You are on page 1of 3

Analisis Teknikal & Strategi Investasi

Analisis teknikal merupakan upaya memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan
mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi saham) secara historis . Pemikiran yang
mendasari analisis fundamental yaitu:

 Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan


 Bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu

Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan
berulang.

Kerangka Analisis Teknikal


Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan
membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar), dengan memanfaatkan
indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis.

Indikator-indikator teknis
Beberapa indikator teknis yang sering dipergunakan adalah moving average, new highs
anad lows. Volume perdagangan, dan short-interest ratio.

1. Moving average
Moving average dihitung berdasarkan atas sejumlah hari tertentu. Suatu saham sebaiknya
dijual apabila:
Harga saham aslinya berada dibawah garis moving average, harga saham tersebut mendekati
garis moving average tetapi kemudian tidak memotong garis tersebut, bahkan
kemudian menjahui.
Mengikuti suatu kenaikan, garis moving average kemudian mendatar atau menurun, dan
harga saham aslinya memotong garis tersebut dari atas.
Harga saham naik diatas garis moving average sedangkan garis tersebut tetap turun.

2. New highs and lows


Para analis teknikal menyimpulkan bahwa pasar akan bullish (artinya harga-harga akan naik)
apabila sejumlah besar saham mencapai harga tertinggi selama 52 minggu terakhir.

3. Volume perdagangan
Kegiatan perdangan dalam volume yang sangat tinggi disuatu bursa akan ditafsirkan sebagai
tanda pasar akan membaik (bullish).

4. Short-interest ratio
Short interest untuk suatu saham menunjukkan jumlah saham yang dilakukan short selling
tetapi belum dilakukan pembelian kembali. Short interest dirumuskan sebagai Berikut:
Short interestratio = Jumlah saham yang dishort-selling
Rata-rata volume perdagangan harian

Penggunaan grafik atau chart


Chart yang dipergunakan mungkin berbentuk bar chart ataupun lin chart. Dengan bar
chart diperlukan informasi tentang harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan
untuk digambarkan dalam chart tersebut. Sedangkan line chart hanya memerlukan harga
penutupan untuk digambarkan dalam chart tersebut.

A. Pola-pola chart
Penggunaan chart dimaksudkan untuk mengenali pola-pola (patterns) dari gerakan harga
saham (atau indeks pasar) yang diamati.

B. Key reversals
Key reversal top menunjukkan gerakan harga yang secara cepat naik, tapi pada akhir
periode kembali lagi ke posisi awal periode. Hal yang sebaiknya terjadi untuk key reversal
bottom.

C. Head and Shoulders


Pola “ kepala dan bahu “ (head and shoulders) ditunjukkan untuk suatu saham yang berada
pada titik tertentu.

D. Triple tops
Analisis yang terpercaya bahwa gerakan harga saham akan mengikuti pola triple tops
berpendapat, bahwa setelah melalui tiga puncak harga, maka saham tersebut akan jatuh
harganya.

E. Ascending and descending triangles


Untuk ascending triangles (segitiga yang meningkat) terjadi jika gerakan harga antara garis
batas horisontal dengan garis batas bahwa yang mempunyai slope meningkat.

F. Relative Strength
Relative Strength suatu saham menunjukkan harga saham tersebut dengan harga indeks pasar,
atau indeks industri. Relative Strength Index (RSI) dihitung dengan formula sebagai berikut :
RSI = 100 – [100/(1+RS)]

Pengujian Analisis Teknikal


Dalam pengujian akurasi analisis teknikal tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

 Risiko
 Biaya transaksi
 Konsistensi
 Validitas di luar sampel yang dipergunakan
 Strategi Investasi
Pemodal dapat menggunakan strategi pemilihan saham yang termasuk growth stocks atau
value stocks. Growth stocks adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan
laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham-saham lain, dan karenanya mempunyai PER yang
tinggi. Value stocks sebaliknya menunjukkan saham-saham perusahaan yang menunjukkan
aset yang nampak murah, dan neraca yang kuat.

Strategi Investasi Pasif


Strategi pasif mendasarkan ciri pada asumsi bahwa pasar modal tidak melakukan mispricing
meskipun terjadi mispricing, para pemodal berpendapat mereka tidak bisa
mengidentifikasikan dan memanfaatkannya.

Strategi Investasi Aktif


Strategi ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam
penentuan harga (mispriced)
para pemodal berpendapat bisa mengidentifikasikan mispriced ini dan memanfaatkannya
(apakah memang kedua asumsi tersebut benar, masih merupakan masalah yang perlu diteliti).

You might also like