Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
FADLI SATRIAWAN
010213a011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Typhoid merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat kuman
salmonela typhosa yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Penyakit ini
banyak terjadi di masyarakat ekonomi rendah tapi tidak menutup kemungkinan
di kalangan ekonomi tinggi.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
typhi ditandai adanya demam 7 hari atau lebih, gejala saluran pencernaan dan
gangguan pada sistem saraf pusat ( sakit kepala, kejang, gangguan kesadaran )
( Soegijanto, 2002 : 1 )
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan
pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat
demam typoid adalah suatu penyakit infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan
2. Penyebab
negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora, mempunyai sekurang-
1
4
zat anti ( anglutinin ) terhadap ketiga macam antigen tersebut ( Ngastiyah, 1997 :
155 ).
3. Etiologi
meningkat pada malam hari dan menurunkan pada pagi hari, minggu kedua
suhu tubuh terus meningkat dan pada minggu ketiga suhu tubuh berangsur-
5 Epistaksis
4. Patofisiologi
dalam lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo
untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plakspiyer, ini terjadi pada
kelenjar limfouid usus halus, minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu
ketiga terjadi ulserasi plaks player pada minggu keempat terjadi penyembuhan
berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tampak kuman tersebut
berkembang biak. Salmonella dan leukosit pada jaringan yang meradang sehingga
5. Pathway
Salmonella
Infeksi perutthypi Salmonella thypi A, B, C
Diare Obstipasi
Hiper peristaltik
Hipo peristaltik
Hipetermi Salmonella thypi berkembang Infeksi plaque
biak diusus player
halus dan kolon
Intoleransi aktifitas
7
( Juwono, 1998 )
6. Pemeriksaan Penunjang
3. Biakan empedu
Terdapat hasil salmonella typosa pada urine dan tinja, jika pada pemeriksaan
selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil salmonella typosa pada
4. Pemeriksaan widal
Ditemukan titer terhadap antigen O adalah 1/200 atau lebih sedangkan titer
imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh ( Suriadi, 2001 : 283 ).
7. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
2. Penatalaksanaan keperawatan
1999 : 423 ).
8. Komplikasi
1. Pneumonia
2. Hepatitis
3. Kelaianan neurologis
5. Artritis
6. Parotis
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
1) Nama : Nn. H
2) Umur : 18 tahun
Semarang
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : Pelajar
8) Pekerjaan : -
1) Nama : Tn. B
2) Umur : 47 tahun
Semarang
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : SMA
8) Pekerjaan : Swasta
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
curcuma 3x1 gr, coditam 3x1 gr, Zeufor 2x1 gr, Meropenam 3x1 gr,
Pasien mengatakan baru pertama kali dirawat di RS, pasien tidak mempunyai
riwayat alergi obat, dan pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, asma,
c. Tanda-tanda vital
Suhu 38 5 0 C
d. TB/BB : 130 cm / 35 kg
g. Abdomen
5. Data Fokus
Data subyektif
Data Obyektif
b. Tanda-tanda vital
RR : 24 x/menit S : 38 5 0 C
d. Lidah kotor
Ondasentron 3 x 35 mg ( IV )
4. Diagnosa Keperawatan
kurangnya informasi.
5. Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Kriteria hasil :
Intervensi :
anaknya
Intervensi :
6. Implementasi
TD : 100/70 mmHg
15
WIB
TD : 100/70 mmHg
3 – 4 gelas
adekuat.
WIB
anaknya meningkat
disediakan RS
16.00 WIB
Respon pasien :
Respon pasien :
adekuat.
Respon pasien :
Respon pasien
Respon pasien :
adekuat.
Respon pasien :
Respon pasien :
Respon pasien :
7. Evaluasi
A : masalah teratasi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
13.15 WIB
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
4. Evaluasi
2014) sudah teratasi, karena data yang didapat pada evaluasi sudah
tujuan. Menurut Poter & perry (2005) bahwa evaluasi dari pelayanan
BAB III
PENUTUP
A. Pengkajian
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
17).
WIB dengan melalui wawancara observasi langsung pemeriksaan fisik dan untuk
didapatkan data pasien dengan nama An. N dan ibu An.N mengatakan An. N
21
meliputi data obyektif, ibu pasien mengatakan An. N badanya panas + 3 hari ibu
pasien mengatakan An. N mual, muntah IX, ibu pasien mengatakan An. N makan
habis 1/3 porsi ; ibu pasien An. N mengatakan tidak tau mengenai penyakit
anaknya, itu tidak lazim bila dimasukkan data obyektif tetapi juga tidak relevan
jika dimasukkan dalam data subyektif, kecuali ada perubahan perumusan kalimat
menjadi ibu pasien mengatakan An. N megeluh badanya panas, ibu pasien
mengatakan An. N mengeluh mulai muntah IX, ibu pasien mengatakan An. N
makan habis 1/3 porsi, ibu pasien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit
anaknya.
23
dari 37,80C (1000F) oran atau 38,80C (1010F) perectal karena faktor external.
Hal ini muncul berhubungan dengan adanya tanda-tanda infeksi yaitu badan
endotoksin salmonella thypi yang berperan dalam proses inflamasi lokal pada
endotoksinya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada
jaringan yang meradang sehingga terjadi demam (Suriadi, 2001 : 281 – 282,
pasien mengatakan suhu badan An.N panas {suhu 38,50C} pasien sehari
minum + 3-4 gelas, bibir kering, apabila hipertemi tidak segera ditangani akan
tersebut adalah
Hasil evaluasi : masalah pada pasien tersebut dapat teratasi sebagian dengan
hasil evaluasi di dapatkan data suhu tubuh 36,50 C keadaan umum membaik,
mukosa bibir lembab yang sesuai dengan kriteria hasil yang telah didapatkan.
2000: 645).
mual, muntah makan habis 1/3 porsi dari yang disediakan rumah sakit,
diagnosa ini seharusnya belum actual tetapi lebih tepatnya baru resiko karena
antrophometri atau berat badan sebelun dan selama sakit. Namun penulis
hanya menjelaskan adanya data mual dan muntah satu kali saja. Dan diet
24
pasien habis 1/3 porsi berlangsung hanya pada pertama masuk rumah sakit,
urutan ketiga dimana urutan pertama adalah O2 dan yang kedua adalah cairan
dan elekrolit, namun jika masalah tersebut tidak segera ditangani akan
649).
adalah
2000 : 675)
anaknya
DAFTAR PUSTAKA