You are on page 1of 6

Resume Minggu 9

Perancangan Bangunan Sipil I

Proses penghamparan hotmix di lokasi proyek

Suhu aspal saat penghamparan


 Pekerjaan aspal pada proyek jalan sering kali tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis saat pelaksanaan di lapangan.
 Beberapa hal yang sering kali disoroti dalam pekerjaan aspal antara lain
komposisi campuran aspal, cara pemadatan, dan suhu penghamparan aspal.
 Suhu merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas
pekerjaan aspal.
 Salah satu dampak yang terjadi apabila suhu tidak sesuai dengan spesifikasi
saat penghamparan adalah ikatan antar agregat dengan aspal tidak akan
maksimal sehingga bisa mengakibatkan aspal cepat sekali rusak.
 Temperatur atau suhu aspal harus tetap terjaga oleh karena itu posisi AMP
(Asphalt Mixing Plant) harus disesuaikan dengan lokasi proyek. Posisi AMP
yang baik adalah sebisa mungkin dekat dengan lokasi sehingga bisa
menjangkau titik terjauh tanpa mengurangi kualitas.
Asphalt finisher/Penghampar

 Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (perata) baik dengan jenis
penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat untuk memanasi
"screed" (sepatu) pada temperatur yang diperlukan untuk menghampar
campuran aspal tanpa menggusur atau merusak permukaan hasil hamparan.
 Istilah "screed" (perata) mengacu pada pengambang mekanis standar
(standard floating mechanism) yang dihubungkan dengan lengan arah
samping (side arms) pada titik penambat yang dipasang pada unit pengerak
depan alat penghampar pada bagian belakang roda penggerak dan dirancang
untuk menghasilkan permukaan tekstur lurus dan rata tanpa terbelah, tergeser
atau beralur.
Bilamana selama pelaksanaan, hasil hamparan peralatan penghampar dan pembentuk
meninggalkan bekas pada permukaan, segregasi atau cacat atau ketidak-rataan
permukaan lainnya yang tidak dapat diperbaiki dengan cara modifikasi prosedur
pelaksanaan, maka penggunaan peralatan tersebut harus dihentikan dan peralatan
penghampar dan pembentuk lainnya yang memenuhi ketentuan harus disediakan oleh
Kontraktor.
 Pemadatan
Pemadatan aspal pada badan jalan wajib dilakukan dengan benar dan sesuai
spesifikasi yang diisyaratkan oleh RKS karena akan berpengaruh terhadap
kualitas campuran aspal
Beberapa risiko negatif yang dihasilkan apabila pemadatan kurang sempurna antara
lain :
a. Aspal sudah rusak sebelum waktunya
b. Agregat pada campuran aspal akan mudah terpisah akibat kurangnya
pemadatan.
c. Kelenturan aspal berkurang
d. Permukaan aspal tidak rata sehingga tidak nyaman bagi pengemudi kendaraan
Beberapa alat berat penunjang untuk memadatkan aspal antara lain Asphalt spray,
Asphalt finisher, PTR (pneumatic Tyre Roller), dan Tandem roller.
 Asphalt spray adalah kendaraan yang mempunyai tanki digunakan
menyemprotkan aspal prime coat maupun tack coat.
 Asphalt finisher adalah alat berat yang digunakan untuk menghamparkan
hotmix (campuran aspal) ke badan jalan
 PTR adalah alat berat yang mempunyai roda karet untuk memadatkan
campuran aspal
 Tandem roller adalah alat berat yang mempunyai roda baja depan dan belakan
untuk memadatkan campuran aspal.
 Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak
kurang dari sembilan roda yang permukaannya halus dengan ukuran yang
sama dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/cm2
atau (85 – 90) psi
 Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dibagi atas dua jenis : 1. Alat
pemadat tandem statis (tandem static rollers) 2.Alat pemadat vibrator ganda
(twin drum vibratory)
 Alat pemadat statis minimum harus mempunyai berat statis tidak kurang dari
8 ton. Alat pemadat vibrator ganda mempunyai berat statis tidak kurang dari 6
ton.Roda gilas harus bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-robek
atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan.
Perlengkapan Lainnya yang harus disediakan :
a. Mesin Penumbuk (Petrol Driven Vibrating Plate).
b. Alat pemadat vibrator, 600 kg.
c. Mistar perata 4 meter.
d. Thermometer (jenis arloji) 300 °C (minimum tiga unit).
e. Kompresor dan jack hammer.
f. Mistar perata 4 meter yang dilengkapi dengan waterpass dan dapat
disesuaikan untuk pembacaan 3% atau lereng melintang lainnya dan super-
elevasi antara 0 sampai 6%.
g. Mesin potong dengan mata intan atau fiber.
h. Penyapu Mekanis Berputar.
i. Pengukur kedalaman aspal yang telah dikalibrasi.
j. Pengukur tekanan ban

Ada tiga tahapan dalam pemadatan aspal antara lain pemadatan awal, pemadatan
kedua dan pemadatan akhir.

1. Pemadatan Awal
 Pemadatan awal dilakukan ketika dump truck menuangkan hotmix kedalam
asphal finisher kemudian menghamparkan ke badan jalan.
 Pemadatan awal ini harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemadat
roda baja atau tandem roller.
 Alat pemadat ini harus dioperasikan mengikuti gerak asphalt finisher.
 Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasan
awal dengan kecepatan maksimal 4 km/jam.
 Pemadatan awal dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian ke
tepi luar

2. Pemadatan Kedua

Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet atau PTR
sedekat mungkin dibelakang penggilasan awal dengan kecepatan maksimal 10 km/jam.
Pemadatan ini harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian ke tepi
luar.

3. Pemadatan Akhir

 Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat berat pemadat
roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas
jejak roda pemadatan setelah pemadatan kedua, pemadatan akhir ini bisa tidak
dilakukan asalkan pemadatan setelah penggilasan kedua cukup memadai.

 Sebagai tambahan untuk pemadatan aspal pada daerah super elevasi dilakukan
dengan dimulai dari lajur yang rendah ke lajur yang tinggi.
Rentang Temperatur (derajat
No Prosedur Pelaksanaan
celcius)

1 Pencampuran Benda Uji Marshall 155 + 1

2 Pemadatan Benda Uji Marshall 145 + 1

3 Pencampuran 145 - 155

4 Menuangkan Aspal Ke truk 135 - 150

5 Pemasokan ke Alat Penghampar 130 - 150

6 Pemadatan Awal (Roda Baja) 125 - 145

7 Pemadatan Antara (Roda Karet) 100 - 125

8 Pemadatan Akhir (Roda Baja) Ø97

KESIMPULAN
Proses penghamparan Hotmix dilokasi proyek merupakan tahapan yang penting
dalam pelaksanaan lapis perkerasan jalan. hal-hal yang harus diperhatikan kesiapan
peralatan, material yang akan digelar/dihampar dan suhu aspal pada saat pemadatan.
Hal ini harus dilakukan agar umur konstruksi perkerasan jalan dapat dicapai sesuai
spesifikasi yang telah ditentuka dalam dokumen kontrak.

You might also like