You are on page 1of 14

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK

TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP


MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-
2013)

Oleh :
Lucy Citra Fitriany
Pembimbing : Azwir Nasir dan Elfi Ilham
Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia
e-mail: lucycitrafitriany@gmail.com
The Effect of Current Deffered Tax Asset, Deffered Tax Expense and Tax
Planning On Earnings Management

ABSTRACT
This study aimed to determine the influence of current deffered tax asset,
deffered tax expense and tax planning on earnings management. Independent
variables used in this study are current deffered tax asset, deffered tax expense
and tax planning, while the dependent variable in this study is earnings
management are measured using discretionary accrual (DA). Populations used in
this study is manufacture companies listed on IDX 2011-2013, where the total
population is used by 16 companies. The sampling technique used was purposive
sampling technique in which the number of observations obtained this study was
48 (16x3). Data analysis conducted with Binary logistic regression model with
help of software SPSS version 20,0. Of the result of the testing that has been done,
the wall test showed that the independent variables current deffered tax asset and
tax planning which has a significant influence on earnings management, while the
deffered tax expense variables did not significantly affect the earnings
management.
Keywords : Earnings Management, Current Deffered Tax Asset, Deffered Tax
Expense and Tax Planning.

PENDAHULUAN tertentu dalam pelaporan keuangan


Manajemen laba merupakan dan menyusun transaksi untuk
perilaku yang dilakukan oleh mengubah laporan keuangan guna
manajer perusahaan untuk menyesatkan stakeholders mengenai
meningkatkan atau menurunkan laba kinerja ekonomi yang terjadi.
dalam proses pelaporan keuangan Pada satu sisi manajemen
eksternal dengan tujuan untuk perusahaan ingin menampilkan
menguntungkan dirinya sendiri kinerja keuangan yang baik dengan
(Belkaoui, 2007:201). Healy dan memaksimalkan laba yang
Wahlen (1999) mengatakan bahwa dilaporkan kepada para pemegang
manajemen laba dilakukan manajer saham dan pengguna eksternal
dengan menggunakan penilaian lainnya. Namun demikian, di sisi lain

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1150


manajemen perusahaan juga Kasus yang sama juga pernah
menginginkan untuk meminimalkan terjadi pada PT Indofarma Tbk.
laba kena pajak yang dilaporkan Berdasarkan hasil pemeriksaan
untuk keperluan pajak (Ettredge et Bapepam terhadap PT Indofarma
al., 2008). Tbk. (Badan Pengawas Pasar Modal,
Manajemen laba yang dibuat 2004), ditemukan bukti bahwa nilai
oleh perusahaan dapat dilakukan barang dalam proses diniliai lebih
dengan memanfaatkan peluang untuk tinggi dari nilai yang seharusnya
dalam penyajian nilai persediaan
membuat estimasi akuntansi dan
barang dalam proses pada tahun
pemilihan metode akuntansi. SAK buku 2001 sebesar Rp28,87 miliar.
mengizinkan manajemen untuk Akibatnya penyajian terlalu tinggi
melakukan judgement terhadap (overstated) persediaan sebesar
estimasi akuntansi, seperti estimasi Rp28,87 miliar, harga pokok
piutang tak tertagih, masa manfaat penjualan disajikan terlalu rendah
aset tetap dan nilai sisa dari aset tetap (understated) sebesar Rp28,8 miliar
dan laba bersih disajikan terlalu
tersebut serta kurun waktu amortisasi
tinggi overstated dengan nilai yang
aset tak berwujud. Sedangkan dalam sama. Fenomena ini jelas
peraturan perpajakan, estimasi menunjukkan dapat terjadinya
piutang tak tertagih tidak diizinkan manajemen laba dalam sebuah
sebagai pengurang pendapatan dalam perusahaan untuk menguntungkan
menghitung laba fiskal. Peraturan pihak tertentu. Banyak factor yang
perpajakan juga sudah mengatur mempengaruhi manajemen laba
yakni aset pajak tangguhan, beban
masa manfaat aset tetap dan aset tak pajak tangguhan dan perencanaan
berwujud serta tarif penyusutannya pajak.
yang dibedakan berdasarkan Selisih laba komersial dan
pengelompokan aset tersebut. laba fiskal (book-tax differences)
Fenomena adanya praktik dapat menginformasikan tentang
manajemen laba pernah terjadi di diskresi manajemen dalam proses
pasar modal Indonesia, khususnya akrual. Selisih tersebut dinamakan
pada emiten manufaktur di Bursa koreksi fiskal yang berupa koreksi
Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi negatif dan koreksi positif. Koreksi
pada PT Kimia Farma Tbk. negatif akan menghasilkan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kewajiban pajak tangguhan
Bapepam (Badan Pengawas Pasar sedangkan koreksi positif akan
Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa menghasilkan aset pajak tangguhan
terdapat kesalahan penyajian dalam (Djamaluddin, 2008:58).Aset pajak
laporan keuangan PT Kimia Farma tangguhan dan kewajiban pajak
Tbk., berupa kesalahan dalam tangguhan, aset pajak tangguhan
penilaian persediaan barang jadi dan adalah aset yang terjadi apabila
kesalahan pencatatan penjualan, perbedaan waktu menyebabkan
dimana dampak kesalahan tersebut koreksi positif yang berakibat beban
mengakibatkan overstated laba pada pajak menurut akuntansi komersial
laba bersih untuk tahun yang lebih kecil dibanding beban pajak
berakhir 31 Desember 2001 sebesar menurut Undang-Undang pajak
Rp32,7 miliar. (Waluyo,2008:217).

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1151


Beban pajak tangguhan membayar pajak sekecil mungkin,
adalah beban yang timbul akibat sedangkan Pemerintah memerlukan
perbedaan antara laba akuntansi dana dari penerimaan pajak untuk
(yaitu laba dalam laporan keuangan menyelenggarakan pemerintahan.
untuk kepentingan pihak eksternal) Bagi suatu perusahaan, pajak yang
dengan laba fiskal (laba yang ditanggung merupakan suatu elemen
digunakan sebagai dasar perhitungan biaya yang mengurangi laba
pajak) (Harnanto, 2003:115). Beban perusahaan, karena semakin tinggi
pajak tangguhan dan aset pajak pajak yang ditanggung oleh suatu
tangguhan memungkinkan perusahaan berarti semakin kecil
perusahaan untuk memanfaatkan pula laba yang akan didapatkan
celah dalam merekayasa laporan perusahaan tersebut, sehingga timbul
keuangannya. Dimana Aset pajak suatu kecenderungan untuk
tangguhan yang jumlahnya meminimalkan pembayaran pajak.
diperbesar oleh manajemen Upaya meminimalkan pajak sering
dimotivasi adanya pemberian bonus, disebut dengan perencanaan pajak
beban politis atas besarnya (tax planning) atau tax sheltering
perusahaan sehingga memotivasi (Suandy, 2011).
pihak perusahaan dalam melakukan Banyak penelitian yang
manajemen laba sehingga Jika digunakan sebagai indikator
jumlah aset pajak tangguhan semakin mendeteksi manajemen laba yaitu
besar maka semakin tinggi dilakukan dengan menggunakan
manajemen melakukan manajemen akrual dan beban pajak tangguhan.
laba (earning management), Penelitian yang dilakukan Yulianti
sedangkan dalam beban pajak (2005) juga menemukan bukti
tangguhan menerangkan bahwa suatu empiris bahwa beban pajak
beban pajak tangguhan dapat tangguhan memiliki hubungan positif
mempengaruhi suatu perusahaan signifikan dengan probabilitas
untuk melakukan manajemen laba perusahaan untuk melakukan
karena beban pajak tangguhan dapat manajemen laba guna menghindari
menurunkan tingkat laba dalam kerugian perusahaan. Namun,
perusahaan. ditemukan fakta bahwa akrual
Perusahaan merupakan Wajib memiliki kelemahan (Yulianti,
Pajak Badan (selanjutnya disebut 2005). Mengatasi kelemahan akrual
dengan WP Badan) yang memiliki ini, Philips, Pincus dan Rego (2003)
kewajiban setiap tahun untuk mencoba menggunakan beban pajak
membayar Pajak Penghasilan tangguhan atau Deffered Tax
(selanjutnya disebut dengan PPh) Expense dalam mendeteksi
kepada Pemerintah (pihak fiskus) manajemen laba (earning
atas Penghasilan Kena Pajak management). Dalam penelitian
(selanjutnya disebut dengan PKP). tersebut digunakan model distribusi
Antara WP dan Pemerintah laba sebagai pengukur manajemen
mempunyai perbedaan kepentingan laba.
dalam hal pembayaran pajak. Bagi Dalam penelitian Suranggane
WP Badan, membayar pajak berarti (2007) meneliti aktiva pajak
akan mengurangi kemampuan tangguhan dan akrual sebagai
ekonomis WP, oleh karena itu WP prediktor manajemen laba. Hasil dari
Badan akan berusaha untuk penelitian tersebut menunjukkan

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1152


bahwa hanya variabel akrual saja penelitian ini menguji kembali
yang memiliki pengaruh signifikan pengaruh kemampuan aset pajak
pada terjadinya manajemen laba, tangguhan, beban pajak tangguhan
sedangkan aktiva pajak tangguhan dan perencanaan pajak dalam
tidak berpengaruh. Hasil penelitian memprediksi manajemen laba
lainnya yang dilakukan oleh Yuliati dimana dalam penelitian ini peneliti
(2004) mendapatkan bahwa beban menambah variabel independen lain
pajak tangguhan dapat digunakan yakni perencanaan pajak dimana
sebagai alternatif model akrual pada peneliti sebelumnya tidak ada.
dalam menjelaskan manajemen laba. Perbedaan selanjutnya,
Kewajiban pajak tangguhan peneliti memperbarui periode amatan
dapat menjelaskan fenomena dimana sebelumnya diteliti
manajemen laba di seputar earning perusahaan manufaktur yang ada di
threshold. Namun demikian hasil Bursa Efek Indonesia mulai tahun
penelitian yang menguji mengenai 2005 hingga 2009, dan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini peneliti mengamati
manajemen laba tidak dapat perusahaan manufaktur yang di
menjelaskan pengaruh faktor-faktor Bursa Efek Indonesia periode dari
tersebut terhadap variasi pajak tahun 2011 - 2013.
tangguhan. Dalam penelitian ini peneliti
Sedangkan dalam hasil menggunakan perusahaan
penelitian Satwika dan Damayanti manufaktur sebagai objek penelitian.
(2005) yang meneliti tentang deteksi Peneliti mengamati perusahaan
manajemen laba melalui beban pajak manufaktur agar mendapatkan data
tangguhan dalam penelitian tersebut yang cukup banyak, karena kita tahu
Satwika dan Damayanti bahwa jumlah perusahaan
mendapatkan bahwa beban pajak manufaktur di Indonesia besar
tangguhan dan akrual secara dengan tingkat persaingan yang
signifikan tidak berpengaruh tinggi pula. Sehingga jika dengan
terhadap manajemen laba. meneliti perusahaan manufaktur,
Dalam penelitian Sumomba maka data yang didapatkan akan
2010 tentang pengaruh beban pajak banyak.
tangguhan dan perencanaan pajak Rumusan Masalah dalam
terhadap manajemen laba yang penelitian ini adalah : 1) Apakah aset
menghasilkan bahwa hanya pajak pajak tangguhan berpengaruh
tangguhan yang memiliki pengaruh terhadap manajemen laba ?, 2)
positif terhadap manajemen laba Apakah beban pajak tangguhan
sedangkan perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap manajamen
memiliki pengaruh yang signifikan laba ?, 3) Apakah perencanaan pajak
terhadap manajemen laba. Adanya berpengaruh terhadap manajemen
hasil penelitian yang tidak konsisten laba ?.
pada beberapa penelitian terdahulu, Tujuan dari penelitian ini
menjadi alasan peneliti untuk adalah:1) Menguji hubungan aset
melakukan pengujian kembali. pajak tangguhan terhadap
Penelitian ini merupakan manajemen laba. 2) Menguji
kombinasi dari penelitian Dewi hubungan beban pajak tangguhan
Pindiharti (2011) dan Christina Ranti terhadap manajemen laba. 3)
Sumomba (2010), yang mana

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1153


Menguji hubungan perencanaan Aset pajak tangguhan disebabkan
pajak terhadap manajemen laba. jumlah pajak penghasilan terpulihkan
pada periode mendatang sebagai
TELAAH PUSTAKA akibat perbedaan temporer yang
Manajemen Laba boleh dikurangkan dan sisa
Pada dasarnya, definisi dari kompensasi kerugian. Besarnya aset
manajemen laba (earning pajak tangguhan dicatat apabila
management) menurut Belkaoui dimungkinkan adanya realisasi
(2007:201) adalah Perilaku yang manfaat pajak di masa yang akan
dilakukan oleh manajer perusahaan datang. Oleh karena itu dibutuhkan
untuk meningkatkan atau judgment untuk menaksir seberapa
menurunkan laba dalam proses mungkin aset pajak tangguhan
pelaporan keuangan eksternal dengan tersebut dapat direalisasikan.
tujuan untuk menguntungkan dirinya
sendiri. Definisi manajemen laba Beban Pajak Tangguhan
menurut Djamaluddin (2008:56) Menurut Harnanto
adalah perilak yang dilakukan (2003:115), beban pajak tangguhan
manajer menggunakan kebijakan adalah beban yang timbul akibat
(judgment) dalam pelaporan perbedaan temporer antara laba
keuangan dan dalam menyusun akuntansi (laba dalam laporan
transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk pihak eksternal)
keuangan dan menyesatkan dengan laba fiskal (laba yang
stakeholders mengenai kinerja digunakan sebagai dasar perhitungan
ekonomi perusahaan, atau untuk pajak). Penyebab perbedaan antara
mempengaruhi contractual outcomes beban pajak penghasilan dengan PPh
yang tergantung pada angka terutang menurut Purba (2009:14),
akuntansi yang dilaporkan. dapat dikategorikan dalam dua
Berdasarkan definisi di atas, kelompok: (1) Perbedaan Permanen
pengertian manajemen laba adalah atau Tetap dan (2) Perbedaan
suatu usaha yang dilakukan oleh Temporer atau Waktu. Perbedaan
manajemen untuk memanipulasi permanen timbul dari adanya
angka-angka akuntansi yang penghasilan yang bukan merupakan
dilaporkan kepada pihak eksternal objek pajak atau penghasilan yang
dengan tujuan untuk keuntungan dikenakan pajak bersifat final (PPh
bagi dirinya sendiri dengan cara final), dan adanya non-deductible
mengubah atau mengabaikan standar expenses, contohnya penghasilan
akuntansi yang telah ditetapkan, bunga deposito.
sehingga menyajikan informasi yang Laporan keungan komersial
tidak sebenarnya. melaporkannya sebagai penghasilan
lain-lain, sedangkan laporan
Aset Pajak Tangguhan keuangan fiskal tidak
Aset pajak tangguhan adalah memasukkannya dalam perhitungan
aset yang terjadi apabila perbedaan laba fiskal karena telah dikenakan
waktu menyebabkan koreksi positif PPh Final.Selain itu terdapat
yang berakibat beban pajak menurut beberapa jenis beban yang tidak
komersial lebih kecil dibanding boleh menjadi pengurang oleh
beban pajak menurut Undang- Undang-Undang Perpajakan. Sebagai
Undang pajak (Waluyo, 2008:217). contoh, biaya sumbangan.

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1154


Sedangkan Perbedaan temporer ialah perusahaan (laba komersial) dengan
perbedaan karena pengakuan laba fiskal menunjukkan bendera
pembebanan dalam periode yang merah bagi pengguna laporan
berbeda, namun kejadian-kejadian keuangan. Selisih positif antara laba
tersebut tetap diakui baik dalam akuntansi dan laba fiskal
laporan keuangan maupun dalam mengakibatkan terjadinya koreksi
laporan fiskal tetapi dalam periode positif yang menimbulkan terjadinya
yang berbeda. Perbedaan temporer aset pajak tangguhan (Suranggane,
merupakan perbedaan dasar 2007:78). Aset pajak tangguhan
pengenaan pajak (DPP) dari suatu terjadi bila laba akuntansi lebih besar
aktiva atau kewajiban, yang daripada laba fiskal akibat perbedaan
menyebabkan laba fiskal bertambah temporer. Lebih besarnya laba
atau berkurang pada periode yang akuntansi dari laba fiskal
akan datang. Perbedaan temporer mengakibatkan perusahaan menunda
disebabkan oleh perbedaan pajak terutang periode mendatang.
persyaratan waktu item pendapatan Berdasarkan penelitian Suranggane
dan biaya. (2007) bahwa aset pajak tangguhan
dijadikan proksi sebagai indikator
Perencanaan Pajak dari praktik manajemen laba yang
Perencanaan pajak adalah dilakukan perusahaan. Mengacu
salah satu cara yang dapat pada pernyataan tersebut, maka
dimanfaatkan oleh wajib pajak dalam diekspektasikan adanya peranan
melakukan management perpajakan antara aset pajak tangguhan yang
usaha atau penghasilannya, namun dapat dimungkinkan dapat digunakan
perlu diperhatikan bahwa perencaan sebagai indikator adanya manajemen
pajak yang dimaksud adalah laba. Jika jumlah aset pajak
perencanaan pajak tanpa melakukan tangguhan semakin besar maka
pelanggaran konstitusi atau Udang- semakin tinggi manajemen
Undang Perpajakan yang berlaku. melakukan manajemen laba (earning
Perencanaan pajak adalah suatu management), untuk itu dibuat
kapasitas yang dimiliki oleh wajib hipotesis sebagai berikut:
pajak (WP) untuk menyusun H1: Aset pajak tangguhan
aktivitas keuangan guna mendapat berpengaruh terhadap manajemen
pengeluaran (beban) pajak yang laba perusahaan.
minimal. secara teoritis,
perencanaan pajak dikenal sebagai Pengaruh Beban Pajak Tangguhan
effective tax planning, yaitu seorang terhadap Manajemen Laba
wajib pajak berusaha mendapat Semakin besar persentase
penghematan pajak (tax saving) beban pajak tangguhan terhadap total
melalui prosedur penghindaran pajak beban pajak perusahaan
(tax avoidance) secara sistematis menunjukkan standard akuntansi
sesuai ketentuan UU Perpajakan. yang semakin liberal (Yulianti
;2005:118). perbedaan antara laba
Kerangka Pemikiran akuntansi dengan laba fiskal
Pengaruh Aset Pajak Tangguhan memiliki hubungan positif dengan
terhadap Manajemen Laba insentif pelaporan keuangan seperti
Semakin besar perbedaan financial distress dan pemberian
antara laba yang dilaporkan bonus,dengan adanya hal tersebut

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1155


maka dimungkinkan manajer dapat perusahaan maka hipotesis yang
melakukan rekayasa laba atau dibuat sebagai berikut :
manajemen laba dengan H3 : Perencanaan pajak
memperbesar atau memperkecil berpengaruh terhadap manajemen
jumlah beban pajak tangguhan yang laba
diakui dalam laporan laba/rugi.
Selisih negative antara laba METODE PENELITIAN
akuntansi dan laba fiscal
mengakibatkan terjadinya beban Populasi dalam penelitian ini
pajak tangguhan (Djamalludin ,2008 adalah perusahaan Manufaktur yang
: 58 ). terdaftar (listing) di Bursa Efek
Dapat disimpulkan bahwa Indonesia dari tahun 2011-2013.
suatu beban pajak tangguhan dapat Berdasarkan Indonesian Capital
mempengaruhi suatu perusahaan Market Directory tahun 2013,
untuk melakukan manajemen laba diketahui jumlah populasi
karena beban pajak tangguhan dapat perusahaan Manufaktur yang
menurunkan suatu tingkat laba dalam terdaftar di BEI berjumlah 125
perusahaan maka hipotesis yang perusahaan dan 16 perusahaan yang
dibuat sebagai berikut : dapat dijadikan sebagai sampel
H2 : Beban pajak tangguhan penelitian.
berpengaruh terhadap manajemen Jenis data yang digunakan
laba perusahaan. dalam penelitian ini adalah data
sekunder dimana sumber data
Pengaruh Perencanaan pajak sekunder berasal dari Bursa Efek
terhadap Manajemen laba Indonesia, Annual Report, yaitu data
Perencanaan pajak memiliki yang tidak secara langsung
pengaruh, yakni semakin bagus dikumpulkan oleh orang yang
perencanaan pajak maka semakin berkepentinan dengan data tersebut
besar perusahaan melakukan (Kuncoro, 2013).
manajemen laba. Salah satu
perencanaan pajak adalah dengan Definisi Operasional Variabel dan
cara mengatur seberapa besar laba Pengukuran
yang dilaporkan, sehingga masuk Manajemen Laba
dalam indikasi adanya praktik Variabel manajemen laba
manajemen laba. merupakan variable dummy, yaitu
Untuk menghindari hal variabel yang bersifat kategorikal
tersebut maka perusahaan akan atau dikotomi (Kuncoro, 2013),
melakukan manajemen laba agar Manajemen laba dalam
laba yang dilaporkan kepada fiscal penelitian ini diukur dengan
lebih rendah sehingga akan menggunakan variabel dummy dan
mengurangi beban pajak yang akan dibagi ke dalam dua kategori.Diberi
ditanggunganya, (Scott, 2003). kode 1 jika perusahaan berada dalam
Dapat disimpulkan bahwa range small profit firms pada range 0
suatu perencanaan pajak dapat s/d 0,06, dan diberi kode 0 jika
mempengaruhi suatu perusahaan perusahaan berada dalam range
untuk melakukan manajemen laba small loss firm pada range -0,09 s/d
karena perencanaan pajak dapat 0. Untuk menentukan perusahaan
menurunkan suatu tingkat laba dalam berada dalam range small profit atau

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1156


small loss firms dengan CTE = Current portion of total tax
menggunakan rumus sebagai berikut: expense (beban pajak kini)
TA = Total asset
SEC it = { Net Income it – Net TI = Taxable income
Income i (t-1) } / Market Value STR = Tax rate
Equity i (t-1)
Market Value Equity diukur dengan HASIL PENELITIAN DAN
formula sbb: PEMBAHASAN
MVE i (t-1) = Saham yang Beredar x Statistik Deskriptif
Harga Saham Statistik deskriptif bertujuan
Aset Pajak Tangguhan untuk memberi gambaran tentang
Dalam penelitian ini aset suatu data yang dilihat dari nilai rata-
pajak tangguhan sebagai variabel rata (mean), standar deviasi, nilai
bebas yang diukur dengan perubahan minimum, dan nilai maksimum.
nilai aset pajak tangguhan pada akhir Berikut ini adalah hasil pengujian
periode t dengan t-1 dibagi dengan statistik deskriptif dari variabel aset
nilai aset pajak tangguhan pada akhir pajak tangguhan, beban pajak
periode t. tangguhan, perencanaan pajak dan
CAPTit = ∆ Aset pajak tangguhan manajemen laba :
it / Aset pajak tangguhan t Tabel 1
Beban Pajak Tangguhan Hasil statistik deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Penghitungan tentang beban Deviatio
pajak tangguhan dihitung dengan n

menggunakan indikator membobot .5889158


CAPT 48 -.2949235 3.0288694 .363463566
beban pajak tangguhan dengan total 217

aktiva atau total asset. Hal itu .0235771


DTE 48 .0002460 .0786179 .018743120
dilakukan untuk pembobotan beban 620

pajak tangguhan dengan total asset TAX - .0421569


48 -.1918491 .0875433
pada periode t-1 untuk memperoleh PLAN .002578757 706

nilai yang terhitung dengan Earnings


proporsional. Manage 48 0 1 .58 .498
ment

DTE it = Beban pajak tangguhan t / Valid N


48
(listwise)
Total asset t-1

Perencanaan Pajak Sumber: Data Olahan SPSS


Perencanaan pajak pada Analisis Inferensial
penelitian ini dihitung dengan rumus Analisis inferensial
berikut : Untuk tahun 2011-2013 digunakan untuk menguji hipotesis
TAX PLAN = ∑ 2011 (25% PTI – CTE)
yang diajukan. Pada penelitian ini,
TA 2011 hipotesis diuji dengan menggunakan
model regresi logistik biner. Regresi
CTE = TI x STR binary logistic adalah regresi yang
Keterangan : digunakan untuk melakukan
TAXPLAN = Perencanaan pajak pemodelan suatu kemungkinan
PTI = Pre-tax income kejadian dengan variabel dependen

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1157


bertipe kategorial dua pilihan model yang dihipotesiskan
(Ghozali, 2009:71). menggambarkan data input.
Analisis inferensial Untuk melihat model yang
digunakan untuk menguji hipotesis lebih baik dalam memprediksi
yang diajukan. Pada penelitian ini, kemungkinan terjadinya manajemen
hipotesis diuji dengan menggunakan laba pada perusahaan manufaktur
model regresi logistik biner. menggunakan nilai -2 log
Dalam penelitian ini variabel likelihood.
dependen (Y) bertipe kategorik / dua Dari hasil perhitungan
pilihan yaitu: kategori 1 untuk analisis ini menghasilkan nilai -2 log
perusahaan berada dalam range small like lihood sebesar 65.203 terlihat
profit firms dan 0 untuk perusahaan pada iteration history pada step 0
berada dalam range small loss firms. (Block Number 0). Hasil dari -2 log
Keterangan dapat dilihat dalam likelihood dapat dilihat dalam tabel 3
Tabel 2 identifikasi data berikut: berikut ini:
Tabel 3
Tabel 2 Ketepatan Model dalam Memprediksi
Analisis inferensial EM (Block Number 0)

Original Value Internal Value Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant
0 0
165.203 .333

1 1
Step 0 265.203 .336

Sumber: Data Olahan SPSS 365.203 .336

Pengujian Model Fit dan Sumber: Data Olahan SPSS


Keseluruhan Model (Overall
Model Fit) Statistik yang digunakan
Pengujian overall model fit berdasarkan fungsi likelihood.
dilakukan dengan membandingkan Likelihood L dari model adalah
nilai antara -2 Log Likelihood (- probabilitas bahwa model yang
2LL) pada awal (Block Number = 0) dihipotesiskan menggambarkan data
dengan -2 Log Lokelihood (-2LL) input.
akhir (Block Number =1). Hipotesis Kemudian hasil perhitungan
untuk menilai model fit adalah : nilai -2 log likelihood pada blok
H0 : Model yang dihipotesiskan fit kedua (block number = 1) atau pada
dengan data step 1 terlihat bahwa nilai -2 log
likelihood sebesar 37.358.
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak
Hal ini berarti terjadi
fit dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, penurunan nilai -2 log likelihood
maka H0 harus diterima dan Ha harus pada blok kedua (block number= 1)
ditolak agar model fit dengan data. karena pada block number 0 nilai -2
Statistik yang digunakan berdasarkan log likelihoodnya sebesar 65.203
fungsi likelihood. Likelihood L dari yang ditunjukkan pada tabel 4
model adalah probabilitas bahwa sebagai berikut:

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1158


Tabel 4 Pengujian ini dilakukan dengan
Ketepatan Model dalam Memprediksi menggunakan Goodness of Fit Test
EM (Block Number= 1) yang diukur dengan nilai Chi-square
Iteration History pada bagian bawah uji Hosmer and
Lameshow. Nilai signifikansi yang
Coefficients tertera kemudian dibandingkan
dengan tingkat signifikansi (α)
-2 Log
Iteration
likelihood
TAX
Constant CAPT DTE
PLAN sebesar 5%.

1 44.194 -.280 1.423 7.334 15.993 Tabel 5


Hasil uji chi square hosmer and
2 38.618 -.433 2.983 1.803 25.352 lemeshow

3 37.448 -.510 3.953 .568 33.037 Model Summary

Step 1 4 37.358 -.534 4.264 .947 36.427


Step Chi-square Df Sig.

5 37.358 -.537 4.294 .997 36.799


1 2.875 8 .942

6 37.358 -.537 4.295 .997 36.802


Sumber: Data Olahan SPSS
7 37.358 -.537 4.295 .997 36.802
Hasil pengujian pada tabel 5
Sumber: Data Olahan SPSS menunjukan nilai chi square sebesar
2.875 dengan nilai signifikan sebesar
Penilaian keseluruhan model 0.942. Dari hasil tersebut terlihat
regresi menggunakan nilai -2 log bahwa nilai signifikan > α = 0.05
likelihood dimana jika terjadi (signifikan diatas 0.05) yang berarti
penurunan pada blok kedua keputusan yang diambil adalah
dibanding blok pertama maka dapat menerima H0, tidak ada perbedaan
disimpulkan bahwa model regresi antara klasifikasi yang diprediksi
kedua menjadi lebih baik. dengan klasifikasi yang diamati.
Seperti yang ditunjukkan Hal ini berarti model mampu
pada Tabel 3 dan 4, pada blok memprediksi nilai observasinya atau
pertama (block number = 0) nilai -2 model dapat diterima karena cocok
log likelihood sebesar 65.203 dan dengan data observasinya sehingga
pada blok kedua (block number= 1) model ini dapat digunakan untuk
nilai -2 log likelihood sebesar analisis selanjutnya.
37.358. Uji Koefisien Cox & Snell R
Penurunan nilai likelihood Square dan Nagelkerke R Square
sebesar 27.845 hal ini menunjukan Koefisien Cox & Snell R
bahwa model yang dihipotesiskan Square pada table model Summary
dalam penelitian fit dengan data dapat diinterpretasikan sama seperti
sesuai yang dijelaskan pada gambar. koefisien determinasi R square pada
regresi linier berganda, tetapi karena
Uji Chi Square Hosmer and nilai maksimum cox & snell R
Lemeshow square biasanya lebih kecil dari satu
Analisis selanjutnya yang sehingga sulit di interpretasikan
dilakukan adalah menilai kelayakan seperti R square dan jarang
model regresi logistik biner. digunakan (Uyanto, 2006:236).

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1159


Koefisien nagelkerke R square pada Tabel 7
tabel model summary merupakan Hasil Signifikansi Data
modifikasi dari koefisien cox &
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
snell square untuk memastikan
bahwa nilainya bervariasi dari 0 CAPT 4.295 1.590 7.298 1 .007 73.298
sampai 1.
DTE .997 30.365 .001 1 .974 2.711
Tabel 6 Ste
Koefisien Cox & Snell R Square dan p 1a TAX 9618035742
36.802 18.491 3.961 1 .047
PLAN 692226.000
Nagelkerke R Square
Constant -.537 .517 1.077 1 .299 .585
Step
Nagelker
Cox & Snell R
-2 Log likelihood
Square
ke R Sumber: Data Olahan SPSS 20.
Square
Uji Wald menguji masing-masing
koefisien regresi logistik sebagai
berikut:
1 37.358a .440 .592

a) Koefisien variabel aset pajak


tangguhan 4.295 dengan p-
Sumber: Data Olahan SPSS value = 0.007 < α = 0.05
(signifikan lebih kecil dari
Dilihat dari Tabel 6 nilai 0.05), maka variabel aset
koefisien nagelkerke R square pajak tangguhan berpengaruh
sebesar 0.592 yang menjelaskan signifikan.
bahwa dalam model regresi ini b) Koefisien variabel beban
kemampuan variabel independen pajak tangguhan 0.997
(aset pajak tangguhan, beban pajak dengan p-value = 0.974 > α =
tangguhan dan perencanaan pajak) 0.05 (signifikan lebih besar
dalam menjelaskan variabel 0.05) maka variabel beban
dependen (manajemen laba) sebesar pajak tangguhan tidak
59.2% dan sisanya dijelaskan oleh berpengaruh signifikan.
variabel lain. c) Koefisien variabel
perencanaan pajak 36.802
Uji Wald (Uji Koefisien Regresi) dengan p-value = 0.047 < α
Pengujian hipotesis dalam = 0.05 (signifikan lebih kecil
penelitian ini adalah untuk menguji dari 0.05) maka variabel
pengaruh variabel aset pajak perencanaan pajak
tangguhan, beban pajak tangguhan berpengaruh signifikan.
dan perencanaan pajak terhadap
manajemen laba dengan SIMPULAN, KETERBATASAN
menggunakan regresi logistik biner. PENELITIAN DAN SARAN
Pada tabel hasil signifikansi data,
kolom Significant dibandingkan Simpulan
dengan tingkat alpha (α) 0,05 (5%). Berdasarkan hasil analisis dan
Apabila nilai signifikansi dibawah pembahasan yang telah dibahas
0,05 (5%) maka hipotesis (Ha) sebelumnya menggunakan regresi
diterima. Untuk melihat hasil logistik biner, maka diperoleh
signifikan setiap koefisien dalam kesimpulan sebagai berikut:
regresi logistik ini.

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1160


1. Aset pajak tangguhan, beban semakin besar perusahaan
pajak tangguhan dan melakukan manajemen laba.
perencanaan pajak mampu Hal ini disebabkan karena
menjelaskan manajemen laba perusahaan tidak ingin
sebesar 59.2%. membayar pajak yang terlalu
besar sesuai laba yang
2. Berdasarkan uji Wald variabel diperoleh perusahaan sehingga
Aset pajak tangguhan dan perusahaan melakukan
Perencanaan pajak memiliki manajemen laba melalui
pengaruh yang signifikan perencanaan pajak sehingga
terhadap Manajemen laba laba yang dihasilkan nantinya
sedangkan Beban pajak akan kecil dan perusahaan akan
tangguhan tidak memiliki membayar pajak yang kecil
pengaruh yang signifikan pula serta dengan adanya
terhadap manajemen laba. perencanaan pajak perusahaan
dapat menunda pembayaran
3. Aset pajak tangguhan terbukti
pajak, ini yang menyebabkan
berpengaruh signifikan dan
banyak perusahaan
positif terhadap manajemen
menggunakan perencanaan
laba karena semakin besar aset
pajak untuk memanajemen
pajak tangguhan maka semakin
laba perusahaan tersebut.
besar pula perusahaan
melakukan manajemen laba.
Keterbatasan Penelitian
4. Beban pajak tangguhan Penelitian ini memiliki beberapa
terbukti tidak berpengaruh keterbatasan yang menyangkut
signifikan terhadap manajemen beberapa hal, diantaranya adalah:
laba karena beban pajak 1. Teori yang masih sangat
tangguhan tidak dapat minim dan belum begitu
mendeteksi perusahaan dalam banyak penelitian yang
melakukan manajemen laba. menguji hubungan ini,
Karena bila perusahaan sehingga peneliti mengalami
menurunkan labanya keterbatasan dalam
pengaruhnya terhadap beban menginterpretasi hasil
pajak tangguhan kecil sehingga penelitian.
bila ingin mendeteksi
2. Periode pengamatan pada
manajemen laba dalam
penelitian ini relatif pendek,
perusahaan melalui beban
yaitu selama tiga tahun yakni
pajak tangguhan tidak efektif
2011 – 2013.
karena beban pajak tangguhan
tidak dapat menggambarkan 3. Jumlah perusahaan yang
bahwa perusahaan tersebut digunakan sebagai sampel
melakukan manajemen laba. dalam penelitian ini relatif
sedikit, yaitu 16 perusahaan.
5. Perencanaan pajak terbukti
berpengaruh signifikan dan Saran
positif terhadap manajemen Dari keterbatasan diatas,
laba karena semakin bagus maka diperlukan saran untuk
perencanaan pajaknya maka

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1161


mengembangkan penelitian Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi
selanjutnya sebagai berikut : Analisis Multivariate
1. Diharapkan untuk peneliti dengan Program SPSS.
selanjutnya, menambahkan
Semarang:Universitas
variabel lain yang dapat
mempengaruhi manajemen Diponegoro.
laba.
Healy, P.,dan Wahlen J. 1999. A
2. Untuk penelitian selanjutnya
Review of The Earnings
diharapkan, Periode tahun
Manajement Literature
pengamatan sebaiknya
and Its Implications for
diperpanjang dengan periode
Standart Setting. ‖ journal
atau rentang waktu yang
of Accounting Horizon
berbeda dan menambah
12(4).
jumlah perusahaan yang
menjadi sampel penelitian. Kuncoro,Mudrajad. 2013. Metode
3. Sebaiknya, untuk penelitian Riset untuk Bisnis dan
selanjutnya mencoba pada Ekonomi Edisi 4. Erlangga
jenis perusahaan lain selain : Jakarta
manufaktur yang terdapat
pada Bursa Efek Indonesia. Philips, Pincus dan S.O. Rego. 2003.
―Earnings Mangement
DAFTAR PUSTAKA :New Evidence Based on
Deferred Tax Expense‖ .
Belkaoui, Ahmed R. 2007. The Accounting Review.
Accounting Theory. Edisi No. 78 pp 491 521.
Lima. Jakarta:Salemba
Empat. Pindiharti,Dewi.2011.Pengaruh
Aktiva Pajak
Damayanti, Theresia. 2008. Tangguhan,Beban Pajak
Perbandingan Akrual dan tangguhan ,dan Akrual
Pajak Tangguhan dalam Terhadap Earnings
Pengujian Aliran Kas Management.(Studi
Masa Datang dan Return empiris Pada Perusahaan
Saham. Jurnal Manufaktur yang Terdaftar
Akuntansi/Tahun XII, No. Di Bursa Efek
03. pp:250-259. Indonesia).Skripsi.
Djamaluddin, Subekti. 2008. Purba, Marisi. 2009. “Akuntansi
Analisis Perbedaan Antara Pajak
Laba Akuntansi dan Laba Penghasilan”.Yogyakarta:
Fiskal Terhadap Graha Ilmu.
Persistensi Laba, Akrual,
dan Aliran Kas pada Satwika, Anisa dan Damayanti,
Perusahaan Perbankan Theresia Woro, 2005,
yang Terdaftar di Bursa “Deteksi Manajemen Laba
Efek Jakarta. Jurnal Riset melalui Beban Pajak
Akuntansi Indonesia, Vol. Tangguhan”. Jurnal
11, No. 1, Januari 2008, Ekonomi dan Bisnis, Vol.
Hal. 52-74.

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1162


XI, No.2, (2005) : 101- dan Keuangan Indonesia
118. Vol. 2, No. 1.Juli, pp:107-
129.
Scott, William R. 2003. Financial
Accounting Theory 3rd Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id.
Edision. Prentice Hall
Canada Inc.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan
Pajak. Jakarta: Salemba
Empat.
Sumomba,Christina.Ranty.2010.Pen
garuh beban pajak
tangguhan dan
perencanaan pajak
terhadap Manajemen laba
pada Perusahaan Non
Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Tesis Magister Akuntansi
FEB UGM.Yogyakarta.
Suranggane, Zulaikha. 2007.
Analisis Aktiva Pajak
Tangguhan dan Akrual
Sebagai Prediktor
Manajemen Laba. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan
Indonesia. Vol. 4, No. 1,
hal. 77-49.
Uyanto, Stanislaus S. 2006. Pedoman
Analisis Data dengan
SSPS. Yogyakarta:Graha
Ilmu.
Waluyo. 2008. ―Akuntansi Pajak.
Jakarta:Salemba Empat.
Yuliati, 2004, “Kemampuan Beban
Pajak Tangguhan Dalam
Mendeteksi Manajemen
Laba”. Tesis. Depok:
Universitas Indonesia.
Yulianti. 2005. Kemampuan Beban
Pajak Tanggguhan dalam
Memprediksi Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi

JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 1163

You might also like