You are on page 1of 32

Mineral Mikro

A. Pengertian Mineral Mikro

Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam


jumlah lebih dari 100mg sehari, sedangkan mineral mikro
adalah dibutuhkan kuarng dari 100mg sehari. Yang termasuk
mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium,
fosfor, magnesium, dan sulfur.
Mineral mikro sangatlah penting untuk menopang hidup
kita,walaupun jumlah yang dibutuhkan sedikit.Tapi,jika kita
mengalami kekurangan mineral mikro ini,akibatnya bisa
mempengaruhi kesehatan kita seluruhnya.
Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam
tubuh manusia. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral makro & mineral
mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg
per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah
<100 mg per hari.
Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi
khas-nya masing-masing seperti kalsium yang berperan dalam
pembentukan struktur tulang & gigi, natrium berfungsi dalam
menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga kalsium yang
berfungsi untuk memperlancar kontraksi otot.
Dalam proses metabolisme energi tubuh, mineral-mineral
yang diperoleh melalui konsumsi bahan pangan dalam
keseharian ini akan terlibat dalam proses pengambilan energi
dari simpanan glukosa (glycolysis), pengambilan energi dari
simpanan lemak (lipolysis), pengambilan energi dari simpanan
protein (proteolysis) serta juga terlibat dalam pengambilan
energi dari phosphocreatine (PCr).
Yang termasuk dalam mineral mikro antara lain : Besi, (Fe)
Seng, (Zn) Iodium, (I) Selenium, (Se) Tembaga, Mangan, Flour,
Kobal, Kromium, Timah, Nikel, Vanadium dan Silikon. Berikut
penjelasan mengenai mineral mikro. Jangan abaikan betapa
pentingnya mineral mikro bagi tubuh kita. Sebelum
membahas lebih jauh lagi, ada baiknya anda mengetahui
terlebih dahulu,perbedaan antara mineral organik dan
mineral an-organik.
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat
tubuh dan hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100
mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn),
kobalt (Co), dan Se (selenium). Masing-masing mineral
memiliki fungsi yang penting untuk tubuh. Uraian berikut
menjelaskan beberapa fungsi mineral-mineral yang penting di
dalam tubuh Anda.

B. Macam-macam Mineral Mikro

1. Besi
Zat besi merupakan salah satu mineral yang dapat membuat
tubuh sehat Tubuh manusia mengandung lebih kurang 3,5 -
4,5 gram zat besi, di mana dua per tiganya ditemukan di
dalam darah, sementara sisanya ditemukan di dalam hati,
sumsum tulang, otot. Peranannya dalam produksi sel darah
merah sudah sangat terkenal, terutama untuk kaum wanita.
Sel darah merah mengandung protein yang bernama
hemoglobin, dan setiap hemoglobin memiliki 4 atom zat besi.
Zat besi dalam hemoglobin inilah yang mengikat oksigen
dalam darah pada paru-paru untuk bisa disebarkan ke seluruh
tubuh. Setelah melepas oksigen, hemoglobin kemudian
mengikat karbondioksida (C02) untuk dilepaskan oleh paru-
paru. Jadi bisa dibayangkan pentingnya zat besi untuk individu
yang ingin suplai oksigen dan energi yang tinggi.
Sumber-sumber alami zat besi adalah: daging sapi, daging
ayam, telur, beberapa jenis buah, dan sayur-sayuran
berwarna hijau tua.
Fungsi
1. Besi berperan dalam proses respirasi sel,yaitu sebagai
kofaktor bagi enzim – enzim yang terlibat didalam reaksi
oksidasi reduksi.
2. Metabolisme energy ,didalam tiap sel besi bekerja sama
dengan rantai protein pengangkut electron, yang berperan
dalam langkah – langkah akhir metabolism energy. Sebanyak
lebih dari 80 % besi yang ada dalam tubuh berada dalam
hemoglobin.
Dampak
1. Kelebihan
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan ,tetapi dapat
disebabkan oleh suplemen besi ,gejalanya adalah rasa nek,
muntah diare,denyut jantung meningkat, sakit kepala,
mengigau , pingsan,

2. Kekurangan
Menurunnya kemampuan kerja, kekurangan energy pada
umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih pusing,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran, kekebalan dan
gangguan penyembuhan luka, serta kemampuan mengatur
suhu tubuh menurun, serta kesulitan bernafas (nafas
terengah-engah), jantung yang berdetak lebih cepat,
kelelahan, kesulitan memusatkan perhatian, tidur yang tidak
pulas, sakit saat menstruasi, ujung bibir yang pecah-pecah,
iritasi mata, dan bahkan kerontokan rambut.

2. Zinc/Seng
Seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
dan dikelompokkan dalam golongan trace mineral. Fungsi
seng terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel
tubuh manusia.
Seng dapat mudah ditemukan pada berbagai jenis makanan
yang kaya akan kandungan protein seperti daging, kacang-
kacangan dan polong polongan. Asupan seng yang
dibutuhkan tubuh manusia sebenarnya sangat sedikit, namun
ternyata penyerapan seng oleh tubuh pun sangatlah kecil.
Dari sekitar 4-14 mg/hari jumlah seng yang dianjurkan untuk
dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% saja yang dapat diserap.
Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama
daging, hati, kerang, biji-bijian(lengkap), serealia, leguminosa
dan telur.
Fungsi
Zn memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh,
yaitu :
1. Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads
kegiatan lebih dari 200 enzim.
2. Berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi
yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat,
protein, lipida, dan asam nukleat.
3. Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.
4. Sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA
polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.
5. Berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan
ikat dan penyembuhan luka.
6. Berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki
dan pembentukan sperma.
7. Berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan
pembentukan antibody oleh sel B.
Dampak
1. Kelebihan
a. Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi
tembaga.
b. Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi metabolism
kolesterol, mengubah nilai lipoprotein dan tampaknya dapat
mempercepat timbulnya aterosklerosis.
c. Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat
menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan
gangguan reproduksi.

2. Kekurangan
a. Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak
sempurna (kerdil).
b. Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan
seksual. misalnya, pencernaan terganggu, gangguan fungsi
pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan
permukaan saluran cerna.
c. Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi
otak.
d. Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal
kekurangan vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan
nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka.
e. Tidak ada selera atau nafsu makan.
f. Kelelahan yang hebat
g. Kerontokan pada rambut
h. Ketidak normalan pada kemampuan mengecap rasa dan
mencium bau
i. Kesulitan dalam melihat dikegelapan
j. Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas)

3. Yodium
Peran yodium bagi tubuh Yodium tergolong sebagai mikro
mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Di dalam tubuh,
yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang
agak besar dan berada di leher depan bagian bawah). Namun,
sumber yodium terbesar adalah seafood, seperti: kerang,
udang, rumput laut dan aneka ikan serta hasil olahannya.
Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam
menu sehari-hari sertakan bahan bahan pangan yang berasal
dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram
per kg berat badan. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-
120 mikrogram/ hari untuk anak sampai umur 10 tahun, 150
mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil
dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25
mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.
Fungsi
1. Yodium digunakan untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin
adalah hormon yang mengatur aktivitas berbagai organ,
mengontrol pertumbuhan, membantu proses metabolisme,
bahkan menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk
hidup.
2. Dapat mencegah penyakit gondok.
Dampak
1. Kelebihan
a. Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai
hipertiroid. Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu
aktif memroduksi hormon tiroksin.
b. Kelebihan yodium ditandai gejala mudah cemas, lemah,
sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat
badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan
bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta
denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan. Jika tidak
segera diobati, penderita hipotiroid akan mengalami anemia,
sistem pernafasan melemah, penderita mengalami kejang,
sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya
terjadi gagal jantung.
2. Kekurangan
Pada ibu hamil, kekurangan hormon tiroid, dikhawatikan
bayinya akan mengalami cretenisma, yaitu tinggi badan di
bawah ukuran normal (cebol) yang disertai dengan
keterlambatan perkembangan jiwa dan tingkat kecerdasan.
4. Selenium
Selenium telah menunjukkan diri sebagai salah satu dari agen-
agen antikanker yang lebih kuat. Apabila ia digabungkan
dengan vitamin E, efektivitas keduanya terhadap kanker akan
sangat meningkat. Mereka bersama-sama bekerja sebagai
antikanker yang kuat, sistem anti penuaan yang disebut
glutation peroksidase (GSH).
Fungsi
1. Selenium meningkatkan efisiensi sehingga DNA dapat
memperbaiki dirinya sendiri.
2. Pada kadar tinggi selenium bersifat langsung sebagai racun
terhadap sel-sel kanker.
3. Selenium menghambat pertumbuhan tumor dalam jaringan
payudara manusia.
4. Selenium dapat mendeaktivasi toksisitas radiasi di dalam
tubuh.
5. Selenium bekerja membersihkan darah dari efek
kemoterapi dan malfungsi liver.
6. Selenium merupakan stimulan yang paten bagi sistem
kekebalan.
Dampak
1. Kelebihan
Dosis tinggi selenium (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-
muntah, diare, rambut dan kuku rontok, serta luka-luka pada
kulit dan sistem saraf. Kecendrungan menggunakan suplemen
selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-
hati, jangan sampai dosis berlebihan
2. Kekurangan
a. Pada anak remaja kekurangan selenium menyebabkan rasa
kaku, pembengkakan dan aras sakit pada sendi jari-jari yang
diikuti osteoartritis secara umum, yang terutama dirasakan
pada lutut dan pergelangan kaki.
b. Menyebabkan sakit pada otot-otot dan terjadi
kardiomiopati
c. Kekurangan selenium dan vitamin E juga dapat
mengakibatkannya terkena penyakit jantung.
5. Tembaga
Sumber makanan utama adalah Daging, tiram, kacang-
kacangan, tanaman polong yang dikeringkan, gandum.
Fungsi
1. Komponen enzim
2. Membantu Pembentukan sel darah merah
3. Membantu Pembentukan tulang
Dampak
1. Kelebihan
a. Menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.
b. Konsumsi sebanyak 10 -15 mg tembaga sehari dapat
menimbulkan muntah – muntah dan diare. Berbagai tahap
perdarahan intravascular dapat terjadi , begitupun nekrosis
sel sel hati dan ginjal
c. Pengendapan tembaga dalam otak dapat menyebabkan
kerusakan hati
d. Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.
2. Kekurangan
a. Kekeurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan
metabolism, disamping itu terjadi demineralisasi tulang-
tulang.
b. Bayi gagal tumbuh kembang edema dengan serum albumin
rendah
c. Gangguan fungsi kekebalan
d. Anemia pada anak-anak yang menderita malnutrisi.
6. Mangan
Sumber mangan adalah Beras giling. Pisang & sayuran hijau
Gandum, dan buah
buahan yang dikeringkan.
Fungsi
1. Dalam tubuh mangan berperan sebagai katalisator dari
beberapa reaksi metabolik yang penting pada protein,
karbohidrat, dan lemak.
2. Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan interkonversi
asam amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase,
dipeptidase.
3. Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam
beberapa reaksi konversi pada oksidasiglukosa dan sintesis
oligosakharida.
4. Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai kofaktor
dalam sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol.
metabolisme energi & sintesis lemak
Dampak
1. Kelebihan
a. Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila
lingkungan terkontaminasi oleh mangan.
b. Mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk
jangka waktu lama, menunjukkn gejal-gejala kelainan otak
disertai penampilan dan tingkah laku abnormal, yang
menyerupai penyakit parkinson.
2. Kekurangan
a. Kekurangan mangan menyebabkan steril pada hewan
jantan dan betina. Keturunan dari induk yang menderita
kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka dan
gangguan kerangka otot
b. Penurunan berat badan
c. Iritasi kulit
d. mual & muntah
e. Perubahan warna rambut
f. Pertumbuhan rambut yang lambat

7. Chromium
Chromium adalah sejenis mineral mikro yang esensial bagi
tubuh. Esensial dalam hal ini berarti tidak bisa diproduksi oleh
tubuh dan harus didapatkan dari sumber luar (seperti
makanan dan suplementasi). Fungsinya hampir sama dengan
insulin yang diproduksi oleh tubuh yaitu untuk mendorong
glukosa (karbohidrat) ke dalam sel untuk dijadikan energi.
Asupan chromium yang optimal tampaknya menurunkan
jumlah insulin yang diproduksi agar tidak terlalu banyak
menjaga kadar gula darah. Konsentrasi krom di dalam
jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali pada jaringan
paru-paru yang justru meningkat Sumber alami Chromium:
Gandum, kuning telur, bayam, daging sapi, susu dan kacang
hijau.

Fungsi
1. Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan
lipida.
2. Krom bekerja sama dengan pelepasan dalam memudahkan
masuknya glukosa ke dalam sel-sel
Dampak
1. Kelebihan
Mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit
hati dan kanker paru-paru.
2. Kekurangan
Kekurangan krom krena makanan jarang terjadi, oleh karena
itu AKG untuk krom belum ditentukan.

8. Fluor
Sudah ada kontroversi tentang fluor yang ditambahkan ke
dalam air. Walaupun tidak begitu diperlukan, fluor terbukti
dapat melindungi lubang gigi saat dikonsumsi dalam jumlah
menengah (di bawah 4 mg/l). Sumber fluor di antaranya
adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil
ternak.
Fungsi
1. Untuk pertumbuhan dan pembentukkan struktur gigi
2. Untuk mencegah karies gigi
Dampak
1. Kelebihan
a. Kelebihan fluor dapat menyebbkan kleracunan. Hal ini baru
terjadi pada dosis sngat tinggi tau setelah bertahun-tahun
menggunakan suplemen fluor sebanyak 20-80 mg sehari.
b. Kelebihan fluor dapat menyebabkan fluorosis (perubahan
warna gigi menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit di daerah
dada, gatal, dan muntah
2. Kekurangan
Kekurangan fluor terjadi di daerah dimana air minum kurang
mengandung fluor. Akibatnya adalah kerusakan gigi dan
keropos tulang pada

C. Kebutuhan Tubuh Akan Mineral Mikro


Untuk pemeliharaan fungsi tubuh, manusia memerlukan
mineral dalam jumlah tertentu. Mineral yang dibutuhkan
tubuh hingga saat ini dikenal dengan nama mineral makro
dan mineral mikro.
Intake (asupan) makanan sehari-hari, membantu manusia
mendapatkan zat yang diperlukan tubuh.Yodium, yang
ditengarai banyak tidak dijumpai pada garam yang beredar di
daerah Jepara, termasuk salah satu zat gizi mikro yang sangat
diperlukan tubuh. Dinamakan mineral mikro, karena tubuh
hanya memerlukan dalam jumlah kurang dari 100 mg saja.
Jumlah yang sangat kecil memang, tapi sudah mencukupi bagi
tubuh.
Akibat kekurangan yodium adalah munculnya penyakit
gondok. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Lembaga
Konsumen Indonesia (LKI) mengatakan bahwa dampak
kekurangan yodium ada hubungannya dengan penurunan IQ
10ñ15 poin pada anak-anak. Remaja pun, apabila kekurangan
asupan yodium tidak lepas dari kemungkinan itu. Dampak
lain, di antaranya keguguran pada ibu hamil. Pada orang
dewasa, bisa menyebabkan gangguan fungsi mental.
http://maraparashigo-maraparapa.blogspot.co.id/2011/11/mineral-mikro.html

MAkrO MinErAL,,,,,,,,,,
May 21, 2009 by renijuniastuti

Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh,

baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Selain itu, mineral

berperan dalam berbagai tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim.

Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan kegiatan enzim.

Mineral terbagi dua, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang

dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah mineral

yang dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari.


Mineral dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan.

Berikut ini akan dibahas mengenai mineral makro. Yang termasuk mineral makro antara lain:

1. Natrium (Na)
2. Klorida (Cl)
3. Kalium (K)
4. Kalsium (Ca)
5. Fosfor (P)
6. Magnesium (Mg)
7. Sulfur (S)

1. NATRIUM (NA)
 Definisi dan Pendahuluan

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 % terdapat dalam kerangka

tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung banyak natrium.

 Sumber

Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain berupa monosodium

glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum

diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan,

mentega dan makanan laut lainnya.

 Fungsi

– menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.

– Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam

sel.

– Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang

membentuk asam.

– Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.

– Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membrane,

terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

 Dampak Kekurangan dan Kelebihan serta AKG

Akibat kekurangan natrium adalah sebagai berikut:

– menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan


– dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium

Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan

edema dan hipertensi.

Jadi, taksiran kebutuhan untuk orang dewasa yaitu 500 mg/hari.

 Absorpsi dan Metabolisme

Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu dibawa oleh aliran darah ke

ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk

mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang

diatur oleh hormone aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah

menurun.

2. KLORIDA (CL)
 Definisi dan Pendahuluan

Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan

serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pancreas.

 Sumber

Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan buah juga

mengandung klor.

 Fungsi

– berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam cairan ekstraseluler.

– Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL, yang diperlukan untuk

bekerjanya enzim-enzim pencernaan.

– Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama unsur-unsur pembentuk

asam lainnya

– Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah

guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh.

– Mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan tubuh.

 Dampak Kekurangan dan Kelebihan serta AKG


Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Dan jika

kelebihan juga bisa membuat muntah. Jadi AKG minimum klor sehari sebesar 750 mg.

 Absorpsi dan Eksresi Klor

Klor diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti

kehilangan natrium.

3. KALIUM (K)
 Definisi dan Pendahuluan

Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel dan cairan intraseluler.

 Sumber

Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan segar/ mentah,

terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.

 Fungsi

– berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam

dan basa bersama natrium.

– Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.

– Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologic, terutama

metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.

– Berperan dalam pertumbuhan sel.

 Dampak Kelebihan dan Kekurangan serta AKG

Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal.

Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat terjadi karena muntah-muntah, diare kronis atau

kebanyakan menggunakan obat pencuci perut. Kebanyakan kehilangan melalui ginjal adalah karena

penggunaan obat diuretic terutama untuk pengobatan hipertensi. Kekurangan kalium menyebabkan

lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.

Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melebihi 12 g/ m2 permukaan tubuh sehari tanpa

diimbangi oleh kenaikan eksresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat

kematian. Kelebihan kalium dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.

Jadi, kebutuhan minimum kalium sekitar 2000 mg sehari.


 Absorpsi dan Eksresi Kalium

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium dieksresi melalui urin, feses, keringat dan

cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring,

mengarbsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan

dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula

ginjal.

4. KALSIUM (CA)
 Definisi dan Pendahuluan

Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam jaringan keras yaitu

tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, kalsium berperan penting dalam

mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga

permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormone dan factor pertumbuhan.
 Sumber

Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang,

termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang, kerang, kepiting, kacang-

kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun lamtoro.


 Fungsi

– pembentukan tulang dan gigi

– kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat

menyimpan kalsium.

– Mengatur pembekuan darah

– Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak,

lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin.

– Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin dan myosin.

– Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi kekebalan.

– Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane, dan transmisi ion melalui

membrane organel sel.


 Dampak Kelebihan dan Kekurangan serta AKG

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang

kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis yang dapat dipercepat oleh

keadaan stress. Dapat juga terjadi pada perokok dan pemabuk. Selain itu dapat juga menyebabkan
osteomalasia yaitu riketsia pada orang dewasa dan terjadi karena kekurangan vitamin D. kadar

kalsium darah yang rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.

Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan absorpsi mineral

lain serta konstipasi.

Jadi, AKG yang diperlukan adalah sebagai berikut:

– bayi : 300-400 mg

– anak-anak : 500 mg

– remaja : 600-700 mg

– dewasa laki-laki : 500-800 mg

– dewasa perempuan : 500-600 mg

– bumil dan menyusui : + 400 mg

– manula : 500 mg

 Absorpsi dan Eksresi Kalsium

Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang terjadi di bagian atas usus halus

yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam kondisi terlarut. Absorpsi

kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalisum.

Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya bias diabsorpsi bila terdapat

dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsure makanan lain. Kalsium yang tidak

diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Kehilangan kalsium dapat terjadi melalui urin, sekresi cairan

yang masuk saluran cerna serta keringat.

5. FOSFOR (P)
 Definisi dan Pendahuluan

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari berat badan. Fosfor

terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan

bagian dari asam nukleat DNA dan RNA. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural

dinding sel. Sebagai fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan

atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).

 Sumber
Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam,

ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta serealia.

 Fungsi

– kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang

– mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak melalui proses

fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B.

– absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer

– bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP dan fosfolipid.

– Mengatur keseimbangan asam basa

 Dampak Kelebihan dan Kekurangan serta AKG

Kekurangan fosfor bias terjadi karena menggunakan obat antacid untuk menetralkan asam lambung,

yang dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga terjadi pada

penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan

tulang dengan gejala lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.

Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan

kejang.

Jadi, AKG yang diperlukan:

– Bayi : 200-250 mg

– anak-anak : 250-400 mg

– laki-laki : 500 mg

– perempuan : 450 mg

– ibu hamil dan menyusui : 200-300 mg

 Absorpsi dan Metabolime Fosfor

Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan

dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara

aktif yang dibantu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi pasif. Kadar fosfor dalam darah diatur oleh

hormone paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormone kalsitonin serta
vitamin D, untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, jumlah

yang dibebaskan dan disimpan dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin

meningkatkan eksresi fosfat oleh ginjal.

6. MAGNESIUM (MG)
 Definisi dan Pendahuluan

Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan interselular. Magnesium

merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan

peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan. Magnesium

terlibat dalam berbagai proses metabolisme.

Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya.

 Sumber

Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dn kacang-kacangan.

Daging, susu dan hasilnya serta cokelat merupakan sumber magnesium yang baik.

 Fungsi

Magnesium berperan penting dalam system enzim dalam tubuh. Magnesium berperan sebagai

katalisator dalam reaksi biologic termasuk metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan asam

nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA di dalam semua sel jaringan

lunak.

Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan

darah. Dalam hal ini magnesium berlawanan dengan kalsium.

Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium dalam email gigi.

 Dampak Kelebihan dan Kekurangan (AKG)

Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi serta berbagai kompilasi

penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama

mendapat makanan tidak melalui mulut (intravena).

Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran

urin), juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium.


Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan pertumbuhan,

mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan system saraf pusat, halusinasi, koma dan

gagal jantung.

Akibat kelebihan magnesium belum diketahui secara pasti. Kelebihan magnesium terjadi pada

penyakit gagal ginjal.

Jadi, AKG untuk orang dewasa untuk pria 280 mg/hari dan wanita 250 mg/ hari.

 Pencernaan dan Metabolisme

Magnesium diabsorpsi di usus halus dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Di dalam

darah magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas. Keseimbangan magnesium dalam tubuh terjadi

melalui penyesuaian eksresi magnesium melalui urin. Eksresi magnesium meningkat oleh adanya

hormone tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalium . eksresi magnesium

menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tubula ginjal.

7. SULFUR (S)
 Definisi dan Pendahuluan

Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin dan biotin serta asam

amino metionin dan sistein.

Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga

membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul protein.

Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat

yang bersifat kaku.

 Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein.


 Fungsi Sulfur

Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung sulfur yang diperlukan

untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan

hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme

sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan

mukopolisakarida.

 Dampak Kelebihan dan Kekurangan (AKG)


Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya kekurangan

sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa

terjadi jika kekurangan protein.

Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada hewan yang akan menghambat

pertumbuhan.

Jadi, AKG untuk orang dewasa dicukupi oleh asam amino esensial yang mengandung sulfur.

 Pencernaan dan Metabolisme

Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Sulfur juga

merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A.

Sebagian besar sulfur dieksresi melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga merupakan salah satu

elektrolit intraseluler yang terdapat dalam plasma berkonsentrasi rendah.

8. KESIMPULAN

Mineral makro terutama natrium, klor dan kalium berperan dalam menjaga keseimbangan cairan

tubuh. Natrium, kalium, kalsium dan magnesium diperlukan untuk transmisi saraf dan kontraksi otot.

Fosfor dan magnesium terlibat dalam metabolisme energi. Kalsium, fosfor dan magnesium berperan

dalam memberi bentuk tulang. Selain itu, mineral makro memegang peranan khusus dalam tubuh.

https://reninutrisionist.wordpress.com/2009/05/21/makromineral/
laporan praktikum mineral

intan nursiam ♦ 26 April 2010 ♦ 1 Comment

Laporan Praktikum ke : 5 Hari / Tanggal : Senin / 18 April 2010

Integrasi Proses Nutrisi Tempat : LaboratoriumBiokimia,

Fisologi dan Mikrobiologi

Asisten : – Arifah

MINERAL

Intan Nursiam

D24080094

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semua mahluk hidup memerlukan unsur inorganic atau mineral untuk proses kehidupan yang
normal. Semua jaringan ternak dan makanan/pakan mengandung mineral dalam jumlah dan
proporsi yang sangat beragam. Unsur inorganic ini merupakan konstituen dari abu yang tersisa
setelah pembakaran dari bahan pakan.

Mineral yang esensial untuk ternak diklasifikasikan menjadi meineral makro dan mikro.
Klasifikasi tersebut berdasarkan pada konsentrasi mineral di dalam tubuh ternak atau jumlah
yang dibutuhkan ternak dalam ransum ternak. Secara normal, konsentrasi mineral mikro dalam
tubuh ternak tidak lebih dari 50 mg/kg dan kebutuhan dalam ransum kurang dari 100 mg/kg.
penyerapan mineral dalam bentuk ion terjadi melalui sirkulasi darah. Penyerapan tersebut terjadi
di usus halus dan bagian anterior usus besar.

Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui jenis mineral yang ada pada sample
secara kualitatif melalui pengamatan adanya perubahan warna, gelembung gas atau pembentukan
endapan.

TINJAUAN PUSTAKA

Mineral

Beberapa mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh ternak untuk pertumbuhan
dan reproduksi. Walaupun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit, keseimbangan dalam tubuh
harus tetap terjaga. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu golongan essensial dan non essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral
dapat pula dibagi atas mineral makro dan mineral mikro (Parakasi, 1986).

Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam, yaitu: (1) untuk pembentukan struktur,
(2) untuk fungís fisiologis, (3) sebagai katalis, (4) sebagai regulator. Kandungan pakan mineral
dari bahan pakan nabati sangat bervariasi tergantung dari beberapa faktor seperti: genetik
tanaman, keadaan tanaman tempat tumbuh tanaman tersebut, iklim, musim, tahap kematangan,
dan ada tidaknya pemupukan terhadap tanaman. Leguminosa biasanya kaya akan mineral Ca,
Mg, Fe, Cu, Zn, dan Co. Rumput-rumputan banyak mengandung mineral Mg, Zn, dan Fe.

MATERI DAN METODA

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas arloji, tabung reaksi, spot plate, kertas
saring, sudip, spoit, dan lap/ tissue.

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquades, sampel CuSO4, CoSO4,
FeSO4, MgSO4, ZnSO4, CaCO3, NaCl, larutan A (20 gr Rochele + 100 ml aquades), Larutan B
(1 gr nitrosoersalt + 500 ml), larutan C (larutan KOH 1 N), larutan D (12,7 gr I + 40 gr KI + 25
ml aquades), larutan E (NaOH 2 N), larutan F (0,10 gr Dithizone + 100 ml CCl4), HCl, HNO3,
dan AgNO3 5%.

Prosedur

ü Pengujian Co2+, Cu2+, Fe2+

Magnesium ( Mg )

Magnesium merupakan mineral makro yang sangat penting. Sekitar 70% dari total Mg dalam
tubuh terdapat dalam tulang atau kerangka (Underwood, 1981), sedangkan 30% lainnya tersebar
dalam berbagai cairan tubuh dan jaringan lunak (Tillman et al., 2003). Mg dibutuhkan oleh
sebagian besar sistem enzim, berperan dalam metabolisme karbohidrat dan dibutuhkan untuk
memperbaiki fungsi sistem saraf (Perry et al., 200 ). Selain itu Mg berperan penting untuk
sintesis protein, asam nukleat, nukleotida, dan lipid (Girindra, 1988). Jika mineral Mg yang
diberikan pada ternak kurang maka akan menyebabkan iritabilitas syaraf, convulsion, dan
hypomagnesaernia. Namun, jika berlebih juga tidak baik untuk ternak, karena akan
menyebabkan ekskreta basah.

Indikator defesiensi Mg adalah menurunnya kadar Mg dalam plasma menjadi 1,2 – 1,8
mg/100ml dari kadar normal sebesar 1,8 – 3,2 mg/100ml (McDowell, 1992). Tempat utama
absorsi Mg pada ternak ruminansia adalah pada bagian retikulorumen, sekitar 25% Mg diabsorsi
oleh hewan dewasa. Jumlah Mg yang diabsorsi menurun seiring dengan penurunan tingkat
mineral di dalam pakan. Dalam kondisi defisiensi status Mg cadangan dalam tubuh untuk
menggantikan sumbangan dari absorpsi Mg yang rendah (McDowell, 1992).

Tembaga ( Cu )

Mineral Cu adalah salah satu mineral yang sering dilaporkan defisien pada ternak ruminansia.
Menurut McDowell (1992), defisien Cu dapat menyebabkan diare, pertumbuhan terhambat,
perubahan warna pada rambut dan rapuh serta mudah patahnya tulang-tulang panjang. Defisiensi
sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternak ruminansia walaupun ternak diberi suplemen
mineral dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan (Kardaya et al., 2001).

Unsur Cu diabsorpsi kurang baik oleh ruminansia dalam metabolisme tubuh (Kardaya, 2000).
Meskipun Cu bukan merupakan bagian dari molekul hemoglobin, akan tetapi Cu ini adalah
komponen yang sangat penting untuk pembentukkan sel darah merah dan menjaga aktivitasnya
dalam sirkulasi (Nugroho, 1986). Unsur Cu terdapat dalam plasma darah, kandungan Cu secara
normal dalam plasma darah adalah 0,6 Cu/ml (Underwood, 1981).

Besi ( Fe )

Lebih dari 90% Fe yang terdapat dalam tubuh terikat pada protein dan terutama pada hemoglobin
darah mengandung Fe sebanyak 0,34%. Fe juga terdapat dalam mioglobin, hati, limpa dan
tulang. Fe dalam serum darah terdapat dalam bentuk non hemoglobin yang disebut transferrin
atau siderophilin. Pada individu normal hanya 30-40% transferrin yang membawa Fe, dalam
keadaan normal plasma darah mengandung 240 – 480 mcg% ; pada sapi dewasa 130 – 140
mcg% (Church, 1991).

Fungsi Fe yang penting adalah untuk absorpsi dan transport O2 ke dalam sel-sel, Fe juga
merupakan komponen yang aktif dari beberapa enzim yaitu sitokrom perioksidase dan katalase.
Selain itu Fe berfungsi sebagai mediator proses–proses oksidasi (Tillman et al., 1998). Unsur Fe
diabsorpsi sesuai dengan kebutuhan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti status Fe dalam
tubuh, umur hewan (Underwood dan Sutlle, 1999), kebutuhan metabolik tubuh, bentuk
komponen zat besi yang terdapat dalam makanan dan ada tidaknya zat-zat nutrisi lain yang
mempengaruhi absorpsi zat besi (Piliang, 2002). Fe lebih banyak diabsorpsi oleh hewan yang
defisien Fe dibanding hewan yang tercukupi kebutuhan Fe, karena absorpsi dan metabolisme Fe
diatur oleh status Fe pada mukosa usus. Tempat absorpsi Fe pertama adalah duodenum
(Underwood dan Sutlle, 1999).
Sebanyak 1-2 tetes larutan A diteteskan di atas kertas saring, lalu ditambahkan sampel
secukupnya (sampel standar CuSO4, CoSO4, dan FeSO4). Setelah itu, ditambahkan larutan B
sebanyak 1-2 tetes. Diamati warna sampel awal dan keadaan akhir setelah ditetesi pereaksi.

ü Pengujian Mg

Sebanyak 2-3 tetes larutan C diteteskan ke spot plate yang telah berisi sampel MgSO4, lalu
ditambahkan larutan D hingga berubah warna menjadi kuning.

ü Pengujian CO2

Sampel CaCO3 diletakkan di atas gelas arloji secukupnya, lalu ditambahkan sebanyak 1-2 tetes
larutan HCl dengan perbandingan 1:1. Diamati adanya gelembung gas yang terjadi.

ü Pengujian Ca

Sampel susu fullcream, susu skim dan sari kedelai dimasukan kedalam 6 buah tabung reaksi
yang berbeda. Tambahkan larutan kapur sebanyak 2,4,6,8,10 tetes kedalam masing-masing
tabung. Amati perubahan yang terjadi sebellum dan sesudah penambahan larutan kapur.

ü Pengujian Cl–

Sampel NaCl dilarutkan dengan air aquades di tabung reaksi. Kemudian, ditambahkan 1-2 tetes
HNO3. setelah itu, ditambah lagi dengan larutan AgNO3 5% sebanyak 1-2 tetes. Pada reaksi
tersebut diamati adanya endapan yang terbentuk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Standar

Pengujian Standar Warna Awal Keadaan akhir

Cu,Co,Fe CoSO4, CuSO4, FeSO4 Biru Hijau

Mg MgSO4 Coklat Agak coklat

Cl NaCl Putih Endapan putih

CO2 CaCO3 Putih Muncul Gelembung


Gas

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Sampel


Sample Cu, Co, Fe Mg Cl CO2

I – + – +

II – + + +

III + – – +

IV + + – +

V – – + +

Keterangan :

+ : ada – : tidak ada

Tabel 3. Pengaruh penambahan kapur

Penambahan Ca(OH)2 Sampel yang diuji

Susu fullcream Susu skim Sari kedelai

0 tetes – – –

2 tetes + – –

4 tetes ++ – –

6 tetes +++ – –

8 tetes ++++ – –

10 tetes +++++ – –

Keterangan :

+ : ada endapan – : tidak ada

Pembahasan

Mineral merupakan zat anorganik yang bukan terdiri dari unsur kimia karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen. Berdasarkan pada konsentrasi mineral di dalam tubuh ternak atau jumlah yang
dibutuhkan dalam ransum ternak diklasifikasikan menjadi mineral makro dan mikro. Secara
normal, konsentrasi mineral mikro dalam tubuh ternak tidak lebih dari 50 mg/kg dan kebutuhan
dalam ransum kurang dari 100 mg/kg ransum. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitasnya
hidup, mineral dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan essensial dan non essensial
(Parakasi, 1986).

Berdasarkan pengujian terhadap lima buah sampel, terlihat bahwa pada sampel 1 mengandung
magnesium dan karbondioksida. Berbeda dengan sampel 1, pada sampel 2 tidak hanya
ditemukan magnesium dan karbondioksida tetapi ditemukan juga klor. Ion Cu2+,Co2+ dan Fe2+
terindikasi ditemukan pada sampel 3. Pada sampel selanjutnya selain mengandung ion
Co2+,Cu2+, dan Fe2+ ditemukan juga mineral magnesium dan karbondioksida. Pada sampel 5
hanya ditemukan ion klor dan karbondioksida.

Beberapa mineral yang ditemukan pada bahan pakan tersebut mempunyai peran yang penting
dalam proses metabolishme tubuh ternak tersebut. Mineral kalsium misalnya berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah. Ion klor mempunyai fungsi untuk untuk
menjaga keseimbangan asam basa, osmoregulasi dan untuk sekresi cairan (gastric). Beberapa
mineral mikro seperti ion besi berperan untuk pembentukan heamoglobin, ion kuprum berperan
dalam pembentukan haemoglobin, pigmen, dan sebagai koenzim. Ion cobalt berperan dalam
absopsi vitamin B12 serta untuk pertumbuhan mikroba rumen. ( Mc.Donald, 1978).

Konsentrasi mineral Co dan Cu dalam tubuh ternak masing-masing adalah 0,02-0,1 mg/kg dan 1-
5 mg/kg. Co pada ternak berfungsi untuk pertumbuhan mikroba rumen dan bagian dari vitamin
B12. Defisiensi Co mengakibatkan nafsu makan menurun, anemia, produksi susu menurun, dan
rambut kasar. Co didapatkan dari bahan pakan garam cobalt dan cobalt oksida. Sedangkan Cu
didapat dari CuSO4, CuO, dan CuCO3. Defisiensi mineral ini mengakibatkan ternak diare, nafsu
makan menurun, pertumbuhan menurun, dan rambut kasar. Cu berfungsi dalam penggunaan Fe
dan transpor Cu. Sebenarnya unsur Cu kurang baik diabsorpsi oleh ruminansia dalam
metabolisme tubuh (Kardaya, 2000). Meskipun Cu bukan merupakan bagian dari molekul
hemoglobin, akan tetapi Cu ini adalah komponen yang sangat penting untuk pembentukkan sel
darah merah dan menjaga aktivitasnya dalam sirkulasi (Nugroho, 1986).

Cl untuk ternak berasal dari NaCl dan potassium chlorida. Konsentrasi di dalam tubuh ternak
adalah 1,1 g/kg. Defisiensi mineral ini mengakibatkan alkalosis pada ternak. Sedangkan
kelebihannya menyebabkan peningkatan keasaman. Zn merupakan mineral yang banyak
berperan penting dalam proses metabolisme karbohidrat dan lemak serta pembentukkan sistem
kekebalan tubuh (Perry et al., 2003). Menurut Linder (1992) Zn merupakan mikromineral yang
tersebar didalam jaringan hewan, manusia, dan tumbuhan serta terlibat dalam fungsi
metabolisme. Zn berperan juga dalam fungsi berbagai enzim, meningkatkan nafsu makan,
produksi telur, daya tetas telur dan pertumbuhan tulang dan bulu pada ayam petelur.

Pada pengujian penambahan kapur pada susu fullcream, susu skim dan sari kedelai tidak
ditemukan endapan pada penambahan 0 tetes larutan kapur. Pada penambahan larutan kapur
selanjutnya ditemukan endapan di susu fullcream sedangkan pada sari kedelai dan susu skim
tidak ditemukan endapan. Banyaknya endapan yang terbentuk sebanding dengan jumlah
penambahan larutan kapur yang diberikan. Hal ini mengindikasikan bahwa susu fullcream
banyak mengandung ion kalsium.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan ditunjukan bahwa sample yang diberi perlakuan dapat mengalami
perubahan warna sesuai dengan mineral yang terkandung didalam sample itu. Mineral yang
terkandung dalam Cu, Co, Fe memiliki warna hijau kecoklatan, Mg memiliki warna agak coklat,
Cl terdapat endapan putih dan CO2 memiliki banyak gelembung udara. Hasil ini dapat membuat
kita mengetahui mineral yang terkandung dalam sample dengan pengujian secara kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Church, D. C. 1991. The Ruminal Animal : Digestive, Physiology and Nutrition. Volume 2.
Prentice Hall, New Jersey.

Girindra, A. 1998. Biokimia Patologi Hewan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Kardaya, D. 2000. Pengaruh suplementasi mineral organik (Zn-Proteinat, Cu-Proteinat) dan


amonium molibdat terhadap performans domba lokal. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Kardaya, D., Supriyati, Suryahadi, dan T Toharmat. 2001. Pengaruuh suplementasi Zn-Proteinat,
Cu-Proteinat dan amonium molibdat terhadap performans domba lokal. Media Peternakan, 24
(11) : 1-9

Linder, M. C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Dengan pemakaian secara klinis.
Terjemahan. A. Parakkasi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Lloyd, L.E., B.E. McDonald and E.W. Crampton. 1978. Fundamental of Nutrition.2nd Edition.
W.H. Freeman and Company. San Francisco.

McDowell, L. R. 1992. Mineral in Animal and Human Nutrition. Academic Press, INC, San
Diego.

Miller, J. K., N. Ramsey and F. C. Madson. 1998. The Trace Elements. In : Church, D. C. (Ed).
The Ruminal Animal : Digestive, Physiology and Nutrition. Prentice Hall, New Jersey.

Nugroho. 1986. Penyakit Kekurangan Mineral pada Sapi. Penerbit Eka Offset. Semarang.

Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogarstrik Vol IB . Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Perry, T. W., A. E. Cullison and R.S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding. Sixth Edition. Pearson
Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Piliang, W. G. 2002. Nutrisi Mineral. Edisi Kelima. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosukujo. 1998.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Ke- 6. Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Underwood, E. J. 1981. The Mineral Nutrition of Livestock. Second Edition. Commonweath


Agricultural Bureaux, London.

Underwood, E. J. and N. F. Suttle. 1999. The Mineral Nutrition of Livestock. Third Edition.
CABI Publishing, London.

You might also like