Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
FITRIANI
70300112099
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di
kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau di buat
oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh
Penyusun
Fitriani
NIM. 70300112099
ii
KATA PENGANTAR
ــم
ِ مـن ال َّر ِح ْي
ِ ــــم هللاِ ال َّر ْح
ِ س ْ ِب
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas
berkah dan inayah-Nya penulisan skripsi ini dapat dirampungkan. Sholawat dan
Selesainya skripsi ini berkat bimbingan dan dorongan moril dari berbagai
pihak oleh karena itu sepantasnya penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
mendalam kepada kedua orang tua saya Zainuddin dan Rampe serta suamiku
ISWANTO yang telah membimbing dan selalu memberi saya dukungan motivasi
penggerak selama hidup saya, mereka yang telah membimbing saya sampai
sekarang ini dan telah memberikan segalanya untuk saya. Selanjutnya saya
menyampaikan rasa terima kasih yang kepada :
2. Bapak Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin,M.Sc, P.hd selaku Dekan Fakultas
beserta seluruh staf akademik yang telah membantu selama penulis mengikuti
pendidikan.
3. Bapak Dr. Anwar Hafid, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Jurusan
iii
Negeri Alauddin Makassar beserta seluruh staff akademik yang telah
4. Ibu Ns. Risnah, SKM, S.Kep, M.Kes., selaku Pembimbing I dan Ibu Ns.
5. Ucapan terima kasih pula kepada Ibu Ns. Arbianingsih S.Kep, M.Kes selaku
Penguji I dan Bapak Dr. Mukhtar lutfi, M.Pd selaku Penguji II karena
baik.
Zulfianan , Irna , Syamsul, Aulia insani latief , dan Septi saputri ibu kost
sangat diharapkan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik itu bagi
umumnya. Aaamiin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ ix
ABSTRAK............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
v
BAB III METODE PENELITIAN
B. Hasil Penelitian........................................................................... 42
C. Pembahasan Penelitian............................................................... . 50
D. Keterbatasan penelitian................................................................ 60
A. Kesimpulan ................................................................................ 61
B. Saran ........................................................................................... 62
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 4.1
Kab.Gowa
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Kab. Gowa
Tabel 4.4
vii
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.7
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Nama : Fitriani
Nim : 70300112099
X
PERSEMBAHAN
Terimah kasih atas segala kasih sayang, do’a dan motivasi dalam mengarungi
kehidupan ini
Kepadaku
Kalian
paham
PENDAHULUAN
Masa usia prasekolah merupakan anak yang berusia berkisar 3-5 tahun. Anak
usia prasekolah adalah anak masa ke emasan yang mempunyai arti penting dan
berharga karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak
memiliki kebebasan untuk berepresi tanpa adanya suatu aturan yang menghalang dan
membatasinya. Apa bila kemampuan motorik halus anak menurun masa ini anak
mengalami kesulitan makan, sebab Proses perubahan dalam pola makan di mana anak
pada umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah
menunjukkan proses kemandirian dan masa ini adalah masa di mana perkembangan
diri untuk memasuki sekolah dan tampak sekali kemampuan anak belum mampu
menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan
Menurut WHO, 5-25 atau sekitar 20% dari anak-anak usia prasekolah
Motorik halus adalah gerakan yang mengunakan otot halus atau sebagaian anggota
tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih misalnya
halus atau kasar menempat prevalensi tertinggi kedua setelah masalah gizi pada balita
(35%), prevalensi campak pada balita (3,4%), prevalensi diare yang terdeteksi pada
balita (16,7%). Data tersebut menggambarkan bahwa balita beresiko tinggi terjadi
bahwa balita yang mengalami gangguan motorik kasar sebanyak (31,2%), motorik
menderita gangguan motorik halus pada tahun 2008, cakupan deteksi motorik halus
anak prasekolah sebesar 29,66%, pemeriksaan siswa sekolah dasar sebesar 16,15%
Menurut Suherman (2009) bahwa motorik halus pada anak prasekolah sering
sekali menjadi masalah tenaga kesehatan/orang tua, atau guru lebih memfokuskan
pada perkembangan motorik kasar saja, sehingga sering terkecoh pada perkembangan
motorik yang dianggap normal tersebut dengan suatu harapan yang semu terhadap
dilihat pada perkembangan bahasa dan pemecahan masalah, Selain itu perhatian
halus merupakan indikator yang lebih baik dari pada motorik kasar, dalam diagnosis
gangguan motorik halus pada anak, perkembagan motorik halus yang paling awal
adalah jari-jari tangan yang tidak menggenggam lagi pada anak akan berdampak
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini bahwa Kemampuan
merupakan perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis
pada diri anak yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam
rangsangan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju
tersebut terdapat dilingkungan hidup dimana orang tua merupakan faktor pertama-
dan motorik halus. Motorik kasar merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot
besar seperti berjalan, berlari, melompat dan lain-lain sebagainya , Motorik halus
merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus seperti menulis, melipat, dan
gagasan secara bebas dalam hubunganya dengan lingkungan. Kegiatan bermain dapat
4
pada sistem motorik halusnya, Serta kesempatan dalam merasakan obyek-obyek dan
tantangan untuk menemukan suatu hal dengan cara- cara baru namum untuk
intesitas permainan yang baik dan berkualitas. Senada dengan pernyataan tersebut,
Dalam pasal 31 konferesi hak-hak anak dinyatankan bahwa bermain bagi anak
Media yang baik bagi mereka adalah media yang kaya untuk merangsang atau
dengan potensi yang mereka miliki. Misalnya media playdough, Ketika membuat
halusnya. Media playdough merupakan mainan yang terbuat dari tepung yang
Mawar Intelektual School Somba Opu bahwa jumlah anak usia prasekolah tahun
2013 jumlah 91 anak, tahun 2014 jumlah anak 106 dan tahun 2015 jumlah anak
meningkat menjadi 116 anak sedangkan gangguan motorik halus anak usia
tahun 2013 selanjutnya terjadi peningkatan sebanyak 54 anak pada tahun 2014 dan
Oleh karena itu melihat pentingnya kemampuan motorik halus anak sebaiknya
sudah dapat mencapai kemampuan mengendalikan otot-otot dan kordinasi mata dan
tangan yang diperluhkan untuk mengunting kertas serta menulis untuk memasuki
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini yaitu, “Adakah pengaruh terapi permainan media playdough
C. Hipotesis Penelitian
dan masih perlu diuji. Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis dalam
halus pada anak usia prasekolah di TK Mawar Intelektual School Somba Opu .
6
cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional
ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
motorik halus pada anak usia prasekolah di taman kanak-kanak mawar intelektual
2. Tujuan Khusus
Gowa.
Gowa.
F. Kajian Pustaka
motorik halus
anak prasekolah
(3-5 tahun)
dipaud Al-
Mubaraqah
amapng
kec.kuraji
tahun2011.
2 Pengembanga Untuk dilaksanakan 2 Hasil hasil Sedangkan
n kemampuan mengetahui siklus, kegiatan yang penelitian saya
motorik halus pengemban pra siklus diperoleh berkaitan
melalui gan dilaksanakan pada menunjukkan pengaruh terapi
permainan motorik bulan mei, siklus bahwa ada permainan
media halus anak 1 dilakukan perkembanga media
playdouh pada selaman 2 n permainan playdough
anak kelompok pertemuan yaitu media terhadap
B di KB tanggal 2 mei playdough kemampuan
Hudalloh 2014 dan yaitu motorik halus
Bekelan pertemuan kedua kemampuan pada anak usia
karangnongko dilaksanakan pada motorik halus prasekolah dan
Klaten Tahun tanggal 29 mei prasiklus alat ukur yang
Pelajaran 2014, siklus ke 2 30%, siklus 1 digunakan
2013/2014 dilaksanakan pada sebesar lembar
bulan juni yaitu 56,25% dan observasi dan
tanggal 2 juni siklus ke 11 (DDST)
2014 dan tanggal 86,25% maka sedangkan
5 juni 2014 kesimpulan penelitian
dari sebelumnya
penelitian ini mengunakan ada
kegiatan beberapa siklus
bermain
media
playdough
dapat
mengembang
kan
kemampuan
motorik halus
anak
Tabel 1.2 Kajian Pustaka
10
G. Manfaat Penelitian
playdough terhadap kemampuan motorik halus anak usia prasekolah dan diharapkan
3. Bagi Masyarakat
terapi permainan media playdough terhadap kemampuan motorik halus pada anak
hasil penelitian ini bisa menjadi bahan acuan, pedoman atau pertimbangan
TINJAUAN PUSTAKA
secara umum bergantung pada kematamgan otor dan saraf. Beberapa faktor yang
halus yang banyak dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih,menulis dan
genetik, kondisi pralihan, dan kecerdasan juga stimulasi (yusuf dkk 2008)
koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan meletakkan atau
11
12
koordonasi gerakan motorik halus berkembang sangat pesat. Pada masa ini anak
telah mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan dengan tangan, lengan dan
tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau
menyusun balok tanpa disadari anak akan aktif menggunakan jari-jari tanganya
(sry,2010)
penyesuian social dan pribadi yang baik. Sebaliknya dalam diri anak yang tidak
perasaaan tidak mampu yang akan melemahkan semangat mereka untuk mencoba
Terjemahnya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibu kamu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan-penglihatan, dan aneka hati agar kamu bersyukur”..
berdasar kuasa dan ilmu-Nya dari perut ibu-ibu kamu sedang tadinya kamu tidak
wujud, demikian juga dia dapat mengeluarkan kamu dari perut bumi dan
13
menghidupkan kamu kembali. Ketika dia mengeluarkan kamu dari ibu-ibu kamu,
kamu semua dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang ada disekeliling
aneka hati sebagai bekal dan alat-alat untuk meraih pengetahuan agar kamu
lingkungan
c. Anak yang normal bersikap rendah hati dan tidak boleh sombong dengan
ilmunya
dalam penelitian ini adalah motorik halus. Menurut Nuraeni (1997:26) latihan
motorik halus pada anak adalah latihan meggerakan otot-otot jari-jari tangan
kematangan saraf dan otot anak, Beberapa latihan yang dilakukan (Nuraeni , 1997
d. Memindahkan benda dari tangan kanan kekiri secara berulang ulang sampai
tangan.
motorik halus ditaman kanak- kanak adalah sebagai alat untuk: a. Melatih
malalui ciptanya dengan mengunakan teknik yang telah dikuasai dan g. melatih
sebagainya.
15
motorik halus adalah (a) proses belajar mengajar terutama proses belajar yang
membuat garis dan sebagainya, (b) membantu dalam proses belajar tertentu
jasmani.
gerak tangan
motorik halus adalah membantu proses belajar baik disekolah maupun di rumah.
maupun motorik halus. dalam penelitian ini difokuskan pada peningkatan motorik
Anak
manusi.
kepada motorik yang lebih luas lag. Hal tersebut dikarenakan semakin
mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan diluar ruangan bisa menjadi pilihan
f. Umur, Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa pranatal, tahun
h. Genetik. Genetik adalah bawaan anak, yaitu potensial anak yang akan
menjadi ciri khasnya antara lain bentuk tubuh (cacat fisik) dan kecerdasan.
kegagalan pertumbuhan.
dunianya dan merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Selain itu, dengan aktifitas bermain anak juga akan
memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal dari proses belajar pada
18
yang dapat disebabkan oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak,
Media Playdough adalah suatu media yang aman digunakan untuk anak
bentuk modern dari tanah liat atau lempung yang terbuat dari campuran tepung
terigu, garam, air dan minyak. Terkait dengan konsep di depan bahwa playdough
dapat digunakan sebagai media belajar pada anak, baik anak normal maupun anak
dengan retardasi mental. Playdough dipilih karena merupakan salah satu media
pembelajaran yang murah, selain itu bahan untuk membuat playdough mudah di
Melalui indra pendengaran, anak mendengar nama angka dan huruf yang
guru dan peneliti bacakan, dan melalui indra pengecapan, anak belajar untuk
Kemudian indra peraba berfungsi pada saat anak meyentuh playdough yang
terbuat dari bahan yang elastis yang dapat dibentuk, secara otomatis anak telah
digunakan. Manfaat yang pertama adalah supaya anak dapat mengenal berbagai
19
macam bentuk benda, selain itu dengan menggunakan playdough anak akan
membentuk dengan jari-jari tangan mereka. Hal ini akan melatih kemampuan
motorik halus pada anak yang akan merangsang perkembangan kognitif anak
(Febri, 2014).
2. Cara Bermain
bermain dengan berbagai cara dan bentuk. Kalau tidak dengan orang (people) ya
dengan barang (toys). Mildred B. Parten (dalam Ubaedy, 2009) mengamati ada
a. Unoccupied Play : anak kita hanya berposisi sebagai pemerhati anak lain
yang bermain.
b. Onlooker Play : mereka melihat dan bertanya pada anak lain yang sedang
e. Assosiative Play : mereka saling tukar barang mainan, namun tidak ada aturan
dan biasanya menerapkan hukum siapa yang kalah siapa yang menang.
20
maka orang tua seharusnya mengetahui maksud dan tujuan permainan yang akan
diberikan pada anak (Alimul, 2008). Menurut, Respati (2012) fungsi terapi
bermain, yaitu:
dominan pada masa bayi. Perkembangan sensori motor ini didukung oleh
kinetik. Stimulus sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspons
lingkungan sekitar melalui penglihatannya. Oleh karena itu, orang tua disarankan
perhatian dan kasih sayang yang diperlukan oleh anak. Stimulus semacam ini
akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak akan
lebih responsive dan berkembang. Stimulus kinetik akan membantu anak untuk
Anak belajar mengenal warna, bentuk atau ukuran, tekstur dari berbagai
macam objek, angka, dan benda. Anak belajar untuk merangkai kata, berpikir
abstrak dan memahami hubungan ruang seperti naik, turun, dibawah dan terbuka.
c. Sosialisasi
kesenangan terhadap orang lain, terutama terhadap ibu. Dengan bermain, anak
persoalan yang timbul, mengenal nilai-nilai moral dan etika, belajar mengenai apa
yang salah dan benar, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu yang
Pada usia 2-3 tahun, biasanya anak suka bermain peran seperti peran sebagai
ayah, ibu, dan lain-lain. Pada usia prasekolah, anak lebih banyak bergabung
d. Kreatifitas
berekreasi dari pada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-
idenya. Sekali anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda,
Namun demikian, orang tua yang bercerai, orang tua yang sibuk bekerja,
atau orang tua meninggal (single parent) dapat mempengaruhi kemampuan anak
22
untuk bermain secara spontan dan perkembangan imaginasinya. Oleh karena itu,
e. Kesadaran Diri
dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk memahami
kelemahan dan kemampuannya dibandingkan dengan anak yang lain. Anak juga
f. Nilai-nilai Moral
Anak belajar mengenai prilaku yang benar dan salah dari lingkungan
latihan moral mereka. Jika masuk kedalam suatu kelompok, anak harus mentaati
g. Nilai Terapeutik
bermain, anak dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atas situasi social
menggunakan alat permainan saja. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan
oleh orang tua terhadap anaknya, seperti sentuhan, bercanda, belaian, dan lainnya.
Merupakan aktifitas yang menyenangkan bagi anak, terutama pada tahun pertama
kehidupannya. Respati (2012) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu
23
sebagaimana berikut:
nutrisi yang memadai. Asupan (intake) yang kurang dapat meurunkan gairah
anak. Anak yang sehat memerlukan aktifitas bemain yang bervariasi, baik
bermain aktif maupun bermain pasif, untuk menghindari rasa bosan atau jenuh.
yang diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang
c. Alat permainan
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini, sehingga alat
diperhatikan adalah bahwa alat permainan tersebut harus aman dan mempunyai
bahkan diruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk
bermain bila memungkinkan, dimana ruang tersebut sekaligus juga dapat menjadi
F. Teman bermain
Dalam bermain anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara atau
orang tuanya. Ada saat-saat tertentu anak main sendiri agar dapat menemukan
tuanya. Hatinya yang masih suci adalah permata yang amat mahal. Apabila dia di
ajari dan dibiasakan untuk berbuat kebaikan, maka ia akan tumbuh pada
akhlak yang mulia pada anaknya. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS Yusuf
ayat 12:
Terjemahnya :
“Biarkanlah Dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat)
bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami
pasti menjaganya.” (QS Yusuf :12) Nabi mendidik anak-anak, baik pada
pagi hari maupun petang hari untuk berhati suci, berjiwa bersih dan
berdada lapang.
demikian juga yang dikatakan oleh Qatadah, Adh-Dhahhak As- Suddin dan lain-
keberadanya, sejak semula sudah ada dalam islam hingga sekarang. Pendidikan
permainan, sebab permainan merupakan satu hal yang penting bagi perkembangan
intelegensi dan fisik motorik anak. Salah satu cara adalah dengan tidak
Dalam islam, permaina bagi anak juga disyariatkan. Jika permainan yang
bersih, hiburan yang dibolehkan, latihan fisik dan olahraga adalah termasuk
26
keharusan bagi setiap muslim, maka keharusan itu memang ada terutama ketika ia
masih kecil. Hal itu karena dilatar belakangi oleh dua faktor (Nashih, A,2002)
a. Potensi anak untuk belajar di waktu kecil lebih besar dari pada ketika dewasa.
b. Karena kebutuhan anak kepada permainan dan hiburan di waktu kecil lebih
Pengertian anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun dimana pada
masa ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai macam fungsi motorik
dan di ikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio emosional. Selain itu,
imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi
terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada usia dini.(Satyogroho,
2010). Anak merupakan individu yang unik dan bukan orang dewasa. Anak juga
bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara social
ekonomi, anak adalah individu yang bergantung pada orang dewasa dan
1. Umumnya anak pada usia ini memiliki teman satu atau dua sahabat, tetapi
cepat terganti.
3. Anak lebih mudah sering kali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih
besar
27
4. Pola yang bermain yang bervariatif sesuai dengan kelas sosial dan gender.
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak saat konsepsi sampai berakhirnya mas remaja. Hal inilah yang membedakan
anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa dalam
kesehatan anak dan kedua istilah itu di satukan menjadi ilmu tumbuh kembang
oleh karena meskipun merupakan suatu proses yang berbeda, Keduanya tidak
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 3-5 tahun
(supartini,2004). Anak prasekolah berada pada masa lima tahun pertama yang
disebut The Golden Years merupakan masa emas perkembangan anak, Anak pada
otot-otot kecil maupun otot besar. Pertumbuhan fisik anak diharapkan dapat
terjadi secara optimal karena secara langsung maupun tidak langsung akan
kemampuan fisik atau motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang
28
dirinya sendiri dan orang lain. Ini semua akan bercermi dari pola penyusuain diri
anak secara umum, misalnya saja anak yang kurang terampil menendang bola
akan cepat menyadari bahwa dirinya tidak dapat mengikuti permainan sepak bola,
seperti yang dilakukan teman sebayanya. Hal ini menyebabkan anak menarik diri
aspek perkembangan anak seperti aspek motorik, sosial, emosi, dan fisik. Melalui
paling awal dalam rentang kehidupan yang akan menentukan perkembangan pada
tahap-tahap selanjutnya. Masa kanak-kanak terbagi atas dua bagian yaitu masa
kanak-kanak awal yang berlangsung dari usia dua tahun samapi enam tahun dan
masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun sampai tiga belas
tahun pada anak perempuan dan empat belas tahun pada anak laki-laki. (Hurlock,
D. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep lainnya (setiadi, 2007). Kerangka konsep dibuat
Permainan (Media
Kemampuan motorik
Playdough)
halus pada anak usia
prasekolah
1. Lingkungan
2. Psikososial
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Minat anak
Keterangan :
E. Kerangka Kerja
Purposive Sampling
Obsevasi Post-Test
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol. Bentuk desain penelitian ini adalah Quasi
eksperimental pada penelitian ini mengambil jenis “pre test dan post test control
kelompok kontrol tanpa dilakukan perlakuan. Pengujian sebab akibat dengan cara
Pre-test Post-test
01 X 02
03 _ 04
31
32
Keterangan :
X : intervensi
1. Tempat Penelitian
Gowa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 01-07 bulan Maret tahun 2016
jam 10:00.
1. Populasi
sifat spesifik dari populasi yang ditentukan dengan kriteria inklusi atau ketentuan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa usia prasekolah di taman
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih atau diambil dari suatu
populasi. Dalam penelitian keperawatan kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan
eksklusi, dimana kriteria itu menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut
Rumus:
( )
Keterangan:
57,37
= 40,25
adanya sampel yang drop out saat penelitian berlangsung, maka peneliti
menambahkan 10% dari total jumlah sampel yang didapat, sehingga jumlah sampel
yang didapat adalah 14. Adapun jumlah sampel yang diteliti adalah 28 orang yang
kelompok kontrol
1. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik non probability
purpose sampling yaitu dengan jenis purpose sampling tehnik pengambilan sampel
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah
a. Kriteria Inklusi
populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008) yaitu:
35
dikabupaten Gowa.
2) Anak usia prasekolah dengan umur 3-5 tahun di taman kanak-kanak mawar
kabupaten Gowa.
3) Orang tua bersedia dan menyetujui putra putrinya menjadi responden dengan
b. Kriteria Eksklusi
E. Pengumpulan Data
1. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu anak
playdough).
36
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain, dalam hal ini
kabupaten Gowa.
yang merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden
dan diharapkan ada respon dari responden agar dapat dicapai tujuan penelitian.
Berdasarkan pada lembar observasi yang telah diisi responden dan observasi yang
telah dilakukan oleh peneliti, selanjutnya dilakukan tabulasi data dan analisa data dengan
a. Editing
Melihat apakah data yang sudah terisi, lengkap atau tidak lengkap.
b. Coding
c. Tabulasi
sifat-sifat yang dimiliki yang sesuai dengan tujuan penelitian untuk memudahkan
penganalisaan data.
37
d. Analisa statistik
dilakukan perbandingan nilai antara pre prelakuan dan post perlakuan kedalam satu
untuk dapat digambarkan dan dipahami. Analisis data berisi tentang penjelasan data
ini menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu analisis data univariat dan
bivariat.
Analisis data univariat merupakan proses analisis data pada tiap variabelnya.
Analisis data ini sebagai prosedur statistik yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran pada setiap variabelnya. Pada penelitian ini analisis univariat digunakan
Analisis bivariat dengan menggunakan uji uji Paired T-test dan Independen T-
test dengan syarat apabila data terdistribusi normal atau mendekati distribusi normal
2009).
F. Penyajian Data
penjelasan.
38
G. Instrumen Penelitian
1. Pengukuran observasi
kuantitatif dilakukan untuk mengetahui terapi bermain dan motorik halus anak selama
2. Alat ukur
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui permainan media playdough dan
kemampuan motorik halus anak yaitu dengan menggunakan DDST usia anak
prasekolah (3-5 tahun). Untuk kemampuan motorik halus terdiri dari 10 uji coba
DDST
sektor yaitu :
b. Sektor Bahasa
Akan tetapi dalam penelitian ini hanya berfokus pada 1 sektor yaitu sektor
motorik halus.
1. Jika jawaban ya :2
melindungi hak responden dan peneliti selama proses penelitian. Suatu penelitian
dikatakan etis ketika penelitian tersebut memenuhi dua syarat yaitu dapat
dipertanggung jawabkan dan beretika. Prinsip etik dalam penelitian ini sebagai upaya
kesehatan adalah :
pengumpulan data.
disediakan, bila subyek menerima untuk dilakukan penelitian dan bila subyek
2. Prinsip etik berbuat baik dan tidak merugikan (Beneficience and non
maleficience)
subyek.
Sekolah Taman bermain (TK) Mawar Somba Opu terleak di Jl. ABD.
Muthalib Dg. Narang No. 70 Pao-Pao dengan nomor statistik taman bermain (TK)
002190301017 sekolah taman bermain saat ini dipimpin kepala sekolah oleh ibu
Sumaena S.Pd. sekolah taman bermain ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi sekolah
Menjadi Anak Didkk Taman Kanak Mawar Somba Opu menjadi insan
yang beriman, bertagwa dan berbudi pekerti yang luhur sebagai pekerti bangsa.
b. Misi sekolah
pelajaran.
2. Data Siswa
anak dengan rincian yaitu kelompok kelas A=17 orang, perempuan = 4 orang dan
41
42
3. Data Guru
Jumlah tenaga guru sebanyak 7 orang guru ditaman bermain (TK) Mawar
Somba Opu tidak tetap (honor) dikelompok A sejumlah 1 orang dan dikelompk B
guru, pembina 1 orang, ketua dewan komite 1 orang, perpustakan 1 orang, Tata
usaha 1 orang, tenaga servis 1 orang dan 1 orang honor penjaga taman bermain.
4. Data Sarana
Taman bermain (TK) Mawar Somba Opu didirikan pada tahun 1999 dan
sekarang berusia 16 tahun, Tanah taman bermain seluas area 1142 m 2 dikelilingi
pagar tembok sepanjang 260 meter dengan luas bangunan 12 meter, bangunan
B. Hasil Penelitian
desain penelitian ini adalah Quasi eksperimental pada penelitian ini mengambil
jenis “pre test dan post test control group design”kemudian diukur dengan post
Pengujian sebab akibat dengan cara membandingkan hasil pre test dengan post
Kabupaten Gowa dari tanggal 01-07 Maret Tahun 2016 Diruangan Kelas TK.
Responden pada penelitian ini adalah anak usia prasekolah (3-5 tahun) berjumalah
43
28 orang diaman terdiri dari 14 orang kelompok perlakuan dan 14 orang tanpa
perlakuan pengambilan sample purpose sampling. Data pre test dan post test
responden dan terlebih dahulu pre test kemudian diberikan post test dalam bentuk
terapi bermain playdough dan data pre test dan post test tanpa intervensi (kontrol)
diambil melalui observasi langsung dilakukan terlebih dahulu pre test dan post
test , maka data tersebut disusun materi tabel data dan diolah denagan
dilakuakan analisa data univariat dan bivariat menggunakan uji statistik dengan
yang diperoleh dilihat dari hasil analisa univariat dan bivariat sebagai berikut:
1. Karaktristik Responden
a. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Umur Tk Mawar Somba Opu
Tahun 2016
Umur Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Frekuen Persentase Frekuensi Persentase
si (n) (%) (n) (%)
3 3 21,4 5 35,7
4 8 57 5 35,7
5 3 21,4 4 28,6
Jumlah 14 100.0 14 100.0
Sumber :data primer 2016
intervensi TK Mawar Somba Opu yang terbanyak pada umur 4 tahun yaitu
sebanyak 8 orang (57%) dan yang terendah pada umur 3 dan 5 tahun yaitu
Mawar Opu yang terbanyak pada umur 3 tahun yaitu sebanyak 5 orang (35%) dan
umur 4 tahun yaitu sebanyak 5 orang (35%) yang terendah pada umur 5 tahun
b. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki
Tabel 4.2
Distribusi Jenis Kelamin Tk Mawar Somba Opu
Tahun 2016
Jenis kelamin Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase
(n) (%)
Laki-laki 7 50.0 3 21,4
Perempuan 7 50.0 11 78,6
Jumlah 14 100.0 14 100.0
Sumber : data primer 2016
orang (78,6%).
45
2. Analisis Univariat
Tabel 4.3
Distribusi kemampuan motorik halus anak sebelum intervensi dan kontrol
Pengaruh Terapi bermain media playdough diWilayah TK Mawar
Kab.Gow Tahun 2016
No Pertanyaan Sebelum Intervensi Dan Kontrol
Intervensi Kontrol
Ya Tidak Ya Tidak
n % N % n % n %
1. Menggoyangkan ibu 14 100 0 0 7 50 7 50
ibu jari
2. Menira dari kubus 5 36,7 9 64,3 3 21,4 11 78,6
3. Meniru garis vertical 3 21,4 11 78,6 0 0 14 100
4. Memilih garis yang 2 14,3 12 85,7 1 7,1 13 92,9
lebih panjang
5. Mencontoh . 8 57,1 6 42,9 4 28,6 10 71,4
6. Menggambar orang 4 28,6 10 71,4 1 7,1 13 92,9
tiga bagian
7. Mencontoh 7 50 7 50 4 28,6 10 71,4
8. Mencontoh 7 50 7 50 3 21,4 11 78,6
9. Mengganbar orang 6 2 14,3 12 85,7 2 14,3 12 85,7
bagian
10. Mencontoh 8 57,1 6 42,9 5 35,7 9 64,3
ditunjukan
Sumber: Data primer 2016
anak sebelum diberi terapi permainan media plyadough dari 14 anak usia
prasekolah yaitu mencapai 100% menggoyangkan ibu jari, 36,7% menira dari
kubus, 21,4%meniru garis vertical, 14,3% memilih garis yang lebih panjang,
ditunjukkan
kelompok kontrol pre test dalam penilaian kemampuan motorik halus anak
sebelum diberi tanpa terapi permainan media plyadough dari 14 anak usia
46
prasekolah yaitu mencapai 50% menggoyangkan ibu jari, 21,4% menira dari
kubus, 0% meniru garis vertical, 7,1% memilih garis yang lebih panjang, 28,6%
ditunjukkan.
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan motorik halus
anak pre-post test diWilayah TK Mawar Kab.Gowa
Tahun 2016
Kemampuan motorik halus Intervensi
anak Pre test Post test
N % n %
Mampu 5 35,7 14 100
Kurang 9 64,3 0 0
Total 14 100 14 100
Sumber:data primer 2016
Tabel 4.5
N % n % n % n %
1. Menggoyangkan ibu ibu 14 100 0 0 7 50 7 50
jari
2. Menira dari kubus 12 85,7 2 14,3 3 21,4 11 78,6
3. Meniru garis vertical 9 64,3 5 35,7 0 0 14 100
4. Memilih garis yang lebih 9 64,3 5 35,7 1 7,1 13 92,9
panjang
5. Mencontoh . 14 100 0 0 4 28,6 10 71,4
6. Menggambar orang tiga 6 42,9 8 57,1 1 7,1 13 92,9
bagian
7. Mencontoh 14 100 0 0 4 28,6 10 71,4
8. Mencontoh 14 100 0 0 3 21,4 11 78,6
9. Mengganbar orang 6 7 50 7 50 2 14,3 12 85,7
bagian
10. Mencontoh ditunjukan 11 78,6 3 21,4 5 35,7 9 64,3
Sumber : data primer 2016
anak setelah diberi tanpa terapi permainan media plyadough dari 14 anak usia
prasekolah yaitu mencapai 50% menggoyangkan ibu jari, 21,4% menira dari
kubus, 0% meniru garis vertical, 7,1% memilih garis yang lebih panjang, 28,6%
ditunjukkan
setelah diberi terapi permainan media playdough dari 14 anak usia prasekolah
yaitu mencapai 100% menggoyangkan ibu jari, 85,7% menirah dari kubus,
48
64,3% meniru garis vertical, 64,3% memilih garis yang lebih panjang, 100%
ditunjukkan.
d. Kemampuan motorik halus yang mampu dan kurang pada kelompok kontrol
Tabel 4.6
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan motorik halus
anak pre-post test diWilayah TK Mawar Kab.Gowa
Tahun 2016
Kemampuan motorik Kontrol
halus anak Pre test Post test
N % n %
Mampu 0 0 2 14,3
Kurang 14 100 12 85,7
Total 14 100 14 100
Sumber : data primer 2016
kelompok kontrol 0 orang (0,0%). Kemampuan motorik halus anak setelah tanpa
3. Analisis Bivariat
(Kemampuan motorik halus) ditunjukkan dengan nilai p < 0,05. Selanjutnya untuk
mengetahui apakah data penelitian terdistribusi normal pada data sebelum dan
sesudah diberi intervensi permainan media playdough, maka uji normalitas pada
49
penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk Test. Uji ini digunakan karena sampel
yang diteliti kurang dari atau sama dengan 50 (Rahman, 2015). Setelah dilakukan
uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro Wilk menunjukkan bahwa data
Tabel 4.7
Hasil Uji Perbandingan Skor kemampuan motorik halus Pre-Test dan Post-
Test pada Kelompok Perlakuan (independen T-test)
Kelompok Skor Kemampuan Mototrik Halus P
kemampuan Pre Test Pos Test 0.000
mototrik halus
Mean SD Mean SD
Intervensi 142.857 1.58980 178.571 .77033
Kontrol 12.1429 1.02711 12.5714 1.34246 0.165
Sumber :independent T-test 2016
Berdasarkan table 4.7 dengan uji statistik dengan independen T-test pada
pre test dan post-test kelompok perlakuan didapatkan p = 0,000 atau p < 0,05
berarti terdapat perbedaan bermakna skor kemampuan motorik halus pada pre test
kelompok perlakuan dengan post test kelompok perlakuan, uji statistik Paired T-
Test pada pre test dan post test kelompok kontrol didapatkan p = 0,165 atau p >
0,05 berarti tidak terdapat perbedaan bermakna skor kemampuan motorik halus
pada pre test kelompok kontrol dengan post test kelompok kontrol.
50
Grafik 4.1
Grafik Perbedaan Pre-Post Test Intervensi Dan Pre Post Kontrol
pada kemampuan motorik halus anak usia prasekolah di TK Mawar
Kab.Gowa Tahun 2016
20
18
16
14
12
10 INTERVENSI
8 KONTROL
6
4
2
0
PRE TEST POST TEST
motorik halus pre test 14.2857, kemampuan motorik halus post test 17.8571,
lebih besar nilai ρ=0,05 maka Ho ditolak dan menerima Ha, artinya ada pengaruh
Mawar Kabupaten Gowa tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dikarenakan pada
pada koordinasi mata dan tangan anak menjadi lebih baik. Kemampuan motorik
berjalan dengan efektif dan maksimal. Dalam permainan media playdough ini
jari, menira dari kubus, meniru garis vertical, memilih garis yang lebih panjang,
penelitian yang dilakukan oleh (Etri Yanti 2011) dengan judul Hubungan stimulus
terhadap perkembagan motorik halus anak prasekolah (3-5 tahun) dipaud Al-
mubaraqah ampang kecamatan kuraji tahun 2011 didapatkan hasil ada hubungan
antara stimulus terhadap perkembagan motorik halus anak prasekolah (3-5 tahun)
di paud Al-mubaraqah ampang kec.kuraji tahun 2011 . dan juga penelitian (Ni
didapatkan hasil ada peningktan kemampuan motorik halus sebelum dan setelah
1. Kelompok intervensi
diperoleh bahwa kemampuan motorik halus anak sebelun terapi permainan media
(64,3%) dan kemampuan mampu sebanyak 5 orang (35,7%). Hal ini disebabkan
kemampuan motorik halus anak masih banyak yang kurang mampu. Tingkat
kemampuan motorik halus anak setelah diperoleh setelah terapi permainan media
kemampuan motorik halus anak sudah mampu 100% benar disebanding dengan
dari dunianya dan merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk dapat tumbuh dan
dalam proses pembelajaran. Bagi anak bermain merupakan sarana untuk belajar
aknak seperti motorik, sosial , emosi, dan fisik (Alimul A.H 2008).
menghilangkan rasa takut bermain dengan teman sebaya. Maka dari itu untuk
mengatasi perkembagan motorik halsu anak diperlukan perang orang tua atau
guru disekolah dalam memberikan perhatian secara maksimal yaitu salah satunya
anak, karena bagi anak khususnya bagi prasekolah sangatlah penting diberikan
playdough yang terbuat dari adonan terigu, permainan ini dapat dilakukan seacra
anak. Dalam kelompok maupun sendiri anak akan saling menghargai, saling
sebelum dan sesudah terapi media playadough, Hal ini dapat disebabkan karena
yang baru berusia 3 tahun samapi 4 tahun, sehingga pergaulan dengan teman
sebayanya masih sangat terbatas. Setelah observasi dan wawacara dari orang tua
anak, ada anak yang kurang bergaul dengan teman sebayanya di karenakan orang
tua si anak sangat berhati-hati dalam menjaga anaknya, bahkan dalam pergaulanya
digambarkan sebagai anak yang agresif, cederung tidak peka, tidak peduli, egois
menunjukkan tingkah laku anti motorik seperti tidak jujur, pencurian, penghinaan,
Anak yang malas untuk bergabung dengan teman sebayanya karena sering
kali diejek oleh teman-temanya, nantinya akan menjadi anak yang pemalu dan
54
kurang percaya diri. Anak tersebut tertekan dengan keadaan yang dialaminya, dia
tidak bisa menghadapi situasi yang menekan serta kurang mampu menghadapi
menghadapi konflik tersebut. Anak –anak yang disebutkan diatas adalaah anak
seperti yang telah ditegaskan oleh Howad Gardner dengan teori multiple
dalam masa ini terjadi dalam bermain. Bermain bukan hanya terkait denagan alat-
alat permaianan, kawan main, tempat bermaian, dan lingkungan bermain hidup,
tetapi terdapat hal-hal yang jauh lebih luas cakupan didalamya. Fungsi bermain
pada anak salah satunya adalah perkembanagan motorik halus anak. Sejak masa
orang lain, terutama terhadap ibu, dengan bermain, Anak akan mengembangkan
mengenal nilai-nilai moral dan etika, belajar mengenal apa yang salah dan yang
benar, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya (ismail 2007).
menjalin hubungan yang baik dengan sesama orang mu’min. Dalam surat Ali
Terjemahnya :
“dan berpenganglah kamu kepada tali (agama) Allah, dan jaganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa jahiliyah ) bermusuh-musuhann, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara ; dan kamu telah ditepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikilah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar agar kamu mendaptkan petunjuk’’.(QS,Ali
Imran:103).
Ayat diatas menjelaskan bagaimana kamu memiliki keterampilan dalam
kita banyak menemukan tuntutan yang bagus dalam etika berkomunikasi. Salah
memiliki pengaruh yang besar terhadap beberapa hal, diataranya yaitu dorongan
yang berkomunikasi agar dapat bermain dengan baik bersama dengan anak yang
lain, anak harus belajar berkomunikasi, dalam arti mereka dapat mengerti dan
sebaliknya, mereka harus mengerti apa yang dikomunikasikan oleh orang lain,
playdough dapat dilihat bahwa setelah diberika terapi media playdough mampu
orang yang diuji. Hal ini mebuktikan bahwa anak yang mampu setelah diberikan
Ada 9 orang anak yang motorik halusnya tetap sebelum dan setelah terapi
permainan media playdough. Hal ini dapat dikarenakan faktor pola asuh orang tua
yang berdampak pada pesrsonal anak. Setelah observasi dan wawacara dari orang
tua anak si anak sangat berhati-hati dalam menjaga anaknya, bahkan dalam
orang tuanya.
menunjukkan ρ=0,000 < dari α= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
2. Kelompok kontrol
Kelompok kontrol pada penelitian ini adalah anak prasekolah yang tidak
diberika terapi permainan media playdough. Pada peneliti ini kemampuan motorik
orang (14,3%) dan kurang mampu 12 orang (85,7%). Hal ini disebabkan semua
motorik halus anak yang diberikan perlakuan dengan permainan media playdough
lebih baik dari pada kemampuan motorik halus tanpa diberikan perlakuan dengan
Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh permainan
permainan anak salah satunya perkembangan motorik permainan anak pada setiap
usia melibatkan kordinasi motorik. Apa saja yang akan dilakukan dan waktu
mainan. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainya dan dapat
berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembagan rasa
dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal
sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris
bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangka yang tidak normal akan
menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
Namun pada kelompok kontrol masih ada anak 12 orang yang motorik
halusnya tetap. Hal ini dapat di karenakan faktor pola asuh orang tua yang
berdampak pada motorik anak. Setelah observasi si anak dan orang tua si anak,
anak yang motoriknya tidak meningkat ini mengalami keterbatasan bermain dari
orang tuanya. Orang tua jarang membelikan mainan yang dapat menstimulus
dibandingkan dengan anak yang terbiasa dengan bermain. Orang tuaanak kurang
menggunkan otot-otot kecil khususnya tangan dan jari-jari tangan misalnya dan
bermain media playdough. Dengan bermain media playdough tanpa disadari anak
disebabkan oleh sedikitnya rangsangan yang diterimah si kecil bail oleh pengasuh,
orang tua atau melalui mainanya. Pola asuh dari orang tua juga berpengaruh,
orang tua yang sangat berhati-hati atau protektif bisa berkontribusi terhadap
keterlambatan motorik ank, seperti tidak membiarkan anak bermain dengan bebas.
59
Tidak ada atau kurangnya pengalaman yang dialami anak terutama usia
ringan maupun signifikan jika keterlambatan ini tidak segera diatasi, cenderung
akan di ukuti oleh keterlambatan motorik visual, motorik halus atau komunikasi,
Namun jika penyebab keterlambatan akibat kondisi penyakit tertentu, maka orang
tua sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter agar bisa dideteksi secara dini
Bermain sangat penting bagi perkembagan motorik anak. Pada anak usia
3-5 tahu, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya,
seperti melompat dari tempat tinggi. Pada usia 5 tahun koordinasi gerakan
motorik halus anak sangat sempurna bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 tahun
Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam bermain
balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak
terapi permaianan media playdough dan setelah tanpa diberikan bermain media
playdough dapat dilihat bahwa setelah tanpa diberikan bermain media playdough
terdapat 2 (14,3%) orang anak yang motorik halusnya mampu diantara 14 orang
anak yang diuji. Hal ini membuktikan bahwa anak yang meningkat setelah tanpa
sebelumnya.
60
Ada 12 orang anak yang motorik halusnya tidak meningkat. Hal ini dapt
dikarena faktor pola asuh orang tua yang berdampak pada motorik anak. Setelah
observasi si anak dan wawacara langsung dengan orang tua si anak. Anak-anak
yang motorik halusnya tidak meningkat ini engalami keterbatasan bermain dari
perkembangan anak permainan meda playdough dan menyusun balok dan lain-
motoriknya.
hasil ρ=0,165 < dari α=0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh tanpa
D. Keterbatasan Peneliti
1. Keterbatasan penelitian
sehingga masih banyak hal yang harus dipelajari bersamaan dengan jalannya
penelitian. Luasnya daerah penelitian dengan berbagai kendala yang ditemui dan
2. Keterbatasan sample
mengambil sample minimal karena selain responden yang hanya beberapa yang
Analisa data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat, pada analisa
perkembagannya, dikarenakan dalam penelitian ini jenis kelamin dan usia anak
A. Kesimpulan
sedangkan rata-rata kemampuan motorik halus anak usia prasekolah pada kelompok
2. Didapatkan bahwa rata-rata kemampuan motorik halus anak usia sekolah setelah
rata kemampuan anak usia sekolah pada kelompok kontrol adalah 12,5714.
halus pada permainan media playdough anak usia prasekolah dengan nilai p =
0,000, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kelompok control kemampuan
motorik halus tanpa permainan media playdough anak usia prasekolah dengan nilai
p =0.165
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adapun saran bagi pihak yang
2. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi responden khususnya orang tua
bahwa terapi permainan media playdough merupakan salah satu alternatif yang
3. Sebagai bahan dan sumber data penelitian berikutnya dan mendorong bagi pihak
62
62
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qu’ran alkarim dan Terjemahanya Kementrian Agama RI
Shihab, M. Quraish Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.
Jakarta: Lentera Hati (2002).
Ababar, Tumbuh Kembnag Anak (Online), (Http:// Ababar. Com /2012/ 02/
Tumbuh- Kembang- Anak- html? M-i ( 2012) diakses pada tanggal 28
februari 2016
Anonym, Teori Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak. Jilid 1, Edisi 6. Jakarta :
Erlangga (2008 ).
Ahmad hadi, Upaya Peningkatan Motorik Halus Sebagai Persiapa Menulis
Permulaan Siswa Tunagahta Sedang Dengan Keterampilan Mozaik Di
SLB UNY (1999) .Diakses pada tanggal 26 agustus 2015.
Alimul,A,H, pengantar ilmu keperawatan 1. PT. Salemba Medika Jakarta (2008)
Alimul, Aziz Hidayat, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika (2008)
Alimul, Hidayat Aziz. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnis Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika (2009)
Anggraeni, Dian Yunikowati. Peningkatan Kemampuan Kognitif dalam Mengenal
Konsep Bilangan dengan Permainan Cetak Angka Playdough pada
Anak . Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Vol 2 No. 2.
(http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/belia/article/view/310).
(2014). Diakses pada tanggal 01 agustus 2015.
Cerika Rismayanti jurnal pengembnagan keterampilan gerak dasar sebagai
stimulasi motorik bagi anak melalui aktivitas ,(2004). Diakses pada
tanggal 26 agustus 2015.
Chica Haryani, Penilitian skripsi penerapan metode bermain dengan media
playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan
dan lambang bilangan pada anak usia dini (di PTK pada kelompok BI
di Paud Assalam Dikota Bengkulu) (2014). Diakses pada tanggal 27
agustus 2015.
Deth. http://posyandu .orang/pertumbuhan/perawatan-keseharian/278-penyebeb-
anak-lambat-berkembang-.html (2009). Diakses 27 februari 2016
Elok , http://klinis.wordpress.com/artikel psikologi klinis perkembangan dan
sosial. Mht, .(2009). Diakses pada tanggal 29 februari 2016
ix
Etri Yanti, Jurnal Hubungan Stimulus Terhadap Perkembangan Motorik Halus
Anak Prasekolah Usia (3-5 Tahun) Di Paud Al-Mubaraqah Ampang
Kecamatan Kuraji , (2011). Diakses pada tanggal 19 september 2015.
Febri, Dian Adi Mulyani. Perkembangan Kognitif Anak Retardasi Mental Pada
Pemberian Media Playdough Di Slb C Yakut Purwokerto. Skripsi.
Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan dan Ilmu-Ilmu Kedokteran.
(http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/DIAN%20FEBRI%2
0ADI%20MULYANI.pdf) (2014). Diakses pada tanggal 26 agustus
2015.
Ismail,A. Education Games, menjadi cerdas dan ceria dengan permainan
educatif. Yogyakarta : Pilar Media (2007)
Hidayat, Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.Jakarta
Salemba Medika, (2005).
Hurlock, Elizabeth. Tt . Perkembangan Anak, Jilid 1, Edisi 6. Terjamahan.
Jakarta: Erlangga
Hurlock www.e-jurnal com /2014/01/Faktor-faktor yang mempengaruhi motorik
.html ?m-1. (1999)
Maksum Eka Waldi, Penelitian Skripsi Pengaruh Bermain Playdough Terhadap
Kemampuan Motorik Halus Anak Di TK Pertiwi Talak Broto,
Simoboyolali (2013-2014). Diakses pada tanggal 25 agustus 2015.
M.S. Sumatri Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta depdiknas (2005).
Mulyani , Mengembangkan Kemampuan dasar Balita di Rumah Kemampuan
Fisik, Seni, dan Manajemen Diri. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
(2007).
Muttakin Arif , Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika (2008).
Notoadmodjo dan Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta (2010).
Nuraeni. Tes Psikologi; Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas
Muhammadia (UM) Purwokerto Press (2012).
Nuraeni. Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta : rineka cipta (2007).
Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Iimu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta
Salemba Medika (2008)
x
Ni Wayan Yuni Sudiasih, Made Sulastri dan I Gde Wawan Sudatha, Jurnal
Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Playdough Untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus (2014). Diakses pada tanggal
19 agustus 2015.
Putra dan Rizema Sitiatava , Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
Jakarta: D-Medika (2012).
Respati, Fitri , Nasution dan Nita , Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan
Balita. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu (2012).
Supartini, Y, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan anak.EGC:Jakarta (2005)..
Safaria, T. Interpersonal Intelligence, Yogyakarta : Amara Books (2005)
Setiadi. Konsep & penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: graha ilmu (2007).
Supartini, Y, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan EGC: Jakarta (2004)
Suherman, Buku saku perkembangan anak. Jakarta : EGC 2000 (2009).
Sujiaono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini .Jakarta : Indeks (2008).
Sukinta, ‘’ Pengertian Kemampuan Motorik Anak’’ (2007) Diakses Pada Tanggal
25 Agustus 2015 http://www.psychologymania.com/kemampuan-
motorik-anak.
Suyanto. (2005:50) Dalam Atih Fatmawati, Penelitian Implementasi Playdough
Dalam menstimulus kemampuan motorik halus, Universitas Pendidikan
Indonesia .(2013).
Sry , http://paudgrobogan.wordpress.com/2010/03/14/manfaaat–puzzle untuk-
pendidikan (2010),diakses pada tanggal 29 februari 2016
Lindawati, Jurnal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan
Motorik Anak Usia Prasekolah .(2013). Diakses tanggal agustus 2015.
Tiro, Muhammad Arif, Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Makassar: Andira
Publisher (2008).
Ubaedy, AN. Cerdas Mengasuh Anak: Panduan Mengasuh Anak Selama dalam
Priode Golden Age. Jakarta : KinzaBooks (2009).
Wirawa dan Wiriatmadja, Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan Yogyakarta:
Usaha Keluarga (2006)..
Yuliani nurani sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka (2007). Diakses pada tanggal 25 agustus 2015.
Yusuf, S, Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : Rosda karya
(2006). Dikases pada tanggal 27 januari 2016 pukul : 1140 Wita.
xi
LAMPIRAN I
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Kepada Yth
Calon Responden
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN AlauddinMakassar.
Nama : Fitriani
Nim : 70300112099
Alamat : Taman kanak-kanak mawar intelektual school somba opu.
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Permaina media
playdough terhadap kemampuan motorik halus pada anak usia
prasekolah”.Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan anak Bapak/Ibu,
Saudara/Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, selanjutnya saya
mengharapkan anak Bapak/Ibu, Saudari untuk mengikuti prosedur yang kami
berikan dengan kejujuran dan jawaban anda dijamin kerahasiaannya dan
penelitian ini akan bermanfaat semaksimal mungkin. Jika anak Bapak/Ibu,
Saudara/saudari tidak bersedia menjadi responden, tidak ada sanksi bagi
bapak/ibu
Atas perhatian dan kerjasama saudara kami ucapkan terima kasih.
Peneliti
(FITRIANI)
LAMPIRAN II
Pernyataan Persetujuan
(Informed Consent)
Responden
LEMBAR OBSERVASI PRE DAN POST TEST INTERVENSI
A. IDENTITAS RESPONDEN
Hari/tanggal :
Nama :
Umur :
Tahun :
Alamat :
Jenis kelamin :
B. TAHAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK 3-5 TAHUN
Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan jawaban anak.
1. Berilah tanda (√) Ya berarti skornya 2.
2. Berilah tanda (√) Tidak berarti skornya 1.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Hari/tanggal :
Nama :
Umur :
Tahun :
Alamat :
Jenis kelamin :
B. TAHAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK 3-5 TAHUN
Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan jawaban anak.
3. Berilah tanda (√) Ya berarti skornya 2.
4. Berilah tanda (√) Tidak berarti skornya 1.
NO Kegiatan Keterangan
1. Pra interaksi:
jalannya pembelajaran.
dengan telunjuk.
2. Interaksi: Membina hubungan saling
pertanyaan seputar mengenal huruf dan sehingga aman bagi anak, selain
playdough ini.
Hari 6 : meniru
media playdough.
Post test
playdough.
observasi.
4. Terminasi: Mengevaluasi perasaan siswa
4. Memberikan salam.
MASTER TABEL
PENGARUH TERAPI PERMAINAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
TAHUN 2016
KEMAMPUAN MOTORIK
INTERVENSI
UMUR
NO INISIAL JK PRE TEST POST TEST
(thn)
TTL TTL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR KO
1 AL 4 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 15 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 19 1
2 D 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 13 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 17 1
3 G 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 18 1
4 D 5 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 1
5 S 4 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 14 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 18 1
6 A 5 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 13 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 18 1
7 A 4 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 14 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 1
8 N 3 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 14 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 17 1
9 W 4 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 13 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 18 1
10 J 4 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 14 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 17 1
11 S 4 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 16 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 18 1
12 A 4 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 17 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 17 1
13 R 4 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 16 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 17 1
14 F 5 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 16 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 18 1
Keteterangan :
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
laki 7 50.0 50.0 50.0
Valid perempuan 7 50.0 50.0 100.0
Total 14 100.0 100.0
Frequency Table
menggoyangkan ibu jari
Mencontoh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
tidak 6 42.9 42.9 42.9
Valid ya 8 57.1 57.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
menggambar orang tiga bagian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak 10 71.4 71.4 71.4
Valid ya 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Mencontoh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 14 100.0 100.0 100.0
total skor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
17 5 35.7 35.7 35.7
18 6 42.9 42.9 78.6
Valid
19 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0
Frequency Table
umur responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3 5 35.7 35.7 35.7
4 5 35.7 35.7 71.4
Valid 5 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
laki 3 21.4 21.4 21.4
Valid perempuan 11 78.6 78.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Frequency Table
KELOMPOK KONTROL
POSTTEST
Frequency Table
mencontoh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak 10 71.4 71.4 71.4
Valid ya 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
total skor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
10 1 7.1 7.1 7.1
11 1 7.1 7.1 14.3
12 5 35.7 35.7 50.0
Valid 13 5 35.7 35.7 85.7
15 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Kemampuan Motorik
.214 14 .081 .937 14 .379
Intervensi Pretest
Kemampuan Motorik
.224 14 .055 .816 14 .008
Intervensi Posttest
T-Test
Paired Samples Statistics
N Correlation Sig.
Paired Differences
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Pair 1 Kemampuan
Motorik Intervensi
- -
Pretest –
-3.57143 1.86936 .49961 4.6507 2.492 -7.148 13 .000
Kemampuan
6 09
Motorik Intervensi
Posttest
1. Normalitas Data
PRE DAN POST KONTROL
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Kemampuan Motorik
.214 14 .081 .937 14 .379
Intervensi Pretest
Kemampuan Motorik
.224 14 .055 .816 14 .008
Intervensi Posttest
Kemampuan Motorik
.230 14 .042 .924 14 .251
Kontrol Pretest
Kemampuan Motorik
.232 14 .040 .903 14 .126
Kontrol Posttest
Kemampuan Motorik
12.5714 14 1.34246 .35879
Kontrol Post
Paired Differences
Pair Kemampuan
1 Motorik Kontrol
Pre – -
-.42857 1.08941 .29116 -1.05758 .20043 13 .165
Kemampuan 1.472
Motorik Kontrol
Post
3. Normalitas Data
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Kemampuan Motorik
.214 14 .081 .937 14 .379
Intervensi Pretest
Kemampuan MotorikI
.224 14 .055 .816 14 .008
ntervensi Posttest
Kemampuan Motorik
.230 14 .042 .924 14 .251
Kontrol Pretest
Kemampuan Motorik
.232 14 .040 .903 14 .126
Kontrol Posttest
95% Confidence
Std.
Interval of the
Mean Error
Difference
Sig. (2- Differe Differen
T-Test
Group Statistics
95% Confidence
Std. Interval of the
Error Difference
Sig. (2- Mean Differenc
F Sig. t df tailed) Difference e Lower Upper
Kemampuan Equal
Motorik Post variances 2.300 .141 12.778 26 .000 5.28571 .41366 4.43542 6.13600
assumed
Equal
variances not 12.778 20.724 .000 5.28571 .41366 4.42476 6.14667
assumed
RIWAYAT HIDUP
pendidikan di SMA 1 Kajang Setelah lulus dari Sekolah SMA 1 Kajang pada
tahun 2012, pada tahun yang sama penulis memasuki bangku kuliah di Perguruan
keras yang disertai iringan doa dari orangtua, keluarga serta rekan-rekan yang