You are on page 1of 53

INSISI ABSES BARTHOLIN

1. Definisi

Kelenjar Bartholin rentan terhadap obstruksi, dengan membentuk kista yang bisa terinfeksi

menjadi abses kelenjar.

Abses Bartolini adalah penumpukan nanah yang membentuk benjolan (pembengkakan) di

salah satu kelenjar Bartholin yang terletak di setiap sisi lubang vagina.2

2. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi

Kelenjar Bartolini yang terdapat pada wanita homolog dengan kelenjar Cowper pada pria.

Pada masa pubertas, kelenjar ini mulai berfungsi, untuk memberikan kelembapan pada

daerah vestibular vagina. Kelenjar ini terletak bilateral di dasar labia. Kelenjar biasanya

berukuran kacang polong dan jarang melebihi 1cm. Kelenjar ini tidak teraba kecuali pada

penyakit atau infeksi.

Anatomi kelenjar bartolini

1
3. Diagnosis

Anamnesis

Massa atau lesi pada genitalia eksterna lazim ditemukan. Lesi ini mungkin berkaitan dengan

penyakit kelamin, tumor, atau infeksi. Pasien dengan abses bertolini mungkin datang

dengan massa yang sangat nyeri di vulva. Tanyakan sejak kapan pasien menyadari ada

lesi(massa), apakah nyeri atau tidak, apakah ukuran massa berubah atau tidak, apakah pasien

pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya dan tanayakan pula apakah pernah

menderita penyakit kelamin sebelumnya.

Penemuan Klinis

Berikut temuan pemeriksaan fisik terlihat di abses bartolini, seperti yang ditunjukkan pada

gambar di bawah:

Gambar Abses Bartolini

2
- Tampak ada benjolan lembut, massa labial berfluktuasi dengan eritema

sekitarnya dan edema

- Dalam beberapa kasus, daerah sekitar abses mungkin dapat tampak selulitis.

- Demam. Meskipun tidak khas, dapat terjadi.

- Jika abses telah pecah secara spontan, dapat tampak discharge purulen. Jika

benar-benar telah terkuras, tidak ada massa yang jelas dapat diamati.

5. Penatalaksanaan

Abses bartolini umumnya disertai rasa nyeri, dengan demikian insisi atau drainase terhadap

sekret diperlukan. Kenyamanan pasien sangat penting untuk kelancaran proses drainase.

Penggunanan estesi topikal pada mukosa diikuti dengan injeksi submukosa lokal anestesi.

Pada pasien dengan abses besar atau kompleks atau untuk prosedur yang rumit, anestesi

umum di ruang operasi (RO) mungkin diperlukan.

Drainase

Sebuah sayatan kecil dapat mengeringkan abses. Hal ini mengurangi gejala dan memberikan

pemulihan tercepat. Prosedur ini dapat dilakukan dengan anestesi lokal. Sebuah kateter

(tabung) dapat dimasukkan dan dibiarkan di tempat selama 4 - 6 minggu untuk terus

memungkinkan pengeringan sementara daerah menyembuhkan. Tidak dapat berhubungan

seksual sampai kateter dilepas.

3
Antibiotik mungkin diresepkan, tetapi biasanya tidak diperlukan jika tindakan

drainase dilakukan dengan benar.

Gambar teknik word kateter

Marsupialisasi

Yang telah berulang kali menderita abses dapat mempertimbangkan prosedur bedah

minor yang disebut marsupialisasi. Prosedur ini dilakukan dengan pembukaan permanen

untuk membantu menguras kelenjar. Prosedur mungkin perlu dilakukan di bawah anestesi

umum di rumah sakit. Pasien tidak dapat berhubungan seksual selama 4 minggu setelah

operasi. Dapat menggunakan obat nyeri oral setelah prosedur.

4
A B

Gambar Teknik Marsupialisasi

5
KONSELING KONTRASEPSI

 Definisi Konseling Kontrasepsi

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB)

dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien

dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan

pilihannya. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan

kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang

berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya

informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian

pelayanan. Dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada

klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice).

 Tujuan Konseling

Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:

a) Menyampaikan informasi dan pilihan kontrasepsi

b) Memilih metode KB yang diyakini

c) Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif

d) Memulai dan melanjutkan KB

e) Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.

 Cara suportif untuk memberikan dukungan kepada klien

a) Bicaralah dengan suara yang menunjukkan perhatian dan minat untuk membantu dan

menunjukkan sikap bersahabat.

b) Ajukan satu pertanyaan setiap saat dan tunggulah jawaban

6
c) Gunakan bentuk pertanyaan terbuka, yang memungkinkan klien untuk menjawab

dalam bentuk cerita, misalnya tentang keadaan keluarganya, kesulitan hidup,

pekerjaan, dan sebagainya yang mungkin menjadi dasar keinginannya untuk

melaksanakan KB atau memilih cara KB.

d) Hindari menggunakan bentuk pertanyaan tertutup yang hanya mungkin dijawab

dengan “ya” atau “tidak”. Perhatikan pula bahwa anda mengajukan pertanyaan yang

tidak mengarahkan, tetapi mendorong agar klien mau dan merasa bebas untuk

bercerita lebih lanjut, misalnya kalimat sebagai berikut.

i. “Apa yang bisa saya bantu?” “Apa yang anda ketahui mengenai....”

e) Pakailah kata-kata seperti “Lalu?”, “Dan?”, “Oooo”. Komentar kecil ini biasanya

mampu mendorong untuk terus bercerita lebih lanjut.

f) Jangan mengajukan pertanyaan bernada memojokkan seperti “mengapa begitu?”,

“kok begitu?”. Meskipun seringkali anda bermaksud mengetahui alasannya, nada

demikian dapat menimbulkan salah pengertian, misalnya ia merasa disalahkan.

g) Cari bentuk pertanyaan lain apabila ternyata klien tidak begitu mengerti maksud

pertanyaan anda.

 Hak Klien dalam Pemilihan Kontrasepsi

Klien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut:

a) Terjaga harga diri dan martabatnya

b) Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan

c) Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan

d) Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik

e) Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan

7
f) Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan

 Langkah-langkah Konseling

SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya

kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Tanyakan

kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang diperoleh.

T : Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara

mengalami pengalaman Keluarga Berencana. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh

klien. Coba tempatkan diri kita didalam hati klien.

U : Uraian dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu klien pada jenis kontrasepsi yang

diingini.

TU : banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang

paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan

keinginannya dan mengajukan pertanyaan.

J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.

U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan

kembali untuk melakukan pemeriksaaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika

dibutuhkan (Saifuddin, 2006).

 Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah/ menghalangi dan “Konsepsi”

yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat

8
diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

antara sel telur dengan sperma (Fertitest, 2010).

a) Kontrasepsi Sederhana

Kontrasepsi sederhana terbagi atas kontrasepsi tanpa alat (senggama terputus, pantang

berkala, metode suhu badan basal, dan metode kalender) dan kontrasepsi dengan

alat/obat (kondom, diafragma, kap serviks, dan spermisid ).

b) Kontrasepsi Modern

Kontrasepsi modern dibedakan atas 3 yaitu:

1. Kontrasepsi hormonal, yang terdiri dari pil, suntik, implant/AKBK (Alat

Kontrasepsi Bawah Kulit).

2. IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).

3. Kontrasepsi mantap yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) dan

vasektomi (sterilisasi pada pria) (Hartanto, 2003)

9
Metode Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan prinsip dasar menekan ovulasi, menghalangi

sperma, mencegah nidasi.

I. Jenis-jenis kontrasepsi

Kontrasepsi Alami Non hormonal Hormonal

1. Pantang berkala dengan 1. Kondom 1. Progestin: pil, injeksi dan implan

sistem kalender

2. Metode suhu basal 2. Spermisida 2. Kombinasi: pil dan injeksi

3. Metode amenore laktasi 3. Alat kontrasepsi dalam rahim

(MAL) (AKDR)

4. Koitus interuptus 3. Kontrasepsi mantap

(tubektomi dan vasektomi)

II. Kontrasepsi Alami

Metode Syarat Cara Kerja Efek Samping Keuntungan Keterbatasan


Kontrasepsi
Pantang berkala - Perbedaan siklus Menghindari masa Pantang terlalu lama - Mengetahui masa - Membutuhkan
dengan sistem terpanjang dan ovulasi dengan akan menimbulkan subur/ ovulasi. motivasi dari
kalender terpendek harus pencatatan tanggal frustasi - Mendeteksi masa pasangan suami
Adalah suatu kurang dari 10 hari menstruasi dan masa subur/ovulasi istri.
cara kontrasepsi - Tidak ada keadaan- subur (ovulasi) bagi yang tidak - Memerlukan
dimana tidak keadaan yang teratur konseling dan
mengadakan mengubah - Dapat digunakan KIE dari tenaga
coitus pada keteraturan siklus, sebagai medis.
masa-masa missal : kontrasepsi/meni - Tidak
subur Gang. Emosional ngkatkan mendeteksi
Post menarrhoe kesempatan untuk awal masa
Pra menopause hamil. subur.
Postpartum/abostus - Membantu - Membutuhkan
menunjukkan masa pantang
perubahan tubuh yang lama.
lain pada saat
mengalami masa
subur/ovulasi
seperti perubahan
lendir serviks.

Metode Suhu Kontraindikasi : Hormon progesterone Tidak ada - Meningkatkan - Membutuhkan


Basal yang disekresi korpus pengetahuan dan motivasi
luteum setelah ovulasi kesadaran

10
Suatu cara - Variasi siklus > 8 bersifat termogenik terhadap masa - Perlu diajarkan
untuk menilai hari atau memproduksi subur oleh spesialis
kesuburan - Siklus < 25 hari panas dan dapat - Membantu wanita KB alami
dengan - Siklus tidak teratur menaikkan suhu yang mengalami - Dipengaruhi
menggunakan - Setelah melahirkan tubuh 0,05C-0,2C dan siklus tidak oleh penyakit,
suhu tubuh dan selama mempertahankan haid teratur dengan kurang tidur,
istirahat menyusui berikutnya mendeteksi stress, tekanan
ovulasi emosional
- Membantu - Jika tidak
menunjukkan diukur waktu
perubahan tubuh yang sama,
- Berada dalam akan
kendali wanita menyebabkan
- Dapat digunakan ketidakteraturan
untuk mencegah/ suhu basal
menghendaki tubuh
kehamilan

Metode amenore Menyusui secara penuh, Penundaan atau Tidak Ada - Efektivitas tinggi - Sulit
laktasi (MAL) lebih efektif bila penekanan ovulasi (keberhasilan dilaksanakan
kontrasepsi yang pemberian lebih dari 8 98% pada 6 karena kondisi
mengandalkan kali sehari bulan social
pemberian ASI pascapersalinan) - Efektivitas
secara eksklusif - Tidak tinggi hanya
mengganggu sampai
senggama kembalinya
- Tidak ada efek haid atau
samping sistemik sampai dengan
- Tidak perlu 6 bulan
pengawasan - Tidak
medis melindungi
- Tidak perlu obat terhadap PMS
atau alat termasuk virus
- Tidak perlu biaya hepatitis B dan
HIV/AIDS
Koitus interuptus Menghindari Tidak ada - Tidak - Efektifitas
Suatu cara pertemuan sperma mengganggu metode ini
mencegah dan ovum produksi ASI bergantung
kehamilan - Dapat digunakan pada kesediaan
dimana pria sebagai pasangan
menarik pendukung - Gagal sekitar
penisnya keluar metode KB yang 25%
dari vagina lain - Kurang
sesaat sebelum - Tidak memuaskan
ejakulasi membutuhkan
biaya
- Meningkatkan
keterlibatan pria
dalam keluarga
berencana

11
III. Kontrasepsi Non Hormonal

Metode Kontrasepsi Syarat Cara Kerja Efek Samping Keuntungan Keterbatasan

Kondom merupakan - Simpan kondom Menghalangi Catatan dari The - Efektif mencegah - Cara penggunaan
selubung/sarung jauh dari tempat terjadinya American Academy kehamilan bila mempengaruhi
karet sebagai salah yang terlalu pertemuan sperma of Allergy, Asthma digunakan dengan keberhasilan
satu metode/alat panas, dingin dan sel telur & Imunology : benar - Mengganggu
untuk mencegah atau gesekan dengan cara bebetapa orang - Tidak mengganggu hubungan seksual
kehamilan dan - Periksa tanggal mengemas sperma mengalami reaksi produksi ASI - Mengurangi
penularan penyakit kadaluarsa di ujung selubung alergi thd protein - Tidak mengganggu kenyamanan laki-
kelamin saat - Jangan buka karet yang dalam karet kesehatan klien laki
bersenggama pakek gigi dipasang pada - Tidak ada pengaruh
karena dapat penis, mencegah sistemik
merobek penularan - Murah dan dapat
kondom mikroorganisme dibeli secara umum
- Gunakan - Metode kontrasepsi
kondom baru sementara bila
sekali pakai metode lainnya harus
- Jangan gunakan ditunda
secara
bersamaan
Spermisida Metode ini efektif - Memblokir Iritasi penis dan - Relatif aman bila - Beberapa orang
zat yang digunakan untuk satu jam leher rahim vagina dikombinasi dengan mungkin
untuk menghentikan setelah penyisipan sehingga metode penghalang mengalami
pergerakan sperma dan dimasukkan sperma tidak - Dapat menurunkan kesulitan dalam
sebelum dapat mencapai terinfeksi penyakit memasukkan
berhubungan telur menular seksual (anatomi vagina
seksual - Melumpuhkan - Harga murah abnormal)
sprema, - Perlindungan segera - Beberapa wanita
sehingga tidak tersedia mengeluh
dapat - Menyediakan spermisida yang
bergabung lubrikasi selama berantakan atau
dengan telur hubungan, terutama bocor dari vagina
dengan kondom - Kurang
- Tidak mengganggu perlindungan dari
menyusui paparan HIV
Alat Kontrasepsi Indikasi : - Mencegah - Bercak darah dan - Efektivitas tinggi - Tidak mencegah
Dalam Rahim terjadinya kram abdomen (99,2% – 99,4%), PMS
(AKDR) - Usia fertilisasi setelah metode jangka - Diperlukan
adalah alat reproduktif - Tembaga pada pemasangan panjang prosedur medis
kontrasepsi yang - Keadaan AKDR AKDR - Segera efektif setelah termasuk
dipasang dalam nulipara menyebabkan - Dismenorhoe pemasangan pemeriksaan pelvis
rahim dengan - Menginginkan reaksi inflamasi selama 1-3bln - Tidak ada efek - Klien tidak dapat
menjepit kedua kontrasepsi steril pertama samping hormonal melepas AKDR
saluran yang jangka panjang - Toksik untuk pemasangan - Dapat digunakan sendiri
menghasilkan - Sedang sperma sehingga - Perubahan/ sampai menopause
indung telur menyusui dan tidak mampu gangguang - Membantu mencegah
sehingga tidak menginginkan untuk fertilisasi menstruasi kehamilan ektopik
terjaid pembuahan penggunaan - Perdarahan berat
kontrasepsi - Anemia
- Tidak - AKDR tertanam
menghendaki di endometrium
metode - AKDR terlepas
hormonal spontan

12
- Tidak - Perforasi servik
menyukai atau uterus
mengingat -
minum pil tiap
hari.
Kontraindikasi

- Adanya tanda
kehamilan
- Infeksi panggul
bagian dalam
- Erosi pada
cervix uteri
- Diperkirakan
adanya tumor
- Adanya
perdarahan
pervagina
- Perdarahan
haid yang
hebat
- Alergi terhadap
logam atau
tembaga
Kontrasepsi Mantap :
- Tubektomi
metode operasi - Usia tua Mengoklusi - Menstruasi tidak Kehamilan gagal
mantap yang - Penyakit tuba falopii teratur
bersifat sukarela tertentu (mengikat dan - Rasa panas - Perdarahan
bagi seorang (jantung, dll) memotong atau - Keringat malam - Perlekatan organ
wanita bila tidak - Grande memasang - Panas dingin intra abdomen
ingin hamil lagi multigravida cincin) - Kecemasan - Salphyngitis
(>5, >35) sehingga - Nyeri payudara - Cidera organ perut
sperma tidak - Osteoporosis
dapat bertemu - Prolaps uterus
ovum.
Vasektomi adalah
prosedur klinik Mengoklusi vas
untuk deferens - Beberapa Kehamilan gagal - Perdarahan
menghentikan - Usia tua sehingga alur penelitian - Hematom skrotum
kapasitas - Penyakit transportasi menyatakan - Infeksi pada luka
reproduksi pria tertentu sperma hasrat seksual yang timbul atau
(jantung, dll) terhambat dan berkurang epididimidis
proses - Dalam Jurnal of - Granuloma sperma
fertilisasi tidak American - Reaksi autoimun
terjadi. Medical terhadap
Association spermanya sendiri
mendapatkan
operasi
vasektomi lebih
rentan terhadap
ca prostat

Kontrasepsi Hormonal

13
Metode Kontrasepsi Syarat Cara Kerja Efek Samping Keuntungan Keterbatasan

Progestin

adalah metode
kontrasepsi dengan
menggunakan bahan
tiruan dari progesteron
(pil progestin,
injeksi/suntikan,
implan)

Indikasi: - Mengentalkan - Gang. haid - Sederhana - Harus minum


cairan leher - Peningkatan - Tidak ada intervensi tiap hari
a. Pil
- Kontraindikas rahim BB medis - Efek samping
i - Membuat - Nyeri tekan - Tidak mengganggu bervariasi
estrogen/tidak kondisi rahim payudara senggama. - Bila lupa satu
cocok dengan tidak me - Mual pil maka
estrogen nguntungkan - Pusing kegagalan
- Umur > 35th bagi hasil - Perubahan menjadi lebih
- Menunda pembuahan mood besar
- Menjarangka - Dermatitis/
n siklus haid jerawat
tidak teratur - Kembung
Kontraindikasi - Depresi
: - Hirsutisme

- Menyusui
- Hipertensi
- DM
- Perokok.

Indikasi: - Menghalangi - Kacau pola - Lebih efektif - Intervensi


ovulasi menstruasi - Praktis medis (harus
- Terdapat resiko - Mengubah - BB bertambah - Aman steril)
meningkatnya lendir serviks - Vagina menjadi - Gangguan
komplikasi (vagina) kering  perdarahan
kardiovaskuler menjadi kental dispareuni
jika - Menghambat
menggunakan sperma dan
pil menimbulkan
- Kesulitan perubahan pada
memakai rahim
b. Injeksi/suntikan
kontrasespi yg - Mencegah
progestin
harus dipakai pertemua sel
tiap hari telur dan
- Kurun sehat sperma
(jangka - Mengubah
panjang) kecepatan
- Menyusui. transprtasi sel
Kontraindikasi telur
:

- Curiga hamil

14
- Perdarahan
abnormal dari
uterus

- Riwayat
keganasan

- Penyakit hati

- Hipertensi.

Indikasi : - Menghambat - Gang.haid - Sangat efektif, - Membutuhkan


terjadinya - Jerawat perlindungan jangka tindakan bedah
- Wanita yang ovulasi - Perubahan panjang minor untuk
telah memilki - Menyebabkan libido - Pengembalian insersi dan
c. Implan anak dan tidak endometrium - Keputihan tingkat kesuburan pencabutan
ingin hamil lagi tidak siap - Perubahan berat cepat setelah - Klien tidak
dalam waktu untuk nidasi badan pencabutan dapat
5tahun - Mempertebal - Bebas dari pengaruh menghentikan
- Tidak cocok lendir serviks estrogen sendiri
dengan - Menipiskan - Tidak mengganggu pemakaian
estrogen lapisan senggama. kontrasepsi
maupun AKDR endometrium
Kontraindikasi
:

- Curiga hamil
- Perdarahan
abnormal dari
uterus
- Riwayat
keganasan
- Mengidap
penyakit
kardiovaskular
Pil kombinasi dan Indikasi: - Menekan - Gejala pseudo - Resiko terhadap - Membosankan
suntikan kombinasi ovulasi pregnancy kesehatan kecil harus
(mengandung - Wanita usia - Mencegah (muntah, - Mudah dihentikan digunakan tiap
estrogen dan reproduksi implantasi pusing, setiap saat hari
progesteron) - Wanita yang - Pergerakan payudara - Tidak mengganggu - Pola haid tidak
telah atau tuba membesar) senggama teratur
belum memiliki terganggu - Penambahan - Dapat digunakan - Mual
anak berat badan sebagai kontrasepsi - Sakit kepala
- Pasca - Siklus haid darurat - Nyeri payudara
keguguran atau menjadi lebih ringan
abortus teratur - Penambahan
- Wanita dengan - Jerawat BB
siklus haid - Amenore
tidak teratur. - Perdarahan
Kontraindikasi bercak
:

- Penyakit
tromboemboli
- Penyakit
cerebrovaskular

15
- Oklusi koroner
- Gangguan
fungsi hati
- Kanker
payudara
- Hamil atau
diduga hamil
- Migraine
- Hipertensi
- DM

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi Ketiga, 2011

Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas

Kesehatan (BKKBN dan Kemnkes R.I., 2012)

Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, 2004

17
PENANGANAN KOMPLIKASI KB

Pil, Suntik, Implant, IUD

Komplikasi Pil dan Penanganannya

Komplikasi Pengelolaan

Amenorea PD /tes kehamilan. Coba berikan pil dengan dosis estrogen


50µg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin
dikurangi(kombinasi). Jika hamil intrauterine hentikan pil.

Mual,pusing, atau Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak


pusing (kombinasi) hamil sarankan minum pil saat makan malam atau sebelum
tidur.

Perdarah pervaginam • Tes Kehamilan/pemeriksan Ginekologik.


/spotting
• Biasa terjadi pada 3 bulan pertama,

• Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti


pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50µg),
sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis
awal. Bila perdarahan/ spotting timbul lagi,
lanjutkan lagi dengan dosis 50µg.(kombinasi)

• Ganti dengan metode kontrasepsi lain

Komplikasi Suntik dan Penanganannya

Komplikasi Pengelolaan

18
Amenorea Jika hamil ratau kehamilan ektopik rujuk.. Tunggu 3-6
bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan,rujuk.

Perdarahan/perdarah perdarahan ringan sering dijumpai, jika pasien tidak dapat


an bercak (spotting) menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan
suntikan, maka disarankan 2 pilihan pengobatan :

1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 – 35µg


etinilestradiol), ibuprofen (sanpai 800mg, 3x/hari untuk 5
hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan setelah pemberian pil
kontrasepsi akan terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahn
banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan
pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama
3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau diberi 50µg etinilestradiol atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

Meningkatnya/menur Perhatikan diet pasien jika kenaikan BB mencolok. Jika


unnya berat badan BB berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi lain.(kombinasi)

Komplikasi Implant dan Penanganannya

Komplikasi Pengelolaan

Amenore Jika hamil atau KET rujuk

19
Perdarahan bercak perdarahan ringan sering dijumpai terutama pada tahun
(spotting ringan) pertama, jika pasien tidak dapat menerima perdarahan
tersebut dan ingin melanjutkan implant, maka disarankan
2 pilihan pengobatan :

1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 – 35µg


etinilestradiol), ibuprofen (sanpai 800mg, 3x/hari untuk 5
hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan setelah pemberian pil
kontrasepsi akan terjadi perdarahan. Bila terjadi
perdaraahn banyak ditangani dengan pemberian 2 tablet pil
kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50µg
etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk
14-21 hari.

Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang


lain masih ditempat, dan periksa apakah ada tanda-tanda
infeksi di daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul
lain masih berada di tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah
pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut
seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada
lengan lain, atau anjurkan menggunakan metode
kontrasepsi lain.

Infeksi pada daerah Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun
insersi dan air, atau antiseptic. Berikan antibiotik yang sesuai
untuk 7 hari. Impan jangan dilepas dan pasien diminta
kembali 1 minggu. Apabila tidak membaik, cabut implant
dan pasang yang baru pada sisi lengan lain. Apabila
ditemukan abses, berikan antiseptik, insisi dan alirkan pus
keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka,. dan
berikan antibiotik oral selama 7 hari

20
Berat badan naik atau Kenaikan berat badan 1-2 kg adalah normal. Jika kenaikan
turun berat badan sebanyak 2 kg atau lebih kaji ulang diet pasien.
Cari metode lain jika tidak bisa menerima.

Komplikasi IUD dan Penanganannya

Komplikasi Pengelolaan

Amenorea Pastikan hamil atau tidak. Bila tidak hamil, AKDR tidak
perlu dicabut cukup konseling saja.Efek samping
menggunakan AKDR yang mengandung hormone adalah
amenorea (20-50%). Jika pasien tetap menganggap amenore
sebagai masalah, maka rujuk pasien. Jika terjadi kehamilan
<13 minggudan benang AKDR terlihat cabut
AKDR.Nasehatkan untuk kembali ke klinik jika terjadi kram,
cairan berbau atau demam. Jangan mencabut AKDR jika
benang tidak terlihat dah usia kehamilan >13 minggu. Jika
pasien ingin tetap meneruskan hamil tanpa mencabut AKDR-
nya jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko
keguguran,kehamilan preterm, infeksi dan kehamilannya
harus diawasi ketat.

Kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan


yang sesuai. Jika kram tidak parah dan tidak ditemukan
penyebabnya cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya
tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut
AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode
kontrasepsi lain.

21
Perdarahan yang Sering ditemukan pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi
tidak teratur dan panggul atau kehamilan ektopik, rujuk jika perlu. Bila
banyak ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi,
dapat diberi ibuprofen 3 x 800mg untuk satu minggu atau pik
kombinasi satu siklus saja. Bila terjadi perdaraahn banyak
ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus
pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50µg etinilestradiol atau
1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari. Bila
perdarahan berlanjut sampai pasien anemia, cabut AKDR
dan bantu pasien memilih kontrasepsi lain

Benang hilang Periksa apakah pasien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR
masih ditempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila
tidak yakin AKDR masih berada di dalam rahim, rujuk pasien
untuk dilakukan pemeriksaan rontgen atau USG. Bila tidak
ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu dating haid. Jika
ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan
lihat penanganan amenorea.

Cairan vagina atau Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamidia, cabut
dugaan penyakit AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai. PID yang lain
radang panggul cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila pasien
dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai
AKDR lagi, berikan antibiotika 2 hari dan baru kemudian
AKDR dicabut dan bantu pasien memilih kontrasepsi lain.

22
KEHAMILAN RESIKO TINGGI

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin

yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan, ataupun nifas bila

dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Risiko Tinggi

 Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg

Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi ada dua. Pertama, penderita

yang sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan terjadi. Kedua,

penderita hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin saja

sebelum kehamilan tekanan darah ibu normal, lalu disaat kehamilan

mendadak tinggi. Kondisi inilah yang disebut preklamsia dan eklamsia.

Preklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus

segera ditangani agar tidak meningkat menjadi eklamsia yang tidak saja

berbahaya bagi ibu tapi juga janin. Ibu bisa mengalami kejang - kejang

hingga bisa tidak terselamatkan, tentunya jika ibu tidak terselamatkan, janin

pun bisa mengalami nasib yang sama.

 Kaki bengkak (Odema)

Biasanya pembengkakan terjadi pada tungkai bawah, yang disebabkan

penekanan rahim yang membesar seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan. Hal ini tampak saat usia kehamilan semakin tua. Jika

pembengkakan juga terjadi pada tangan dan wajah., atau sakit kepala

kadangkala disertai kejang. Ini bisa membahayakan keselamatan ibu dan

bayi dalam kandungan. Untuk mengetahui apakah kaki mengalami

23
pembengkakan tekanlah kulit disekitar pergelangan kaki dengan ibu jari.

Jika tempat yang ditekan menjadi kempis dan tidak segera pulih berarti kaki

tersebut bengkak.

 Peningkatan berat badan lebih dari 5kg atau kurang 4kg

Penambahan berat badan yang normal hingga kehamilan berusia 6 bulan

adalah sekitar 1- 1,5kg / bulan. Setelah memasuki kehamilan bulan 7

kenaikan bobot sebaiknya berkisar antara 0,5- 1/bulan.

 Pucat

Wajah pucat, kelopak dalam mata pucat, telapak tangan pucat, mudah lelah,

lemah, lesuh, kemungkinan ibu hamil menderita anemia (kurang darah).

Sebenarnya ibu hamil kekurangan hemoglobin pada sel darah merahnya

pada ibu hamil. anemia sering disebabkan kekurangan zat besi. Anemia

kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian tambahan pil zat besi

(sulfas ferosus) atau tablet penambah zat besi lainnya. Anemia dalam

kehamilan berakibat buruk pada kehamilan dan janin yang dikandung.

Pasokan oksigen janin kurang normal. Gangguan plasenta dan pendarahan

pasca persalinan juga sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.

 Tinggi badan kurang dari 145 cm

Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki

resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena lebih mungkin

memiliki panggul yang sempit.

 Perdarahan

Perdarahan adalah salah satu kejadian yang menakutkan selama kehamilan.

Perdarahan ini dapat bervariasi mulai dari jumlah yang sangat kecil (bintik-

24
bintik), sampai pendarahan hebat dengan gumpalan dan kram perut.

Perdarahan hamper 30% terjadi pada kehamilan. Kondisi ini terjadi di awal

masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau

bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada

kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus

diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita

hamil. Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami

perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa

dilakukan solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan.

Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai

dengan pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan terjadinya perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang

seperti ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium.

 Deman tinggi

Demam tinggi pada ibu hamil biasanya disebabkan karena infeksi atau

malaria. Demam tinggi biasanya membahayakan keselamatan jiwa ibu bisa

menyebabkan keguguran.

Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat

penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi

dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan

tindakan pencegahan antara lain:

25
 Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x

kunjungan selama masa kehamilan yaitu:

a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama).

b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat sampai

bulan keenam).

c. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan

kesembilan).

 Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan

dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru

lahir.

 Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan

intensif

 Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat

meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit

yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.

 Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:

a. Berdekatan dengan penderita penyakit menular.

b. Asap rokok dan jangan merokok.

c. Makanan dan minuman beralkohol.

d. Pekerjaan berat.

e. Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan.

f. Pemijatan/urut perut selama hamil.

g. Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.

26
 Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai

penyakit apa saja pada ibu hamil.

 Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.

Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa,

Puskesmas/Puskesmas pembantu rumah bersalin, rumah sakit pemerintah

atau swasta.

Cara mencegah kehamilan risiko tinggi yaitu tidak melahirkan pada umur kurang

dari 20tahun/lebih dari 35tahun, hindari jarak kelahiran terlalu dekat/kurang dari 2

tahun, rencanakan jumlah anak 2 orang saja, memeriksa kehamilan secara teratur

pada tenaga kesehatan seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit, memakan

makanan yang bergizi.

27
ANTENATAL CARE

DEFINISI

Pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal adalah upaya preventif

program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan

neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

Yang diharapkan pada Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan

kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi

juga pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga

mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Antenatal care meliputi:

1. Antenatal Care (ANC) adalah Pengawasan sebelum persalinan

terutamaditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janindalam rahim.

2. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,

edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses

kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.

TUJUAN

Tujuan dilakukannya antenatal care adalah :

1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan

2. Mengupayan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya

3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi serta penyulit-

penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas

28
5. Memberikan pendidikan dan nasihat-nasihat kesehatan yang diperlukan

dalam menjaga kualitas kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, merawat bayi

dan keluarga berencana

6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya

(menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak)

7. Menyiapkan fisik dan mental ibu dengan sebaik-baiknya serta

menyelamatkan ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan dan nifas

guna tetap sehat dan normal postpartus

Target yang harus dicapai dalam antenatal care adalah :

1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama

sehatnya atau lebih sehat.

2. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dan diobati secara

dini.

3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi dilahirkan dengan kondisi sehat

fisik maupun mental.

PELAYANAN ANTENATAL

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada Antenatal Care,

antara lain :

29
1. Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah

kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.

Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500

kalori. Pengetahuan berbagai jenis makanan yang dapat memberikan

kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa

yang dimengerti oleh ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih

dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk

terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak

melebihi 10-12 kg selama hamil.

- Protein (obstetri fisiologi)

Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari.Jumlah

ini lebih banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil, karena pada

wanita hamil metabolisme bertambah untuk pertumbuhan janin,

pertumbuhan rahim, pertumbuhan buah dada, dan untuk pertambahan

volume darah.Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan

(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, telur).Defisiensi protein

dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.

- Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.Kalsium dibutuhkan

untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.

Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan

kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi

atau osteomalasia pada ibu.

- Zat besi

30
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi

jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran oksigen melalui

hemoglobin di sel-sel darah merah.Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin

yang normal, diperlukan asupan zat besi pada ibu hamil dengan jumlah 30

mg/hari terutama setekah trimester kedua.Zat besi yang diberikan dapat

berupa ferrosus gluconate, ferrosus fumarate, atau ferrosus

sulphate.Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia

defisiensi zat besi.

- Vitamin (obstetri fisiologi)

Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan

bawaan dan abortus.Pada manusia pengaruh tersebut belum terbuktitetapi

bagaimanapun vitamin perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.

i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap

infeksi.

ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin),

asam nicotin dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis.

Asam nikotin bersifat anti pellagra. Sedangkan jika keurangan B2

menyebabkan cheilosis. Ada kemungkinan bahwa kekurangan vitamin

B complex dapat menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah

kemungkinan perdarahan post partum, dan atrofi dari ovaria.

iii. Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin.

iv. Vitamin D bersifat anti architis.

v. Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.

- Asam folat

31
Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel.

Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram

per hari.Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik

pada ibu hamil.

- Air (obstetri fisiologi)

Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas sehari. Air

menambah keringat dan juga pengeluaran racun dari usus dan ginjal.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus dan

pendarahan pasca persalinan.Jika makan makanan berlebihan karena

beranggapan untuk porsi dua orang dapat menyebabkan komplikasi seperti

gemuk, pre-ekslamsia, janin besar dan sebagainya.

Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil,

sehingga ibu hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.

2. Obat - obatan, untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan

terutama pada triwulan I perlu dipertanyakan mana yang lebih besar

manfaatnya dibandingkan bahaya terhadap janin.

3. Ibu hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah, kantor, atau

pabrik. Asalkan semua pekerjaannya bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah

dengan cara diselingi istirahat. Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamol

selama 3 bulan, 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudahnya. Tidak

ada gunanya wanita hamil berbaring terus-menerus seperti orang sakit, karena

istirahat yang lama akan melemahkan otot dan memberikan waktu untuk

berfikir yang bukan-bukan. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam pada malam

hari dan 1 jam pada siang hari.

32
4. Perawatan tubuh dan pakaian

Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada

ikatan yang ketat pada daerah perut. Kebersihan tubuh harus terjaga selama

kehamilan. Perubahan anatomik pada perut, area genitalia/ lipat paha, dan

payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah

terinvasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung saat

mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal

touché. Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan

sepatu berhak tinggi dan alas kaki keras (tidak elastis) serta korset penahan

perut. Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi

hari.Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja

fisik yang menimbulkan kelelahan fisik yang berlebihan. Beristirahat cukup,

minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan

melakukan kebiasaan merokok selama hamil harena dapat menyebabkan

vasopasme yang berakibat anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR),

prematuritas, kelainan congenital, dan solusio plasenta.

Perawatan Payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera

berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk

mengeluarjan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya

dilakukan secara hati-hati san benar karena pengurutan yang salah dapat

33
menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan puting susu secara

lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering pada

puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan

alkohol. Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka

gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).

Perawatan Gigi

Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu

pada trimester pdertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertam

dikaitkan dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi air liur yang berlebihan)

sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.Pada trimester ketiga

terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga

perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu

hamil.Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil

sangat rentan terhadap terjadinya caries dan gingivitis.

5. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena

kurang gerak badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan

tekanan rektum oleh kepala. Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus

yang berisi feces dan uterus yang membesar, maka hal tersebut dapat

menimbulkan bendungan di dalam panggul.Bendungan ini memudahkan

timbulnya haemorroid dan pyelitis.Pencegahannya ialah dengan minum

banyak air, gerak badan yang cukup, makan yang banyak mengandung serat

seperti sayur dan buah.

34
6. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus

pada hamil muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus

dilakukan secara hati-hati. Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik

dihindarkan, karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan

nifas serta dapat memecahkan ketuban pada multipara. Selain itu sperma

mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.

7. Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi

persalinan sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan

fisik tetapi juga latihan kejiwaan.

STANDARD PELAYANAN

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan

yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T,

yaitu :

1. Timbang berat badan

Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester

pertama, atau menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil?

Jawabannya adalah gaya hidup sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional

dan makan makanan sehat. Dengan pola ini, maka mereka yang sudah terlanjur

mengalami penambahan berat badan tinggi masih memiliki harapan untuk

melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas dari

kemungkinan komplikasi.Berat badan dalam trimester ke III tak boleh bertambah

lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan.Penambahan yang lebih dari batas-batas

tersebut diatas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan disebut pra edema.

35
Taksiran berat janin dapat ditentukan berdasarkan rumus Johnson

Toshack.Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana

persalinan secara spontan. Rumus tersebut adalah :

Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) x 155

Dengan interpretasi hasil :

N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika

N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika

N = 13 bila kepala belum lewat PAP

2. Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak.

Karena hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR,

IUFD dan lainnya.

3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)

Gambar1. Tinggi fundus uteri dan taksiran usia kehamilan

a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang

janin.

b. Untuk mengetahui usia kehamilan.

36
c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur

(cm).

d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-

petunjuk badan.

Umur Tinggi Fundus Uteri


Kehamilan

12 minggu 3 jari di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3jari di atas pusat

34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

36 minggu 3 jari di bawah prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.

b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.

c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.

d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.

e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur

hidup.

5. Pemberian Tablet Fe

a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.

37
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.

c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.

d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

38
KONSELING PRAKONSEPSI

Pendahuluan

Konseling pra konsepsi atau pra kehamilan adalah konseling yang dilakukan

terhadap pasangan usia subur sebelum terjadinya kehamilan. Konseling ini

termasuk salah satu tindakan preventif dalam ilmu kedokteran obstetri.. Resiko

cacat mayor (dengan atau tanpa kelainan kromosom) pada populasi umum kira-kira

3 %. Seorang wanita baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah terlambat haid

sekitar 1 atau 2 minggu. Sedangkan organogenesis janin mulai terjadi 17 hari

setelah fertilisasi. Oleh karena itu, konseling pra kehamilan ini sangat bermanfaat

untuk memberikan informasi dan nasehat kepada pasangan usia subur untuk

menyiapkan lingkungan yang optimal bagi perkembangan konseptus,

memperhatikan faktor – faktor yang berpotensi mempengaruhi hasil akhir

kehamilan, wanita yang bersangkutan diberi nasihat tentang resiko yang ada pada

dirinya dan diberikan suatu strategi untuk mengurangi / mengeliminasi pengaruh

patologis yang diketahui berdasarkan riwayat keluarga, medis atau obstetri.

Tujuan Konseling pra kehamilan

Konseling pra kehamilan memiliki peranan yang penting karena dapat

mengetahui wanita mana yang diuntungkan dari intervensi dini, seperti mereka

yang menderita diabetes melitus atau hipertensi dan dapat membantu mengurangi

cacat janin.

39
Organogenesis dimulai 17 hari setelah fertilisasi, maka sebaiknya diperhatikan

lingkungan yang baik untuk perkembangan hasil konsepsi. Hasil akhir maternal dan

perinatal juga bergantung pada interaksi antara faktor ibu, janin, dan

lingkungannya, dan sulit untuk menerangkan hasil akhir kehamilan hanya

berdasarkan satu intervensi spesifik. Tujuan akhir adalah konseling prakehamilan

dapat memperbaiki hasil akhir kehamilan.

Bentuk Pemeriksaan

Konseling pra kehamilan dapat digabung ke dalam setiap kunjungan dari

wanita dalam masa reproduksi.

1. Anamnesis Lengkap

Hal-hal berikut yang perlu ditanyakan :

1. Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami,

agama alamat

2. Riwayat menstruasi , menarche, teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah,

nyeri +/- → menilai faal alat kandungan

3. Riwayat perkawinan → kawin / tidak, berapa kali, berapa lama (anak

mahalkah?)

4. Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis gravidarum

+/- → prognosa

5. Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-, perdarahan

+/-, siapa yang menolong → prognosa

6. Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? →

prognosa

40
7. Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir

8. Riwayat penyakit keluarga → penyakit keturunan +/- (DM, kelainan

genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)

9. Riwayat kontrasepsi → pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama, efek

samping

2. Pemeriksaan - pemeriksaan untuk skrining

- Pemeriksaan darah lengkap termasuk rata – rata volume sel darah merah

dapat menyingkirkan adanya kemungkinan anemia yang diturunkan

- Pemeriksaan glukosa puasa pada wanita dengan DM gestasional penting

untuk memprediksi insiden anomali fetal → pada hiperglikemia (puasa) ada

peningkatan insiden anomali fetal

- Konseling dan pemeriksaan HIV sebaiknya dilakukan juga secara rahasia

dan atas kesadaran pasien

- Pemeriksaan rutin Toxoplasmosis dipertimbangkan pada wanita yang

memelihara kucing dan sering memakan daging setengah matang.

Tujuannya untuk memeriksa status antibodi sebelum konsepsi

- Beberapa pemeriksaan yang dilakukan, contoh : rubella, varicella, dan

hepatitis B, sebaiknya dilakukan untuk menentukan vaksinasi yang akan

diberikan sebagai bagian dari penatalaksanaan prakehamilan

- Khususnya untuk varicella sebaiknya dilakukan pada pasien yang belum

pernah sakit cacar. Pemberian vaksin varisella zoster terhadap pasien yang

belum pernah dapat vaksinasi direkomendasikan

41
- Pemeriksaan elektroforesis terhadap hemoglobin dilakukan pada pasien

dengan resiko anemia sickle sel seperti pada ras Afrika-amerika dan wanita

dari mediterania / asia untuk thalasemia.

- Pada wanita dengan penyakit ginjal dapat diperiksa kadar serum

kreatininnya, agar dapat memprediksi beberapa keadaan hasil akhir

kehamilan seperti kelahiran preterm, kematian perinatal, IUGR, abortus.

- Sedangkan pada wanita dengan penyakit jantung sianotik dapat dilakukan

pemeriksaan beberapa faktor seperti hemoglobin, saturasi oksigen arteri

- Pemeriksaan – pemeriksaan spesifik lain dapat dilakukan untuk menilai

wanita dengan beberapa penyakit kronik, seperti pada penyakit ginjal,

penyakit kardiovaskular, dan DM.

Masalah – masalah Yang Dihadapi Sebelum Konsepsi

A. Penyakit genetik

Pada pencegahan primer dihindari faktor penyebab, karena saat ini sudah

semakin banyak penyakit kongenital yang telah diketahui etiologinya. Cacat saat

lahir merupakan penyebab utama mortalitas bayi dan 20% penyebab kematian bayi.

Dapat dikurangi dengan strategi pencegahan primer, atau sekunder.

Sedangkan pada pencegahan sekunder dilakukan identifikasi dan

penghentian kehamilan yang terkena penyakit. Manfaat konseling diukur dengan

membandingkan insiden kasus baru sebelum dan sesudah dimulainya konseling.

Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat dicegah dengan konseling.

1. Talasemia

2. Anemia sikle cell

42
3. Defek tabung saraf / neural tube defect (NTD)

4. Fenilketonuria / PKU

5. Fibrosis kistik

B. Penyakit kronik

1. Diabetes Mellitus (DM)

 Hiperglikemia → patologi ibu dan janin → perlu konseling

prakehamilan untuk menghindari penyulit

 Konseling → pengendalian kadar glukosa darah jangka panjang

 Pada konseling diberikan penjelasan mengenai resiko dan mencari

strategi untuk mengurangi resiko sebelum kehamilan

2. Epilepsi

 Keturunan wanita dengan epilepsi → 2 – 3 X mengalami anomali

struktural → lebih parah pada anak yang terpajan obat – obatan anti

konvulsi

 Konseling → mencakup rekomendasi untuk mengganti obat ke

regimen yang paling tidak teratogenik / jika mungkin hentikan obat

sebelum kehamilan

Penilaian-penilaian Penting Untuk Menyelesaikan Masalah

Hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya :

A. Riwayat reproduksi

Catatan riwayat menstruasi akan memberikan kesempatan untuk menilai

tingkat pengetahuan si ibu tentang fisiologi menstruasi dan memberikan

43
konseling tentang bagaimana dia menggunakan pengetahuan tersebut untuk

merencanakan kehamilan.

Diagnosa dan penatalaksanaan kelainan-kelainan seperti malformasi

uterus, penyakit autoimmune ibu, dan infeksi genital dapat mengurangi

resiko terjadinya abortus berulang.

Menelaah riwayat obstetrik saat wanita tidak hamil akan membuat calon

orang tua mengungkapkan kekhawatirannya, perhatian dan pertanyaan-

pertanyaan seputar kehamilan dan reproduksi.

B. Riwayat keluarga

1. Skrining karier

Konseling riwayat keluarga dapat mengungkap resiko penyakit-penyakit

seperti muscular dystrophy, sindrom fragile X atau Down sindrom, dan

penyakit lainnya yang dapat diturunkan secara genetik harus dilakukan.

Informasi tentang tes diagnostik yang tepat seperti sampling vili khorionik atau

amniosintesis perlu disampaikan. Pada beberapa kasus, konseling genetik

dapat mengarah pada keputusan untuk tidak meneruskan kehamilan atau

menggunakan teknologi bantuan reproduksi yang dapat meniadakan resiko

Skrining karier berdasarkan riwayat keluarga atau latar belakang etnis dari

pasangan sangat penting dalam konseling sebelum terjadinya kelainan pada

kehamilannya. Pengenalan pra konsepsi dari status karier membuat wanita dan

pasangannya dapat diberitahukan tentang resiko penyakit resesif autosom

diluar konteks emosional dari kehamilan. Pengetahuan tentang status karier

juga membuat keduanya dapat mengambil keputusan tentang kehamilan

serta merencanakan pemeriksaan yang diperlukan bila terjadinya kehamilan.

44
2. Penilaian medis

Perawatan pra konsepsi untuk wanita dengan problem medis yang berarti harus

mencakup penilaian faktor resiko bukan hanya bagi janin tapi juga bagi si ibu.

Perawatan yang tepat mungkin memerlukan kerjasama dengan spesialis lain.

C. Skrining Faktor Resiko resiko

1. Skrining penyakit infeksi

a. Wanita tanpa imunitas terhadap rubella dapat dikenali melalui skrining pra

konsepsi, dan sindrom rubella kongenital dapat dicegah dengan vaksinasi.

Tidak ada laporan kasus rubella kongenital setelah imunisasi rubella

dalam 3 bulan sebelum atau setelah konsepsi.

b. Skrining universal bagi wanita hamil untuk hepatitis B virus (HBV) telah

direkomendasikan oleh CDC and Prevention sejak tahun 1988. Wanita

dengan resiko sosial atau pekerjaan terpapar dengan hepatitis B virus

harus diberi penyuluhan serta diberikan vaksinasi.

c. Pasien yang beresiko terhadap tuberkulosis harus diperiksa bila riwayat

vaksinasi BCG-nya tidak sesuai dengan pedoman untuk skrining atau

pengobatan pencegahan.

d. Skrining CMV (cytomegalo virus) harus ditawarkan sebelum konsepsi

untuk wanita yang bekerja di ICU, fasilitas perawatan anak, atau unit

dialisa darah.

e. Ig-G Parvovirus dapat ditawarkan sebelum konsepsi kepada guru-guru dan

pekerja pengasuh anak.

f. Toksoplasmosis sering berhubungan dengan pemilik kucing dan

mereka yang makan daging mentah. Skrining toksoplasmosis rutin untuk

45
menentukan status antibodi sebelum konsepsi terutama memberikan

jaminan kepada mereka yang sudah imun. Pemeriksaan rutin terhadap

wanita hamil yang tidak diketahui adanya faktor resiko tidak dianjurkan

g. Skrining untuk antibodi varisela dilakukan untuk mengetahui adanya

riwayat menderita varisela. Vaksin virus varisela zoster sekarang

dianjurkan untuk semua orang dewasa non imun.

h. Skrining dan pemeriksaan HIV harus ditawarkan secara rahasia dan

sukarela kepada semua wanita.

i. Pemeriksaan untuk Neiesseia Gonorea, Chlamidia trachomatis dan

Troponema pallidum sering dilakukan secara rutin untuk pasien yang aktif

secara seksual.

2. Penilaian pemaparan obat

Penilaian terhadap pemaparan dengan obat baik yang dibeli bebas maupun

yang melalui resep. Penggunaan obat harus dipastikan dan diberikan keterangan

tentang pilihan obat yang paling aman.

a. Isotretinoin (accutane), regimen oral telah disetujui oleh FDA untuk akne sistika

berat, harus dihindari sebelum konsepsi. Isotretinoin sangat teratogenik

menyebabkan defek kraniofacial (mikrotia, anotia).

b. Sodium warfarin (coumadin), suatu anti koagulan dan derivatnya telah dikaitkan

dengan embriopati. Karena sodium warfarin tidak melintasi plasenta, wanita

yang memerlukan antikoagulan harus mengganti terapi antikoagulannya dengan

heparin sebelum konsepsi.

c. Keturunan dari wanita yang mendapat terapi anti kejang untuk epilepsi sangat

beresiko terhadap malformasi kongenital. Perbedaan pendapat masih terus

46
terjadi apakah karena proses penyakit, obat-obatan, atau kombinasi keduanya

yang menyebabkan malformasi. Ahli saraf merasa adalah tepat untuk mencoba

menunda terapi anti konvulsan bagi wanita yang sudah bebas kejang selama 2

tahun. Bagi wanita yang bukan calon pasien yang akan dihentikan terapinya,

maka dipilih obat yang paling sedikit efek teratogeniknya.

d. Tidak ada bukti adanya efek teratogenisitas dari kontrasepsi oral atau implant.

Spermisida vagina tidak teratogenik bagi wanita yang hamil sementara mereka

sedang menggunakan kontrasepsi ini atau hamil sesudah menghentikan

pemakaiannya.

3. Penilaian kandungan zat gizi

1. Indeks massa tubuh, didefinisikan sebagai [BB(kg)/TB(m2)] adalah

indikator yang sering dipakai untuk menilai status gizi. Wanita dengan

riwayat anoreksia atau bulimia akan mendapatkan keuntungan dengan

konseling nutrisi dan psikologi sebelum konsepsi.

2. Kebiasaan makan seperti pika, suatu gangguan makan, dan pemakaian

suplementasi megavitamin harus dibicarakan. Penggunaan suplemen

multivitamin yang berlebihan yang mengandung vitamin A harus dihindari

karena diperkirakan diet intake vitamin A bagi banyak wanita di Amerika

sudah cukup. Vitamin bersifat teratogenik pada manusia pada dosis 20.000

– 50.000 IU per hari, menimbulkan malformasi janin seperti yang terlihat

dengan pemakain isotretinoin, suatu derivate sintetis vitamin A.

3. Konsumsi asam folat peri konsepsi mengurangi resiko defek tabung saraf

(NTDs). Badan pelayanan kesehatan masyarakat Amerika serikat

merekomendasikan pemakaian suplementasi 0,4 mg asam folat perhari bagi

47
semua wanita yang akan hamil. Kecuali adanya kontra indikasi karena

anemia pernisiosa, wanita yang sebelumnya melahirkan anak dengan neural

tube defek harus mengkonsumsi 4 mg asam folat per hari

Faktor-faktor Lain Yang Mempegaruhi Penilaian Pra Konsepsi

1. Riwayat Reproduksi

 Informasi dapat melalui kuesioner pada kunjungan rutin prakehamilan

 Mencakup : usaha – usaha sebelum kehamilan, adanya infertilitas, hasil

kehamilan abnormal termasuk abortus, kehamilan ektopik, kematian janin

berulang

 Perlu juga riwayat keluarga terdekat, contohnya : pada abortus berulang,

atau adanya kelainan susunan kromosom

 Perlu dicatat pemakaian teknologi reproduksi untuk menjadi hamil,

contohnya penyuntikkan sperma intrasitoplasma (intra cytoplasmic sperm

injection / ICSI) berkaitan dengan adanya penyulit tertentu (Bowen dkk,

1998)

 Demikian pula dengan faktor resiko persalinan prematur rekuren,

preeklampsia, dan seksio sesarea berulang.

2. Riwayat pemakaian alkohol, dan merokok

 Retardasi mental yang berhubungan dengan alkohol saat ini merupakan

satu – satunya sindroma retardasi mental yang diatasi dengan pencegahan

primer

48
 Pecandu alkohol dapat diidentifikasi dengan kuesioner berupa rangkaian

dari empat pertanyaan mengenai : adanya toleransi terhadap alkohol, rasa

terganggu mengenai kebiasaan minum, usaha untuk mengurangi, dan

riwayat minum di pagi hari

 Merokok meningkatkan resiko persalinan premature, restriksi

pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah serta attention deficit

hyperactivity disorder / ADHD serta masalah prilaku dan belajar saat anak

mencapai usia sekolah.

3. Riwayat Sosial

 Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan

 Kehamilan usia 15 – 19 tahun → resiko anemia dan janin dengan

pertumbuhan terhambat, persalinan premature, dan angka kematian bayi

lebih tinggi → sering tidak direncanakan sehingga tidak ada konseling

 Remaja → masih tumbuh dan berkembang sehingga butuh kalori yang lebih

besar daripada wanita yang lebih tua → berat badan sering kurang

 Kehamilan usia > 35 tahun → saat ini 10% dengan penyulit obstetri dan

meningkatkan morbiditas dan mortilitas perinatal

 Merokok juga meningkatkan resiko penyulit kehamilan yang berkaitan

dengan insufisiensi vascular, seperti insufisiensi uteroplasenta dan solusio

plasenta

 Konseling → kurangi / bahkan hentikan merokok prakehamilan

4. Riwayat pemakaian obat –obatan terlarang

 Mariyuana dan opium tidak ada bukti mempunyai efek teratogenik terhadap

manusia.

49
 Opium mempunyai efek neonatus withdrawal : tangisan bayi high piched,

tidak mau menyusui, tremor, bayi iritabel, mengantuk, muntah, diare dan

kadang – kadang kejang. Resiko penularan HIV dan hepatitis pada

penggunaan jarum bersama

 Penggunaan kokain mempunyai efek pada ibu termasuk vasokonstriksi,

disamping efek kardiotoksik. Komplikasi terhadap kehamilan : abortus

spontan, IUFD, PROM, kelahiran preterm, IUGR, dan solusio plasenta.

Bersifat teratogenik : mikrosefal, defek batang tubuh, malformasi traktus

genitourinari. Resiko abnormalitas neurobehavior dan orientasi.

 Penggunaan amfetamin berhubungan dengan berkurangnya lingkar kepala

janin dan meningkatnya resiko solusio plasenta, IUGR dan IUFD, namun

tidak ada bukti berefek teratogen.

5. Riwayat mengalami kekerasan dalam rumah tangga

Riwayat kekerasan dalam RT berhubungan dengan pasangan pecandu

alkohol / obat, menganggur, dan memiliki latar belakang pendidikan atau

pendapatan yang rendah serta riwayat pernah dipenjara (Grisso dkk, 1999;

Kyriacou dkk, 1999)

6. Imunitas

 Konseling prakehamilan → penilaian atas imunitas terhadap rubella dan

hepatitis B

 Vaksin : tetanus toksoid, bakteri atau virus mati (influenza, pneumokokus,

hepatitis B, meningokokus, rabies), atau virus hidup yang sudah dilemahkan

(campak, gondongan, polio, rubela, cacar air, demam kuning)

50
 Pemberian vaksin hidup selama kehamilan tidak dianjurkan dan idealnya

diberikan paling sedikit 3 bulan sebelum kehamilan

7. Riwayat pajanan lingkungan

 Pajanan lingkungan mencakup organisme infeksius, seperti : perawat

NICU, perawat unit dialisis mungkin terpajan sitomegalovirus atau virus

sintitial traktus respiratorius dan petugas penitipan anak dan guru di sekolah

mungkin terpajan parvovirus dan rubella

 Pekerja industri yang hamil mungkin terpajan zat – zat kimia seperti logam

berat atau pelarut organik

 Konseling pajanan lingkungan → hindari pajanan tersebut sebelum dan

selama kehamilan

8. Riwayat makanan dan gizi

 Kebiasaan makan seperti Pika : untuk es, tepung kanji, atau lumpur dan

kotoran; sering dikaitkan dengan anemia

 Kebiasaan makan seperti diet vegetarian memperlihatkan defisiensi protein,

tetapi dapat dikoreksi dengan meningkatkan konsumsi telur dan keju

 Konsumsi vitamin A tidak dianjurkan karena mempunyai efek teratogenik

terhadap manusia pada dosis 20.000 – 50.000 IU per hari, diantaranya

malformasi janin

 Obesitas berhubungan dengan penyulit seperti hipertensi, preeklampsia,

DM gestasional, tromboflebitis, kelainan persalinan, kehamilan post matur,

seksio sesarea dan penyulit operasi

51
 Defisiensi gizi seperti anoreksia dan bullimia meningkatkan resiko

timbulnya masalah terkait misalnya gangguan elektrolit, aritmia jantung,

dan kelainan saluran cerna

52
53

You might also like