Professional Documents
Culture Documents
Sap Bahan
Sap Bahan
Dosen Pembimbing :
Esyuananik,M.Keb
Disusun Oleh :
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan siswi-siswi SMAN 1
Kamal mengetahui dan menambah wawasan para siswi tentang deteksi dini
fibroadenoma dengan SARARI, sehingga siswi-siswi SMAN 1 Kamal dapat
melakukan deteksi dini kelainan payudara.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan siswi-siswi SMAN 1 Kamal dapat :
Mengetahui
................................................................................................................................
..............................................................................................................................
C. Materi
F. Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi
....................................................................
H. Uraian Materi
A. Latar Belakang
Terdapat berbagai kelainan payudara yang terjadi pada wanita, diantaranya yaitu:
1. Ca. Mammae
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore,
2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006). Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan
pasti.
2. Fibroma Adenoma
Fibroadenoma mamae (FAM) adalah tumor jinak yang sering terjadi
payudara (rukiyah, 2012 hal ; 98)
Fibroadenoma adalah benjolan padat kecil dan jinak pada payudara terdiri
dari kelenjar jaringan dan fibrosa (yohana, yovita,yesica. 2011 hal; 182).
Fibro adenoma dapat berbentuk seperti kapsul, sehingga dapat
bermobilasasi dan sering disebut sebgai breast most banyak terjadi pada
wanita usia 20-25 tahun, yang berhubungan dengan hormone estrogen
(rukiyah, 2012). Tumor ini dapat tumbuh siliter multiple gampang digerakkan
berbentuk licin sama sekali bebas dari jaringan payudara sekitarnya Dan
berubah-rubah dengan siklus haid. Pada putting susu tidak memperlihatkan
adanya perubahan bahkan adanya tidak nyeri.
Laporan dari west term breast services alliance, fibroadenoma terjadi pada
wanita dengan umur antara 15-25 tahun dan lebih dari 1 dari 6 (15%)
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma
terjadi pada wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setilah menopause,
tentunya dengan jumlah kejadian lebih kecil disbanding usia muda..
Fibroadenoma mammae (FAM) yaitu tumor jinak pada payudara yang
berbatas jelas dan berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. Dan biasanya
terjadi pada remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW
Breast Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan
usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50tahun sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma (NSW,
2005)
Dari wawancara yang dilakukan di SMA N 1 KAMAL belum mengenal
adanya SARARI (Pemeriksaan payudara sendiri) sedangkan dari 1 dari 5 siswi
SMA N 1 KAMAL pernah menjalani operasi fibro adenoma.
Berdasarkan data sementara ini kami mengadakan penyuluhan untuk
mendemonstrasikan SARARI yang dimana dapat bermanfaat untuk sebagai
deteksi dini kelainan payudara.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan siswa SMAN 1 Kamal tentang SARARI?
2. Bagaimana pelaksanaan SARARI untuk deteksi dini fibro adenoma?
B. Tujuan
1. Mengetahui pengetahuan siswa SMA N 1 Kamal tentang SARARI
2. Memberikan penyuluhan tentang pelaksanaan SARARI untuk deteksi
dini fibro adenoma.
C. Luaran
Pengabdian masyarakat tentang SARARI untuk mendeteksi dini kelainan
payudara khususnya Fibro Adenoma pada siswi kelas XI SMA N 1 KAMAL
D. KEGUNAAN PROGRAM
1. Meningkatkan pengetahuan siswa SMA N 1 Kamal tentang SARARI
2. Meningkatkan kesehatan reproduksi (FIBRO ADENOMA)
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Payudara dan Anatomi Payudara
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan
pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam
proses laktasi seperti pada wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga
ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis
sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara
bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan
bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi
atropi pada usia lanjut.1
Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-
masing mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus
laktiferus dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya.
Diantara kelenjar susu dan fasia
pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan
lemak. Di antara lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut
ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara, yang
bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai
struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara. Jaringan ikat
memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan
anterior.2
Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri
torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak
anastomosa yang bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis
interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.
Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran
ke kelenjar interpektoralis.3
Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar
berikut:
2. Fisiologi Payudara
2
https://www.scribd.com/document/340709854/Tinjauan-Pustaka-Fam-s-Ayu diakses pada tanggal 30
Maret 2017
3
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
4
https://www.scribd.com/document/340709854/Tinjauan-Pustaka-Fam-s-Ayu diakses pada tanggal 30
Maret 2017
a. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa
hidup pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause.
Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi
ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.5
b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari
ke-8 haid, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul
benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang
haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik
terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Begitu haid dimulai,
semuanya berkurang.6
c. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada masa
kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan
duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
puting susu. 7
a. Definisi
5
https://www.scribd.com/document/340709854/Tinjauan-Pustaka-Fam-s-Ayu diakses pada tanggal 30
Maret 2017
6
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret 2017
7
https://www.scribd.com/document/340709854/Tinjauan-Pustaka-Fam-s-Ayu diakses pada tanggal 30
Maret 2017
8
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret 2017
Fibroadenoma merupakan jenis tumor jinak mamma yang
paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling
banyak ditemukan pada kelompok umur muda.9
b. Patofisiologi
9
https://www.scribd.com/document/340709854/Tinjauan-Pustaka-Fam-s-Ayu diakses pada tanggal 30
Maret 2017
10
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
11
https://medlineplus.gov/ency/article/007216.htm diakses pada tanggal 30 Maret 2017
fibroadenoma tidak terasa sakit, namun kadang kala akan
menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitif apabila
disentuh.12
12
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
13
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
14
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
15
https://www.scribd.com/document/340709854/Tinjauan-Pustaka-Fam-s-Ayu diakses pada tanggal 30
Maret 2017
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel
selapis atau beberapa lapis.16
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak
sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur)
dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat menjelang
haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat
menopause terjadi regresi.17
16
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
17
https://www.scribd.com/document/340709854/Tinjauan-Pustaka-Fam-s-Ayu diakses pada tanggal
30 Maret 2017
18
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae
adalah adanya bagian yang menonjol pada permukaan payudara,
benjolan memiliki batas yang tegas dengan konsistensi padat dan
kenyal. Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4 cm,
namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan
ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5 cm. Benjolan yang tumbuh
dapat diraba dan digerakkan dengan bebas. Umumnya fibroadenoma
tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.19
Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel
fibroadenoma umumnya dianggap langka. Fibroadenoma secara
signifikan tidak meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker
payudara Insiden karsinoma berkembang dalam suatu fibroadenoma
dilaporkan hanya 20/10.000 sampai 125/10.000 orang yang berisiko.
Sekitar 50% dari tumor ini adalah lobular carcinoma in situ (LCIS),
20% infiltrasi karsinoma lobular, 20% adalah karsinoma duktal in situ
(DCIS), dan 10% sisanya infiltrasi karsinoma duktal. Berdasarkan
pemeriksaan klinis ultrasonografi dan mammografi biasanya
ditemukan fibroadenoma jinak dan perubahan menjadi ganas
ditemukan hanya jika fibroadenoma tersebut dipotong. Fibroadenoma
yang dibiarkan selama bertahun-tahun akan berubah menjadi ganas,
dikenal dengan istilah progresi dan persentase kemungkinannya
hanya 0,5% - 1%. 20
e. Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara
pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko
yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:
Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau
frekuensi terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada
wanita usia muda < 30 tahun. terutama terjadi pada wanita dengan
usia antara 15-25 tahun.Berdasarkan data dari penelitian di
Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di
Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien
yang menderita fibroadenomaadalah 23 tahun dengan rentang usia
14-49 tahun.21
Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan
dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak.
19
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
20
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
21
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan
bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM
(OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM
kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil
penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun
meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53)
artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang
menikah pada usia < 21 tahun.22
Paritas dan Riwayat Menyusui Anak
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM,
terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman
menyusui memiliki peran yang penting dalam perlindungan
terhadap risiko kejadian FAM.23
Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena
kepekaan terhadap peningkatan hormon estrogen. Penggunaan
kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen merupakan
faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of
Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan
proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan
komponen utama estrogen adalah sekitar 60%. 24
Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih
dari normal merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan
penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT > 30 kg/m2
meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03)
artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali
menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.25
Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko
fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada
keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti
berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini. Dari beberapa
penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita
yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara.
Dilaporkan 27 % dari penderita FAM memiliki riwayat keluarga
22
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
23
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
24
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
25
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983). Tidak seperti
penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple
fibroadenoma memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat
menderita penyakit pada payudara.26
Faktor Lingkungan
Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic
aromatic hydrocarbons (PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko
terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all pada tahun
2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM memiliki riwayat
tinggal di dekat pabrik yangmemproduksi PAHs. Penelitian tersebut
menggunakan desain case control dimana diketahui
OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang tinggal didekat
pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita
FAM. PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas.
PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon yang
mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak,
tembakau, dan dupa.27
Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang
bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik
(tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif
lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar.
Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan
biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau
lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat
(adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan
mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA
akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam
sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.28
f. Pencegahan
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat
menjadi sakit. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah untuk
menurunkan insiden penyakit. Cara yang dilakukan adalah dengan
menghindari faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang
pertumbuhan sel-sel tumor antara lain:
26
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
27
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
28
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
1. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat
memicu berkembangnya sel-sel tumor fibroadenoma,
sepertimengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan
bahan atau zat-zat hormonal, menghindari pemakaian pil
kontrasepsi dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat
tersebut jika dipakai terus menerus akan menyebabkan
terjadinya perubahan jaringan pada payudara yang
meningkatkan angka kejadian FAM. Selain itu menghindari
terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)
yang bersifat karsinogenik.29
2. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat
menurunkan kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi
buah dan sayuran. Penggunaan alat kontrasepsi oral juga dapat
menurunkan risiko terjadinya FAM.30
3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan
secara teratur. Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara
teratur maka kesempatan untuk menemukan tumor dalam ukuran
kecil lebih besar, sehingga dapat dengan cepat dilakukan
tindakan pengobatan. 31
SADARI dapat dilakukan dengan cara:
29
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
30
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
31
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
32
32
http://rsubundajembrana.com/pentingnya-sadari-kanker-payudara/ diakses pada tanggal 30 Maret
2017
33
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
34
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
c) Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong
ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan
perubahan ukuran dan kontur payudara. 35
d) Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan
kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara
memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara,
mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam
sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap
benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama
terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan
dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah
antara kedua payudara dan ketiak.36
e) Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah
keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara
bergantian pada payudara kiri dan kanan.37
f) Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah
bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri
dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi
seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan
pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan
mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan
38
oleh jari-jari tangan kiri.
4. Remaja
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statement ini
sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak
Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu
35
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
36
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
37
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
38
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20ll.pdf diakses pada tanggal 30 Maret
2017
bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress)
sampai sekarang masih banyak dikutip orang (Supriyatna, 2010).
Dikatakan bahwa masa remaja dikenal dengan masa mencari identitas
diri. Yakni fase di mana individu mengalami pergolakan emosi yang diiringi
dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang
bervariasi (Tridhonanto, 2010: 1).
Menurut WHO dalam Benih Nirwana (2011 : 14) menyatakan bahwa
anak dikatakan remaja apabila telah mencapai usia 10-28 tahun. Sedangkan
dalam Sarwono (2011 : 12-17) dikemukakan beberapa pendapat para ahli
diantaranya Monks (2000) memberi batasan usia remaja adalah ketika
mencapai usia 12-21 tahun. Menurut Hurlock (1990) membagi menjadi masa
remaja (13-16 atau 17 tahun) dan remaja akhir (16 atau 17-18 tahun).