You are on page 1of 5

[ PERKULIAHAN MINGGU KE-5 ]

SUBGRUP NORMAL DAN GRUP FAKTOR


Sri Wahyuni
Departemen Matematika - FMIPA UGM

Misal diberikan grup G dan subgrup H di dalam G.


Pertanyaan: Dengan bermodalkan grup G dan subgrup H tersebut, apakah dapat
dikonstruksi suatu grup baru?

Perlu diingat kembali bahwa untuk membentuk grup, “bahan” yang diperlukan ada dua,
yaitu suatu himpunan tak kosong dan suatu operasi biner pada himpunan tersebut.
Salah satu ide untuk membuat suatu himpunan baru dengan bermodalkan grup
G dan subgrup H tersebut adalah dengan cara mempartisi himpunan G menggunakan
suatu relasi ekuivalensi1 .

1. KOSET KIRI DAN KOSET KANAN


Misal diberikan grup (G, ∗) dan subgrup H di dalam G. Pada himpunan G,
didefinisikan relasi ∼R dan relasi ∼L , yaitu untuk setiap x, y ∈ G,
def.
x ∼R y ⇔ x ∗ y −1 ∈ H

dan
def.
x ∼L y ⇔ y −1 ∗ x ∈ H.
Dapat dibuktikan bahwa relasi ∼R merupakan relasi ekuivalensi pada G, yakni perlu
ditunjukkan:
(i). (∀x ∈ G) x ∼R x (sifat refleksif)
(ii). (∀x, y ∈ G) x ∼R y ⇒ y ∼R x (sifat simetris)
(iii). (∀x, y, z ∈ G) [(x ∼R y) ∧ (y ∼R z)] ⇒ (x ∼R z). (sifat transitif)
(Secara analog, dapat dibuktikan juga bahwa relasi ∼L merupakan relasi ekuivalensi.)
Akibat Relasi Ekuivalensi ∼R Pada G:
Himpunan G terpartisi menjadi kelas-kelas ekuivalensi oleh relasi ∼R . Misalkan a adalah
elemen di G. Kelas ekuivalensi yang memuat a adalah

[a]R = ....................................................... = .......................................................


= ....................................................... = .......................................................
def.
= {h ∗ a | h ∈ H} = H ∗ a.

Selanjutnya, himpunan H ∗ a = {h ∗ a | h ∈ H} (atau cukup ditulis Ha) disebut koset


kanan dari H, dan elemen a disebut representatif dari Ha.
1
Mahasiswa perlu mengingat kembali definisi relasi ekuivalensi, dan juga mengingat kembali tentang
akibat dari suatu himpunan tak kosong yang dikenai suatu relasi ekuivalensi.
1
Penting untuk dipahami dan diingat: Kelas ekuivalensi [x]R
sama dengan kelas ekuivalensi [y]R jika dan hanya jika x ∼R y.
Dengan demikian, diperoleh
Hx = Hy ⇔ x ∼R y ⇔ xy −1 ∈ H.

Akibat Relasi Ekuivalensi ∼L Pada G:


Himpunan G terpartisi menjadi kelas-kelas ekuivalensi oleh relasi ∼L . Misalkan a adalah
elemen di G. Kelas ekuivalensi yang memuat a adalah

[a]L = ....................................................... = .......................................................


= ....................................................... = .......................................................
def.
= {a ∗ h | h ∈ H} = a ∗ H.

Selanjutnya, himpunan a ∗ H = {a ∗ h | h ∈ H} (atau cukup ditulis aH) disebut koset


kiri dari H, dan elemen a disebut representatif dari aH.

Penting untuk dipahami dan diingat: Kelas ekuivalensi [x]L


sama dengan kelas ekuivalensi [y]L jika dan hanya jika x ∼L y.
Dengan demikian, diperoleh
xH = yH ⇔ x ∼L y ⇔ y −1 x ∈ H.

Contoh 1 Misal diambil contoh subgrup 3Z di dalam grup (Z, +). Koset-koset kiri dari
3Z yang terbentuk ada tiga, yaitu 0+3Z, 1+3Z, dan 2+3Z. Mahasiswa dapat mengecek
bahwa Z = (0 + 3Z) ∪ (1 + 3Z) ∪ (2 + 3Z) dan koset-koset tersebut tidak saling beririsan.
Oleh karena itu, tampak bahwa Z terpartisi menjadi tiga kelas-kelas ekuivalensi (koset
kiri), yaitu 0 + 3Z, 1 + 3Z, dan 2 + 3Z.
Latihan: Apakah 7 + 3Z = 1 + 3Z? Berikan alasannya!

2. SUBGRUP NORMAL DAN PEMBENTUKAN GRUP FAKTOR


Sebagai lanjutan dari proses di atas, dihimpun semua koset kanan dari H yang
terbentuk, yaitu dibentuk himpunan

GR = {Hx | x ∈ G}.

Hal serupa juga dilakukan untuk koset kiri dari H, yaitu dibentuk himpunan

GL = {xH | x ∈ G}.

Kesimpulan: Dengan modal suatu grup G dan subgrup H di G, ternyata selalu dapat
dibentuk himpunan baru, yaitu GR dan GL .
Pertanyaan: Apakah pada himpunan GR [himpunan GL ] tersebut dapat didefinisikan
operasi biner ∗ˆR [operasi biner ∗ˆL ] sedemikian sehingga (GR , ∗ˆR ) merupakan grup
[(GL , ∗ˆL ) merupakan grup)]?
2
Misal diambil sebarang dua koset kanan Hx dan Hy di GR . Untuk meng-
operasikan kedua koset tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan mendefinisikan
def.
Hx ∗ˆR Hy = Hxy.

Pertanyaan: Apakah operasi ∗ˆR merupakan operasi biner pada himpunan GR ?


Mudah dipahami bahwa operasi ∗ˆR tertutup pada himpunan GR .
Misal diambil sebarang Hx1 , Hx2 , Hy1 , Hy2 ∈ GR dengan Hx1 = Hx2 dan Hy1 = Hy2 ,
yang berarti x1 x−1 −1 −1 −1
2 ∈ H dan y1 y2 ∈ H. Karena x1 x2 ∈ H dan y1 y2 ∈ H, diperoleh
x1 x−1 −1
2 = h1 dan y1 y2 = h2 , untuk suatu h1 , h2 ∈ H.
Operasi ∗ˆR well-defined jika
def.
Hx1 ∗ˆR Hy1 = Hx2 ∗ˆR Hy2 ⇔ Hx1 y1 = Hx2 y2
⇔ .......................
⇔ .......................
⇔ x1 h2 x−1
2 ∈ H

Jadi, operasi ∗ˆR well-defined jika x1 h2 x−1


2 ∈ H.
Perhatikan: h ∈ H dan x1 ∈ G, sehingga x1 h belum tentu merupakan anggota dari
H. Lebih lanjut, x1 h2 x−1
2 belum tentu merupakan anggota dari H
Kesimpulan: Operasi ∗ˆR belum tentu well-defined.
Jika G adalah grup komutatif, maka jelas berlaku x1 h2 x−1 −1 −1
2 = x1 x2 h2 ∈ H sebab x1 x2 ∈
H dan h2 ∈ H. Akibatnya, jika G adalah grup komutatif, maka operasi ∗ˆR well-defined.
Akan tetapi syarat bahwa G harus grup komutatif dinilai sebagai syarat yang terlalu
kuat.

Definisi 2 Misal H adalah subgrup dari grup G. Subgrup G disebut subgrup normal
jika untuk setiap g ∈ G berlaku gH = Hg.

Syarat Perlu Dan Cukup Dari Subgrup Normal:


Teorema 3 Misalkan H adalah subgrup dari grup G. Subgrup H merupakan subgrup
normal jika dan hanya jika untuk setiap g ∈ G berlaku gHg −1 ⊆ H.

Contoh 4 (1). Setiap subgrup dari grup komutatif merupakan subgrup normal.
(2). Mudah dipahami bahwa GL2 (R) = {A ∈ M2×2 (R) | det(A) 6= 0} merupakan
grup terhadap operasi perkalian matriks, dan H = {B ∈ M2×2 (R) | det(B) = 1}
merupakan subgrup dari GL2 (R). Dapat dibuktikan H merupakan subgrup normal.
Bukti: (contoh aplikasi penggunaan SPC subgrup normal)
Diambil sebarang A ∈ GL2 (R). Akan dibuktikan AHA−1 ⊆ H. Diambil sebarang
B ∈ H, berarti det(B) = 1. Akan ditunjukkan ABA−1 ∈ H. Mudah dipahami
det(ABA−1 ) = det(A) det(B) det(A−1 ) = det(A)1 det(A)
1
= 1. Jadi, ABA−1 ∈ H.
Berdasarkan SPC subgrup normal, berakibat H merupakan subgrup normal. 

3
Sifat-sifat yang perlu diselidiki oleh mahasiswa: Jika H dan K masing-masing
adalah subgrup dari grup G, apakah:
1. H ∩ K merupakan subgrup normal?
2. HK merupakan subgrup normal?
3. HK = KH ?

Kita kembali ke pembahasan sebelumnya tentang pembentukan grup menggu-


nakan himpunan GR = {Hx | x ∈ G} dan operasi ∗ˆR . Misalkan dalam pembentukan
grup tersebut diberi tambahan syarat pada subgrup H, yakni dimisalkan H adalah sub-
grup normal.
Perhatikan: Jika H adalah subgrup normal, h2 ∈ H, dan x1 ∈ G, maka berlaku
x1 h2 ∈ x1 H = Hx1 , sehingga berakibat x1 h2 = h0 x1 untuk suatu h0 ∈ H. Dengan
demikian, x1 h2 x−1 0 −1 0
2 = h x1 x2 = h h1 ∈ H.
Kesimpulan: Jika H adalah subgrup normal, maka dapat dijamin bahwa x1 h2 x−1
2 ∈ H,
yang ekuivalen mengatakan bahwa operasi ∗ˆR well-defined.

Catatan: Jika H adalah subgrup normal di G, maka jelas berlaku


Hx = xH untuk setiap x ∈ G. Hal ini berakibat himpunan
GR = {Hx | x ∈ G} = {xH | x ∈ G} = GL .
Selanjutnya, jika H adalah subgrup normal di G, himpunan GR
atau GL dinotasikan G/H, dan operasi ∗ˆR atau ∗ˆL dapat ditulis
dengan notasi yang sama, yaitu ∗ˆ.

Pertanyaan: Apakah himpunan G/H terhadap operasi biner ∗ˆ merupakan grup?


Mahasiswa dapat menunjukkan bahwa:
(i). operasi ∗ˆ bersifat asosiatif;
(ii). adanya suatu elemen netral di G/H terhadap operasi ∗ˆ;
(iii). untuk setiap elemen di G/H punya invers terhadap operasi ∗ˆ.

Jadi, G/H terhadap operasi biner ∗ˆ merupakan grup, yang selanjutnya dinotasikan

G/H = {xH | x ∈ G}

dan disebut Grup Faktor dari G yang terbentuk oleh subgrup H.

Contoh 5 Misal diambil subgrup 3Z di dalam grup (Z, +). Jelas 3Z adalah subgrup
normal, sebab Z adalah grup komutatif. Grup faktor yang terbentuk adalah

Z/3Z = {0 + 3Z, 1 + 3Z, 2 + 3Z}.

Secara umum, jika diambil subgrup nZ di dalam grup Z, maka grup faktor yang terben-
tuk adalah
Z/nZ = {0 + nZ, 1 + nZ, · · · , (n − 1) + nZ}.
4
3. LATIHAN
(" # )
a 0
1. Misal diambil subgrup D = | a, d ∈ R, ad 6= 0 di dalam grup (GL2 (R), ·).
0 b
Apakah dapat dibentuk grup faktor (GL2 (R)/D, ∗ˆ)?

2. Lihat kembali tabel operasi komposisi fungsi pada grup S3 . Misalkan


( ! ! !)
1 2 3 1 2 3 1 2 3
H = σ1 = , σ4 = , σ5 = .
1 2 3 2 3 1 3 1 2

a). Apakah H merupakan subgrup di S3 ?


b). Tentukan semua koset σi ◦ H, i = 1, 2, 3, 4, 5, 6.
c). Apakah H merupakan subgrup normal?

3. Misalkan ( ! !)
1 2 3 1 2 3
H0 = σ1 = , σ2 = ,
1 2 3 1 3 2
merupakan himpunan bagian dari grup S3 . Selidiki apakah H 0 merupakan subgrup
normal di S3 !

You might also like