penilai menguraikan secara jelas metode Penilaian apa yang digunakan dalam mengestimasi nilai sumber daya alam Batubara. Selain itu, juga perlu dijelaskan pula data pendukung yang diperoleh untuk penerapan masing-masing metode. Sebagai contoh, data harga jual/transaksi objek pembanding disertakan jika pendekatan data pasar digunakan dalam penilaian tersebut dan jika digunakan pendekatan pendapatan maka perlu diuraikan mengenai data yang berkaitan dengan pendapatan objek Penilaian, perkiraan tingkat produksi Batubara tahunan, trend harga komoditi Batubara, tingkat diskonto, dan sebagainya. C. ANALISIS DATA 1. Analisis Data Penilai Direktorat Jenderal menjelaskan mengenai analisis Penilaian yang dilakukan pada bagian ini, Misalnya, apabila Penilai Direktorat Jenderal menggunakan pendekatan perbandingan data pasar, Penilai menjelaskan alasan-alasan pemilihan objek pembanding/data transaksi pembanding sehingga diperoleh harga Batubara per ton. Atau apabila pendekatan biaya yang digunakan, penilai menjelaskan alasan pemilihan pendekatan biaya dan analisis biaya yang dilakukan. Atau jika Penilai KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ae Direktorat Jenderal menggunakan pendekatan pendapatan, Penilai menjelaskan analisis yang dilakukan seperti perkiraan harga Batubara di masa yang akan datang selama umur tambang, perkiraan produksi selama umur tambang, penentuan tingkat diskonto yang digunakan, asumsi-asumsi yang digunakan, dan sebagainya. 2. Penilaian Penilai secara ringkas menjelaskan pendekatan yang digunakan dengan metode Penilaian yang ada di dalamnya untuk menentukan nilai properti tambang Batubara. Adapun rincian detil perhitungan tersebut disertakan dalam lampiran sebagai Kertas Kerja Penilaian. D. SIMPULAN NILAI Apabila penilai menggunakan lebih dari 1 (satu) pendekatan Penilaian (misalnya menggunakan pendekatan biaya dan pendekatan perbandingan data pasar), maka untuk dapat memberikan 1 (satu) simpulan nilai, Penilai Direktorat Jenderal terlebih dahulu harus melakukan rekonsiliasi nilai dengan melakukan pembobotan terhadap masing-masing pendekatan penilaian yang digunakan. Untuk pendekatan yang dianggap paling sesuai diberikan bobot yang lebih tinggi. Namun apabila perbedaan kedua pendekatan penilaian tersebut sangat signifikan, dengan perbedaan lebih dari 20%, sebaiknya dipilih salah satu pendekatan penilaian yang menurut opini Penilai Direktorat Jenderal dianggap lebih tepat digunakan untuk menentukan nilainya. Simpulan nilai properti ini harus disertai tanda tangan asli menggunakan tinta warna biru dari Ketua tim Penilai Direktorat Jenderal dan seluruh anggota tim Penilai Direktorat Jenderal. Dalam hal terdapat Penilai Direktorat Jenderal yang tidak bersedia menandatangani laporan penilaian, maka Penilai Direktorat Jenderal tersebut_ membuat surat pernyataan dan dilampirkan dalam laporan penilaian. Laporan Penilaian dinyatakan sah apabila ditandatangani sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota tim Penilai Direktorat Jenderal. Simpulan nilai dan tanda tangan penilai harus dimuat dalam 1 (satu) halaman E. LAMPIRAN Data pendukung pada bagian lampiran laporan Penilaian sekurang- kurangnya: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ae 1. Foto objek Penilaian, untuk memberikan gambaran secara utuh objek penilaian pada saat dilakukan survei lapangan. Apabila terdapat fasilitas-fasilitas dalam objek Penilaian, foto-foto fasilitas tersebut dapat disajikan pada lampiran ini. Dalam hal tidak dapat diperoleh foto-foto objek Penilaian, harus disebutkan dengan jelas dasar dan alasannya serta dituangkan dalam Berita Acara Survei Lapangan. 2. Peta kota, kawasan dan peta lainnya, untuk memberi gambaran mengenai lokasi/letak objek Penilaian. 3. Denah kawasan objek Penilaian/site tambang Batubara, yaitu denah yang menunjukkan letak objek Penilaian/bagian-bagian dalam site tambang Batubara (seperti lokasi penambangan, fasilitas pengolahan, stockpile, fasilitas pengolahan air asam tambang, fasilitas perkantoran, fasilitas umum, dan sebagainya) yang dinilai. 4. Analisis perhitungan nilai sumber daya alam Batubara. Analisis ini hanya dilampirkan pada pertinggal laporan Penilaian asli, sedangkan laporan Penilaian yang akan disampaikan kepada pemberi tugas tidak dilampirkan analisis perhitungan nilai sumber daya alam Batubara Dalam hal diperlukan Penilai memberikan penjelasan _analisis perhitungan nilai sumber daya alam Batubara. 5. Fotokopi pendukung aspek legalitas seperti IUP dan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) (jika data tersedia). 6. Foto objek Pembanding dan/atau denah lokasi objek pembanding apabila menggunakan pendekatan data pasar. Jika tidak diperoleh data pembanding di lapangan dan tidak dapat dibuktikan dengan foto objek pembanding, penilai harus menyebutkan dengan jelas sumber data pembanding yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan nilainya. 7. Fotokopi Surat Tugas. 8. Berita Acara Survei Lapangan yang ditandatangani oleh Tim Penilai dan mengetahui pihak terkait di lapangan. DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, Salinan sesuai dengan aslinya ttd Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ub. Kepala Bagian Umum, hey y NIP 19680323 198803 1 004 HADIYANTO,

You might also like