You are on page 1of 6

PERAN GLUKOSAMIN PADA OSTEOARTRITIS

Pratiwi Utami
Sonny J. R. Kalangi
Taufiq F. Pasiak

Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email: Thy_why_imoet19@yahoo.com

Abstract: Osteoarthritis is a degenerative disease and manifests itself as the most common
type of arthritis affecting older people. This disease can cause significant pain and functional
disability in the affected individuals. The therapy for osteoarthritis is easily available but the
results are without certainty. Symptomatically therapeutic agents such as acetaminophen and
NSAIDs are only beneficial for relieving the symptoms. Unfortunately, these agents can
trigger severe side effects in some patients or may be contraindicated. Glucosamine has been
evaluated in several studies as an agent to relieve pain, increase functional activity, and slow
the progression of osteoarthritis, especially in the knees. Studies have reported some
improvement in pain and disability in osteoarthritic patients related to the use of glucosamine.
Based on the current evidence, a combination of glucosamine sulfate and chondroitin sulfate
shows the greatest potential as a therapeutic intervention for patients who might risk side
effects from other oral medications currently in vogue. However, research is still needed to
explore the benefits of glucosamine or its combination forms in order to ensure safety for
long-term use.
Keywords: osteoarthritis, glucosamine, pain.

Abstrak: Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan rasa nyeri dan
cacat fungsional pada individu yang terkena dan umumnya mempengaruhi lanjut usia.
Kemajuan dalam pengobatan osteoartritis relatif tersedia tetapi belum secara pasti untuk
mengobatinya. Terapi andalan seperti asetaminofen dan obat NSAID hanya untuk mengobati
gejala, tetapi dapat memicu efek samping yang parah pada pasien atau mungkin merupakan
kontraindikasi. Beberapa studi mengemukakan glukosamin sebagai agen untuk
menghilangkan rasa nyeri, meningkatkan aktivitas fungsional, dan memperlambat
progresivitas osteoarthritis, terutama pada lutut. Juga telah dilaporkan perbaikan dalam rasa
nyeri dan kecacatan yang terkait dengan penggunaan glukosamin baik sebagai agen tunggal
maupun bentuk kombinasi glukosamin sulfat dengan kondroitin sulfat. Penggunaan produk
kombinasi tersebut tampaknya memiliki potensi besar untuk pasien yang berisiko akibat efek
samping terapi oral. Masih dibutuhkan penelitian lanjut mengenai manfaat dan kemanan
glukosamin terutama pada pemakaian jangka panjang.
Kata kunci: osteoartritis, glukosamin, nyeri.

Ilmu kedokteran selalu berusaha memper- mukan berbagai macam penyakit dan peng-
panjang dan memperbaiki kualitas kehidup- obatannya. Berbagai penelitian dilakukan
an manusia baik dalam segi pencegahan dan dikembangkan. Sebagaimana contoh,
ataupun pengobatan. Pengobatan yang ce- Bagaimana manusia bisa dapat mencegah,
pat dan tepat diarahkan sebagai tujuan khu- memperbaiki ‘meremajakan’ kembali sel-
sus memerangi berbagai macam jenis pe- sel yang sudah tua sehingga dapat lebih a-
nyakit dalam masyarakat.1,2 wet dan lama untuk dapat mendukung ke-
Segala upaya dilakukan untuk mene- hidupan.1

S29
S30 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S29-34

Penyakit sendi yang merupakan salah melalui fermentasi dari biji-bijian seperti
satu sampel penyakit degeneratif adalah os- jagung atau gandum.5
teoartritis. Kondisi di mana sendi terasa Glukosamin pertama kali ditemukan
nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul pada tahun 1876 oleh Georg Ledderhose
karena gesekkan ujung tulang penyusun melalui hidrolisis kitin dengan asam klorida
sendi. Hilangnya fungsi sendi menyebab- pekat. Stereokimia ini tidak sepenuhnya di-
kan gangguan aktifitas dan mengurangi ku- definisikan sebelum disempurnakan oleh
alitas hidup.3,4 Walter Haworth 1939. D-Glukosamin
World Health Organization melapor- dibuat secara alami dalam bentuk
kan 40 persen penduduk dunia lansia akan glukosamin-6-fosfat, dan merupakan pre-
menderita osteoartritis lutut, dari jumlah kursor biokimia dari semua yang
tersebut, 80 persen mengalami keterbatasan mengandung nitrogen gula secara khusus,
gerak sendi.4 glukosamin-6-fosfat disintesis dari fruktosa
Glukosamin merupakan indikator yang 6-fosfat dan glutamin oleh deaminase
direkomendasikan sebagai alternatif pe- glukosamin-6-fosfat sebagai langkah per-
nyembuh. Namun pada beberapa pelitian tama dari jalur biosintesis hexosamine.
ditemukan fakta bahwa glukosamin bukan Pada produk akhir dari jalur ini dihasilkan
merupakan penyembuh melainkan hanya uridin difosfat N-asetilgluko-samin (UDP-
suplemen yang memberikan efek kecil pada GlcNAc), yang kemudian digunakan untuk
proses perbaikan sendi.5 membuat glikosaminoglikan, proteoglikan,
dan glikolipid.6,7
GLUKOSAMIN Gambar 1 menjelaskan skema dari
jalur biosintesis heksosamin. Glukosamin
Glukosamin merupakan gula amino dan diproduksi dalam tubuh melalui jalur
prekursor penting dalam sintesis biokimia biosintesis heksosamin. Dalam jalur ini,
protein, glikosilasi dan lipid. Dalam indus- glukosa memasuki sel melalui transporter
tri, glukosamin diproduksi secara komersial glukosa dan fruktosa di metabolisme untuk
oleh hidrolisis eksoskeleton krustasea atau fruktosa-6-fosfat oleh suatu heksokinase.8

Gambar 1. Jalur biosintesis heksosamin. Pusat peran asetilglukosamin-6-fosfat (GlucN-6-P) dalam


metabolisme gula amino dan sintesis proteoglikan, glikolipid, dan glikoprotein. Singkatan: Gluc=
Glukosa; Gluc-6-P= Glukosa-6-fosfat; Fruc-6-P= Fruktosa-6-fosfat; GlucN= Glukosamin;
GlucNAc-6-P = asetilglukosamin-6-fosfat; GlucNAc-1-P= asetilglukosamin-1-fosfat; UDP= uridin;
GluN= Glutamine; GFAT= Glutamin: fruktosa-6-fosfat-amidotransferase.8
Utami, Kalangi, Pasiak; Peran Glukosamin pada Osteoartritis S31

Fruktosa-6-fosfat bentuk glukosamin-6- Studi praklinis menunjukkan bahwa


fosfat dalam reaksi dikatalisis oleh senyawa ini untuk tulang rawan dan tulang,
glutamin yang membatasi enzim: fruktosa- berfungsi sebagai substrat dan stimulan
6-fosfat-amidotransferase (GFAT) di mana biosintesis proteoglikan. Proteoglikan me-
glutamin berfungsi sebagai donor gugus rupakan komponen penting dari kartilago
amino (Schleicher & Weigert, 2000).6,8,9 artikular. Eksogen administrasi glukosamin
Berdasarkan fungsionalnya persendi- dilaporkan dapat menghambat degradasi
an. Glukosamin adalah zat yang secara ala- dan membangun kembali jaringan tulang
mi memperbaiki tulang rawan. Mekanisme rawan yang rusak. Glukosamin meningkat-
kerja glukosamin menghambat sintetis gli- kan sintesis proteoglikan sehingga meng-
kosaminoglikan dan mencegah destruksi hambat kerusakan tulang rawan yang
tulang rawan. Glukosamin merangsang sel- disebabkan oleh osteoarthritis dan mem-
sel tulang rawan untuk pembentukan bantu menjaga keseimbangan antara proses
proteoglikan dan kolagen yang merupakan katabolik dan anabolik tulang rawan.11
protein esensial untuk memperbaiki fungsi
persendian.10
OSTEOARTRITIS
Gambar 2 memperlihatkan struktur
atau rangkai kimia glukosamin yang ber- Osteoartritis adalah penyakit yang me-
ikatan membentuk rumus molekul lemahkan sendi diarthrodial progresif yang
6 berhubungan dengan penuaan. Pada tingkat
“C6H13NO5”, yaitu:
molekuler, osteoartritis ditandai oleh keti-
dakseimbangan antara anabolik yaitu bio-
sintesis matriks ekstraseluler dan katabolik
yaitu degradasi jalur matriks ekstraseluler
di mana kartilago artikular adalah situs
utama dari cedera jaringan. Karakteristik-
nya menipisnya rawan sendi secara pro-
gresif disertai pembentukan tulang baru
pada trabekula subkondral dan osteofit
pada rawan sendi.12,13
Pada faktor pertumbuhan insulin-like
growth factor-1, protein mengikat dan
mengubah faktor-pertumbuhan beta ber-
kontribusi untuk jalur anabolik termasuk
kompensasi biosintesis protein matriks eks-
traseluler. Jalur katabolik yang diubah oleh
gen sitokin seperti IL-1 dan TNF-alpha
diregulasi pada osteoartritis. Selain itu, IL-
1 dan TNF-alpha downregulate matriks
protein ekstraseluler biosintesis sementara
bersamaan upregulating MMP ekspresi
gen. Ketika MMPs diaktifkan, degradasi
Gambar 2. Struktur glukosamin. matriks ekstraseluler tulang rawan menye-
babkan tingkat MMP inhibitor endogen
tulang rawan tidak dapat mengatur aktivitas
Dalam studi penelitan Kelompok Ker- MMP. Strategi terapi dirancang untuk me-
ja Seleksi Kimia, glukosamin digunakan modulasi ketidakseimbangan antara jalur
secara luas untuk memaksimalkan efek po- anabolik dan katabolik pada osteoartritis
tensial. Namun demikian, tidak ada studi dapat mencakup aktivitas sitokin mene-
toksisitas kronis yang mendukung keaman- tralisir atau ekspresi gen MMP atau jalur
an seperti penggunaan jangka panjang.6 sinyal menghambat yang mengakibatkan
S32 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S29-34

apoptosis bergantung pada aktivitas caspa- metalloprotease seperti stromelisin, kola-


se matang atau mitogen-diaktifkan protein genase dan gelatinase cukup besar. Banyak
kinase (MAPK) aktivitas. Aktivitas MAPK peneliti berpendapat bahwa interleukin-1
muncul penting untuk mengatur apoptosis sangat berperan pada progresivitas kerusak-
kondrosit dan synoviocyte dan gen MMP.14 an rawan sendi. Sitokin ini diproduksi oleh
Peran patofisiologi kartilago artikular sel mononuklear termasuk sel sinovia. IL-1
dimainkan sel ekstra seluler matriks inter- akan menstimulasi sintesis dan sekresi dan
aksi, yang dimediasi oleh integrin permu- stromelisin, kolagenase, gelatinase dan
kaan sel. Dalam pengaturan fisiologis, inte- tissue plasminogen aktivator. Diduga
grin memodulasi sel / ECM sinyal, penting jumlah reseptor II-1 pada kondrosit sangat
untuk mengatur pertumbuhan dan diferen- meningkat,sehingga meningkatkan sensitiv-
siasi dan mempertahankan homeostasis tu- itas terhadap IL-1. Growth factor berperan
lang rawan. Selama osteoatritis, ekspresi pada proses perbaikan, faktor pertumbuhan
integrin yang abnormal mengubah sel/ ini akan memodulasi metabolism kondrosit
ECM dan memodifikasi sinyal sintesis kon- baik pada faktor katabolik rnaupun pada
drosit, dengan ketidakseimbangan pada faktor anabolik. Growth factor tidak hanya
destruktif sitokin selama faktor regulasi. meningkatkan sintesa proteoglikan, tetapi
IL-1, TNF-alpha dan pro-katabolik juga mengurangi reseptor II-1 pada kon-
mengaktifkan degradasi sitokin enzimatik drosit dan menurunkan degradasi proteo-
pada matriks tulang rawan dan tidak glikan. Kualitas rawan sendi yang diper-
diimbangi dengan sintesis yang memadai baiki umumnya tidak sebagus rawan sendi
inhibitor.11,14 normal dalam menghadapi tekanan meka-
Enzim utama yang terlibat dalam ke- nik dan akhirnya sintesis proteoglikan akan
rusakan ECM metalloproteinase (MMP), merosot, kondrosit tidak mampu lagi me-
yang secara berurutan diaktifkan. Aktivitas melihara rawan sendi dan terjadilah sta-
MMP sebagian dihambat oleh inhibitor ja- dium akhir dari osteoarthritis yang disertai
ringan MMPs (TIMPs), yang sintesis ren- dengan hilangnya seluruh rawan sendi.14,15
dah dibandingkan dengan produksi MMP
pada osteoartritis tulang rawan.10
Menarik adalah peran faktor pertum-
buhan seperti TGF-beta, IFG, BMP, NGF,
dan lain-lain, yang tidak hanya memper-
baiki kerusakan jaringan yang disebabkan
oleh faktor-faktor katabolik, tapi memain-
kan peran penting dalam patogenesis osteo-
artritis.13

RAWAN SENDI PADA OSTEO-


ARTRITIS
Pada osteoartritis hilangnya rawan
sendi merupakan titik sentral, rawan sendi
secara bertahap akan mengalami degradasi
dengan penurunan progresif jumlah proteo-
glikan. Oleh karena sintesis proteoglikan Gambar 3. Perbandingan antara kartilago
kolagen dan hialuronan meningkat pada normal (atas) dan kartilago athritis (bawah).
osteoartritis, berarti aktivitas kataboliknya (Dr. Nelson’s osteoarthritis page.dikutip dari 12
sangat tinggi. Walaupun mungkin peng-
gunaan sendi berlebih merupakan factor
terjadinya kehilangan rawan sendi tetapi Pada Gambar 3 terlihat gambaran
peranan lisozom protease (Cathepsin) dan permukan sendi dengan bentuk kartilago
Utami, Kalangi, Pasiak; Peran Glukosamin pada Osteoartritis S33

tebal dan sehat pada kartilago normal positif dalam meringankan rasa nyeri dan
(atas); dan gambaran permukaan sendi memperbaiki sendi tulang penderita osteo-
dengan bentuk kartilago yang menipis pada artritis. Walaupun tidak secara signifikan,
kartilago artritis (bawah).16 namun keputusan untuk menggunakan glu-
kosamin sebagai terapi simptomatik utama
ataupun glukosamin beserta kombinasinya
PERAN GLUKOSAMIN PADA
pelan-pelan sudah mulai membuahkan
OSTEOARTRITIS
hasil.
Glukosamin merupakan senyawa ala-
mi yang terdapat dalam tubuh, terutama DAFTAR PUSTAKA
pada jaringan penghubung dan jaringan
tulang rawan. Glukosamin terbukti dapat 1. Tapan E. Telah terbit Majalah Cermin
Dunia Kedokteran (CDK) edisi khusus
men-stimulasi produksi tulang rawan dan
mengenai STEM CELL [discussion list
meng-hambat enzim yang menghancurkan on the Internet]. 2006 Oct 6 [cited 2009
tulang rawan.10 May 26]. Available from:
Osteoartritis adalah hasil dalam kata- http://tech.dir.groups.yahoo.com/group/
bolisme proteoglikan progresif dari tulang stemcell_indonesia/message/488.
rawan karena ketidakseimbangan antara 2. Misnadiarly. Osteoatritis Penyakit Sendi
sintesis dan degradasi. Pada penurunan pada Orang Dewasa dan Anak. Jakarta:
relatif dalam tulang rawan, proteoglikan Pustaka Popular Obor, 2010; p.11-3.
mengubah afinitas dari matriks tulang ra- 3. Briliantono S. Osteoatritis. Jakarta: Halimun
wan untuk mempermuda kemampuan H2O Medical Center, 2011; p.7-8.
untuk mengalir ke dalam atau di luar per- 4. Partono M. Osteoartritis [homepage on the
Internet]. Nodate [cited 2009 May 26].
mukaan sendi. Telah ditunjukkan perubah-
Available from: www.http://
an struktural dalam komposisi molekul- mukipartono.com/.
molekul ini memiliki dampak negatif pada 5. Yuliarti N. A to Z Food Supplement. Andi
sifat biomekanis artikular tulang rawan de- Offset, 2009; Suppl 1: 2.
wasa normal dan cairan sinovial. Perubah- 6. Pantjita H. Metabolisme karbohidrat. In:
an dalam struktur molekul membuat arti- Henra U, editor. Ikhtisiar Biokimia
kular rentan terhadap efek dari kekuatan Dasar B. Jakarta: Balai Penerbit
tekan, tarik dan geser yang terjadi selama Fakultas Kedokteran UI, 2006; p.41-2.
gerak sendi kartilago normal.11,14 7. McColl G. Glukosamin untuk asteoatritis
Secara teoritis, administrasi eksogen lutut. Aust prescr. 2004;27:61-3.
dari glikosaminoglikan, misalnya glukosamin 8. Robert M, Daryl G, Victor R.
Glikoprotein. Dalam: Anna P, Bani,
sulfat untuk kondrosit akan memperbaiki
Tiara S, editors. Biokimia Harper
ketidakseimbangan antara sintesis dan de- (Edisi Keduapuluh Lima). Jakarta:
gradasi tulang rawan. Hal ini secara teoritis ECG, 2003; h.644-662.
mencegah kerusakan lebih lanjut pada tu- 9. Robbert M, Frederick K. Matriks ekstrasel.
lang rawan artikular sendi osteoartritis. In: P Anna, Bani, S Tiara, editors.
Glukosamin mengambil bagian dalam sin- Biokimia Harper (Edisi Keduapuluh
tesis glikosaminoglikan dan proteoglikan Lima). Jakarta: ECG, 2003; p.662-669.
oleh kondrosit. Glukosamin berfungsi se- 10. Isbagio H. Struktur dan biokimia tulang
bagai substrat untuk biosintesis kondroitin rawan sendi. In: Sudoyo AW,
sulfat, asam hialuronat dan makromolekul Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
lain yang terletak dalam matriks tulang ra- Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam (Edisi Kelima).
wan.6,10
Jakarta: Interna Publishing, 2009;
p.2382-4.
SIMPULAN 11. Isbagio H. Struktur rawan sendi dan
perubahannya pada osteoatritis. Cermin
Beberapa hasil penelitian menunjuk- Dunia Kedokteran. 2000;129:6.
kan bahwa glukosamin mempunyai efek 12. Gartner PL, Hiatt JL, Strum JM. Tulang
S34 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S29-34

rawan dan tulang. In: Saputra L, editor. Keempat). Jakarta: Pusat Penerbitan
Essential Biologi dan Histologi. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK
Jakarta: Binarupa Aksara, 2011; p.127- UI, 2006; p.1093-262.
46. 15. Dr. Nelson’s osteoarthritis page [homepage
13. Ceasario M. Osteoarthritis lutut on the Internet]. 2009 [updated 2009
[homepage on the Internet]. 2009 [cited Sep 16; cited 2011 Jul 18]. Available
2011 Jul 18]. Available from: http://
from: http://www. allaboutarhritis.com.
www.medicalera.com/info.
16. Hilmy CR. Kelainan degeneratif dari sendi
14. Isbagio H. Struktur dan biokimia tulang
rawan sendi. In: Sudoyo AW, dari jaringan yang berhubungan. In:
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Soelarto L, editor. Kumpulan Kuliah
Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara,
Penyakit Dalam Jilid II (Edisi 2010; p.536-9.

You might also like