You are on page 1of 14

Bahaya Merokok Shisha

Shisha atau biasa juga disebut hookah merupakan gaya merokok tembakau ala Timur
Tengah. Cara merokok shisha berbeda dengan mengisap rokok tembakau pada umumnya.
Shisha menggunakan tabung yang berisi air. Di dalam tabung itu, tembakau dipanaskan
dengan ditambahkan rasa buah-buahan. Tabung shisha juga dilengkapi dengan selang
untuk menghirup asap yang dihasilkannya.

Saat ini tren merokok shisha sedang digandrungi masyarakat dan telah menjadi bagian dari
pergaulan. Asapnya yang beraroma buah-buahan membuat orang-orang menjadi penasaran untuk
mencobanya. Akhirnya merokok ‘buah-buahan’ ini pun dijadikan pilihan dengan alasan lebih
menyehatkan ketimbang merokok tembakau biasa. Mereka pun menganggap asap shisha tidak
berbahaya karena semua racun pada tembakau telah diserap oleh air.

Tapi ternyata semua anggapan-anggapan itu keliru. Merokok shisha lebih berbahaya
dibandingkan merokok tembakau biasa. Menurut World Health Organization (WHO), merokok
shisha selama satu jam sama bahayanya seperti mengisap 100 rokok.

Apa Saja Kandungan Shisha?

Seperti rokok, shisha mengandung tembakau dan kandungan beracun lain seperti nikotin, tar,
karbon monoksida, arsenik, dan timah. Meski kandungannya sama, ternyata asap shisha lebih
beracun daripada rokok tembakau. Jika dibandingkan dengan sebatang rokok tembakau, asap
shisha mengandung arsenik dan nikel yang lebih tinggi, kandungan tar 36 kali lebih tinggi, dan
karbon monoksida 15 kali lebih tinggi.

Merokok shisha biasanya memakan waktu yang lebih lama dibandingkan merokok tembakau,
sehingga kandungan nikotin dan unsur penyebab kanker yang masuk ke dalam paru-paru pun
lebih tinggi.

Bahaya Shisha

Dengan mengetahui kandungan racun yang ada di dalam tiap isapannya, tidak mengherankan
jika rokok shisha dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan yang tidak bisa disepelekan.
Penyakit jantung

Shisha beserta asapnya mengandung banyak racun yang diketahui dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung.

Kanker

Jika melihat lamanya sesi merokok shisha, perokok shisha menyerap racun lebih banyak
daripada perokok biasa. Arang yang digunakan untuk memanaskan tembakau juga berpengaruh
buruk bagi kesehatan. Bahkan setelah melewati air pun, asap shisha masih mengandung racun
tingkat tinggi. Zat-zat semacam karbon monoksida, logam, dan bahan-bahan kimia penyebab
kanker (kanker paru-paru, kanker mulut dan kanker kandung kemih) terkandung di dalamnya.

Penyakit pada gusi

Ada peningkatan nikotin dan cotinine dalam darah dan air liur perokok shisha yang
memengaruhi jaringan gusi.

Terinfeksi penyakit menular

Tabung dan selang shisha yang dipakai oleh kafe penyedia shisha bisa tidak dibersihkan dengan
benar. Hal itu dapat mempermudah penyebaran penyakit menular, seperti tuberkulosis (TB),
infeksi aspergillus (jamur yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru serius), dan
infeksi helicobacter (radang lambung).

Wanita hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah

Seorang wanita yang merokok shisha sebanyak satu tabung atau lebih per harinya saat hamil,
berisiko melahirkan bayi berberat badan rendah. Tidak hanya itu, bayi yang dilahirkan juga
berisiko mengalami gangguan pernapasan.

Kesuburan pria berkurang


Kandungan logam berat pada shisha seperti arsenik, kromium, timah, dan kobalt dalam air mani
dapat berdampak buruk pada kuantitas dan kualitas sperma.

Berhenti Merokok Shisha Sekarang Juga

Ternyata shisha tidak seaman yang diduga pada awalnya. Maka hentikan kebiasaan merokok
shisha dan mulailah melakukan aktivitas yang menyehatkan.

Lakukan kegiatan fisik

Kegiatan fisik, seperti berolahraga, sangat penting untuk membantu Anda berhenti merokok
shisha karena bisa merangsang otak untuk menghasilkan endorfin, memberikan kesenangan, dan
rasa ingin hidup sehat.

Selain dapat membentuk otot dan tulang kuat, berolahraga juga bisa menghilangkan stres,
menambah stamina, meningkatkan kesehatan, dan membantu Anda mengatasi sulit tidur. Setelah
berolahraga, tubuh akan terasa lelah yang akan membuat Anda ingin beristirahat. Hal itu bisa
menjauhkan pikiran untuk merokok shisha. Jika Anda tidak boleh berolahraga karena alasan
keterbatasan kondisi kesehatan, Anda bisa terus aktif dengan melakukan beberapa pekerjaan
rumah yang ringan.

Mencari dukungan

Selain minta dukungan keluarga dan teman-teman, Anda bisa juga mencari dukungan dari pihak
lain, seperti bergabung dengan grup khusus orang-orang yang ingin mengatasi kecanduan shisha.
Melalui grup ini Anda akan mendapat berbagai informasi tentang dampak buruk shisha. Tidak
hanya itu, Anda juga bisa bertukar cerita dengan anggota lainnya.
Jauhi perokok shisha

Anda tidak perlu menjadi seseorang yang antisosial atau enggan berkumpul dengan teman-
teman. Hanya saja jika di sebuah perkumpulan terdapat sesi merokok shisha, sebaiknya Anda
menjauh dari kerumunan itu sebentar. Anda juga bisa keluar dari ruangan atau meminta izin
untuk pulang. Jangan lupa jelaskan kepada mereka bahwa kini Anda sedang berjuang untuk
berhenti merokok shisha dan minta agar mereka tidak merokok ketika berdekatan dengan Anda.
Cara tersebut dapat membantu Anda terhindar dari bahaya asap shisha dan menekan keinginan
untuk kembali merokok.

Kebanyakan penikmat shisha adalah kalangan muda yang justru takut untuk merokok tembakau.
Mereka menganggap shisha lebih aman, ditambah dengan tuntutan pergaulan. Namun kebiasaan
mengonsumsi shisha lebih buruk daripada merokok biasa. Tidak perlu takut dijauhi di dalam
pergaulan atau dicap tidak modern oleh teman-teman. Ingatlah bahwa kesehatan jauh lebih
penting.
Efek / dampak Shisha

Apa itu Shisa??

Shisha adalah peralatan untuk membakar tembakau beraroma buah-buahan. Asapnya kemudian
disalurkan melalui sebuah wadah air dan dihisap dengan menggunakan selang khusus.

Selama ini banyak orang beranggapan menghisap shisha aman dan tidak merusak kesehatan. Namun
jangan salah, shisha rupanya memiliki efek yang sama buruknya dengan merokok.

Organisasi pemerhati kesehatan dan tembakau global, Departement of Health and the Tobacco Control
Collaborating Centre (TCCC) mengungkapkan, orang yang merokok shisha atau tembakau herbal akan
mengalami gangguan kesehatan. Dengan menghisap shisha, mereka menimbun karbon monoksida
kadar tinggi dalam tubuh mereka.

Karbonmonoksida kadar tinggi yang terserap oleh tubuh dapat menyebabkan kerusakan pada otak serta
hilangnya kesadaran.

Pengukuran kadar karbon monoksida yang dihasilkan dari hembusan napas menunjukkan tingkat kadar
normal untuk orang yang tidak merokok adalah tiga bagian CO per ppm udara. Ini sama artinya bahwa
tiga persen darah dalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Untuk perokok ringan, terdapat sekira 10
hingga 20 persen darah yang tidak bekerja baik. Terakhir, pada perokok berat sekira 30 hingga 40 persen
darah dalam tubuh mereka tidak bekerja dengan baik.

Lalu bagaimana dengan perokok sisha? Hasil penelitian menemukan, rata-rata dari mereka memiliki
kadar CO 40 hingga 70 ppm dalam hembusan nafas mereka. Hal ini mempengaruhi sekira delapan
hingga 12 persen sistem kerja darah dalam tubuh.

Efek Sisha:

1. Sakit Kepala

Setiap perokok shisha akan mengalami sakit kepala setelah menikmati shisha. Karbon monoksida dari
hisapan shisha dapat menyebabkan sakit kepala dan mual. Selain itu, kadar karbon monoksida yang
tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak yang memicu rasa sakit di kepala dan hilangnya kesadaran.

2. Ketergantungan

Omong kosong bila ada yang mengatakan shisha lebih baik dari rokok tembakau. Ketika Anda menghirup
nikotin selama berjam-jam, Anda cenderung akan mengalami kecanduan. Jika Anda terserang sakit
kepala, kelelahan atau depresi saat tidak merokok shisha, maka itu beberapa gejala Anda kecanduan
shisha.
3, Kanker

Shisha dihisap melalui pipa logam. Ketika Anda menghisap melalui pipa logam, maka Anda menghirup
logam berat, seperti karbon monoksida, tar, besi dan logam beracun lainnya yang memberikan efek
buruk bagi tubuh. Salah satunya memicu kanker.

Bahan kimia ini dapat menjadi karsinogenik (penyebab kanker) bagi tubuh. Merokok shisha tidak sehat
karena meningkatkan kemungkinan menderita kanker terutama kanker mulut, tenggorokan, paru-paru
atau bibir.

4. TBC

Tradisi menghisap shisha biasanya dilakukan secara berkelompok. Nah, karena sering bergantian
merokok melalui satu pipa yang sama, shisha bisa menularkan kuman-kuman berbahaya termasuk TBC
yang menular lewat becak dahak.
Efek Buruk Shisha Sama dengan Merokok

Shisha memiliki efek yang sama buruknya dengan merokok (Foto: BBC)

LONDON - Selama ini banyak orang beranggapan menghisap shisha aman dan tidak merusak
kesehatan. Namun jangan salah, shisha rupanya memiliki efek yang sama buruknya dengan
merokok.

Shisha adalah peralatan untuk membakar tembakau beraroma buah-buahan. Asapnya kemudian
disalurkan melalui sebuah wadah air dan dihisap dengan menggunakan selang khusus.

Organisasi pemerhati kesehatan dan tembakau global, Departement of Health and the Tobacco
Control Collaborating Centre (TCCC) mengungkapkan, orang yang merokok shisha atau
tembakau herbal akan mengalami gangguan kesehatan. Dengan menghisap shisha, mereka
menimbun karbon monoksida kadar tinggi dalam tubuh mereka.

"Setiap satu sesi mengisap shisha 10 miligram selama 30 menit akan menghasilkan karbon
monoksida atau CO paling rendah empat atau lima kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan
mengisap sebatang rokok," kata Direktur TCCC, Dr Hilary Wareing, seperti dikutip dari BBC,
Jumat (28/8/2009).

Karbonmonoksida kadar tinggi yang terserap oleh tubuh dapat menyebabkan kerusakan pada
otak serta hilangnya kesadaran.

Pengukuran kadar karbon monoksida yang dihasilkan dari hembusan napas menunjukkan tingkat
kadar normal untuk orang yang tidak merokok adalah tiga bagian CO per ppm udara. Ini sama
artinya bahwa tiga persen darah dalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Untuk perokok ringan,
terdapat sekira 10 hingga 20 persen darah yang tidak bekerja baik. Terakhir, pada perokok berat
sekira 30 hingga 40 persen darah dalam tubuh mereka tidak bekerja dengan baik.

Lalu bagaimana dengan perokok sisha? Hasil penelitian menemukan, rata-rata dari mereka
memiliki kadar CO 40 hingga 70 ppm dalam hembusan nafas mereka. Hal ini mempengaruhi
sekira delapan hingga 12 persen sistem kerja darah dalam tubuh.
(rah)
Bahaya Shisha Sama dengan Rokok

LONDON-- Siapa bilang mengisap shisha tidak berbahaya? Penelitian yang dilakukan kolaborasi
Departemen Kesehatan dan Pusat Kontrol Tembakau di Inggris menemukan fakta yang menyebutkan
mengisap Shisha sama berbahayanya dengan mengisap rokok tembakau.

Menurut hasil penelitian, seperti dikutip dari BBC, Kamis (27/8) waktu setempat, masyarakat yang
mengisap rokok shisha atau tembakau herbal akan beresiko mengalami peningkatan kadar karbon
monoksida dalam tubuh. Hal itu disebabkan, dalam satu sesi mengisap rokok shisha memiliki
kecenderungan 4-5 kali lebih tinggi kandungan karbon monoksida dalam tubuh ketimbang saat
mengisap rokok tembakau. Tingginya kadar kabon monoksida ini nantinya berpotensi menyebabkan
kerusakan otak dan kondisi tidak sadar.

Shisa merupakan rokok tradisional jazirah timur tengah, yang menggunakan ektrak buah pengganti
tembakau yang dibakar menggunakan batu bara. Prosesnya lantas menggunakan air sebagai filter
hingga meminimalisir kadar nikotin yang masuk ke tubuh.

Departemen Kesehatan Inggris mengatakan, begitu sulit untuk mengetahui seberapa besar karbon
monoksida yang diproduksi dari sebatang rokok hingga dapat dibedakan dengan merokok tembakau
biasa.

Akan tetapi alat pengukur kadar karbon monoksida dalam tarikan nafas menunjukan untuk non perokok
kadar monoksida dalam darah hanya berkisar kurang dari 1% , perokok pasif memiliki kadar monoksida
dalam darah berkisar antara 20-40 ppm atau 2-4% dan untuk perokok berat, kadar monoksida dalam
darah bisa mencapai 30-40 ppm, atau 5-7%. Sementara menurut hasil penelitian, para perokok shisa
memiliki kadar karbon monoksida dalam darah mencapai 40-70 ppm atau 8-12%.

Dr. Hilary Wareingm Direktur Pusat Kolaborasi Kontrol Tembakau mengatakan, dirinya begitu terkejut
saat mendengar hasil penelitian."Mulut kita begitu terbuka terhadap level kerugian, tidak ada satupun
penelitian yang menunjukan hasil mengejutkan daripada Shisha yang ternyata berbahaya bagi
kesehatan, " tukasnya.

Sementara itu, Paul Hooper, Regional Manager, Depertemen Kesehatan Kerajaan Inggris menyatakan
penemuan hasil penelitian yang menyimpulkan shisa berbahaya bagi kesehatan akan menjadi isu besar.
Bahkan untuk Individu yang menganggap Shihsa bukanlah terhitung merokok Tren

Sebelum penelitian dilakukan, Shisha merupakan favorit bagi warga keturunan arab yang tinggal di
Inggris. Tidak hanya di Inggris, konsumsi Shisha juga menjadi tren di negara-negara lain termasuk juga
Indonesia. Setiap akhir pekan, tempat-tempat yang menawarkan Shisha praktis dipenuhi pengunjung.

Namun, usai sosialisasi hasil penelitian dilakukan, sejumlah warga Inggris mengaku terkejut. "Bila anda
belum tahu tentang berita ini, tentu sangat berbahaya, jangan lakukan itu. Shisha tidak memiliki
peringatan berbahaya seperti yang diberikan pada rokok," ujar salah seorang perempuan muda
Sementara itu, pemuda keturunan Pakistan juga merasa terkejut. Dia tidak menyangka, konsumsi Shisha
begitu berbahaya." Jika ibu saya tahu, saya mengisap Shisha. Dia secara serius tidak akan mengizinkan
saya mengisapnya, sama halnya saya dilarang merokok tembakau," tutur si pemuda.

Kesalahan utama dari konsumsi Shisha adalah miskonsepsi. Sebelum dilakukan penelitian, mengisap
Shisha tidaklah berbahaya. Namun, fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian mengubah itu semua.
"Kami menemukan fakta dimana satu sesi Shisha - menghabiskan 10 mg ektrak buah tembakau untuk 30
menit- dapat meningkatkan kadar karbon monoksida 4-5 kali ketimbang merokok," tutur Wareing.Yang
lebih buruk, ujarnya, menghisap Shisha 400-450 kali bisa membahayakan kesehatan ketimbang merokok
tembakau.

Pro-Kontra

Beberapa kalangan di Inggris mengaku memilih berpikir dua kali untuk menghisap Shisha usai
mengetahui hasil penelitian tentang Shisha. "Anda tahu, anda bisa mati karena merokok, tapi anda tidak
pernah tahu anda akan mati karena Shisa," ujar salah satu perokok Shisha di Sebuah Kafe khusus Shisa di
London. Untuk memperjelas temuan tersebut, dia memilih untuk segera ke rumah dan mencari tahu.

Meski begitu, tidak semua warga di Inggris memiliki pandangan yang sama terkait hasil penelitian
tentang Shisha. Akram misalnya, pemuda berusia 27 tahun ini memiliki pandangan berbeda. "Memang
semua ada resikonya, tapi semua tergantung saat mengkonsumsi, dan fakta-fakta yang dapat saya lihat
menyimpulkan bahwa merokok Shisa tidak sama dengan merokok biasa," tukasnya.

Pendapat lain juga diungkapkan Aktivis Kesehatan NHS Stop Smoking di Leicester, Qasim Choudry.
Menurutnya, berbagi pipa hisap Shisha diyakini menyebabkan infeksi. "Begitu banyak resiko penyebab
TBC, Hepes dan infeksi lain sebagai akibat berbagai pipa Shisha," ujarnya.

Dia juga menjelaskan, perkembangan flu babi yang menjadi perbincangan hangat saat ini mungkin tidak
memiliki hubungan langsung. Akan tetapi dia meramalkan bila gaya hidup masyarakat tidak higienis
termasuk berbagi pipa hisap Shisha akan memungkinkan flu babi menjadi bagian dari akibat buruk
menghisap Shisha.

Meski begitu, Dr Warein merasa lebih tepat apabila masyarakat sendiri yang memilih untuk mencerna
informasi terkait bahaya Shisha. Pendapat yang sama juga disampaikan Paul Hooper dari Departemen
Kerajaan Inggris. Dia menyatakan hingga saat ini pihaknya berupaya keras untuk mencari cara
bagaimana memberikan pesan yang tepat kepada masyarakat bahwa mengisap shisa itu berbahaya.
"Tapi pertanyaanya, apakah anda akan memberikan label pada tembakau dan pipa hisap Shisha?itu
tidak semudah memberikan label dari sebungkus rokok," pungkasnya. (bbc/cr2/rin)
Shisha: Apa Hukum Menggunakannya?

‫ هللا بسم‬، ‫ هلل والحمد‬، ‫ هللا رسول على والسالم والصالة‬، ‫وااله ومن وصحبه آله وعلى‬
(Dengan nama Allah, Segala puji bagi Allah, Selawat dan salam ke atas

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut Baginda)

Penggunaan shisha semakin diminati oleh sebahagian masyarakat kita. Menurut satu catatan sejarah, alat
shisha ini telah dicipta di India oleh seorang doktor sebagai satu cara atau alternatif yang dapat
mengurangkan bahaya menghisap tembakau. Menurut doktor tersebut, asap tembakau yang disedut itu
perlu ditapis terlebih dahulu melalui satu bekas air agar ia tidak mendatangkan bahaya kepada
penggunanya. Maka ramailah orang percaya bahawa ia selamat digunakan berbanding dengan menghisap
rokok.

Kepercayaan lama ini masih tersebar dan mempengaruhi orang yang baru mengenal atau
menggunakannya hinggalah ke hari ini. Namun sejauh manakah kebenaran kepercayaan ini? Adakah
kemudharatan menggunakan shisha lebih ringan daripada kemudharatan menghisap tembakau dengan
rokok?

Apakah Sebenarnya Shisha Itu?

Shisha (Waterpipe) adalah sejenis alat yang digunakan untuk menghisap tembakau dan bahan-bahan lain
seumpamanya. Ia digunakan oleh puak asli di Afrika dan Asia lebih kurang empat

kurun yang lalu. Secara umumnya alat shisha terdiri daripada beberapa bahagian utama iaitu:

(i) Bahagian kepala (head), yang merupakan sebiji mangkuk (yang diperbuat dari tanah liat) untuk
meletakkan tembakau dan arang.

(ii) Bahagian badan atau tengah (body), merupakan penghubung antara bahagian kepala dan bahagian
bawah dan kebiasaannya ia diperbuat daripada bahan logam ataupun kayu.

(iii) Bahagian bawah yang merupakan sebiji mangkuk air (water bowl/water chamber). Biasanya ia diisikan
dengan air tetapi kadang kala ia juga boleh diisikan dengan susu, jus buahbuahan

ataupun wain. Bekas air ini selalunya diperbuat daripada kaca.

(iv) Hos dan alat penyedut (mouthpiece) yang digunakan untuk menyedut asap keluar daripada alat shisha
tersebut. Namun begitu terdapat juga beberapa perbezaan dalam reka bentuk shisha ini mengikut tempat
serta adat penduduk yang menggunakannya. Sebagai contoh, ada yang mempunyai hos dan alat penyedut
yang lebih dari satu dan boleh dikongsi berdua atau lebih dan juga perbezaan pada bentuk dan saiz
bahagian kepala atau bekas airnya.
Bahkan nama bagi shisha ini juga berbeza mengikut tempat atau negeri. Misalnya di negeri-negeri di
kawasan Mediterranean Timur (Turki, Syria dan lain-lain) ia dikenali dengan nama narghile, di Mesir dan
di sesetengah negeri Afrika Utara pula ia dikenali sebagai shisha atau goza dan di India ia dipanggil hookah.
Dalam Bahasa Inggeris ianya dipanggil waterpipes tetapi nama shisha lebih dikenali dan sering digunakan.

Jenis Tembakau Shisha

Terdapat dua jenis tembakau shisha iaitu yang dipanggil mu‘assal ‫ ) )معسل‬dan ‘ajami ( ‫) عجمي‬. Tembakau
mu‘assal terdiri daripada campuran tembakau, buah-buahan dan bahan manisan seperti sirap daripada
tebu ataupun madu. Ia juga ditambah dengan glycerin, bahan perisa serta pewarna yang lain. Tembakau
mu‘assal ini basah dan melekit dan apabila digunakan akan mengeluarkan bau yang manis dan nyaman
seperti bau buah-buahan dan kebanyakan pengguna lebih suka menggunakan tembakau jenis ini.

Tembakau ‘ajami pula selalunya tidak berperisa, kering dan lebih asli. Sebelum digunakan ia perlu
dicampurkan dengan air sehingga ia boleh dicanai atau dibentuk dan harganya lebih mahal.

Cara Menggunakan Shisha

Cara menggunakannya ialah dengan membakar tembakau shishaitu dengan meletakkan bahan pembakar
seperti arang (sama ada arang kayu atau arang campuran) kerana tembakau shisha ini tidak dapat
terbakar dengan sendirinya secara berterusan. Kemudian asap tembakau itu disedut dengan
menggunakan hos atau alat penyedut.

Tetapi perlu diingat bahawa apabila pengguna menyedut asap daripada alat shisha ini, dia bukan sahaja
menyedut asap daripada tembakau tetapi juga asap daripada arang, yang masing-masing

mengandungi bahan kimia dan toksik yang terhasil dari pembakaran tersebut.

Kesan Shisha Menurut Kajian Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO)

Menurut satu dokumen yang bertajuk “Tobacco: Deadly In Any Form or Disguise” yang telah dikeluarkan
oleh Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) sempena Hari Tanpa Tembakau

Sedunia 2006, bahawa tembakau walau dalam bentuk apa pun tetap boleh mendatangkan bahaya dan
mudharat kepada penggunanya, termasuklah shisha.

Ini kerana satu sesi penggunaan shisha (lebih kurang 20-80 minit) akan mendedahkan penggunanya
kepada asap yang lebih banyak dalam masa yang lebih lama berbanding daripada sebatang rokok (lebih
kurang 5-7 minit), dan asap yang terhasil dari shisha tersebut mengandungi bermacam-macam bahan
toksik yang diketahui boleh menyebabkan kanser paru-paru, penyakit jantung dan berbagai jenis penyakit
yang lain.

Manakala asap daripada shisha (yang terhasil dari pembakaran tembakau dan arang) mengandungi gas
berbahaya seperti karbon monoksida. Selain itu ia juga mengandungi hidrokarbon (benzene dan benzo-
pyrene) yang dikatakan bahan penyebab kanser tetapi

kadarnya belum dapat dipastikan.

Dari hasil penyelidikan yang dijalankan, penggunaan shisha juga dikaitkan dengan berbagai penyakit serius
seperti penyakit jantung koronari, atherosclerosis, penyakit sistem pernafasan yang kronik, kanser mulut,
kanser pundi kencing dan juga saluran darah tersumbat (clogged arteries).

Selain itu penggunaan shisha juga dikaitkan dengan beberapa jenis penyakit berjangkit seperti
turberculosis (tibi), hepatitis, herpes, jangkitan virus di bahagian pernafasan dan bahkan juga HIV.

Walaupun kajian mengenai shisha ini belum dilakukan secara intensif sebagaimana yang dilakukan
terhadap rokok, namun kajian awal telah menunjukkan bahawa shisha itu boleh membawa risiko dan
bahaya yang sama yang disebabkan oleh rokok. Ini adalah berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat
pihak WHO dan disokong oleh data saintifik, telah menyatakan:

Menggunakan shisha untuk menghisap tembakau boleh menyebabkan bahaya kesihatan yang serius
kepada perokok dan juga orang lain yang terdedah kepada asap tembakau tersebut.

Apa yang jelas menurut hasil kajian dan data yang ada mengatakan bahawa shisha boleh membawa risiko
dan bahaya yang sama seperti rokok dan ia bukanlah satu alternatif yang selamat bagi rokok. Hakikatnya,
walaupun dalam bentuk dan cara yang berbeza menghisap shisha adalah menghisap tembakau dan kajian
sains telah membuktikan bahawa tembakau dan pendedahan kepada asapnya boleh menyebabkan
bermacam-macam penyakit, bahkan

boleh membawa maut.

Larangan Memudharatkan Atau Membunuh Diri

Ugama Islam sebagai ugama sejahtera sangat menghargai nyawa serta kehidupan dan mementingkan
kesihatan, keafiatan, kecergasan dan kekuatan, dan kesemuanya itu bagi tujuan yang satu iaitu untuk
beribadat kepada Allah Subhanahu Wa Ta‘ala.

Kerana itu Islam melarang umatnya daripada memudharatkan diri mereka sendiri, apatah lagi membunuh
diri sendiri. Larangan ini banyak disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an antaranya firman

Allah Subhanahu Wa Ta‘ala:

Tafsirnya:

“Dan janganlah kamu membunuh diri kamu sendiri (atau membunuh orang lain). Sesungguhnya Allah
Maha Pengasih terhadap kamu.”

(Surah an-Nisa 29)

FirmanNya lagi:

Tafsirnya:

“Dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu dengan tangan kamu sendiri ke dalam bahaya
kebinasaan.”

(Surah al-Baqarah: 195)

Dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga jelas melarang umatnya daripada
membahayakan diri sendiri dan juga orang lain. Sabda Baginda :

Maksudnya:

“Tidak ada kemudharatan dan tidak boleh berbuat kemudharatan.”

(Hadits riwayat Ibnu Majah)

Ayat al-Qur’an dan hadits ini jelas melarang manusia dari membunuh dan memudharatkan dirinya sendiri
dan juga orang lain. Kerana seseorang manusia itu tidaklah memiliki dirinya

sendiri sehingga dia boleh sesuka hati melakukan apa sahaja yang dikehendakinya. Bahkan dia adalah
milik Allah Subhanahu Wa Ta‘ala. Kehidupannya adalah hak Allah Subahanahu Wa Ta‘ala

kerana Dialah yang mengurniakannya dan Dialah yang berhak ke atasnya. Begitu juga kesihatan
seseorang, ia merupakan kurnia dan nikmat Allah kepadanya.

Oleh kerana itu haram seseorang menamatkan riwayat hidupnya sendiri (membunuh diri) dan
memudharatkan kesihatannya padahal dia tahu bahayanya, kerana manusia dan kehidupannya adalah
milik Allah Subhanahu Wa Ta‘ala.

Tidak ada perbezaan antara orang yang membunuh diri secara mengejut dengan orang yang membunuh
diri secara perlahanlahan, seperti dengan memakan racun. Ini kerana kedua-duanya

mempunyai tujuan yang sama, yang berbeza hanyalah segera ataupun lambat. Tetapi natijahnya adalah
sama iaitu memudharatkan atau menyebabkan kematian. Kedua-dua cara ini

sama tertegahnya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta‘ala.

Untuk memelihara kesejahteraan umatnya, Islam juga telah menetapkan beberapa kaedah bagi menolak
bahaya dan kemudharatan, antara kaedah yang digunakan para ulama dalammenentukannya ialah :
artinya:

“Kemudharatan itu dihilangkan (dihindarkan).”

Maka jika sesuatu benda itu sabit mendatangkan mudharat, kerosakan dan kebinasaan, hendaklah ia
dijauhi dan dihindari. Memakan, meminum dan juga menghisap benda-benda yang

memudharatkan hendaklah dielakkan bahkan ia dihukumkan haram. Tidak kira sama ada bahaya atau
mudharat tersebut datang secara perlahan-lahan atau serta merta, kerana para ulama telah mengatakan
bahawa bahaya secara perlahan-lahan juga adalah sama dengan bahaya yang serta merta, kedua-duanya
perlu dielakkan.

Jika dilihat berdasarkan hasil kajian yang ada setakat ini menyatakan bahawa shisha itu boleh
membayahakan kesihatan sebagaimana rokok, maka ia adalah haram. Kerana apabila syara‘

mengharamkan al-khaba’its (benda-benda yang keji, jijik, buruk dan seumpamanya) atau perkara yang
merbahaya atau memudharatkan, ia adalah berdasarkan kaedah:

“Apa jugamakanan atau minuman yang mengandungi unsur-unsur alkhaba’its adalah haram.”

Yang mana kaedah ini didasarkan kepada ayat-ayat al-Qur’an serta hadis di atas. Maka apabila shisha itu
memudharatkan, dan setiap yang memudharatkan itu haram dimakan atau diminum, maka menghisap
tembakau menggunakan shisha itu juga adalah haram.

Menyentuh mengenai perkara memakan dan meminum benda yang memudharatkan dan merosakkan
tubuh badan, dalam al-Qur’an Allah Subhanahu Wa Ta‘ala telah menerangkannya dengan terang dalam
firmanNya:

Tafsirnya:

“Dan Dia menghalalkan bagi mereka yang baik-baik dan mengharamkan ke atas mereka (segala) yang
buruk.”

(Surah al-A‘raf 157)

Antara maksud atau huraian perkataan al-khaba’its ialah sesuatu yang menjadi sebab kerosakan dan
bahaya kepada tubuh badan atau dari sumber-sumber yang memudharatkan. Walaupun perkataan al-
khaba’its dalam ayat ini ditujukan kepada (memakan) daging babi dan riba, namun menurut al-Imam
Fakhruddin ar-Razi Rahimahullahu Ta‘ala ketika mengulas ayat di

atas adalah seperti berikut:

Ertinya:

“Mengikut pendapatku: Setiap benda yang dipandang jijik oleh tabiat (tabiat semula jadi) dan dianggap
kotor oleh jiwa, adalah memakannya boleh menyebabkan timbul kesakitan atau kemudharatan. Dan asal
(dasar) hukum segala yang memudharatkan itu haram. Oleh yang demikian, maka asal (dasar) hukum
setiap benda yang dipandang jijik oleh tabiat juga adalah haram, melainkan benda-benda yang
mempunyai bukti untuk dikecualikan.”

Hukum Penggunaan Shisha

Berdasarkan hasil kajian dan penyelidikan awal mengenai shisha, menunjukkan bahawa ia boleh
membawa risiko dan bahaya yang sama seperti rokok, bahkan ia juga dikatakan boleh menyebabkan
penyakit yang sama yang berkaitan dengan menghisap rokok. Walaupun kajian yang lebih terperinci masih
dijalankan dan belum ada keputusannya, namun hasil keputusan itu nanti tidak mungkin menyatakan
bahawa shisha itu selamat digunakan dan tidak membahayakan kesihatan kerana menurut kajian awal
(preliminary research) sahaja telah menunjukkan bahayanya terhadap kesihatan.

Maka jelaslah bahawa menghisap tembakau menggunakan shisha membawa bahaya kepada kesihatan
dan boleh menyebabkan berbagai penyakit, maka hukum menghisapnya adalah haram. Ini kerana
sebagaimana yang telah dihuraikan sebelum ini, setiap yang boleh memudaratkan atau mendatangkan
bahaya, tidak kira secara perlahan atau serta merta, hukumnya adalah haram.
ROKOK, SHISHA, CERUTU, ROKOK ELEKTRIK.. Beda bentuk, Sama
akibatnya..

Rokok, sisha, cerutu, maupun rokok elektrik merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi di telinga
kita. Keempat benda tersebut memiliki variasi bentuk yang berbeda, bahkan juga memiliki rasa yang
berbeda pula. Namun terdapat kesamaan cara penggunaan dari keempat benda tersebut, yakni sama-
sama di hisap, orang banci biasa menyebutnya SEDOOOTTT maasss.... he he he
Disamping itu rokok, sisha, cerutu mupun rokok elektrik juga memiliki efek yang sama bagi tubuh kita,
yaitu sama - sama membahayakan tubuh. Hal ini dikarenakan kandungan zat berbahaya yang terdapat
pada rokok, shisha, cerutu maupun rokok elektrik. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu...!!

ROKOK
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung
negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya.

berikut kandungan yang tersimpan pada rokok:


* Nikotin merupakan racun yang bertindak langsung ke otak,merusak pemikiran dan tubuh. Apabila
anda merokok , anda akan tergantung kepada nikotin .
* Aceton yang merupakan bahan penghapus cat
* Hidrogen cyanide yang merupakan bahan toxic yang biasa digunakan untuk racun hukuman mati
* Methanol yang merupakan bahan bakar roket
* Arsenic atau biasa kita kenal dengan racun semut putih

SHISHA
Shisha atau disebut juga hookah merupakan alat penghisap tembakau yang berasal dari India.
Penggunaan alat ini populer di Timur Tengah, dan menyebar ke seluruh dunia.

Bentuk alat ini mirip lampu minyak, dengan tabung utama yang terhubung ke sejumlah pipa penghisap.
Papan pemanas berisi bara api terdapat di bagian paling atas, berfungsi untuk membakar tembakau.
Tabung utama biasanya terbuat dari kaca, dan berisi air sebagai filter. Karena filternya berupa air, maka
muncullah anggapan bahwa shihsa lebih aman dibandingkan rokok filter.

Dikutip dari Live Science, Senin (31/5/2010), sebuah penelitian di Inggris berhasil mementahkan
anggapan tersebut. Penelitian yang dilakukan tahun 2009 itu dimuat dalam American Journal of
Preventive Medicine. Menurut penelitian tersebut, shisha justru menghasilkan asap lebih banyak
dibandingkan rokok. Akibatnya, karbon monoksida (CO) yang terhirup lebih banyak dan bisa
menyebabkan sesak napas.

Kadar nikotin pada shisha juga tidak lebih sedikit meski difilter dengan air. Secara umum risiko
kesehatan yang dihadapi saat menghisap shisha sama besarnya dengan rokok biasa, termasuk kanker
paru-paru serta gangguan kehamilan.

Oleh karena itu, pikirkan sekali lagi jika masih menganggap shisha lebih aman dibandingkan rokok.

CERUTU
Cerutu adalah gulungan utuh daun tembakau yang dikeringkan dan difermentasikan, yang – mirip
dengan rokok – salah satu ujungnya dibakar dan asapnya dihisap oleh mulut melalui ujung lainnya.
Sebuah cerutu akan telihat dari balutan daun terluar atau pembungkus yang berasal dari bagian
perkebunan yang luas dan penentuan atas pembungkus cerutu dapat menjelaskan karakter dan rasa
termasuk dengan warnanya yang sering dipergunakan untuk menggambarkan cerutu secara
keseluruhan.

Pada dasarnya cerutu hampir sama dengan rokok, hanya saja bahan baku dari cerutu yang berasal dari
tembakau pilihan yang menyebabkan cerutu dengan pokok konvesional menjadi berbeda. Oleh karena
itu cerutu harganya lebih mahal dibanding rokok biasa, namun zat yang terkandung pada cerutu hampir
sama dengan zat yang terkandung pada rokok biasa.
ROKOK ELEKTRIK
Anggapan orang yang selama ini menyatakan rokok elektrik lebih sehat daripada rokok biasa ternyata
salah. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Kustantinah menjelaskan, rokok elektrik sama
berbahayanya dengan rokok yang dibakar biasa.

Kandungan propilen glikol, dieter glikol dan gliserin sebagai pelarut nikotin ternyata dapat menyebabkan
penyakit kanker.

"Mungkin orang beranggapan rokok elektrik hanya mengandung nikotin, dan kalau rokok biasa ada
bahan-bahan lainnya," kata Kepala BPOM RI Kustantinah di Jakarta, Jumat, 13 Agustus 2010.

Kustantinah menjelaskan dalam rokok elektrik terdapat nikotin cair dengan bahan pelarut propilen
glikol, dieter glikol ataupun gliserin. Jika nikotin dan bahan pelarut ini dipanaskan maka akan
menghasilkan nitrosamine. "Senyawa nitrosamine inilah yang menyebabkan penyakit kanker."

You might also like