You are on page 1of 5

Upaya Pemeliharaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang harus diperhatikan. Kesehatan
dan keselamatan kerja yang baik akan membentuk suasana kerja yang aman dan
nyaman. Hal ini akan berdampak pada produktivitas kerja.

1. Jenis – jenis bahaya di bagian penerimaan dan penyimpanan bahan makanan

Potensi bahaya dapat berasal dari satu atau berbagai faktor. Pengenalan bahaya
diperlukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja dan mengupayakan
pengendaliannya. Terdapat beberapa jenis bahaya, yaitu bahaya fisik, bahaya kimia,
bahaya biologis, bahaya rancang kerja, dan bahaya psikososial. Pada bagian
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, panitia penerima bahan makanan
memiliki kemungkinan kontak langsung dengan bahan makanan ketika melakukan
pengecekan spesifikasi. Kontak langsung tersebut dapat menyebabkan berpindahnya
mikroba dari bahan makanan ke tangan panitia penerima bahan makanan. Hal tersebut
mengakibatkan panitia penerima bahan makanan mengalami sakit. Bahaya psikososial
terjadi akibat pengaruh stres kerja dan lingkungan kerja. jam kerja yang melebihi batas
dapat menyebabkan timbulnya stres. Jam kerja panitia penerima bahan makanan di
Instalasi Gizi RSUD Solok disesuaikan dengan jam kerja tempat panitia bekerja begitu
juga petugas gudang, dan petugas tenaga pengolah. Jam kerja tersebut tidak pernah
melebihi batas waktu. Persiapan semua bahan makanan telah dilakukan pada pagi hari
oleh petugas dinas subuh sehingga petugas pengolah tidak melakukan persiapan lagi
untuk waktu makan siang dan sore hari.

2. Fasilitas fisik dan peralatan di ruang penerimaan dan penyimpanan

Fasilitas fisik merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
manajemen kesehatan dan keselamatn kerja. Fasiitas fisik yang perlu diperhatikan terkait
kesehatan dan keselamatn kerja adalah lantai, dinding, ventilasi , dan langit – langit.
Lantai yang kurang baik dapat menjadi penyebab bahaya safety. Lantai yang rusak atau
tidak rata dapat menyebabkan karyawan tersandung. Lantai yang licin dapat
menyebabkan karyawan tergelincir. Lantai yang terdapat diruang penerimaan,
penyimpanan, pengolahan dan pendistribusian di Instalasi Gizi rsud Solok memiliki jenis
bahan yang sama. Bahan yang digunakan memenuhi syarat yidak licin dan mudah
dibersihkan. Lantai juga dibuat rata dan tdak terdapat bagian yang rusak. lantai yang
bersih mengurangi resiko timbulnya penyebab penyakit akibat sanitasi yang buruk.
Lantai dibersihkan sebelum kegiatan penerimaan dan penyimpanan dimulai. Hal ini
menjadikan lantai sudah dalam keadaan kering ketika kegiatan penerimaan dan
penyimpanan dilakukan. Lantai yang sudah kering saat kegiatan dilakukan mengurangi
resiko kecelakaan kerja. Dinding ruang penerimaan, penyimpanan, pengolahan dan
pendistribusian bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD Solok memiliki permukaan yang
rata dan mudah dibersihkan. Ruang pengolahan dan pendistribusian memiliki sirkulasi
udara yang baik sehingga uap air tidak berkumpul di area tersebut. Ruang penyimpanan
bahan makanan kering dan basah masing – masing dilengkapi dengan AC untuk
perputaran udara.
Langit – langit di ruang penerimaan, penyimpanan, pengolahan , dan pendistribusian
bahan makanan di Instalasi Gizi memiliki permukaan rata dan berwarna terang.
Pencahayaan yang baik memudahkan karyawan melakukan kegiatannya. Penerimaan
yang dilakukan langsung di instalasi gizi memudahkan pekerja untuk melakukan
pemindahan bahan makanan dari bagian penerimaan ke bagian penyimpanan. Letak
ruang penyimpanan basah dan kering berdekatan/tidak berjauhan agar memudahkan
petugas dalam menyiapkan bahan makanan sesuatu ke permintaan dapur.

Bahan makanan kering di Instalasi Gizi RSUD Solok disusun pada rak sesuai jenisnya
dan diberi label sehingga memudahkan saat petugas menyiapkan bahan makanan sesuai
permintaan. Penyimpanan bahan makanan pada bagian atas tidak ditumpuk hingga
tinggi. Hal ini dilakukan untuk mencegah bahan makanan terjatuh dan menyebabkan
kecelakan kerja serta mempermudah petugas gudang mengambil bahan makanan
tersebut.

3. Faislitas penunjang kesehatan dan keselamatan kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja dapat terlaksana bukan hanya dengan fasilitas fisik
dan peralatan yang memadai. Fasilitas lain pun perlu diperhatikan .Fasilitas – fasilitas
tersebut dapat berhubungan langsung dengan kegiatan kerja maupun tidak langsung.
Fasilitas yang disediakan di Instalasi Gizi meliputi penyediaan alat pelindung diri
(APD), penyediaan troli pengangkut bahan makanan, penyediaan alat pemadam api
ringan (APAR), instruksi mencuci tangan dan penyediaan westafel cuci tanagn,
penyediaan poliklinik karyawan, dan asuransi BPJS.

APD petugas berupa baju masak dengan bagian dada dibuat rangkap, celana panjang,
efron, dan sepatu tertutup. Sepatu tertutup juga dibuat tidak licin sehingga mengurangi
resiko tergelincir. Troly bahan makanan diperlukan untuk mempermudah petugas
mengangkut bahan makanan dari kendaraan pengangkut bahan makanan ke ruang
penerimaan, dari ruang penerimaan ke ruang penyimpanan. Troli bertingkat menjadikan
petugas dapat membawa semua bahan makanan sekaligus. Setiap bahan yang diterima
dan akan disimpan, dimasukkan dengan troli . fungsi troli adalah mengurangi resiko
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat bahan yang dibawa terlalu
berat.
Kecelakaan kerja lain yang dapat terjadi di tempat penyimpanan bahan makanan adalah
kebakaran. Penanggulangan kebakaran yang belum besar dapat dilakukan dengan alat
pemadam api ringan (APAR). Instalasi Gizi RSUD Solok memiliki 2 buah unit APAR.
APAR diletakkan di tempat – tempat yang mudah dijangkau oleh semua karyawan
ketika terjadi kebakaran. APAR

Alat Pemadam Api Ringan

Berdasarkan gambar diatas , alat pemadam api ringan berada ditempat satu diruang
pengolahan, satu di ruang persiapan. Instalasi gizi memiliki satu unit westafel yang
dilengkapi poster 6 langkah mencuci tangan agar karyawan selalu mengingat mengenai
hal tersebut, sabun pencuci tangan, dan tisue. Penggunaan sabun dan tissue merupakan
bagian dari 6 langkah mencuci tangan. Begitu juga dengan kesehatan fisik karyawan
Instalasi Gizi RSUD Solok diperhatikan dengan adanya poliklinik karyawan. Karyawan
dapat memriksakan diri ke poliklinik dan mendapatkan pengobatan. Jika hasil
pemeriksaan menunjukkan karyawan memerlukan rawat inap, karyawan tersebut
mendapat fasilitas rawat inap di RSUD Solok. Biaya rawat inap ditanggung melalui
asuransi BPJS. Proses klaim dana BPJS dilakukan sesuai dengan ketentuan BPJS.

4. Upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja

Pencegahan kecelakaan dilakukan untuk menghindari karyawan dari kecelakaan akibat


kerja. Pencegahan kecelakaan dilakukan dengan cara menyediakaan fasilitas fisik dan
dan peralatan yang memadai pembuatan SOP agar karyawan dapat melakukan kegiatan
kerja sesuai dengan prosedur yang dibuat dengan mempertimbangkan bahaya yang
mungkin terjadi.

Kecelakaan yang terjadi dapat berupakecelakaan yang tidak memerlukan


penanggulangan khusus dan kecelakaan yang memerlukan penanggulangan khusus. Hal
ini bergantunng pada besarnya mempengaruhi pekerja. Contoh kecelakaan yang tidak
memerlukan penanggulangan khusus adalah terjatuh yang mengakibatkan luka ringan.
Kecelkaan yang mengakibatkan luka ringan tidak banyak mempengaruhi pekerja
karena dapat segera diobati. Luka ringan dapat segera diobati dengan obat yang
terdapat dikotak P3K. Instalasi Gizi RSUD Solok memilki kotak P3K yang disimpan di
ruang monitor Kepala Instalasi Gizi. Contoh kecelakaan kerja yang memerlukan
penanggulangan khusus adalah terjatuh hingga tidak sadarkan diri. Karyawan yang
jatuh langsung dibawa ke IGD mendapat pertolongan.

Alat pemadam api ringan memiliki batas waktu penyimpanan. APAR yang tidak
digunakan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. APAR diganti secara
berkala. APAR yang sudah melewati batas waktu npenyimpanan tidak dapat digunakan
karena karbon dioksida yang terdapat di dalamnya sudah terurai.

5. Upaya pencegahan penyakit

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memperhatikan higiene personal.


Instalasi Gizi RSUD Solok memiliki aturan terkait higiene personal. Higiene yang perlu
diperhatikan anatara lain menggunakan pakaian kerja yang bersih dan dicuci setiap hari
(penggunaan baju yang berbeda berangkat dari rumah dan setelah sampai di instalasi
gizi), menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan benar, memotong kuku secara teratur,
tidak menggunakan cat kuku, melepas perhiasan tangan, memakai alat pelindung diri
(APD) dengan lengkap, menghindari batuk dan bersin di depan makanan, dan rambut
tidak terurai.

Setiap karyawan yang akan melakukan pekerjaan diharuskan memastikan telah


mencuci tangan. Pencucian tangan dilakukan dengan mengikuti enam langkah mencuci
tangan, yaitu dengan cara membasuh tangan dengan air mengalir, memberi sabun,
meratakan sabun pada telapak tangan, menggosok punggung tangan, membersihkan
sela – sela jari, membuat gerakan tangan saling mengunci, menggosok jempal,
membersihkan kuku – kuku, kemudian membilas tangan menggunakan air dan
mengeringkan dengan tissue.

Pencegahan penyakit juga dilakukan dengan menambah daya tahan tubuh karyawan.
Penambahan daya tahan tubuh karyawan dilakukan dengan memberikan mkanan
penambah daya tahan tubuh. Gudang Instalasi Gizi menyediakan susu bubuh, teh , dan
kopi bagi karyawan RSUD Solok. Makanan tersebut disipkan oleh petugas gudang dan
pengambilannya dilakukan langsung di gudang instalasi gizi.

Tenaga Instalasi Gizi RSUD Solok menerima hak berupa pemeriksaan fisik berupa
pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan petugas dilakukan satu
kali dalam setahun. Oemeriksaan kesehatan dilakukan untuk mendeteksi penyakit yang
mungkin ada sedini mungkin. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
klinis, pemeriksaan laboratorium, peeriksaan rectal swab, dan pemeriksaan rontgen.

You might also like