You are on page 1of 4

BCG (Boston Consulting Group

Pada tahun 1968, menciptakan (BCG) Boston Consulting Group “Growth Share
Matrix” sebuah grafik sederhana untuk membantu perusahaan besar dalam menentukan
bagaimana mengalokasikan kas antara unit-unit bisnis mereka. Korporasi akan
mengkategorikan unit usaha sebagai “Bintang”, “Kas Sapi”, ”Pertanyaan Marks”, dan
“Anjing” (awalnya “Piaraan”) kemudian mengalokasikan kas yang sesuai, memindahkan
uang dari ”sapi perah” menuju “bintang” dan “tanda tanya” yang memiliki tingkat
pertumbuhan pasar yang lebih tinggi potensial. Bagan itu popular selama dua dekade dan
“digunakan sebagai primer dalam prinsip-prinsip pengelolaan portofolio”, sebagai kata BCG.

1) Question
Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka
bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini tinggi
dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi harus
memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk tidak menunjukkan pangsa pasar yang relative rendah dan di Indonesia
untuk produk mie instan yaitu indomi tidak bersaing dalam industry yang
pertumbuhannya pesat dilihat bahwa indomi yang dikeluarkan PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk merupakan market reader mie instan di Indonesia karena memiliki
brand yang kuat di benak konsumen dan merupakan perusahaan mie instan pertama
di Indonesia.

2) Star
Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk
pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi
dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar
untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini adalah
pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif bagi perusahaan,
karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para
pesaingnya. Integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan
pasar, pengembangan produk, dan joint venture merupakan strategi yang sesuai untuk
dipertimbangkan divisi ini.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Perusahaan memiliki hubungan jangka
panjang dilihat dari peluang yang baik dalam hal pertumbuhan dan laba dimana
mempunyai pangsa pasar yang tinggi dimana produk yang dikeluarkan PT. Indofood
Sukses Makmur di gemari oleh semua kalangan, sehingga bagi perusahaan
memerlukan investasi.

3) Cash Cow
Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing
dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena menghasilkan kas
lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk membiayai untuk membiayai
sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi
perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan
produk atau diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah
yang kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih
sesuai untuk diterapkan.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, memiliki pangsa pasar yang relative tinggi tetapi bersaing dalam
pertumbuhan pasar industri yang lambat sehingga PT. Indofood Sukses Makmur
menghasilkan pendapatan yang dapat diperas seperti susu sapi hal ini dilihat dari PT.
Indofood Sukses Makmur yang memiliki anak perusahaan dan memproduksi berbagai
macam produk makanan.

4) Dog
Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing
dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah anjing dalam
portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali
dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi
anjing, retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada Kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk tidak menunjukkan pangsa pasar yang realtif rendah namun dilihat saat
ini PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk bersaing pada industri yang relative
pertumbuhannya rendah yaitu Mie Sedap yang dikeluarkan oleh PT. Wingsfood. .
Indofood Sukses Makmur, Tbk
ANALISIS IFE (Internal Factors Evaluation) dan EFE (External Factors Evaluation)
 Matrix IFE

Dalam IFE matrikx perusahaan akan menganalisa dua variable dari SWOT
yaitu, Strength (kekuatan) apa saja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
dan Weakness (kelemahan) yang ada dalam internal perusahaan itu sendiri. Dalam analisa
kedua variable tersebut kami telah memberikan bobot nilai yang relevan sesuai dengan data
yang ada. Adapun tablenya adalah sebagai berikut

Key Internal Factor Weight Rating Weighted Score

Strength (Kekuatan)

Dukungan keuangan perusahaan 0,2 4 0,8


Varians produk yang beragam 0,2 3 0,6
Market share 70% 0,15 3 0,45
Chanell distribusi yang luas 0,2 3 0,6
Penguasaan hulu sampai hilir 0,1 3 0,3
Weakness (Kelemahan)

Produk memakai MSG 0,1 3 0,3


Manajemen kurang siap terhadap 0,05 1 0,05
perubahan
Total 1,00 3,1

Tabel Matriks IFE

Berdasarkan table matrikx IFE di atas apabila kita bandingkan antara kedua variabel
dari Internal Factor Evaluation diatas yaitu, antara kekuatan (strenght) dengan kelemahan
(weakness), maka akan diperoleh bobot nilai, dimana bobot nilai strength-nya yaitu sebesar
2,75. Adapun elemen dari strength yang kami ambil adalah

1. Dukungan Keuangan perusahaan dengan bobot sebesar 0,8.

2. Varian Produk yang beragam dengan bobot sebesar 0,6.

3. Market Share yaitu 70% dengan bobot sebesar 0,45.

4. Chanell distribusi yang luas dengan bobot sebesar 0,6.

5. Penguasaan hulu sampai hilir dengan bobot sebesar 0,3.

Sedangkan bobot Weakness-nya yaitu sebesar 0,35, yang terdiri dari dua elemen yaitu,
1. Produk menggunakan MSG (sejenis pengawet) dengan bobot sebesar 0,3,

2. Manajemen tidak siap dengan perubahan dengan bobot sebesar 0,05.

Dengan melihat perbandingan antara kekuatan dan kelemahannya, maka terdapat


perbedaaan nilai yang sangat signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa PT Indofood
dapat dengan baik memberdayakan kekuatannya dan berusaha menutupi berbagai kelemahan
dari perusahaannya Jadi Nilai total Internal Factor Evaluation (IFE)
Indofood adalah sebesar 3,1. Hal ini sangat jelas menunjukan bahwa Indofood telah
berhasil mengelola kekuatan internalnya dan mengatasi kelemahannya dengan baik. Dengan
begitu, berarti Indofood memiliki posisi internal yang kuat (Strong Internal Position).

You might also like