Professional Documents
Culture Documents
Laporan DK 3 Dids
Laporan DK 3 Dids
BAB I
PENDAHULUAN
Pada sistem permesinan kapal (mesin utama /mesin induk dan mesin bantu)
memerlukan sistem layanan permesinan agar mesin utama dan mesin bantu tersebut dapat
dioperasikan.sistem layanan permesinan tersebut berupa:
1. Sistem bahan bakar
2. Sistem pelumas
3. Sistem pendingin
4. Sistem starting
5. Sistem pompa
Dalam perancangan kamar mesin kapal,hal yang di lakukan adalah:
1. Mencari brosur mesin kapal guna untuk menentukan nilai HP/KW dari mesin kapal
yang akan di gunakan,serta untuk mengetahui dimensi utama mesin dan specific
comsumpsion bahan bakar dari mesin itu sendiri.
2. Menentukan kebutuhan pelayaran di atas kapal,seperti:
Air tawar
Bahan bakar
Ballast
Pelumas
Diesel oil
3. Dengan cara menghitung volume tangki yang di butuhkan, untuk volume tangki harian
(daily tank) air tawar,pelumas,diesel dan tangki settling pada bahan bakar dapat di
tentukan dengan cara membagi volume tangki yang di butuhkan dengan lama
pelayaran.dari hasil perhitungan itu kita dapat menentukan dimensi tangki harian.
4. Untuk volume tangki harian bahan bakar dapat di tentukan dengan melihat specific
comsumpsion bahan bakar dari brosur mesin yang di peroleh tadi,kemudian di peroleh
jumlah ton bahan bakar dalam 1 round trip,perlu di ketahui bahwa jenis bahan bakar itu
tergantung jenis mesin.
5. Menggambar perletakan peralatan di kamar mesin seperti perletakan mesin induk,mesin
bantu,kompresor,pompa,cooler dan peralatan lainnya.
6. Menentukan daya kompresor dan daya pompa,setelah itu cari brosur kompresor dan
brosur pompa.
7. Setelah daya pompa,kompresor dan peralatan yang menggunakan listrik lainnya telah di
tentukan maka dapat kita peroleh daya generator yang akan di gunakan
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana cara mendesain kamar
mesin agar komponen-komponen yang ada di dalamnya dapat berfungsi seoptimal
mungkin dengan menggunakan ruangan yang sekecil-kecil mungkin .
Agar pembahasan dalam laporan ini tidak meluas, maka perlu diberi batasan
anatara lain sebagai berikut :
BAB.I PENDAHULUAN
Membahas mengenai sistem layanan permesinan kapal yang terdiri atas sistem
start, sistem bahan bakar, sistem pelumas, sistem pendingin, sistem instalasi listrik, sistem
distribusi fluida yang meliputi sistem perpipaan dan sistem pemompaan.
Pada bab III menyajikan ukuran utama dan koefisen utama kapal
BAB.IV PEMBAHASAN
BAB.V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada dasarnya kapal terdiri atas beberapa sistem yaitu sistem permesinan
kapal yang merupakan alat penggerak kapal, sistem instalasi listrik yang berfungsi
sebagai penyedia listrik yang dibangkitkan oleh generator dan disalurkan melalui kabel-
kabel menuju ke suatu sistem panel untuk berbagai keperluan misalnya untuk peralatan
navigasi, penerangan dan penggerak pompa, sistem ditribusi fluida yang melayani
penyaluran fluida dari tempat yang satu ke tempat lainnya di atas kapal dan terdiri atas
system instalasi perpipaan dan system pemompaan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kamar mesin adalah sebagai
berikut :
1. Ukuran dari kamar mesin, sehingga diketahui luas ruangan dan volume ruangan.
2. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan, hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil
perhitungan–perhitungan dan ketentuan–ketentuan yang lain yang telah mendapat
persetujuan dari Biro Kalsifikasi yang ditunjuk.
3. Jumlah unit peralatan, dan ukuran dari peralatan-peralatan tersebut, hal ini sangat
mendukung perhitungan pengoperasian kapal tersebut. Secara umum peralatan-
peralatan yang ada di dalam kamar mesin terdiri dari :
Mesin utama (Main engine), berfungsi sebagai penggerak utama baling baling
(propeller) kapal.
Mesin bantu (Auxiliary engine), berfungsi sebagai sumber tenaga listrik yang akan
digunakan untuk semua kegiatan pendukung diatas kapal, seperti untuk penerangan,
penggerak pompa-pompa, penggerak peralatan bongkar muat, alat tambat,
perlengkapan dapur, peralatan navigasi dan peralatan lainnya.
Pompa beserta instalasinya untuk memindahkan cairan yang ada di atas kapal.
Adapun jenis-jenis pompa antara lain sebagai berikut :
a. Pompa Ballast (ballast pump), digunakan untuk mengisi tangki - tangki ballast
apabila kapal dalam keadaan kosong sehingga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan kapal dalam keadaan kosong (tanpa muatan).
b. Pompa Sanitari air laut, Digunakan untuk membersihkan air dari geladak, dan
untuk berbagai keperluan di kamar mandi seperti untuk air mandi dan juga untuk
WC.
c. Pompa Minyak Pelumas, digunakan untuk memompa minyak pelumas dari tangki
induk ke tangki harian untuk keperluan mesin induk dan mesin bantu.
d. Pompa Bahan Bakar, Untuk sistem ini sebenarnya terdapat tiga buah pompa yaitu:
1) Pompa penyuplai bahan bakar, yang berfungsi untuk memompa bahan bakar
dari tangki induk ke tangki harian,
2) Pompa pemindah bahan bakar, yang dengan secara grafitasi bahan bakar
dipompa ke dalam return chamber untuk kemudian dipompa masuk kedalam
kamar mesin
3) Pompa penyuplai minyak diesel, yang berfungsi untuk memompa minyak
diesel dari tangki induk ke tangki harian untuk kebutuhan mesin induk selama
kapal berada di pelabuhan.
e. Pompa Pemadam kebakaran (fire pump), Digunakan dalam keadaan darurat
(terjadi kebakaran) melalui hidran-hidran yang diletakkan sedemikian rupa
sehingga mampu memadamkan kebakaran yang terjadi. Untuk daerah bukaan
geladak seperti pada palka di geladak utama, digunakan sebuah pompa yang
memasok air laut ke hydran yang diletakkan di forecastle, sedangkan untuk ruang
akomodasi digunakan pula pompa yang lain yang menyuplai air laut ke hidran-
hidran yang telah tersedia.
f. Pompa Bilga (bilge pump), Digunakan untuk mengeringkan double bottom dari
air sisa atau air yang masuk kedalam sumur bilga (bilge well).
g. Pompa Air Tawar (fresh water pump), Digunakan untuk mengisi tangki harian
yang berfungsi sebagai penyuplai air tawar untuk keperluan dapur, air minum,
mandi dan mencuci.
h. Pompa Air Tawar Pendingin Mesin induk, digunakan untuk mendinginkan blok
mesin. Untuk perencanaan mesin disini digunakan mesin yang memakai sistem
pendinginan air.
i. Pompa Kotoran (vecal pump), digunakan untuk memompa kotoran–kotoran dari
kamar mandi, ruang cuci, dapur, dan toilet.
j. Kompressor dan botol angin, Fungsi kompressor disini adalah mensupply udara
masuk ke dalam ruang bakar silinder yang kemudian akan bercampur dengan
bahan bakar yang telah diatomisasi, sebagai start awal pada mesin.
k. Sea Chest, digunakan untuk menampung air laut yang diambil langsung dari laut
dengan sistem pembukaan katup untuk berbagai keperluan air laut di atas kapal.
l. Purifier atau filter (Alat pembersih/penyaring), digunakan untuk menyaring zat
cair dari kotoran–kotoran yang memiliki tingkat polusi lebih rendah. Contoh
Pemakaian pada sistem air tawar, yaitu pemompaan dari tangki induk ke tangki
harian.
m. Separator (Mesin pemisah), berfungsi untuk memisahkan zat cair yang satu (yang
memiliki kadar polusi yang tinggi) dengan zat cair yang dapat dibuang langsung
ke laut. Penggunaan separator disini terdapat pada sistem bilga untuk menyaring
kotoran yang terikut masuk dan bercampur dengan kotoran pada sumur bilga, dan
juga pada sistem bahan bakar untuk menyaring kotoran yang terdapat pada sisa
bahan bakar setelah masuk pada tangki di mesin untuk dimasukkan kembali ke
tangki harian.
n. Peralatan pendingin (Cooler), dan lain-lain. Penempatan peralatan disesuaikan
dengan fungsi dan kegunaannya di atas kapal. Untuk pompa peletakannya
disesuaikan dengan fungsinya dan sebaiknya dekat dengan tangki yang akan di
pompa. Sedangkan untuk peralatan lainnya disesuaikan dengan fungsinya dalam
suatu rangkaian instalasi untuk pemindahan cairan di atas kapal.
Pada dasarnya kapal terdiri atas beberapa sistem yaitu sistem permesinan kapal yang
merupakan alat penggerak kapal, sistem instalasi listrik yang berfungsi sebagai penyedia
listrik yang dibangkitkan oleh generator dan disalurkan melalui kabel-kabel menuju ke
suatu sistem panel untuk berbagai keperluan misalnya untuk peralatan navigasi,
penerangan dan penggerak pompa, sistem ditribusi fluida yang melayani penyaluran fluida
dari tempat yang satu ke tempat lainnya di atas kapal dan terdiri atas system instalasi
perpipaan dan system pemompaan. Persyaratan umum dari badan Klasifikasi menetapkan
bahwa untuk pemasangan sistem perpipaan di atas kapal adalah sbb :
1. Semua pipa yang dipasang diharuskan memakai penyangga (support), supaya tidak
terganggu dengan perkembangan kerena panas dan menjaga kedudukan pipa tepat
pada posisinya.
2. Bila ada pipa yang perlu diadakan bengkokan, maka diameter dari diameter dari
suatu bengkokan itu sebesar 3x diameter pipa tersebut dan panjang bengkokan
sedikitnya 8x dari diameter pipa itu sendiri.
3. Pada tempat sistem di kapal itu melalui sekat kedap air, seharusnya pipa tersebut
diikat ke dinding sekat dengan flanges. Pengikatan pipa flanges dengan dindng
sekat dilakukan dengan las atau kelling payung, tidak dibenarkan diikat dengan mur
atau baut.
4. Pipa yang melalui ruang muat (cargo hold), coal bunker, chain locker (selain
kamar boiler) dilindungi dengan kotak pengaman, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya benturan.
5. Menurut peraturan, pipa-pipa tidak diperbolehkan melalui tangki bahan bakar.
Akan tetapi bila tidak dapat dihindarkan, maka dibuatkan selubung pipa (Tunnel)
dengan persyaratan pipa tersebut harus menjalani tekanan hydroulik tiap dua tahun
sekali.
6. Katup pintu (gate valve) dan katup-katup untuk berbagai keperluan didesain
sedemikian rupa sehingga peralatan tersebut dapat menahan masuknya air laut ke
lambung kapal dan sedapat mungkin dipasang di atas kamar mesin dan kamar
boiler.
7. Peralatan katup-katup yang lokasinya di bawah garis sarat air mempunyai pegangan
(handle) yang terpisah yang didesain bahwa handle tersebut dapat digerakkan bila
mana katup tersebut tertutup.
8. Semua sambungan yang berhubungan dengan katup-katup direncanakan
sedemikian rupa sehingga mudah terlihat bahwa peralatan tersebut dalam kondisi
tertutup atau terbuka.
9. Semua pembuangan keluar kotoran (sewage outlets) sedapat mungkin ditempatkan
pada sisi luar kapal yang tidak bersamaan lokasi tempat pompa hisap.
10. Katup buang ((Outlet Opening) disarankan dipasang di belakang katup air laut
masuk (Sea Water Inlet) bila keduanya dipasang pada satu sisi kapal.
11. Semua corong hisap kapal harus dilindungi dengan kisi-kisi atau saringan, untuk
mencegah masuknya kotoran.
12. Semua peralatan hisap dasar (Bottom Inlet Fitting) harus dilengkapi dengan mesin
tekan uap atau angin yang bertekanan tidak kurang dari 3 kg/cm2. Peralatan pada
katup buang (Outlet Opening) yang ada kemungkinan membeku harus dilengkapi
dengan system pemanasan (Steam Heating System).
Elemen-elemen dari perpipaan menjamin hubungan kedap udara antara komponen-
komponen terpisah dan bagian-bagian dari sistim perpipaan. Elemen-elemen perpipaan
terdiri dari :
1. Pipa, dimana elemen ini merupakan unsur utama dari instalasi dan berhubungan antara
ujung pipa dimana fluida diisap ke ujung pipa lain dimana fluida dikeluarkan.
2. Penghubung atau jalur yang berhubungan langsung dengan pemisah pipa dan
komponen-komponen perpipaan secara ke badan kapal. Seperti Flens, percabangan,
sambungan sudut, penerobosan sekat, pelat-pelat geladak dan kopling-kopling.
3. Pemisah hubungan dan pengatur aliran (katup-katup) yang melayani hubungan,
pemutus atau saklar dimana keduanya sebagai pemisah seksi / bagian-bagian dari
sebuah sistim perpipaan.
Pada dasarnya sistim instalasi yang lengkap pada suatu kapal terdiri dari instalasi
listrik, instalasi pipa serta perencanaan letak pompa-pompa di kamar mesin. Energi listrik
pada kapal dibangkitkan lewat sebuah generator arus searah yang akan mengalir melalui
kabel-kabel menuju suatu sistim panel-panel yang juga mengatur instalasi pompa dan
listrik pada kapal.
Generator inilah pada kapal yang biasa disebut dengan Mesin Bantu, yang
jumlahnya adalah tergantung dari jumlah daya yang dipakai oleh sebuah kapal untuk
menjalankan kelistrikan dan pompa – pompa yang ada.
Untuk pompa, jumlah pompa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan apa
saja, cairan yang akan dipindahkan dan lamanya pengisian. Secara umum pompa-pompa di
kapal terbagi atas :
1. Pompa Dinas Umum (General Service Pump), berfungsi untuk melayani kebutuhan
domestik bagi ABK, termasuk keperluan sanitari di atas kapal seperti pompa bilga,
pompa ballast, pompa sanitari, pompa pemadam dan pompa darurat, dalam perencanaan
ini tidak terdapat pompa dinas umum.
2. Pompa untuk shipboard sistem, direncanakan untuk melayani mesin utama dan mesin
bantu, misalnya pompa air pendingin, pompa pemindah bahan bakar, pompa minyak
pelumas, sirkulasi pendingin dan lain-lain.
Pompa-pompa yang biasa digunakan untuk keperluan di atas kapal antara lain :
1. Pompa Sentrifugal digunakan untuk pendingin mesin, ballast, air minum, kebakaran,
sanitari. Pompa yang dipilih berdasarkan pada daya, kapasitas, cairan yang dialirkan
dan lain-lain.
2. Pompa Rotari digunakan untuk pendingin mesin, bongkar muat, ruang emergensi dan
alat kemudi, sirkulasi minyak pelumas. Pompa ini dihubungkan secara vertikal ke tanah
untuk keamanan ruang.
3. Pompa Bolak-balik Otomatis digunakan untuk air minum, kebakaran, sanitari, bahan
bakar. Pompa ini memiliki beberapa keunggulan antara lain kesederhanaan keandalan,
efisiensi yang memuaskan dan lain-lain.
4. Pompa Bolak-balik Jenis Daya digunakan untuk ballast, air minum, kebakaran, bahan
bakar, sanitari.
Dalam perhitungan pompa sebagaimana formula perhitungan daya pompa, kita
mengenal beberapa komponen, antara lain :
1. Kapasitas (Q), yaitu volume cairan yang dipindahkan dalam satuan waktu. Satuannya
adalah m3/jam. kapasitas dipengaruhi oleh jumlah cairan yang dipindahkan, lamanya
pemindahan cairan atau kecepatan cairan. Kecepatan cairan 2,0 m/s.
2. Head (H), yaitu tekanan yang dinyatakan dalam meter kolom zat cair.
Satuannya adalah meter. Head yang dipakai dalam perhitungan adalah head total yang
merupakan keseluruhan head dari pompa yang merupakan penjumlahan dari static
suction lift (tinggi hisap) ditambah static discharge (tinggi tekan) ditambah dengan
friction head (head akibat gesekan sepanjang pipa lurus, kerugian-kerugian akibat
penggunaan katup-katup, bengkokan, sambungan serta pembesaran dan pengecilan
sepanjang instalasi) ditambah velocity head (kehilangan karena kecepatan yang
bergantung pada kecepatan fluida dalam instalasi).
Head total disebut juga head manometric yang biasa tertulis pada setiap pompa,
dari buku “Pompa dan Kompressor” oleh Prof. Dr. Haruo Tahara, dan Ir. Sularso,
hal. 26, diberikan rumus :
(i) H = Hs + Hd + HF (meter)
Dimana :
3.Diesel oil
Diesel oil yang berada pada tangki induk digunakan sebagai cadangan bahan bakar,
apabila bahan bakar yang ada pada tangki bahan bakar habis, karena mesin yang digunakan
hanya menggunakan satu jenis bahan bakar yaitu diesel oil atau marine diesel oil.
4.Ballast
Air laut yang berada pada seachest di pindahkan dengan menggunakan pompa
pemindah, kemudian air laut tersebut di alirkan masuk ke dalam manifold guna untuk
membagi aliran air laut tersebut,selanjutnya air laut tersebut di alirkan ke dalam tangki
ballast guna untuk menjaga stbilitas kapal yang belayar pada kondisi kapal kosong, dan
sistem atau sistem ini merupakan sistem penghisapan atau pengisisan tangki ballast yang
dilakukan oleh pompa ballast, selanjutnya yaitu sistem pembuangannya, dimana air pada
tangki utama dihisap oleh pompa ballast, yang kemudian di buang melalui over board.
5.Pelumas
Minyak lumas yang berada pada tangki induk di pindahkan atau dihisap dengan
menggunakan pompa minyak lumas, dimana dalam aliranya minyak lumas tersebut di
saring terlebih dahulu dengan menggunakan separator, kemudian minyak lumas tersebut di
bawa masuk ke dalam tangki pengendapan atau settling tank dan kemudian masuk ke
tangki harian,selanjutnya minyak lumas tersebut di alirkan masuk ke dalam mesin.
6.Sanitari
Pada sistem sanitari, berawal dari kotoran yang berasal dari tiap kamar mandi pada
kapal yang ditampung pada sawage tank, yang selanjutnya kotoran dari sawage tank
dihisap dengan menggunakan pompa sanitari dan selanjutnya dialirkan menuju tangki
induk atau tangki sanitari.
7.Pemadam kebakaran
Pada system pemadam kebakaran di atas kapal fluida yang di gunakan adalah air
laut.dimana apabila pada saat terjadi kebakaran di atas kapal air laut di pompakan dari
seachest masuk ke hydrophore, yang kemudian diteruskan ke tiap deck, untuk mensuplai
kebutuhan air untuk pemadam kebakaran
8.Bilga
Air kotoran yang berada pada sumur-sumur bilga di pompakan masuk ke separator,
setelah melalui separator maka air dialirkan kedalam bilga well dan selanjutnya dibuang
kelaut melalui over board.
Dimana :
N = daya pompa (Hp)
Q = kapasitas pompa (m3/hr)
H = head total (m)
= berat jenis cairan yang dipindahkan (kg/m3)
= efisiensi kerja pompa (%)
Untuk melayani keperluan kerja dari semua sistem permesinan yang ada di kamar
mesin, sistem ini terdiri atas :
Pada sistem start mesin utama, udara dikompresikan dari kompressor udara utama
dan ditampung pada botol angin utama (main air receiver) pada tekanan udara 30 bar
menurut ketentuan klasifikasi. Sistem udara bertekanan yang digunakan engine pada start
awal mempunyai prinsip-prinsip kerja sebagai berikut :
- Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanan kompresi,
ditambah dengan hambatan yang ada pada engine, yaitu tenaga untuk menggerakkan
bagian yang bergerak lainnya seperti engkol, shaft, dan lain-lain.
- Udara tekan diberikan pada salah satu silinder dimana toraknya sedang berada pada
langkah ekspansi.
- Penggunaannya dalam engine membutuhkan katup khusus yang berada pada silinder
head.
Adapun komponen pendukung utama dalam sistem start adalah :
1. Kompressor; alat ini berfungsi untuk menghasilkan udara yang akan dikompresi ke
dalam tabung udara start, dimana digerakkan oleh electric motor yang berasal dari
generator.
2. Separator; berfungsi untuk memisahkan kandungan air yang turut serta dalam
udara/udara lembab (air humidity) kompresi yang diakibatkan oleh pengembunan
sebelum masuk ke tabung botol angin. Sehingga separator disediakan steam trap
guna menampung air tersebut untuk selanjutnya dibuang ke bilga.
3. Main air receiver; berfungsi sebagai penampung udara yang dikompresi dari
compressor dengan tekanan 30 bar sehingga selain dilengkapi indikator tekanan
(pressure indicator), main air receiver juga dilengkapi dengan safety valve yang
berfungsi secara otomatis melepaskan udara yang tekanannya melebihi tekanan
yang telah ditetapkan.
4. Reducing valve; berfungsi untuk mereduksi takanan keluaran dari main air receiver
sebesar 30 bar guna keperluan pengujian katup bahan bakar.
5. Reducing station; berfungsi untuk mengurangi tekanan dari 30 bar menjadi 7 bar
guna keperluan untuk pembersihan turbocharger.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja udara tekan adalah motor listrik yang memperoleh daya dari generator
dipergunakan untuk membangkitkan kompresor guna menghasilkan udara bertekanan.
Selanjutnya udara yang dikompresikan tersebut ditampung dalam tabung bertekanan yang
dibatasi pada tekanan kerja 30 bar. Sebelum menuju ke main air receiver, udara tersebut
terlebih dahulu melewati separator guna memisahkan air yang turut dalam udara yang
disebabkan proses pengembunan sehingga hanya udara kering saja yang masuk ke tabung.
Konsumsi udara dari main air receiver digunakan sebagai pengontrol udara, udara safety,
pembersihan turbocharge, untuk pengetesan katup bahan bakar, untuk proses sealing air
untuk exhaust valve yang dilakukan dengan memberikan tekanan udara kedalam ruang
bakar melalui katup buang (exhaust valve) dibuka secara hidrolis dan ditutup dengan
pneumatis spring dengan cara memberikan tekanan pada katup spindle untuk memutar.
z = jumlah silinder
pme = tekanan kerja efektif dalam silinder (kg/cm2)
a,b = faktor koreksi untuk jenis mesin
untuk mesin-mesin 2-tak, a = 0,771; b = 0,058
untuk mesin-mesin 4-tak, a = 0,685; b = 0,055
c = faktor untuk tipe instalasi
d = 1, untuk p = 30 kg/cm2
0,0584
= ( 0,11 0, 05ln p )
, untuk p ≠ 30 kg/cm2 bila tidak dilengkapi katup reduksi
1 e
tekanan.
nA = jumlah putaran (rpm)
untuk putaran nominal (nN) ≤ 1000 rpm, nA = 0,06.nN + 14
untuk putaran nominal (nN) > 1000 rpm, nA = 0,25.nN - 176
Berikut ini diperlihat gambar diagram pipa untuk sistem start dengan udara bertekanan
serta aplikasi lainnya.
Sedangkan konsumsi udara untuk beberapa penggunaan di kapal dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1 : Kebutuhan udara dan tekanan udara untuk beberapa penggunaan di kapal
Tekanan normal udara Kebutuhan udara
Penggunaan
(kg/cm2) (m3/min.)
Air horn 7–9 3
Air motor 4–7 0,25
Spray gun 4 0,5 t hoist 3,7
Air hoist 5 2,7 t hoist 17
Hydrophore unit 3-7 very little
Air operated type pump - 2
Pressure log very little
- Tekanan; tekanan fluida dalam pipa sebelum masuk ke supply pump adalah 0 bar dan
setelah keluar harus memiliki tekanan 7 bar yang akan diteruskan ke circulating pump
masuk ke nozzle, keluar dari sini fluida mempunyai tekanan 10 bar.
- Kecepatan; laju aliran bahan bakar heavy fuel oil mempunyai batas maksimum
kecepatan yaitu 0,6 m/s.
Selain hal di atas beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu system bahan
bakar dengan menggunakan jenis bahan bakar HFO menurut rules klasifikasi adalah
sebagai berikut :
1. Bunker dari system bahan bakar berada pada deck yang terbawah dan harus
diisolasi dari ruangan yang lain (section 11.G.1.1)
2. Tangki bahan bakar harus dipisahkan dengan cofferdam terhadap tangki-tangki
yang lain (Section 10.B.2.1.3)
3. Pipa bahan bakar tidak boleh melawati tangki yang berisi feed water, air minum,
pelumas dan oil thermal (section 11.G.4.1)
4. Plastik dan gelas tidak boleh digunakan untuk system bahan bakar (section
11.G.4.6)
5. Pompa transfer, feed, booster harus direncanakan untuk kebutuhan temperatur
operasi pada kondisi medium (section 11.G.5.1)
6. Pompa transfer harus disediakan sedangkan untuk pompa service yang lain
digunakan sebagai pompa cadangan yang sesuai dengan pompa transfer bahan
bakar (section 11.G.5.2)
7. Harus ada paling sedikit 2 pompa transfer bahan bakar untuk mengisi tangki harian.
Purifier sebagai pelengkap pengisian (section 11.G.5.3)
8. Pompa feed/booster diperlukan untuk mensupply bahan bakar ke main engine atau
auxiliary engine dan pompa cadangan harus disediakan (section 11.G.5.4)
9. Untuk pendistribusian bahan bakar melalui pompa supply bahan bakar harus
dilengkapi dengan filter duplex dengan control amnual atau otomatis (section
11.G.7.1)
10. Untuk saluran masuk menggunakan filter simplex (section 11.G.7.2)
11. Purifier untuk membersihkan minyak harus mendapat persetujuan pihak klasifikasi
setempat (section 11.G.8.1)
12. Untuk penggunaan filter secara bersamaan antara bahan bakar dan minyak pelumas
pada supply system maka harus ada pemisah (pengontrol) agar bahan bakar dan
minyak pelumas tidak tercampur (section 11.G.8.2)
13. Sludge tank harus disediakan untuk purifier agar kotoran dari purifier tidak
mengganggu kerja dari purifier tersebut (section 11.G.8.3)
14. Untuk pengoperasian dengan heavy fuel oil (HFO) harus dipasang system pemanas
(section 11. G.9.1)
15. Settling tank dan daily tank harus dilengkapi dengan system drain (section
11.G.9.2)
16. Daily tank harus dapat menyediakan bahan bakar selama minimal 8 jam (section
11.G.9.4.3)
17. Harus tersedia 2 mutually independent pre-heater (section 11.G.9.7)
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sistem bahan bakar adalah sebagai berikut, bahan bakar dari
bunker (storage tank) dipompakan melalui pompa pemindah (transfer) bahan bakar ke
settling tank guna proses pengendapan sebelum dipergunakan oleh mesin. Dari settling
tank dengan menggunakan feed pump bahan bakar dipindahkan ke tangki service. Dari
tangki service inilah bahan bakar selanjutnya dipergunakan oleh mesin. Volume tangki
service disesuaikan dengan kebutuhan mesin untuk operasional selama 8 – 12 jam.
Lubrication oil system didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over
range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang
berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju
drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan
kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan
tanpa menghentika mesin.
Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank
dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan
filter dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass
dengan manual operasi.
Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah
keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak.
2. Mencegah pelekatan cincin torak.
3. Merapatkan kompressi dalam silinder.
4. Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan
dalam lubang buang serta lubang bilas.
5. Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder.
6. Mencegah keausan bantalan
7. Mencuci bagian dalam mesin
8. Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan,
atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak
9. Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan
10. Hemat dalam penggunaan.
11. Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian.
12. Memiliki sifat yang bagus pada start dingin.
Prinsip Kerja
Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau
sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second
filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada
level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang
diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine
bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank.
valve untuk mengatur aliran by pass air pendingin yang diijinkan. Pada sistem pendinginan
dengan air laut, air laut masuk ke sistem melalui high and low sea chest pada tiap sisi
kapal. Setiap sea chest dilengkapi dengan sea water valve, vent pipe, dimana pipa udara ini
dipasang setinggi atau lebih dari sarat kapal untuk membebaskan udara atau uap dan blow
out pipe untuk membersihkan sea chest.
Adapun komponen-komponen peralatan pada instalasi pendingin adalah sebagai
berikut :
Instalasi air laut
1. Sea water pump; berfungsi untuk memompa air laut ke central cooler. Pompa ini
digerakkan oleh elektromotor. Kapasitas dari pompa ditentukan berdasarkan jenis
pendingin yang digunakan dan jumlah panas yang harus dihilangkan.
2. Central cooler; berfungsi sebagai penukar kalor, panas motor induk diserap oleh
air tawar, pada saat air tawar melalui central cooler terjadi perpindahan panas
dalam central cooler (panas air tawar diserap air laut).
3. Filter air laut; berfungsi melindungi sistem dari beram karat yang berasal dari sea
chest.
Instalasi air tawar
Sistem pendingin yang terjadi pada instalasi air tawar dapat dilihat pada gambar
diagram pipa berikut ini :
selisih yang cukup besar dan ini mengakibatkan efisiensi generator (load factor generator)
berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi biaya produksi listrik per kwh.
Dalam mendesain sistem diatas kapal perlu diperhatikan kapasitas dari generator
dan peralatan listrik lainnya (besarnya kebutuhan maksimum dan minimum dari
peralatannya). Dimana kebutuhan maksimum merupakan kebutuhan daya rata-rata terbesar
yang terjadi pada interval waktu yang singkat selama periode kerja dari peralataan tersebut,
demikian juga sebaliknya. Sedangkan kebutuhan rata-rata merupakan daya rata-rata pada
periode kerja yang dapat ditentukan dengan membagi energi yang dipakai dengan jumlah
jam periode tersebut. Kebutuhan maksimum penting diketahui untuk menentukan kapasitas
dari generator yang diperlukan. Sedangkan kebutuhan minimum digunakan untuk
menentukan konfigurasi dari electric plant yang sesuai serta untuk menentukan kapan
generator dioperasikan.
a) Seluruh perlengkapan pemakaian daya yang secara tetap diperlukan untuk memelihara
pelayanan yang normal harus diperhitungkan dengan daya kerja penuh.
b) Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus dinyatakan. Dalam hal
perlengkapan pemakaian daya nyata yang hanya akan bekerja bila suatu perlengkapan
serupa rusak, kebutuhan dayanya tidak perlu dimasukkan perhitungan.
c) Daya masuk total yang harus ditentukan, dari seluruh pemakaian daya yang hanya
untuk sementara dimasukkan, dikalikan dengan suatu faktor kesamaan waktu
bersamaan (common simultancity factor) dan ditambahkan kepada daya masuk total
dari seluruh perlengkapan pemakaian daya yang terhubung tetap.
d) Daya masuk total sebagaimana ditentukan sesuai a) dan c) maupun kebutuhan daya
untuk instalasi pendingin yang mungkin ada, harus dipakai sebagai dasar dalam
pemberian ukuran instalasi generator
Sebagai seorang engineer, dalam pemilihan generator kita juga harus
mempertimbangkan keinginan dari owner dimana harus dipertimbangkan factor
ekonomisnya. Untuk pemilihan kapasitas generator selain hal-hal diatas juga perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
lagi fungsi lainnya. Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan
minimum bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau
sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus dilindungi
dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa
untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi harus merupakan
sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi.
Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan instalasi
pipa yang efisien dimana aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan
dalam pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari
spesifikasi installation guide dari sistem pendukung permesinan.
Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks di kapal untuk perencanaan
dan pembangunannya. Sistem perpipaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
prinsip-prinsip analisa static dan dinamic stress, thermodinamic, teori aliran fluida untuk
merencanakan keamanan dan efisiensi jaringan pipa (network piping). Peletakan
komponen yang akan disambungkan dengan pipa perlu diperhatikan untuk mengurangi
hal-hal yang tidak diinginkan seperti : panjang perpipaan, susunan yang kompleks,
menghindari pipa melalui daerah yang tidak boleh ditembus, menghindari penembusan
terhadap struktur kapal, dan lain-lain. Jalur instalasi pipa sedapat mungkin direncanakan
untuk mengindari stress yang terlalu tinggi pada struktur.
Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok
layanan di atas kapal, antara lain :
1. Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang akan melayani
kebutuhan dari permesinan di kapal (main engine dan auxilliary engine) seperti sistem
start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem pendingin.
2. Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani kebutuhan bagi
seluruh penumpang dan crew kapal dalam hal untuk kebutuhan air tawar dan sistem
sanitary/drainase.
3. Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin keselamatan kapal
selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem pemadam kebakaran.
4. Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan menyuplai kebutuhan
untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem ballast dan sistem pipa
cargo (untuk kapal tanker).
3. Pembagian Resiko; penggunaan hanya satu pompa untuk melayani laju aliran
keseluruhan dalam suatu instalasi yang penting adalah besarnya resiko. Instalasi tidak
akan berfungsi jika satu-satunya pompa yang ada rusak. Jadi untuk mengurangi resiko,
perlu dipakai 2 pompa atau lebih, tergantung pentingnya suatu instalasi. Selain itu,
untuk meningkatkan keandalan instalasi, perlu disediakan sedikitnya satu pompa
cadangan, tergantung pada kondisi kerja dan pentingnya instalasi.
Head total disebut juga head manometric yang biasa tertulis pada setiap pompa.
Dalam buku “Pompa dan Kompressor” oleh Prof. Dr. Haruo Tahara, dan Ir. Sularso,
hal. 26, diberikan rumus :
Dimana :
(b) Ha =
Perbedaan tinggi antara muka air
di sisi keluar dan sisi isap (m)
= Head tekan + head isap
Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
(v 2/2g)= Kerugian keluar pada ujung pipa keluar
hf = Berbagai kerugian head pada instalasi
= hf1 + hf2 + hf3
dimana :
- hf1 = Kehilangan head akibat gesekan sepanjang pipa lurus
10,666 Q1,85
hf1 = xL (m)
C 1,85 .D 4 ,85
dimana :
hf2 = f (v2/2g) x n
dimana :
f = koefisien kerugian belokan pipa
D 3, 5
= [0,131 1,847 ( ) ] ( ) 0,5
2R 90
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/dt)
g = gravitasi bumi (m/sec2)
n = jumlah belokan yang digunakan
(i) - hf3 =
Kerugian pada katup dan
sambungan pipa
hf 3 = f x (v2/2g) x n
dimana :
f = koefisien kerugian pada katup dan sambungan pipa
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/dt)
g = gravitasi bumi (m/sec2)
Dalam buku “Marine Power Plant”, oleh P. Akimov. hal. 495 diberikan rumus
untuk menghitung besarnya daya pompayang digunakan :
QxHx
(2) 3600 =
x 75 xN (Hp)
(3) Dimana :
Q = Lajua aliran pompa (m3/sec)
H = Head total pompa (m)
ρ = Massa jenis air laut (kg/m3)
η = total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9)
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kamar mesin adalah sebagai berikut :
a. Ukuran dari kamar mesin, sehingga diketahui luas ruangan dan volume ruangan.
b. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan, hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil
perhitungan–perhitungan dan ketentuan–ketentuan yang lain yang telah mendapat
persetujuan dari Biro Kalsifikasi yang ditunjuk.
c. Jumlah unit peralatan, dan ukuran dari peralatan-peralatan tersebut, hal ini sangat
mendukung perhitungan pengoperasian kapal tersebut.
Secara umum peralatan-peralatan yang ada di dalam kamar mesin terdiri dari :
1. Mesin utama (Main engine), berfungsi sebagai penggerak utama baling-baling
(propeller) kapal.
2. Mesin bantu (Auxiliary engine), berfungsi sebagai sumber tenaga listrik yang akan
digunakan untuk semua kegiatan pendukung diatas kapal, seperti untuk penerangan,
penggerak pompa-pompa, penggerak peralatan bongkar muat, alat tambat,
perlengkapan dapur, peralatan navigasi dan peralatan lainnya.
3. Pompa beserta instalasinya untuk memindahkan cairan yang ada di atas kapal.
Adapun jenis-jenis pompa antara lain sebagai berikut :
a Pompa Ballast (ballast pump), digunakan untuk mengisi tangki - tangki ballast
apabila kapal dalam keadaan kosong sehingga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan kapal dalam keadaan kosong (tanpa muatan).
f Pompa Bilga (bilge pump), digunakan mengambil air dalam jumlah sedikit dari
ruangan-ruangan kapal yang dikumpulkan menjadi satu dan disalurkan ke sumur
bilga (bilge well). Air tersebut berasal dari pengembunan pelat-pelat,
perembesan pada sambungan pelat karena sambungan yang kurang baik, air
yang masuk melalui bukaan-bukaan di geladak dan freeboard pada waktu cuaca
buruk atau hujan, bekas-bekas penyemprotan dari deck dan bangunan atas pada
waktu dilakukan pencucian, air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena
kebocoran pada sambungan-sambungan pipa dan bagian-bagian dari mesin-
mesin, air yang merembes akibat kebocoran tangki kemudian zat yang bersifat
cair dibuang kelaut dan yang bersifat kotoran dibuang ke sludge tank (Tangki
kotoran).
a Kompressor dan botol angin. Fungsi kompressor disini adalah mensupply udara
masuk ke dalam ruang bakar silinder yang kemudian akan bercampur dengan
bahan bakar yang telah diatomisasi, sebagai start awal pada mesin.
b Sea Chest, Digunakan untuk menampung air laut yang diambil langsung dari
laut dengan sistem pembukaan katup untuk berbagai keperluan air laut di atas
kapal.
c Purifier atau filter (alat pembersih/penyaring), berfungsi untuk menyaring zat
cair dari kotoran–kotoran yang memiliki tingkat polusi lebih rendah. Contoh
Pemakaian pada sistem air tawar, yaitu pemompaan dari tangki induk ke tangki
harian.
d Separator (Mesin pemisah), berfungsi untuk memisahkan zat cair yang satu
(yang memiliki kadar polusi yang tinggi) dengan zat cair yang dapat dibuang
langsung ke laut. Penggunaan separator disini terdapat pada sistem bilga untuk
menyaring kotoran yang terikut masuk dan bercampur dengan kotoran pada
sumur bilga, dan juga pada sistem bahan bakar untuk menyaring kotoran yang
terdapat pada sisa bahan bakar setelah masuk pada tangki di mesin untuk
dimasukkan kembali ke tangki harian.
e Peralatan pendingin (Cooler), berfungsi sebagai tempat pertukaran panas antara
fluida panas dan fluida dingin.
Penempatan peralatan tersebut di atas disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya
di atas kapal. Untuk pompa peletakannya disesuaikan dengan fungsinya dan
sebaiknya dekat dengan tangki yang akan di pompa. Sedangkan untuk peralatan
lainnya disesuaikan dengan fungsinya dalam suatu rangkaian instalasi untuk
pemindahan cairan di atas kapal.
3. Pipa cabang yang digunakan untuk melayani dan mengatasi khusus pada
compartment saja, sehingga menurut klasifikasi diameter minimum yang di jinkan
merupakan fungsi ukuran compartment.
2. Pipa utama dan pipa cabang, merupakan tempat air ballast dari dan keluar tangki
ballast, untuk desain diameternya dapat ditentukan dari volume tangki ballast
secara keseluruhan dan desain waktu pengisian yang disesuaikan dengan waktu
bongkar muat di pelabuhan.
3. Tangki ballast, merupakan tempat untuk air ballast yang terletak pada double
bottom tank dan sebagian pada tangki ceruk. Untuk tangki yang terletak pada
double bottom dipisah menjadi 2 bagian yaitu bagian port dan starboard yang tiap
sisinya terdiri dari empat buah tanki.
4. Fire hoses untuk ukuran standart 2,5 inchi inside diameter dengan panjang 60
feet dan dilengkapi dengan hoses nozzle yang dapat digunakan untuk mengatur
jenis semprotan air.
5. Sprinkle, merupakan discharge air laut untuk memadamkan kebakaran yang
terletak pada deck house (5 liter/menit/m2), yang peletakannya disesuaikan
dengan pembagian ruangan-ruangan akomodasi pada masing-masing deck.
Peralatan ini sangat peka terhadap perubahan temperatur.
BAB III
PENYAJIAN DATA
= 0,22
- Menghitung Luas Bidang Basah ( S )S = L (2T + B) √CM (0,453 + 0,4425 CB +
(-0,2862) CM - 0,003467 B/T + 0,3696 CWP) + 2,38 ABT / CB
= 1197,21 m2
= 81,08 kN
- Menghitung Daya Efektif ( EHP )
P E = R T × VS
= 915,44 KW
= 615,26 HP
- BHP
BHP = EHP/n
Dimana :
n = 0,65 s/d 0,8 ( Pada buku Merchant Ship Design hal.23 )
yang diambil 0,65
BHP = 946,55 KW
= 1269,32 HP
Untuk faktor keamanan 10% = BHP + 10%BHP
= 1041,20 KW
= 1396,26 HP
- Data Mesin Utama
Dari perhitungan daya mesin, kita dapat menentukan mesin yang akan
digunakan pada kapal yang telah dirancang. Adapun data mesin yang sesuai
dengan penentuan daya diatas yaitu :
» Merek Mesin = CATERPILLAR 3508B
» Daya Mesin = 1044 KW
= 1400 HP
» Bore = 170 mm
» Stroke = 190 mm
» Berat Mesin = 4,623 ton
» Ratio Compresi = 14 : 1
» Speed = 1880 RPM
» Lenght = 2151 mm
» Width = 1872 mm
» Height = 1793 mm
Nc =
di mana :
Cst = Coefficient Steward department(1,20-1,33) = 1,20
Cdeck = Coefficient deck department (11,5-14,5) = 12,0
Cn = Cubic Number
= (L*B*T)/1000 = 31,4028 m³
Ceng = Coefficient engine departement (8,5-11,0) = 3
Cadet = (1-3) orang = 3 orang
BHP = 1044 kW
Nc = 15.32 orang
= atau 15 orang
1 Nahkoda 1 orang
2 Muallim I 1 orang
3 Muallim II 1 orang
4 Operator Radio 1 orang
5 Serang 1 orang
6 Juru Mudi 2 orang
7 Koki 1 orang
8 Kelasi 1 orang +
Jumlah 9 orang
Pasal 14
persyaratan minimal jumlah jabatan,sertifikat kepelautan dan jumlah awak kapal bagian mesin
dikapal niaga untuk daerah pelayaran kawasan Indonesia ditentukan sebagai berikut untuk
kapal dengan tenaga penggerak kuarang dari 750 KW, maka jumlah awak kapal 6 (enam) orang
dengan jumlah jabatan dan sertifikat sebagai berikut :
8 KKM 1 Orang
9 Masinis I 1 Orang
10 Masinis II 1 Orang
11 Mandor mesin 1 Orang
12 Juru minyak 2 Orang
+
Jumlah 6 Orang
1 Nahkoda 1 orang
2 Muallim I 1 orang
3 Muallim II 1 orang
4 Operator Radio 1 orang
5 Serang 1 orang
6 Juru Mudi 2 orang
7 Koki 1 orang
8 KKM 1 orang
9 Masinis I 1 orang
10 Masinis II 1 orang
11 Mandor mesin 1 orang
12 Juru minyak 2 orang
13 Kelasi 1 orang +
Jumlah Total 15 orang
3. Muallim II = 1 orang
4. Operator radio = 1 orang
Operator radio adalah perwira kapal yang bertanggung jawab atas tugas
jaga radio.
5. Serang = 1 orang
6. Juru mudi = 2 orang
Juru mudi (Able Bodied Seaman) adalah tamtama bagian deck.
7. Koki = 1 orang
Koki (juru masak kapal) adalah yang mengurus perbekalan permakanan di
atas kapal .
8. Kelasi = 1 orang
Kelasi adalah orang yang mengurus kebersihan di kapal
1. Berat Baja
Dalam buku "Ship Design for Efficiency and Economy" hal.209 :
Wst = Cb2/3 x (( L x B ) / 6 ) x H0,72 x ( 0,002 x ( L / H )2 + 1 )
= 488,79 Ton
Dalam "Ship Basic Design by Matsui Engineering & Ship Building Lo LTD"
hal.14, terdapat beberapa persamaan untuk menghitung berat baja lambung :
Wh = Ch . L . ( B + D )
Dimana :
Ch = Coefficient Hull (0,4 ~ 0,48)
= 0,48
L = Panjang Kapal
= 66,00 m
B= Lebar kapal
= 12,20 m
D= Tinggi kapal
= 6,50 m
Jadi Wh = 592,418 Ton
Dipilih Wst = 548,800 Ton
3. Berat Permesinan
3.1. Berat Main Engine
Dari perhitungan daya mesin diadapat BHP =1041.20 Kw
Dari brosur mesin diperoleh data mesin utama sebagai berikut :
Merek : CATERPILLAR
Model : 3805B
Jml.Silinder : 8
Rpm : 1880
BHP : 1044 Kw
Bore : 170 Mm
Stroke : 190 Mm
Berat : 4.623 Kg
Panjang : 2151 Mm
maka :
Wme = 0.00462 Ton
= 11 Knot
S = sea trial
= 586 Seamiles
maka :
Wfo = 27,90 Ton
Wfo = 33,84 Ton (penambahan sebesar 20 %)
4. Berat Crew
Dalam buku "Ship Design and Ship Theory"oleh H.Phoels, hal.13 :
~.Rata-rata berat crew per orang adl = 75 kg/orang
~.Jumlah crew = 15 Orang
maka :
Wcrew = 1,125 Ton
a. Main Deck
1. Kamar Serang (Boatswain) = 10.08 (m2)
2. Kamar Kelasi (Seaman) = 8.96 m2
3. Kamar Oiler I = 9.68 m2
4. Kamar Oiler II = 11.94 m2
5. Kamar juru masak (Cooker) = 10.49 m2
6. Ruang Makan ABK = 12.9 m2
7. Dapur = 11.8 m2
8. Sanitary = 8.75 m2
9. Tempat Mencuci = 5.52 m2
10. Ruang Perbekalan dan Gudang = 5.4 m2
11. Kamar Juri Mudi I = 11.7 m2
12. Kamar Juri Mudi II = 11.7 m2
13. Run Way = 45.27 m2
b. Poop Deck
1. Kamar Masinis I = 10.08 m2
2. Kamar Masinis II = 10.08 m2
3. Kamar Operator Radio = 9.9 m2
4. Cafetarian = 8.3 m2
5. Rumah Makan untuk Perwira = 12.85 m2
6. Ruang Rapat = 9.9 m2
7. Musollah = 4.8 m2
8. Tempat Wudhu dan Senitari = 3.6 m2
9. Klinik = 9.2 m2
10. Run Way = 38.77 m2
c. Boat Deck =
1. Kamar Kapten = 15.3 m2
2. Kamar Chief Engineer = 15.3 m2
3. Kamar Mualim I = 7.758 m2
4. Kamar Mualim II = 7.758 m2
5. Ruang Santai ABK = 2.97 m2
6. Ruang Makan Kapten = 2.97 m2
7. Run Way = 14.461 m2
e. Navigation Deck
1. Ruang navigasi = 27.9976 m2
2. Ruang peta = 4.38 m2
3. Ruang radio = 4.38 m2
4. Ruang Perlengkapan dan batterai = 3.39 m2
5. Kantor = 3.39 m2
6. Run way = 14.461 m2
BAB IV
PEMBAHASAN
- Pengisian Ballas
Pompa Manivol Tangki
Seachest
Transfer y Ballas
- Pengurasan Ballas
Tangki Pompa freeboard
Ballas Pengisapan
Pada buku “ Marine power plan” by p. akimov hal 492 ditentukan waktu yang
diperlukan untuk mengisi tangki ballast dengan kecepatan aliran 2 m/s adalah 4-10 jam
dengan rentang diameter pipa 60-200 mm.
Berikut urutan perhitungan daya pompa :
Bilga
Tank Pompa Pengisapan Separator FreeBoard
Cofferdu
m
Sludge Tank
d = 26 + 2,7L (B H ) mm
Dimana :
L = panjang kapal (LBP)
= 66 m
B = lebar kapal
= 12,2 m
H = tinggi kapal
= 6,5 m
Diperoleh :
D = 84,57 mm
= 100 mm
Dimana :
d = diameter dalam pipa utama bilga
= 84.57 mm = 100 mm ( diameter pipa yang tersedia dipasaran )
V = Kecepatan aliran minimum pada pipa bilga (m/menit)
= 108 m/menit
Diperoleh :
Q = 50,89 m3/jam
= kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup.
= hf1 + hf2 + hf3
Dalam buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung
kerugian gesek pada pipa lurus.
10,666xQ 1,85 xL
hf1 =
C 1,85 xD 4,85
Dimana : Q = laju aliran pompa = 0,01414 m3/s
L = panjang pipa lurus ( sketsa ) = 51,28 m
C = koef. Jenis pipa ( tabel 2.14 hal 30 )
= 130 ( pipa besi cor )
D = diameter pipa = 0,1 m
hf1 = 1,8 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head yang terdapat
dalam jalur pipa :
V 2
hf2 = f ( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur
2g
pipa )
= Total kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa.
= hf21 + hf22 + hf23
Dimana : f = koefisien kerugian pada ujung masuk pipa, koefisien kerugian
pada belokan pipa dan koefisien kerugian pada ujung keluar pipa.
V = kecepatan aliran dalam pipa = 2.0 m/s( Gambar 2.4 pada
buku yang sama)
g = percepatan grafitasi (m/s2) = 9,81 m/s2
hf2 = 0,4 m
Dalam perencanaan, belokan 900 yang dipakai oleh desainer = 16
buah sehingg hf2 = 6,855 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head pada katup :
V 2
Hf3 = fv
2g
Dimana :
fv= koef. Kerugian pada katup yang terdiri atas :
Jenis katup Jumlah (n) koefisien (f) hasil kali (nxf)
Gate Valve 2 0.19 0.38
Saringan 1 1,97 1,97
Sambungan T 10 1,129 11,29
Ball Valve 6 10 60
Flans 2 0.2 0.4
Σ(nxf) = 74,04
Hf3 = 15,09 m
JADI
Hf = hf1+hf2+hf3 = 23,75 m
= 0.2
-Main Deck
-Boat Deck
Seachest Pompa Hidrofor Manivol
-Pop Deck
-Top Deck
Sehingga diperoleh
N = 2,53 Hp
= 1,88 Kw
- Engine Room
- Main Deck
- Pop Deck
Seachest Pompa Hidrofor - Fore Castle
- Boat deck
- Navigation Deck
- Top Deck
4
Q= Q (m3/ jam)
B
3
dimana : QB = Kapasitas satu pompa bilga (m3/ jam)
= 50,89 (m3/ jam)
sehingga :
H = H1 + H2 + H3 + H4 (m)
dimana :
* H1 = Tekanan nosel yang disyaratkan oleh peraturan (m)
= 3.52 (m)
Tekanan statik pada top
* H2 = nosel (m)
= 12 (m)
Kerugian pada pipa (loss of
* H3 = piping)
= 0,011* L* hf + 6 (m)
= 0,011*L*(Kerugian pipa lurus + kerugian belokan pipa + kerugian katup ) + 6 (m)
= 0,011*L*(hf1 + hf2 + hf3)+6m
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa
lurus :
Q= Laju aliran pompa = 0.0188 (m3/ detik)
L= panjang pipa lurus (sketsa dari gambar)
hf1 = 10,666 * Q1.85 * (m)
L = 5 (m)
1.85
C *D 4.85 C = Koefisien jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
= 0,882 130 (pipa besi cor baru)
D = Diameter pipa = 0,08 (m)
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
hf2 = ( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa )
f = R/D =1
D/2R = 1
= 1.978 θ = 90
V = kecepatan aliran dalam pipa
= 2 m/s
g = percepatan grafitasi bumi
= 9.81 m/s2
hf2 = 0.40 m
Dalam perencanaan, belokan 90 yang dipakai oleh desainer = 5 buah
sehingga
hf2 = 2.01 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head pada katup :
V 2
Hf3 = fv
2g
Dimana :
fv= koef. Kerugian pada katup yang terdiri atas :
Jenis katup Jumlah (n) koefisien (f) hasil kali (nxf)
Gate Valve 2 0.19 0.19
Saringan 1 1,97 0
Sambungan T 8 1,129 9,032
Ball Valve 4 10 60
Flans 2 0,2 0,4
Σ(nxf) = 76.51
H f3 = 14,5868 m
Hf = hf1+hf2+hf3 = 32,641 m
maka :
H3 = 7.017399007
H4 = head isap pompa = 0
Sehingga head total pompa dapat diketahui :
H = 22,53 m
Proses penyuplaian air tawar dikapal dilakukan dengan cara memompakan air tawar
dari tangki utama menuju ke hidrofor dan tangki air tawar pendingin mesin, dari hidrofor
kemudian disalurkan naik ke bagian-bagian kapal yang membutuhkan air tawar seperti
dapur dan kamar mandi.
Sistem instalasi sanitari air tawar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
Tangki -Main Deck
induk Pompa Hydrofor -Boat Deck
-Pop Deck
-Top Deck
Engine cooling Fresh
Water Tank
N= Q*H *
HP
3600 * 75 *
Dimana Q = laju aliran pompa = 3,268 (m3/ jam)
ρ = Massa jenis air tawar =1000 (kg/ m3)
η = Total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9) = 0,9
H = Head total pompa (m) = 50 m
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 62, head total pompa biasanya berkisar
antara (40 ~ 50) meter untuk sistem hydrophore dan (30 ~ 40) meter untuk continous running
system. Karena dalam perencanaan, desainer menggunakan hydrophore, maka head total
dari pompa yang digunakan = 50 (m)
sehingga :
N= Q*H *
HP
3600 * 75 *
= 0,672 (Hp)
= 0,501 (kW)
c. Hydrophore Units
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume tangki hydrophore dapat
dihitung dengan menggunakan formula :
P1
V= q ( a) (m3)
P1 P2
dimana :
q = volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 0,1 (m3)
P1 = Tekanan akhir pompa
= 4,5 (kg/cm2)
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 (kg/cm2)
a = Staying water quantity in hydrophore
1,5
sehingga :
V= 0,49 (m3)
Dengan demikian volume tangki hydrophore yang digunakan adalah 0,49 (m3)
N=
Q*H *
HP
3600 * 75 *
= 1,22 (Hp)
= 0,91 (kW)
Pada rancangan kamar mesin ini desainer tidak menggunakan tangki utama pada
doble bottom mengingat kebutuhan akan pelusan pada mesin tidaklah terlalu besar
dibandingkan kebutuhan bahan bakar dan disel oil, tangki minyak pelumas di letakkan
bergantung pada lantai dua kamar mesin dengan tiga jenis tangki yaitu tangki utama,
tangki pengendapan dan tangki harian.
Adapun deskripsi aliran fluida minyak pelumas adalah sebagai berikut :
Pelumas dari tangki utama dialirkan menuju ke tangki pengendapan yang selanjutnya
dialirkan menuju ke tangki harian, kemudian dari tangki harian, pelumas dipompakan
masuk ke mesin utama dan mesin bantu yang sebelumnya disaring terlebih dahulu
dengan filter, adapun barm-bram atau partikel kecil yang mengendap di tangki
pengendapan dialirkan menuju ke sludge tank.
Sistem instalasi sanitari air tawar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
ME Generator
N= Q*H *
HP
3600 * 75 *
Dimana Q = laju aliran pompa = 0,28 (m3/ jam)
ρ = Massa jenis m.pelumas = 900 (kg/ m3)
η = Total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9) = 0,8
H = Head total pompa (m)
Untuk menghitung head total pompa dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh
Ir. Sularso, MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara diberikan formula :
H = ha + Δhp + hf + (V2/ 2g) (m)
dimana :
* ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap
= Head tekan + head isap hdb = (350 + 45 B) (mm)
= ht + hi (m) 0,98 (m)
dimana : hdbkm = hdb + (0.5 hdb) (m)
ht = T-hdbkm-0,76 (m) 1,176 (m)
= 4,38 (m)
~Jarak pipa isap dari dasar tangki li = 0,05 (m)
hi = hdbkm - li (m) (m)
= 1,126 (m)
Jadi ha = 5,51 (m)
* Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
= Tekanan air statis pada tangki isap + tekanan air statis pada tangki tekan
= hpt + hpi (m) hpt = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki tekan)
= 0 (m) hpi = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki isap)
* hf = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)
= Kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
Q = Laju aliran pompa = 0.00012 (m3/ detik)
D 3 .5 0 .5
[0.131 1.847 ( ) ]( )
2R 90
R
V 2 f = Koefisien kerugian belokan pipa
D
=1
hf2 = f (m)
2g
= 90
= 0,059 (m) = 1.97
V 2
Hf3 = fv
2g
Dimana :
fv= koef. Kerugian pada katup yang terdiri atas :
Jenis katup Jumlah (n) koefisien (f) hasil kali (nxf)
Gate Valve 1 0.19 0.19
Saringan 2 1,97 3,94
Sambungan T 1 1,129 1,129
Ball Valve 4 10 40
Σ(nxf) = 58,59
Hf3 = 11,99 m
JADI
Hf = 19,511 m
hv = kerugian head akibat kecepatan keluar zat cair.
V 2
=
2g
dimana : V = Kecepatan aliran zat cair = 1 m/s ( Gambar 2.4 pada buku yang
sama)
g = Percepatan gravitasi = 9,81 m/s2
hv = 0,20 m
Sehingga head total pompa dapat diketahui :
H = = ha + Δhp + hl+ (V2/2g)
= 7,35 m
Dengan demikian daya pompa juga dapat diketahui :
Q*H *
N= HP
3600 * 75 *
= 0,0121 (Hp)
= 0,009 (kW)
Tanki Pompa
Filter Furifier Separator
Utama Transfer
sedangkan lama pelayaran t = 2,89 hari. Maka jumlah bahan bakar yang harus disuplai
ke tangki harian = 0,48326 (m3/jam). Dalam perencanaan, tangki harian diisi setiap = 12
jam sehingga volume bahan bakar yang harus dipindahkan ke tangki harian = 5,799 (m3)
Dengan penambahan factor keamanan sebesar 15% = 6,669 (m3)
sedangkan lama pemompaan = 0,25 (jam)
sehingga :
Q= 26,67 (m3/ jam)
N= Q*H *
HP
3600 * 75 *
Dimana Q = laju aliran pompa = 10,365 (m3/ jam)
ρ = Massa jenis b. bakar = 950 (kg/ m3)
η = Total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9) = 0,9
H = Head total pompa (m)
Untuk menghitung head total pompa dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh
Ir. Sularso, MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara diberikan formula :
H = ha + Δhp + hf + (V2/ 2g) (m)
dimana :
* ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap
= Head tekan + head isap hdb = (350 + 45 B) (mm)
= ht + hi (m) 0,90
dimana : hdbkm = hdb + (0.5 hdb) (m)
ht = t-hbkm-0,76 (m) (dari gambar) 1,1
= 3.56 (m)
~ Jarak pipa isap dari dasar tangki li =0.05 (m)
hi = hdbkm - li (m) (m)
= 1,05 (m)
Jadi ha = 4,61 (m)
* Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
= Tekanan air statis pada tangki isap + tekanan air statis pada tangki tekan
= hpt + hpi (m) hpt = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki tekan)
= 0 (m) hpi = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki isap)
* hf = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)
= Kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
~ Dalam buku yang sama Fuller memberikan formula untuk menghitung kerugian pada belokan
pipa :
f = Koefisien kerugian belokan pipa =1
V 2 D 3 .5 0 .5 =
hf2 = f
2 g (m) = [0.131 1.847 (
2R
) ]( )
90
V 2
hf3 = fv
2g
Dimana :
fv= koef. Kerugian pada katup yang terdiri atas :
Jenis katup Jumlah (n) koefisien (f) hasil kali (nxf)
Gate Valve 1 0.19 0.19
Saringan 2 1,97 3,94
POMPA BALLAST
» Kapasitas Pompa
= 67.74126152 m3/jam
» Head Total Pompa
= 9.7771224 m
» Daya Pompa
= 2.793713871 HP
= 2.084110548 kW
» Spesifikasi Pompa yang digunakan
Merek Pompa = LOWARA
Type Pompa = FHF4 65-200/22
Daya Pompa = 2.2 Kw
Capacity Pompa = 72 m3/jam
Head Pompa = 7.6 m
Panjang Pompa = 829 mm
Lebar Pompa = 490 mm
Tinggi Pompa = 505 mm
Jumlah Pompa = 2 buah
Pompa yang digunakan= 1 mm
POMPA BILGA
» Kapasitas Pompa
= 50.89380099 m3/jam
» Head Total Pompa
= 9.452094116 m
» Daya Pompa
= 2.029133011 HP
= 1.513733226 kW
» Spesifikasi Pompa yang digunakan
Merek Pompa = LOWARA
POMPA KOTORAN
» Kapasitas Pompa
= 5.570454545 m3/jam
» Head Total Pompa
= 5.017647113 m
» Daya Pompa
= 0.096972504 HP
= 0.072341488 kW
» Spesifikasi Pompa yang digunakan
Merek Pompa = TURBO FLOW
Type Pompa = WSL-200
Daya Pompa = 4 kw
Capacity Pompa = 25 m3/jam
Head Pompa = 30 m
Tinggi Pompa = 730 mm
Jumlah Pompa = 2 buah
Pompa yang digunakan= 1 buah
Tangki Harian
» Volume Tangki Harian Bahan Bakar (HFO)
V = 6.669 m3
Dimensi = p x l x t
= 2 x 2 x 1.7
= 6.8 m3
» Volume Tangki Harian Air Tawar
Dari brosur dipilih Cooler dengan volume = 316 liter = 0.316
V.
Untuk volume tangki harian yaitu = 10% x
Cooler
= 0.0316 m3
Dimensi = p x l x t
= 0.3 x 0.3 x 0.4
= 0.036 m3
Settling Tank
» Settling Tank Bahan Bakar (HFO)
Volume kebutuhan bahan bakar per jam = 0.483261188 m3/jam
Settling tank harus menyediakan kebutuhan bahan bakar selama 24 jam
sehingga volume settling tank adalah = 11.59826851 m3
Jumlah settling tank yang akan digunakan yaitu = 1 tangki
Sehingga volume settling tank yaitu = 11.59826851 m3
Dimensi tiap tangki = 2 x 2 x 3
= 12 m3
Sewage Tank
» Sewage Tank
V = 1.39261 m3
perancanaan Sewage tank
1. Luas bagian atas
No Ordinat Fs Hk
15 2.99 1 2.9936
15.5 3.11 4 12.42
16 3.22 1 3.2175
Σ 18.6311
luas = 2/3 x 1/2ao x Σ m2
luas = 3.73 m2
Volume tangki
No Ordinat Fs Hk
0 3.73 1 3.73
1 3.23 4 12.92
2 2.43 1 2.43
Σ 19.08
sehingga
;
V = 1/3 . 1/2ao x Σ m3
= 1.91 m3
V. Wfw = 1.91 m3
W fw > V. Rancangan ( memenuhi )
Sludge Tank
» Sludge Tank HFO
KxC
V =
xD
dimana :
untuk kapal dengan bahan bakar
K =
0.015 HFO
pemakaian bahan bakar
C =
(m3/s)
0.4832 m3/ja
=
6 m
0.0001
= m3/s
3
Lama
D =
pelayaran (s)
= 69 jam
24938
= s
2
0.5021
V = m3
5
2. Luas bagian
tengah
3.
No Ordinat Fs Hk
13 2.15 1 2.15
13.5 2.25 4 9
14 2.36 1 2.36
Σ 13.51
2/3 x 1/2ao x
m2
luas = Σ
luas = 2.70 m2
Volume tangki
No Ordinat Fs Hk
0 3.19 1 3.19
1 2.70 4 10.81
2 1.92 1 1.92
Σ 15.92
V = 1/3 . 1/2ao x Σ m3
= 1.59 m3
V. Wfw = 1.59 m3
W fw > V. Rancangan ( memenuhi )
Separator
Separator dalam kamar mesin di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
» Fuel Oil Separator ( pemisah bahan bakar ) untuk bahan bakar
» Lube Oil Separator ( pemisah minyak pelumas )
» Oily Water Separator ( Separator air berminyak )
Menurut BKI 2014 VOL. III Section 11, O 3.1
Kapasitas separator untuk kapal 401 ~ 1600 GT yaitu
Q = 0.5 m3/jam
V = 0.125 m3
Merek = WESTFALIA
Type = WTC 2
Daya = 1.1 Kw
Panjang = 900 mm
Lebar = 725 mm
Tinggi = 1200 mm
Jumlah = 3
→ Hydrophore
Hydrophore yang digunakan ada 3 buah yaitu
» Hydrophore untuk suply air tawar
V = 0.49029 m3
» Hydrophore untuk suplay air laut
V = 4.80127 m3
kapasitas kompresor
Q = 1.7 x j x (p-q)
= 10515,62 Lt/jam
= 10,51 m3/jam
Tinggi kenaikan tekanan Kompressor
H = tinggi kenaikan tekanan
= c2/2g + p/r + z ,
dimana :
c = kecepatan aliran gas
= 3 m/s
g = percepatan grafitasi
= 9,8 m/s2
p = tekanan yang ditunjukkan pengukur tekanan pada pompa
= 25000 Kg/m2
= massa jenis udara
= 1,293Kg/m 3
z = tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa
= tinggi hdb
= 1,1 m
ŋ = efisiensi pompa
= 0.9
H = 19336,4 m
maka;
N = Q x H x g / (3600x75xh)
N = 1,21 HP = 0,9 KW
Dari brosur diperoleh spesifik kompreeor dan botol angin
Merek = KRISBOW ( KW13-05 )
Daya = 1,492 KW
Kapasitas = 100 liter
Panjang = 1064 mm
Lebar = 520 mm
Tinggi = 840 mm
N = 0,02 Hp
= 0,01 KW
Data dari brosur diperoleh spesifikasi sebagai berikut :
Merek = FAN AND BLOWER TWIN CITY
Daya = 0,27 kW
Panjang = 1089,15 mm
Lebar = 630,174 mm
Tinggi = 1230,38 mm
C. Mesin Kemudi
Fungsi kemudi adalah untuk menentukan dan mengatur arah haluan kapal sesuai
gerak kapal yang diinginkan.
Dalam buku "Pesawat Bantu Mesin Induk" hal. 37 diberikan formula untuk menghitung daya
yang dibutuhkan untuk menggerakkan kemudi :
N = (Hp)
dimana :
Nk = besar sudut yang ditempuh tiap menit
o
= 70
Mke = Momen putar efektif poros kemudi (Nm)
Untuk menghitung Mke, dalam Rules BKI Vol.II Section 14.4.1 diberikan formula :
Mke = Nm
diamana :
D = Diameter tongkat kemudi
= 4,2 x (Qr/kr)1/3 m
diamana :
Qr = Momen torsi tongkat kemudi (N)
= Cr x σ
Cr = X1 x X2 x 132 x A x Vo2 x Xt (N)
dimana :
X1 = Koefisien kemudi
= 0,800
X2 = Koefisien yang tergantung pada letak daun kemu
= 0,800
Xt = Koefisien kecepatan
= 1
A = Luas permukaan kemudi (m2)
=
A =
=
= 4,60 m2
Vo = Kecepatan kapal (knot)
= 11 knot
Jadi Cr = 47091,988 N
Σ = c x (α - kb)
C = Lebar rata-rata daun kemudi (m)
= A /(0,6 T) m
= 1,9687 m
Α = 0,66
Kb = 0,08
Jadi σ = 1,141 m
Qr = 53773,32 Nm
u
Kr =
(ReH/235)0.75 k
= 1,6278279
Jadi D = 134,7621 mm
Sehingga :
Mke = 14684,4
Dengan demikian daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kemudi :
N = 14,35 Hp
= 10,70 kW
Menurut BKI Vol.III Bab 14 - Instalasi kemudi, Derek jangkar, Sisem hidraulis
A 3.1 dikatakan bahwa "Setiap kapal harus dilengkapi dengan instalasi kemudi utama
dan instalasi kemudi bantu/darurat." Sehingga direncanakan menggunakan (2) dua
untuk manuver dan 1 pompa cadangan
Dari brosur diperoleh spesifikasi steering gear sebagai berikut :
Merek = HATLAPA
Daya = 14 kW
Panjang = 2920 mm
Lebar = 1110 mm
Tinggi = 1010 mm
N = 716 , 20 Hp
dimana :
Mm = Momem torsi pada poros motor windlass (kgm)
= M cl
z a a
Mcl = Momen torsi pada cable lifter (kgm)
= T cl D cl
2 cl
Tcl = Daya tarik untuk satu jangkar (kg)
= Yw
fh* (Ga Pa* La) * (1 )
Ya
Fh = faktor gesekan di house pipe (1.28 ~ 1.35)
= 1,32
Ga = Berat jangkar (kg)
= 2100 kg
Pa = Berat rantai setiap motor (kg)
= 0.023*d (untuk open link chain)
= 0,92 kg
La = Panjang rantai jangkar yang menggantung (m)
= 3 segel (1segel = 27.5 m)
= 82,5 m
Yw = Berat jenis air laut (kg/m3)
= 1025 kg/m3
Ya = Berat jenis material rantai jangkar (kg/m3)
= 7750 kg/m3
Jadi Tcl = 2492,32 kg
Dcl = Diameter efektif cable lifter (mm)
= 0.013*d mm
= 0,52 mm
= m
0,00052
Cl = Efisiensi cable lifter (0.9 ~ 0.92)
= 0,92
= kgm
Mcl 0,70435
A = Efisiensi total peralatan (0.7 ~ 0.85)
= 0,85
zA =
Perbandingan putaran poros motor windlass dengan putaran
cable lifter
= Nm/Ncl
Nm = putaran poros (523 ~ 1160) rpm
= 1160 rpm
Ncl = 60 Va / 0.04 d
Va = Kecepatan tarik rantai jangkar (m/s)
= 0,2 m/s
E. Windlass tangga
Mesin ini berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tangga pada saat akan
digunakan atau sandar dipelabuhan. Tangga yang dimaksud adalah tangga akomodasi
yang terletak dilambung kiri dan kanan kapal.
Berat tangga diperkirakan W = 700 Kg
H = 10 m (dari general arragement)
N = (W x H)/(60 . 75 . ŋ)
= 1,04 Hp
= 0,77 Kwatt
F. Windlass Cargo
Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan winch cargo dapat dihitung dengan
menggunakan
formula : PQ V
N = 75 Hp
dimana :
PQ = Tegangan tarik winch cargo (kg)
V = Kecepatan derrick/ alat angkat (m/s)
= 0,3 (m/s)
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov diberikan formula untuk menghitung
tegangan
tarik winch cargo :
PQ
PQ = Kg
. p
dimana :
P = Safety Load Factor (SWL) (ton)
= 26 Ton
= 25668 Kg
Tambahan beban akibat tegangan tarik
Q =
(kg)
= 25 Kg
= Efisiensi motor (0.9~0.96)
. p = 0,9
sehingga :
PQ = 25695,8 Kg
Dengan demikian daya yang dibutuhkan untuk mengerakkan winch cargo :
N = 102,78 Hp
= 76,67 kW
Dari brosur diperoleh spesifikasi windlas :
Merek = MANABE ZOKI
Daya = 90 kW
Speed = 9 m/min
Ruangan
No. Luas m2 Volume m3
Main Deck
1 Kamar Serang (Boatswain) = 10.08 24.192
2 Kamar Kelasi (Seaman) = 8.96 21.504
3 Kamar Oiler I = 9.68 23.232
4 Kamar Oiler II = 11.94 28.656
Kamar juru masak
5 = 10.49 25.176
(Cooker)
6 Kamar Juri Mudi I = 11.7 28.08
Ruang makan (Mess
7 = 12.9 30.96
Room)
8 Kamar Juri Mudi II = 11.7
Poop Deck
1 Kamar Masinis I = 10.08 24.192
2 Kamar Masinis II = 10.08 24.192
3 Kamar Operator Radio = 9.9 23.76
4 Cafetarian = 8.3 19.92
Rumah Makan untuk
5 = 12.85 30.84
Perwira
6 Ruang Rapat = 9.9 23.76
7 Musollah = 4.8 11.52
H. Perlengkapan Dapur
Menurut buku Merchant Ship Design Hand Book VI diberikan ketentuan untuk
perlengkapan dapur sehingga diperoleh :
Tabel : Kebutuhan Daya Pada Perlengkapan dapur
IV.3. Penerangan
IV.3.1. Peralatan Navigasi
Dalam buku “Merchant Ship Design and Book V diberikan ketentuan untuk
peralatan navigasi sehigga diperoleh.
NO JENIS ALAT n DAYA (W) KEBUTUHAN DAYA (KW)
1 Marine radar 1 50 50
2 Echo sounder (pembantu
pengeras suara) 1 50 50
3 Radio Direction Finder
(RDF) 1 50 50
4 Satelit navigasi 1 50 50
5 Telegraph 1 50 50
6 Telepon 1 50 50
7 Radio komunikasi 1 150 150
8 VHF multi chanel 1 50 50
= 500 W
TOTAL
= 0,5 KW
Dimana :
N = jumlah titik lampu
E = kuat penerangan atau target penerangan (lux)
L = panjang ruangan (m)
B = Lebar ruangan (m)
Φ = Total lumen lampu
LLF = Faktor rug cahaya (0,7~0,8)
CU = Faktor pemanfaatan (50%~65%)
n = Jumlah lampu dalam 1 titik lampu
Ruang Santai
5 = 2.97 20 300 1.71 2 40.00
ABK
Ruang Makan
2.97 30 300 1.14 2 60.00
Kapten
Run Way 14.461 20 150 4.17 4 80.00
Tangga 12.12 20 100 2.33 2 40.00
Navigation Deck
1 Ruang navigasi = 27.9976 30 500 17.95 18 540.00
2 Ruang peta = 4.38 30 300 1.68 2 60.00
3 Ruang radio = 4.38 30 300 1.68 2 60.00
Ruang
4 Perlengkapan = 3.39 30 300 1.30 2 60.00
dan batterai
5 Kantor = 3.39 30 300 1.30 1 30
6 Run way = 14.461 20 150 4.17 4 80
7 Tangga = 12.12 20 100 2.33 2 40
3920 watt
Daya Total
3.92 Kw
Windlass
5 7.5 1 0 0 0 0 0
Jangkar 3
Windlass
6 90 1 0 0 0 0 0
cargo
Windlass
7 5.5 1 0 0 0 0 0
Tangga
8 Blower 0.27 1 1 0.27 1 0.27 1
Perlengkapan
9 Dapur dan 59.35 1 1 29.675 0.5 29.675 0.5
Cuci
Air
10 16.76752 1 1 16.76751997 1 16.7675 1
Conditioner
11 Separator 1.1 3 3 3.3 1 3.3 1
TOTAL 82.30611997 KW 90.1361 KW
Tabulasi Perhitungan Beban Daya Generator Saat Berlabuh
Nama BERLABUH
NO N (kW)
Komponen
jumlah work SIANG MALAM
LF % LF %
A. Pompa - pompa
Pompa
1 2.2 2 0 0 0 0 0
ballast
2 Pompa Bilga 2.2 2 1 1.76 0.8 1.76 0.8
Pompa
3 sanitary air 2.2 2 1 1.87 0.85 1.87 0.85
laut
Pompa
4 pemadam 4.4 2 0 0 0 0 0
kebakaran
Pompa air
5 1.5 2 1 1.275 0.85 1.275 0.85
tawar
Pompa bahan
6 7.5 2 1 6.375 0.85 6.375 0.85
bakar (HFO)
Pompa
7 4 2 1 4 1 4 1
kotoran
Pompa
8 minyak 0.1 2 1 0.1 1 0.1 1
pelumas
B. Alat penerangan
Peralatan
1 0.5 1 1 0.5 1 0.5 1
komunikasi
lampu
3.26 1 1 0 0 3.26 1
2 navigasi
Penerangan
3 3.92 1 1 0 0 3.92 1
Dalam
Penerangan
4 0.65 1 1 0 0 0.65 1
Luar
Penerangan
5 1.22 1 1 1.22 1 1.22 1
Kamar mesin
B. Alat Khusus
Kompresor
1 & botol 1.492 1 1 1.1936 0.8 1.1936 0.8
angin
2 Kemudi 14 1 0 0 0 0 0
Windlass
3 7.5 1 1 2,25 0,3 2,25 0,3
Jangkar 1
Windlass
4 7.5 1 1 2,25 0,3 2,25 0,3
Jangkar 2
Windlass
5 7.5 1 1 2,25 0,3 2,25 0,3
Jangkar 3
Windlass
6 90 1 0 0 0 0 0
cargo
Windlass
7 5.5 1 1 1,65 0,3 1,65 0,3
Tangga
Blower / Air
8 0.27 1 1 0.27 1 0.27 1
charger
Perlengkapan
9 Dapur dan 59.35 1 1 29.675 0.5 29.675 0.5
Cuci
Air
10 Conditioner 16.76752 1 1 16.76751997 1 16.7675 1
(AC)
11 Separator 1.1 3 0 0 0 0 0
TOTAL 73.30 KW 81,26 KW
Pompa air
5 1.5 2 1 1.275 0.85 1.275 0.85
tawar
Pompa bahan
6 7.5 2 1 0 0 0 0
bakar (HFO)
Pompa
7 4 2 1 4 1 4 1
kotoran
Pompa
8 minyak 0.1 2 1 0.1 1 0.1 1
pelumas
B. Alat penerangan
Peralatan
1 0.5 1 1 0.5 1 0.5 1
komunikasi
lampu
3.26 1 1 0 0 3.26 1
2 navigasi
Penerangan
3 3.92 1 1 0 0 3.92 1
Dalam
Penerangan
4 0.65 1 1 0 0 0.65 1
Luar
Penerangan
5 1.22 1 1 1.22 1 1.22 1
Kamar mesin
B. Alat Khusus
Kompresor
1 & botol 1.492 1 1 1.492 0.1 1.492 0.1
angin
2 Kemudi 14 1 0 0 0 0 0
Windlass
3 7.5 1 1 2,25 0,3 2,25 0,3
Jangkar 1
Windlass
4 7.5 1 1 2,25 0,3 2,25 0,3
Jangkar 2
Windlass
5 7.5 1 1 2,25 0,3 2,25 0,3
Jangkar 3
Windlass
6 90 1 1 90 1 90 1
cargo
Windlass
7 5.5 1 1 1,65 0,3 1,65 0,3
Tangga
Blower / Air
8 0.27 1 1 0.27 1 0.27 1
charger
Perlengkapan
9 Dapur dan 59.35 1 1 17,80 0.3 17,80 0.3
Cuci
Air
10 Conditioner 16.76752 1 1 16.76751997 1 16.7675 1
(AC)
11 Separator 1.1 3 3 0 0 0 0
TOTAL 146,97 KW 154,80 KW
Windlass
6 90 1 0 0 0 0 0
cargo
Windlass
7 5.5 1 0 0 0 0 0
Tangga
Blower / Air
8 0.27 1 0 0 0 0 0
charger
Perlengkapan
9 Dapur dan 59.35 1 0 0 0 0 0
Cuci
Air
10 Conditioner 16.76752 1 0 0 0 0 0
(AC)
11 Separator 1.1 3 3 0 0 0 0
TOTAL 60,22 KW 154,80 KW
IV.5. Tabel Kebutuhan Daya Berdasarkan 2 Kondisi
KEBUTUHAN DAYA
NO EQUIPMENT SATUAN
SIANG MALAM
1 BERLAYAR KW 82,30 115,974
2 BERLABUH KW 73,40 96,444
3 BONGKAR MUAT KW 146,977 154,807
4 DARURAT KW 60,22 68,05
BEBAN MAKSIMUM KW 154,807
FAKTOR BEBAN KW 178,028
Dari hasil perhitungan daya generator di atas, maka kapasitas generator yang
dipakai dan akan dicari pada brosur mesin yaitu 175,193 kW. Namun karena generator
yang akan digunakan 2 buah dan keduanya bekerja bersamaan maka daya tiap
generator yang dibutuhkan adalah 89 kW.
Berdasarkan brosur diperoleh spesifikasi generator sebagai berikut :
MEREK : CATERPILLAR MARINE GENERATOR SET
Model : C4.4
Putaran : 1800 Rpm
Daya : 99 kW
Bore : 105 mm
Stroke : 127 mm
Berat : 1092 kg
Panjang : 1529 mm
Lebar : 724 mm
Tinggi : 1132 mm
PRIMER : 99 kW
STANDBY : 90 kW
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam perancanaan pompa-pompa, untuk menentukan nilai dayanya maka
dipengaruhi oleh beberapa hal natara lain:
a. Kerugian akibat panjang pipa ( HL )
b. Kerugian akibat kehilangan lokal yang disebabkan oleh katup, sambungan
sambungan dan belokan pada pipa ( HK )
c. Kerugian akibat kehilangan tekanan pompa (Hp )
d. krugian akibat kedudukan pompa terhadap zat cair (Hz )
e. Kerugian akibat kecepatan zat cair ( Hv )
Sehingga:
H = HL + HK + HP + HZ +HV
Maka:
N = Q . H .γ
3600. 75 .η
dimana ;
N = daya yang diperlukan (HP )
Dari tabulasi daya diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Kondisi Kapal pada saat bongkar muat malam hari merupakan kondisi yang paling
tinggi kebutuhan daya listriknya karena pada saat bongkar muat pada malam hari
alat penerangan, mesin-mesin jangkar, alat angkat, windlass tangga bekerja
semaksimal mungkin.
b. Kondisi kapal pada saat berlayar disiang hari paling sedikit membutuhkan daya
karena beberapa komponen tidak bekerja seperti alat penerangan, alat angkat,
windlass sekoci, windlass tangga, pompa hidrolik jangkar dan mesin jangkar.
c. Dari perhitungan daya yang terpakai maka dapat ditentukan jenis generator yang
dipilih. Dimana jumlah daya terbesar adalah pada saat kapal sedang bongkar muat
pada malam hari yaitu 152,342 Kw.