You are on page 1of 13

Muhamad Fauzan Birawanto (155020307111049)

Muhamad Bintang Ramadhan (155020307111037)

RINGKASAN MATERI KULIAH BAB 2 “DASAR-DASAR PERILAKU


INDIVIDU”

PERILAKU INDIVIDU

 Bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi.

 Individu membawa sifat / ciri khas sikap ke dalam tatanan organisasi seperti
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa
lalunya.

 Perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara


berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya

 Pendekatan yang sering dipergunakan pendekatan kognitif, reinforcement, dan


psikoanalitis.

Penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari penekanan, penyebab timbulnya,


proses, kepentingan masa lalu, tingkat kesadaran, dan data.

1) Penekanan

a) Pendekatan kognitif, menekankan mental internal seperti berpikir dan


menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih
penting dari lingkungan itu sendiri.

b) Pendekatan penguatan, menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku


manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat
menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.

c) Pendekatan psikoanalitis, menekankan peranan sistem personalitas di dalam


menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya
sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2) Penyebab timbulnya perilaku


a) Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau
ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi
tentang lingkungan.

b) Pendekatan penguatan, perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik


sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.

c) Pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions)


yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

3) Proses

a) Pendekatan kognitif, bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah


proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang
ada. Dan akibat ketidak sesuaian dalam struktur menghasilkan perilaku yang
dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.

b) Pendekatan penguatan, lingkungan yang beraksi dalam diri individu


mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi
lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa
mendatang.

c) Pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id


kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

4) Kepentingan masa lalu

a) Pendekatan kognitif, tidak memperhitungkan masa lalu tetapi menentukan


struktur kognitif. Perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang

b) Pendekatan penguatan, bersifat historic. Suatu peristiwa masa lalu sangat


mempengaruhi

c) Pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu


penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id,
Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa
lalu.
5) Tingkat kesadaran

a) Pendekatan kognitif, kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir


dan memahami, dipertimbangkan sangat penting.

b) Pendekatan penguatan, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak.Aktifitas


mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku
yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat
menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.

c) Pendekatan psikoanalitis, hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak


sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan
perilaku.

6) Data

a) Pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.

b) Pendekatan penguatan, stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang
dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana
teknologi.

c) Pendekatan psikoanalitis, ata ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti


penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi
bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

Perilaku individu dalam organisasi adalah :

1. Produktivitas kerja

2. Kepuasan kerja

3. Tingkat absensi

4. Tingkat turnover
PEMBELAJARAN

Ada beberapa teori pembelajaran perilaku, antara lain sebagai berikut :

1) Pengkondisian klasik, suatu tupe pengkondisian dimana seorang individu


menanggapi beberapa rangsangan yang tidak akan selalu menghasilkan respon
yang sama.

2) Pengkondisian operan, suatu tipe pengkondisian dimana perilaku sukarela yang


diinginkan menyebabkan suatu penghargaan atau mencegah suatu hukuman.

3) Pembelajaran sosial, yaitu bahwa orang dapat belajar melalui pengamatan dan
pengalaman langsung. Sering juga disebut teori pembelajaran sosial, ada
proses-proses yang harus dialami didalamnya agar pembelajaran berlangsung
baik, yaitu : proses perhatian, proses penahanan, proses reproduksi motor, proses
penguatan.

Kemudian ada 4 jenis pembentukan perilaku yaitu :

1) Penguatan positif : bila suatu respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan,
misalnya pujian.

2) Penguatan negatif : bila suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau ditarik
kembalinya sesuatu yang tidak menyenangkan, misalnya berpura-pura bekerja
lebih rajin sangat pengawas berkeliling.

3) Hukuman : mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha
untuk menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya : Penskorsan

4) Pemunahan : menyingkirkan penguatan apa saja yang mempetahankan perilaku.


Misalnya tidak mengabaikan masukan dari bawahan akan menghilangkan
keinginan mereka untuk menyumbangkan pendapat.

JADWAL PENEGASAN/PENGUATAN
1) Penegasan berkelanjutan, menegaskan perilaku yang diharapkan setiap kali dan
setiap waktu penegasan tersebut dilakukan. Contohnya, seseorang yang memiliki masalah
dengan tiba tepat waktu di kantor. Setiap kali tidak terlambat, manajer dapat memuji karyawan
tersebut karena telah melakukan perilaku yang diharapkan

2) Penegasan berkala, menegaskan suatu perilaku yang diinginkan yang cukup sering
menyebabkan perilaku tersebut diulangi, namun tidak setiap saat ditunjukkan

Penegasan berkala terbagi lagi menjadi :

1) Jadwal interval, tergantung kepada seberapa banyak waktu yang telah berlalu sejak
penegasan sebelumnya. Jadwal interval tetap, contohnya mendapatkan imbalan kerja
atas dasar mingguan, bulanan, anda diberi penghargaan berdasar jadwal penegasan
interval tetap. Jadwal interval variabel, contohnya dosen mengadakan kuis dadakan
dan kuis tersebut memiliki proporsi 20 persen atas nilai akhir.

2) Jadwal ratio, seberapa banyak respons yang dibuat oleh subjek. Jadwal ratio tetap,
contohnya upah untuk seorang penjahit dalam suatu pabrik pakaian adalah $7 per lusin,
penegasan ditetapkan berdasarkan jumlah pakaian yang dijahit. Setelah setiap lusin
terjahitkan, seorang penjahit telah mendapatkan $7. jadwal ratio variabel,
contohnya tenaga penjualan yang memperoleh imbalan kerja berdasarkan komisi

PROGRAM MODIFIKASI PERILAKU

Program modifikasi perilaku yang umum mengikuti sebuah model lima langkah pemecahan
masalah :

1) Mengidentifikasi perilaku penting yang memiliki dampak signifikan terhadap kinerja


karyawan.

2) Membutuhkan manajer untuk mengembangkan sejumlah data kinerja lini dasar.

3) Melakukan analisis fungsional untuk mengindetifikasi kemungkinan atau


konsekuensi perilaku dari kinerja.
4) Memngembangkan dan menerapkan sebuah strategi intervensi untuk menguatkan perilaku
kinerja yang diharapkan dan melemahkan perilaku yang tidak diharapkan.

5) Mengevaluasi perbaikan kinerja.

Program modifikasi perilaku telah digunakan oleh sejumlah organisasi untuk meningkatkan
produktivitas karyawan, untuk mengurangi kesalahan, ketidakhadiran, keterlambatan,
tingkat kecelakaan, dan untuk meningkatkan keramahan kepada pelanggan

DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU

Dasar-dasar perilaku individu terdapat beberapa variabel-variabel sebagai berikut:

(1) Karakteristik biografis, (2) kemampuan, dan (3) pembelajaran

1) Karakteristik biologis

a) Usia, usia akan sedikit banyak mempengaruhi produktivitas, dimana ada


keyakinan bahwa semakin tua seseorang produktivitasnya akan merosot,
missal dalam hal kecepatan, kekuatan, kecekatan dan koordinasi. Namun
kesimpulan yan wajar menyebutkan jika ada kemerosotan karena usia sering
diimbangi dengan pengalaman.

b) Jenis kelamin, Tidak ada perbedaan yang konsisten pria-wanita dalam


memecahkan masalah, keterampilan analisis, motivasi, dan kemampuan
belajar, dan ada study yang menyatakan bahwa wanita lebih bersedia
memenuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan besar kemungkinan dari
wanita dalam memiliki pengharapan. Namun dalam hal produktivitas tidak
begitu berbeda.

c) Status perkawinan, memaksakan peningkatan tanggung jawab membuat


pekerjaan lebih penting, dan sangat mungkin kepuasan dan ketekunan ada
pada karyawan yang menikah dari pada yang bujangan.

d) Masa kerja, masa kerja merupakan variable yang penting dalam keluar
masuknya karyawan.
2) Kemampuan

 Merupakan kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu


pekerjaan.

 Kinerja meningkat apabila ada kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan.

 Karyawan akan gagal apabila mereka kekurangan kemampuan yang disyaratkan

 Kemampuan intelektual dan atau fisik diperlukan untuk kinerja yang memadai
pada suatu pekerjaan bergantung pada persyaratan kemampuan dari pekerjaan itu.

 Bila kemampuan jauh melampaui persayaratan pekerjaan bisa jadi kinerja akan
memadai, serta kemerosotan dalam kepuasan kerja.

Kemampuan dari seorang individu terdapat 2 kemampuan :

1) Kemampuan intelektual, kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan


kegiatan mental, misalnya berpikir, menganalisis, memahami, yang mana dapat
diukur dalam bentuk tes IQ. Setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda.
Dalam kemampuan intelektual terdapat 7 dimensi kemampuan intelektuak
seseorang :

a) Kemampuan berhitung, Kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat dan


akurat. Contohnya akuntan menghitung pajak penjualan pada serangkaian
barang

b) Pemahaman verbal, Kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar.


Contohnya manager pabrik mengikuti kebijakan perusahaan pada perekrutan

c) Kecepatan memaknakan, mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan visual


secara tepat dan akurat. Contohnya penyelidik kebakaran :mengidentifikasi
petunjuk untuk mendukung tuntutan kebakaran secara sengaja

d) Penalaran induktif, mengidentifikasi urutan logis dalam sebuah masalah dan


kemudian memecahkan masalah tersebut. Contohnya periset pasar
meramalkan permintaan untuk sebuah produk pada periode waktu
selanjutnya
e) Penalaran deduktif, menggunakan logika dan menilai implikasi dari sebuah
argumen. Contohnya pengawas memilih antara 2 saran berbeda yang ditawarkan oleh
karyawan

f) Daya bayang ruang, membayangkan bagaimana sebuah objek akan terlihat


bila posisinya dalam ruang diubah. Contohnya dekorator
interior :mendekorasi ulang sebuah kantor

g) Daya ingat, menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu. Contohnya


adalah penjual mengingat nama-nama pelangganya.

Kecerdasan intelektual dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian atau multiple
intelejensi seperti :

a) Kognitif, dapatt diukur oleh IQ

b) Sosial, kemampuan berinteraksi

c) Emosi, kemampuan identifikasi, memahami, megelola emosi

d) Kebudayaan, kesadaran akan keragaman budaya dan menjalan fungsi


lintas budaya

2) Kemampuan fisik, kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,


keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. Contoh : pekerjaan yang menuntut stamina,
ketangkasan fisik, kekuatan kaki, atau bakat-bakat serupa yang membutuhkan manajemen
untuk mengidentifikasi kemampuan fisik seorang karyawan.

Faktor Kekuatan :

a) Kekuatan dinamis,

b) Kekuatan tubuh

c) Kekuatan statis

d) Kekuatan eksplosif
Faktor Fleksibilitas :

e) Fleksibilitas luas

f) Fleksibilitas dinamis

Faktor lainnya :

g) Koordinasi tubuh

h) Keseimbangan tubuh

i) Stamina

KESESUAIAN KEMAMPUAN DENGAN PEKERJAAN

Kemampuan intelektual atau fisik atau fisik tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan memadai bergantung pada perseyaratan kemampuan dari pekerjaan tersebut.
Sebagai contoh, seorang pilot pesawat terbang membutuhkan kemampuan visualisasi
spasial yang kuat; seorang petugas penjaga pantai membutuhkan kemampuan
visualisasi spasial yang kuat dan koordinasi tubuh yang baik; eksekutif senior membutuhkan
kemampuan verbal yang baik; pekerja konstruksi di tempat tinggi membutuhkan kesimbangan yang
baik; dan jurnalis membutuhkan kemampuan bernalar yang baik. Jadi, baik atau tidaknya kinerja
karyawan bergantung pada interaksi antara kemampuan karyawan dengan persyaratan kemampuan
dari pekerjaan yang bersangkutan.

Namun, jika tidak ada kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan, maka
kemungkinan akan gagal. Misalnya, kita dipekerjakan sebagai seorang pemroses kata,
dan kita tidak memenuhi persyaratan dasar mengetik dengan keyboard, maka kinerja
kita akan buruk meskipun kita bersikap positif dan memiliki motivasi tinggi.

Akan tetapi, apabila kemampuan yang dimiliki karyawan jauh melebihi persyaratan
kemampuan pekerjaan, maka prediksi kita bisa berbeda. Kinerja karyawan mungkin memadai,
tetapi akan terdapat ketidakefisienan dan penurunan tingkata kepuasan karyawan.
Ketidakefisienan ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa bayaran cenderung
mencerminkan tingkat keterampilan karyawan. Bila kemampuan seorang karyawan jauh melampaui
dari yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut, maka manajemen akan membayar lebih
daripada yang harus dibayar, atau dengan kata lain biaya gaji yang harus dikeluarkan menjadi
bertambah besar (tidak efisien). Kemampuan yang sangat jauh di atas dari yang diperlukan juga
dapat mengurangi kepuasan kerja karyawan, terutama ketika keinginan karyawan untuk
menggunakan kemampuannya cukup kuat dan ia merasa frustasi dengan batasan pekerjaan
tersebut.

PERILAKU ORGANISASI POSITIF

 POB berasal dari gerakan psikologi positif

 Sebagai “studi dan aplikasi dari kekuatan sumberdaya manusia positip dan
kapasitas psikologis yang dapat diukur, dikembangkan dan dikelola secara efektif
untuk meningkatkan kinerja di tempat kerjaerasal dari gerakan psikologi positip

Psikologi positif :

1) Pengalaman subyektif yang berharga, contohnya perlakuan yang baik,


kesenangan hati, kepuasan (di masa lalu), harapan dan optimisme (utk masa
depan), dan kelancaran dan kebahagiaan (sekarang)

2) Karakter individu yang positip, kapasitas untuk mencintai dan bekerja,


keberanian, keahlian interpersonal, daya tahan, memaafkan, orisinilitas, talenta,
kebijakan.

3) Kepentingan dan institusi umum yg membuat individu menjadi warga negara


yang lebih baik, tanggung jawab, pemeliharaaan, kewarganegaraan, toleransi,
moderat, dan etika kerja

6 PERILAKU ORGANISASI POSITIF

1) Optimisme

 Sikap selalu mempunyai harapan baik di segala hal


 Termotivasi maupun memotivasi terbukti bukan hanya sebagai bagian dari sifat
alami manusia , tetapi juga memberi kontribusi pada perbedaan individu.

2) Harapan

 Menyangkut keseluruhan persepsi bahwa seseorang dapat mencapai tujuannya

 Harapan mencakup dua elemen dasar yaitu kekuatan keinginan atau willpower
dan kekuatan jalan atau waypower.

 Orang yang mempunyai harapan dalam profesi yangpenuh tekanan akan


berkinerja lebih baik

 Perusahaan dengan SDM yang berharapan tinggi adalah perusahaan yang lebih
profitabel, dan mempunyai tingkat kepuasan serta komitmen karyawan lebih
besar

3) Kebahagiaan

 Digunakan bergantian dengan SWB (Subjective Well-being) yaitu sisi afektif


seseorang (suasana hati dan emosi) dan evaluasi kognitif kehidupan mereka

4) Resiliensi

 Resiliensi dipandang sebagai “kapasitas untuk memikul kesukaran, konflik,


kegagalan, atau bahkan kejadian positif, kemajuan, dan tanggung jawab yg
meningkat”

 Kapasitas untuk memikul itu mencakup fleksibilitas, penyesuaian, kemampuan


adaptasi, dan responsif secara terus menerus thd perubahan dan ketidakpastian

5) Kecerdasan Emosi

 Emosi adalah bagaimana orang merasakan sesuatu. Jadi emosi merupakan reaksi
terhadap sebuah obyek

 Emosi dapat dibedakan menjadi dua yaitu Emosi positif, berupa cinta/afeksi,
bahagia/gembira dan Emosi negatif, berupa sedih, marah, muak, dan malu
6) Efikasi Diri

 Mengacu pada keyakinan individu (atau konfidensi) mengenai kemampuannya


untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang
diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu

 Efikasi diri spesifik, merefleksikan keyakinan seseorang untuk menyelesaikan


tugas spesifik dan kognisi khusus situasi .

 Efikasi diri umum, menyelesaikan tugas di berbagai situasi dengan berhasil

Sumber efikasi diri :

1) Pengalaman Penguasaan atau Pencapaian Kinerja, pengalaman yang diperoleh


lewat usaha terus menerus membentuk efikasi yang kuat dan fleksibel. Efikasi
yang dibangun dari kesuksesan yang datang dg mudah akan mudah berubah pula

2) Pengalaman Pribadi atau Pemodelan, keberhasilan atau kegagalan orang lain


(model) yang diamati akan berpengaruh pada efikasi seseorang.

3) Persuasi Sosia, dapat digunakan untuk membentuk efikasi diri dengan


memberikan informasi obyektif dan melakukan beberapa tindakan tindak lanjut.

4) Peningkatan Fisik dan Psikologi, jika individu berada pada kondisi fisik dan
mental yang sehat, maka hal itu merupakan titik awal yang baik untuk
membangun afikasi

You might also like