You are on page 1of 25

PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN

Speksifikasi Teknis

DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Jln. A.Yani, Kereng Humbang- Kasongan. 74412 Tlp. (0536) 4043566 Fax. (0536) 4043565
Website : www.disdik.katingankab.go.id Email : disdik@katingankab.go.id

PROGRAM :
PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
PENAMBAHAN RUANG KELAS SEKOLAH

PEKERJAAN :
PENAMBAHAN RUANG KELAS SDN-5 TALANGKAH

LOKASI :
KECAMATAN KATINGAN HILIR, KABUPATEN KATINGAN

TAHUN ANGGARAN 2014

KONSULTAN PERENCANA :

CV. CIPTA UTAMA


DESIGN
KONSULTAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
PUSAT PALANGKA RAYA
Alamat : Jalan Paus I. No. 05 Telp. 081349678762 Palangka Raya
Kantor Cabang : Jln. Ison Birim No. 13 Kasongan Baru 74412
Speksifikasi Teknis

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
PENJELASAN UMUM
1.1. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan : Penambahan Ruang Kelas Sekolah
Pekerjaan : Penambahan Ruang Kelas SDN Hampangen
Lokasi : Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan

1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar


rencana, uraian pekerjaan dan RKS yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan :
 Gambar bestek dan detail terlampir.
 Uraian kerja dan syarat-syaratnya dalam pasal-pasal berikut.
 Risalah rapat penjelasan (aanwijzing) yang dilaksanakan.
 Petunjuk-petunjuk dari direksi/direksi lapangan.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya.
2.1. Keppres No. 54 Tahun 2010 dan tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Perubahannya Kepres No.70
Tahun 2012 beserta lampiran-lampiran lainnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene voor warden voor de uitvoering bij
aanneming van openbare werken ( AV ) 1941.
2.3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 NI – 2.
2.5. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI
T-15-1991-03.
2.6. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK SNI T-15-
1990-03.
2.7. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
2.8. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970 NI – 18.
Speksifikasi Teknis

2.9. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPI) 1983.


2.10.Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) 1961 NI – 5.
2.11.Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
2.12.Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
2.13.Mutu Sirap SNI 03-3529-1994.
2.14.Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
2.15.Tata Cara Perencanaan Tangki Septik SNI 03-2398-1991.
2.16.Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
2.17.Peraturan Plumbing Indonesia.
2.18.Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-
1991.
2.19.Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-
1991.
2.20.Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
2.21.Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
2.22.Apabila dalam RKS ini tidak jelas maka kontraktor berkewajiban
mengikuti aturan-aturan di atas.

Pasal 3
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
3.1. Untuk kelancaran Pekerjaan, pemborong diwajibkan :
a) Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan
tersebut tepat pada waktunya dengan kualitas yang dapat diterima
direksi
b) Menyediakan tenaga kerja/pembantu lengkap dengan alat-alat
yang diperlukan.
3.2. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang
berlaku di dalam pasal 2 serta peraturan pembangunan daerah
setempat dan lain-lain.
3.3. Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar maka
pemborong harus segera lapor kepada direksi.
3.4. Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dengan ketentuan :
a) Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada
waktu diserahterimakan.
b). Pekerjaan cepat diserahkan/diserahterimakan secara memuaskan
dan dapat diterima oleh direksi

Pasal 4
Speksifikasi Teknis

LOKASI BANGUNAN
4.1. Lokasi Bangunan
Bangunan ini akan dibangun dilokasi yang ditentukan sesuai dengan
rencana, yaitu tanah yang tersedia untuk pelaksanaan pekerjaan
dimana kegiatan tersebut terletak didaerah Kecamatan Katingan Hilir
Kaupaten Katingan.

4.2. Daerah Kegiatan


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah
tersebut yang dikuasai untuk segala keperluan Kegiatan.

4.3. Rencana Kerja


Dalam waktu 2 minggu setelah penandatanganan kontrak, kontraktor
wajib menyerahkan suatu rencana kerja yang meliputi :
a). Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan
pembangunan masing-masing bagian Pekerjaan.
b). Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
c). Jam kerja yang diusulkan untuk Pekerjaan di lapangan.
d). Jumlah pegawai kontraktor yang diusulkan, selama Pekerjaan
berlangsung sesuai dengan fungsi dan keahliannya.

4.4. Buku Harian


Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan semua detail-detail
penting dari pekerja.

4.5. Persetujuan Konsultan Pengawas


Yang dimaksud dengan persetujuan konsultan pengawas adalah
merupakan persetujuan konsultan pengawas secara tertulis yang berisi
persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyaratan ini.

4.6. Gambar Rencana


a). Gambar rencana untuk Kegiatan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa
revisi-revisi masih mungkin diadakan dalam masa pelaksanaan.
Kontraktor wajib melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi ini maupun spesifikasi lainnya dan tidak
dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar rencana atau perbedaan
antara gambar rencana dan isi spesifikasi.
b). Konsultan pengawas akan mengoreksi menjelaskan gambar rencana
tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi.
Dimensi dalam gambar rencana harus dihitung dengan teliti dan
tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar rencana
tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk
direksi/pengawas.
Speksifikasi Teknis

c). Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana


akan ditentukan selanjutnya oleh direksi/pengawas dan akan
disampaikan kepada kontraktor secara tertulis.
d). Kontraktor harus membuat Rencana Kerja sebelum memulai suatu
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
4.7. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Kontraktor harus memberikan penjelasan selengkapnya tentang
langkah-langkah yang akan diambil untuk suatu tahap Pekerjaan yang
akan dimulai pelaksanaannya. Dalam keadaan apapun kontraktor tidak
diperkenankan memulai Pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
4.8. Tanggung Jawab Kontraktor/Penyedia Barang dan Jasa
Pada keadaan apapun, dimana Pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan konsultan pengawas tidak berarti membebaskan
kontraktor atas tanggung jawab pada Pekerjaan tersebut sesuai dengan
kontrak maupun Peraturan Pemerintah yang berlaku.

Pasal 5
PEKERJAAN PENDAHULUAN
5.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi Pekerjaan :
5.1.1. Pek. Pembersihan Lokasi Awal dan Akhir
5.1.2. Pek. Pengukuran dan Pemasangan Bouplank
5.1.3. Pembuatan Papan Nama Kegiatan
5.1.4. Pek. Bangsal Kerja Darurat dan Gudang Bahan
5.1.5. Pek. Pembuatan IMB
5.1.6. Pek. Administrasi/Dokumentasi dan As Built Drawing

5.2. Persyaratan bahan


5.2.1. Untuk Bangsal Kerja ; digunakan rangka kayu, dinding papan
dan atap seng.
5.2.2. Untuk papan nama Kegiatan digunakan tiang dari kayu lanan
dan triplek dicat putih.
5.2.3. Pengukuran menggunakan alat ukur manual.
5.2.4. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran,
gerobak dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Pengukuran dan Pasangan Bowplank
 Pengukuran dilaksanakan pada setiap item pekerjaan yang
akan dilaksanakan dengan bentuk dan ukuran sesuai
Speksifikasi Teknis

gambar kerja dan disetujui oleh pengawas dan direksi


pekerjaan.
 Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus
dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass
(timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

5.3.2. Pembuatan Bangsal Kerja


Untuk bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus
dibongkar setelah Pekerjaan selesai dilaksanakan.

5.3.3. Pembuatan Papan Nama Kegiatan


Papan nama Kegiatan dibuat dari playwood dengan rangka
balok kayu lanan atau bahan kain finil dari Digital Printing
dengan ukuran 1 m x 1,5 m. Didirikan tegak di atas kayu ukuran
5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Papan nama Kegiatan memuat :
 Nama Program : …………………………………
 Nama Kegiatan : …………………………………
 Nama Pekerjaan : …………………………………
 Nama Lokasi : …………………………………
 Sumber Dana : …………………………………
 Surat Perjanjian (Kontrak) : Nomor : …………………...
Tanggal : …………………...
 Nilai Kontrak : Rp……………... (……………)
 Jangka Waktu Pelaksanaan : ....... (..............) Hari Kalender
 Jangka Waktu Pemeliharaan : ....... (..............) Hari Kalender
 Kontraktor Pelaksana : CV/PT ....................................
 Konsultan Pengawas : CV/PT ....................................

5.3.4. Pembersihan Tanah Lokasi Bangunan


Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk
pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan
disekeliling bangunan, termasuk perataan tanah.

Pasal 6
PENENTUAN PEIL : (± 0,00)
6.1. Sebagai Peil  0,00 adalah mengambil referensi dari ketinggian badan
jalan terdekat atau disesuaikan dengan gambar bestek.
6.2. Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada gambar bestek.
6.3. Pekerjaan uitzeet harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti, dan
apabila mungkin menggunakan alat theodolite dan water pass.
6.4. Ukuran-ukuran denah, tampak, ruang, dan detail lainnya ditentukan
dalam gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan.
Speksifikasi Teknis

6.5. Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal yang ditentukan
tersebut akan ditentukan oleh Direksi Teknis/Pengawas Lapangan.

Pasal 7
PEKERJAAN TANAH/URUGAN
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pada Pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah
biasa, tanah gambut dan lain-lain:
7.1.1 Galian tanah untuk Pekerjaan substruktur (pondasi setempat).
7.1.2. Urugan tanah kembali.
7.1.3. Timbunan Tanah Urug Dibawah Lantai.
7.1.4. Galian tanah di luar bangunan untuk mendapatkan peil lantai
yang disyaratkan.
7.2. Persyaratan Bahan
7.2.1. Tanah timbunan tanah biasa dan pasir urugan harus bersih dari
kotoran-kotoran dan akar - akar kayu, serta sampah lainnya.
7.2.2. Untuk urugan bekas galian pondasi dapat digunakan tanah bekas
galian pondasi.
7.3. Pedoman Pelaksanaan
7.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan
ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila di tempat galian
ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau
lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya
memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan Pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu
penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor
wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk septiktank, saluran air hujan, saluran air
kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan
dalam gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang
mudah longsor Kontraktor harus memasang turap kayu
pengaman yang cukup kuat. Turap di dalam bangunan harus
dibongkar setelah pondasi selesai.
7.3.1. Galian harus dilaksanakan sesuai dengan kedalaman yang
dikehendaki dan tanah dasar pasangan harus cukup keras. Bila
mana terdapat tanah dasar yang lembek, maka harus digantikan
dengan tanah dasar yang lebih baik (tanah yang berpasir).
7.3.2. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan
Speksifikasi Teknis

untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam Site


Plan.
7.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi
kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
7.3.4. Pengurugan tanah kembali menggunakan tanah bekas galian
yang diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk
lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah
lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan
dipadatkan kembali seperti di atas. Demikian seterusnya
dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup
kembali.

Pasal 8
PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG

8.1. Lingkup Pekerjaan


8.1.1. Pek. Pondasi Setempat/Foot Plat Beton Bertulang 60 x 60 cm
8.1.2. Pek. Kolom Pondasi 20/20 cm Beton Bertulang
8.1.3. Pek. Sloof 20/30 cm Beton Bertulang
8.1.4. Pek. Kolom Praktis 11x11 cm Beton Bertulang
8.1.5. Pek. Kolom Selasar 18x18 cm Beton Bertulang
8.1.6. Pek. Ring Balk 15 x 15 cm Beton Bertulang

8.2. Persyaratan Bahan


8.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun
1972 dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI
8 tahun 1972)/ Semen Gresik.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun
seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan
pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar
dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat
mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan
30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru
yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada
agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
8.2.2. Pasir beton
Speksifikasi Teknis

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam SK SNI 1991.
8.2.3. K e r i k i l
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam SK SNI 1991.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
8.2.4. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
8.2.5. Besi beton
 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U
- 24 (tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2)
dengan diameter masing – masing  10 mm,  12 mm untuk
tulangan pokok dan  6 mm,  8 mm untuk tulangan
sengkang.
 Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah
dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka
waktu panjang.
 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan
dalam keadaan Batacong dingin. Tulangan harus dipotong
dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
 Jika kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan : Harus ada persetujuan Direksi Jumlah besi
persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab kontraktor.

8.2.6. Cetakan dan Acuan


Speksifikasi Teknis

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu


baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran
dan Batacos-Batacos yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana dan uraian Pekerjaan.
8.2.7. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1Pc : 2Ps :
3Kr.

8.3. Pedoman Pelaksanaan


8.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan
pengukuran-pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan
gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang
kesempurnaan galian.
8.3.2. Di bawah dasar pondasi didasari dengan pasir setebal 10 cm
dan dipadatkan sebagai lantai kerja.
8.3.3. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat
ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971 dan SNI
1991.
8.3.4. Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila
ada perbedaan dalam gambar konstruksi dan gambar Detail.
8.3.5. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
8.3.6. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja
dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas penulangan. Untuk
dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada
saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian Pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
8.3.7. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
Speksifikasi Teknis

Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah


sebagai penutup beton.
Hasil Pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko kontraktor.
8.3.8. Pekerjaan kolom ulin bulat dipesan dan dibuat motif dan
dibentuk sesuai dengan gambar bestek, selanjutnya dipasang
didalam ruangan dan luar ruangan sebagai pengangga dan
hiasan pada bangunan sebagai torah dalam adat dayak siang,
selanjutnya kolom kayu ulin tersebut difinising hingga rapi dan
disetujui konsultan pengawas/direksi pekerjaan.

Pasal 9
PEKERJAAN DINDING/PASANGAN

9.1. Lingkup Pekerjaan


9.1.1. Pas. dinding Bataco
Pemasangan dinding Bataco setebal 1/2 Bataco dilakukan untuk
seluruh dinding keliling bagian luar dan dalam bangunan, saluran
air hujan keliling bangunan dan ornamen kolom.

9.2. Persyaratan Bahan


9.2.1. Bataco
Bentuk standar Bataco kelas I adalah prisma empat persegi
panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan
tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan.
Bataco dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak
hancur bila direndam air.

9.2.2. P a s i r
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5 % berat
9.2.3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

9.3. Pedoman Pelaksanaan


Speksifikasi Teknis

9.3.1. Pekerjaan dinding yaitu menggunakan Bataco dengan


perbandingan adukan dengan camp. 1 Pc : 3 Ps.
9.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam
bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan
pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh
dicampur lagi dengan adukan yang baru.
9.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti
dan sesuai gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan
pengukuran harus dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan Bataco yang
telah selesai.
9.3.4. Lapisan Bataco yang satu dengan lapisan Bataco di atasnya
harus berbeda setengah panjang Bataco. Bataco setengah tidak
dibenarkan digunakan di tengah pasangan Bataco, kecuali
pasangan pada sudut.
9.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
9.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan
Bataco (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang
pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok.
9.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit
7 hari setelah pemasangannya.
Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN

10.1. Lingkup Pekerjaan


10.1.1. Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding
pasangan Bataco, beton bertulang, profil pada dinding dan
acian pada seluruh plesteran bangunan.
Speksifikasi Teknis

10.1.2. Pekerjaan ondrongan/acian dilakukan pada seluruh permukaan


dinding pasangan yang sudah diplester.

10.2. Persyaratan Bahan


10.2.1. Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.

10.3. Pedoman Pelaksanaan


10.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding pasangan Bataco dikorek
sedalam 0.5 cm
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar
bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
10.3.2. Adukan plesteran pasangan Bataco dipakai campuran 1 Pc :
3 Ps.
10.3.3. Adukan plesteran sloof, kolom, ringbalk beton bertulang dan
ornamen dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps.
10.3.4. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan apabila
pasangan/dinding Bataco betul-betul kering dan sebelum
pekerjaan plesteran dimulai, dinding/pasangan yang akan
diplester harus disiram dengan air terlebih dulu serta diberi
plesteran kepala.
10.3.5. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus
sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu
tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar
antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang
digerakkan secara horizontal dan vertikal.
10.3.6. Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan.
Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar
secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
10.3.7. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya
selama seminggu sejak permulaan plesteran.
10.3.8. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah Pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik
selesai dipasang.
10.3.9. Untuk plesteran yang dibuat muncul/timbul (plesteran motif)
pelaksanaanya harus dikerjakan dengan rapi, sudut-sudut
Speksifikasi Teknis

harus betul-betul siku, rata dan halus. setelah cukup kering


diaci hingga merata dan halus diseluruh permukaanya. Setelah
kering, permukaan acian tersebut diberi laburan plamur dan
digosok dengan amplas hingga halus.
10.3.10. Semua pasangan dinding, beton bertulang dan
ornamen yang sudah diplester dilakukan finishing pada seluruh
plesteran dengan ondrongan/acian menggunakan pasta semen
dicampur dengan kapur agar permukaan plesteran menjadi
halus dan rata.
10.3.11. Pekerjaan plesteran harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli dan biasa melakukan pekerjaan plesteran dan disetujui
oleh Direksi. Dalam hal ini, Direksi berhak untuk meminta
kepada Kontraktor Pelaksana/Rekanan mengganti tukang
dimaksud jika dinilai tidak cakap didalam melaksanakan
pekerjaanya.

Pasal 11
PEKERJAAN LANTAI

11.1. Lingkup Pekerjaan


11.1.1. Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai
ruangan, selasar depan dan dalam ruangan semua
bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
11.1.2. Pek. Cor Beton Tumbuk Lantai Tebal 5 cm
11.1.3. Pek. Lantai Keramik 40 x 40 cm
11.1.4. Pek. Lis Keramik 10 x 40 cm

11.2. Persyaratan Bahan


11.2.1. Semen, pasir, kerikil dan air untuk persyaratan bahan tersebut,
mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton
bertulang.
11.2.2. Seluruh produk keramik yang digunakan untuk lantai adalah
produksi dalam negeri yang memiliki kwalitas terbaik didalam
perdagangan dan telah memenuhi Standard Industri Indonesia
(SNI).

11.3. Pedoman Pelaksanaan


11.3.1. Dasar lantai
Dilapisi pasir setebal 10 cm dan dipadatkan untuk meratakan
permukaan lantai yang akan di cor.
11.3.2. Pemeriksaan
Speksifikasi Teknis

Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua


pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan
lantai dimulai.
11.3.3. Adukan
 Adukan untuk Cor Beton Tumbuk untuk lantai dengan
Campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr
 Untuk Pasangan Lantai Keramik Menggunakan Adukan
Campuran 1 Pc : 3 Ps
11.3.3. Pekerjaan Pengecoran Lantai cor beton tumbuk dengan tebal
10 Cm dipasang pada seluruh luasan lantai bangunan dengan
Campuran 1 PC : 3 Ps : 4 Krl sesuai gambar rencana dan
pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan
cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka
bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur
sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
11.3.4. Untuk pekerjaan pas. Keramik harus dimulai dari bagian
tengah dulu baru dipasang menuju kearah bagian pinggir
11.3.5. Sebelum pemasangan lantai keramik terlebih dahulu
ditentukan peil lantai dengan mengunakan diwaterpass dan
benang/tali dari sudut kesudut agar dalam pemasangan
terlihat rapi dan rata.
11.3.6. Setelah pasangan keramik selesai semua kotoran segera
dibersihkan sebelum semen adukan mengering.
11.3.7. Pekerjaan Ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
11.3.8. Sebagai bahan pelapis/finishing permukaan lantai pada
seluruh permukaan lantai ruangan kecuali ditentukan lain,
menggunakan keramik ukuran 40 x 40 cm, Pemasangan
menggunakan spesi campuran 1 Pc : 3 Ps dengan tebal specie
tidak kurang dari 3 cm. Spesi di bawah pasangan keramik
harus betul-betul rata dan memenuhi seluruh bagian bawah
pasangan keramik agar tidak terdapat rongga atau celah yang
dapat mengurangi kekuatan keramik dimaksud.
11.3.9. Pekerjaan list keramik 10 x 40 cm dipasang pada bagian tepi
dinding keliling bangunan yang dipasang lantai keramik,
pemasangan menggunakan spesi campuran 1 Pc : 2 Ps
dengan tebal specie minimal 1 cm. Pasangan plint keramik
harus betul-betul rata dan memenuhi seluruh bagian pasangan
list keramik agar tidak terdapat rongga atau celah yang dapat
mengurangi kekuatan list keramik dimaksud.

Pasal 12
PEKERJAAN RANGKA KAP ATAP
Speksifikasi Teknis

12.1. Lingkup Pekerjaan


12.1.1. Pembuatan konstruksi kuda-kuda, gording, murplat, nok,
rangka atap kasau dan reng dari kayu klas II.
12.1.2. Pasangan listplank kayu klas I 2/20 cm
j)
12.2. Persyaratan Bahan
12.2.1. Konstruksi kuda-kuda dari bahan kayu klas II 5/10 cm yang
berkualitas baik dan disetujui direksi pekerjaan
12.2.2. Gording, murplat, suai dan nok menggunakan bahan Kayu klas
II 5/10 cm yang berkualitas baik dan disetujui direksi
pekerjaan.
12.2.3. Rangka atap genteng metal multi roof yang terdiri dari kasau
dan reng mengunakan bahan Kayu klas II kasau 5/7cm dan
reng 3/5 cm yang berkualitas baik dan sesuai standar pabrik
serta disetujui direksi pekerjaan.
12.2.4. Bahan listpank menggunakan kayu klas I dengan ukuran 2/20
cm yang berkualitas baik.
12.2.5. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran
terpasang. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus,
tidak cacat/bermata.

12.3. Pedoman Pelaksanaan


12.3.1. Sebelum pemasangan rangka kap atap dilaksanakan,
Kontraktor harus mengajukan material untuk mendapatkan
persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.
12.3.2. Pekerjaan pasangan rangka atap harus dilaksanakan pada
seluruh bidang atap dengan kemiringan minimum atap 30
derajat dan harus dikerjakan oleh tenaga yang cukup ahli
dalam bidangnya sehingga pekerjaan yang dihasilkan sesuai
dengan yang direncanakan.
12.3.3. Hasil akhir dari pekerjaan pemasangan rangka kap atap ini
harus dijamin kuat, kokoh dan tidak retak-retak dan bocor
serta bentuk permukaan atap tidak bergelombang harus lurus
dan rata.
12.3.4. Pekerjaan papan listplank atap terbuat dari bahan papan kayu
ulin ukuran 2/20 cm. Sebelum dipasang atau digunakan, bahan
papan listplank tersebut harus sudah diserut rapi, dan
diluruskan. diamplas dan kalau ada beberapa bagian yang
berlobang harus didempul dan diamplas sampai seluruh
permukaanya benar-benar rata dan halus.
12.3.5. Pemasangan atau penyambungan papan listplank harus
dilakukan serapi dan serapat mungkin dengan menggunakan
paku dan disarankan dapat diperkuat dengan bahan lem kayu.
Speksifikasi Teknis

Sebelum disambung, bagian-bagian kayu yang akan


disambung tersebut harus sudah dimenie terlebih dulu.
Ukuran-ukuran papan listplank sebagaimana tercantum
didalam gambar rencana maupun dalam penjelasan ini adalah
ukuran kotor atau ukuran sebelum pengerjaan.

Pasal 13
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
13.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang
atap bangunan.

13.2. Persyaratan Bahan


13.2.1.Penutup atap menggunakan penutup atap genteng metal color
dengan ketebalan 0,3 – 0,4 mm dan model classic 8 daun (2x4)
dalam satu meter persegi = 1,62 lembar.
13.2.2.Bahan terbuat dari zincalume (Alumunium 55%, Zinc 43,5%,
Silikon 1,5%) dan anti karat, anti bocor serta tahan lama.
13.2.3.Bubungan Nok menggunakan genteng metal color berbentuk
nok U dengan ukuran panjang 110 cm, lebar 5 cm dan tinggi 6
cm.
13.2.4.Sudut kemiringan atap minimal 30 o dengan jarak reng 38,5 cm,
kasau 50 cm dengan ukuran reng 3/4 cm dan kasau 5/7 cm.
10.2.5.Seng plat BJLS bubungan menggunakan bahan yang berkualitas
baik.

13.3. Pedoman Pelaksanaan


13.3.1.Sebelum pemasangan atap genteng metal dimulai terlebih
dahulu mengecek jarak antara reng ke reng agar menghindari
adanya ketidak sesuaian antara dimensi lebar genteng metal
dengan jarak antar reng. Pemberian pengikat pada genteng
metal harus benar-benar rapat dan tidak boleh adanya rongga
pada tiap sambungan genteng metal tersebut.

13.3.2.Selajutnya atap genteng metal dipasang dari tritisan atap


bagian bawah bertahap sampai ke atas bubungan atap dengan
pengikat paku atap genteng metal yang dipakukan pada reng
dengan rapat dan rapi agar tidak terjadi kebocoran pada atap.

13.3.3. Bubungan atap dipasang sepanjang nok bubungan dan jurai


dengan menggunakan nok model U yang sebelumnya pada
papan bubungan dipasang seng plat BJLS untuk menghindari
terjadi kebocoran pada atap yang dipasang lurus dan rapi
dengan perekat paku atap genteng metal.

Pasal 14
PEKERJAAN PLAFOND
Speksifikasi Teknis

14.1. Lingkup Pekerjaan


14.2.1. Pekerjaan rangka plafond dari kayu klas II 5/7 cm
14.2.2. Pekerjaan plafond Plywood 4 mm
14.2.3. Pekerjaan list profil plafond Kayu Moulding
14.2. Persyaratan Bahan
14.2.1. Rangka plafond menggunakan kayu klas II 5/7 cm
dengan kualitas baik sesuai dengan.
14.2.2. Untuk plafond bangunan digunakan Plywood tebal 4
mm kualitas terbaik sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan. Bahan tersebut harus dalam keadaan kering serta
tidak terlihat lembab sewaktu dicat.
14.2.3. Untuk List plafond bangunan digunakan Kayu Moulding
kualitas terbaik sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan. Bahan tersebut harus dalam keadaan kering serta
tidak terlihat lembab sewaktu dicat.
14.3. Pedoman Pelaksanaan
14.3.1 Rangka plafond induk dipasang dengan urutan pertama, yang
dipakukan pada gapit kuda-kuda (balok tarik).
14.3.2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerapian pemasangan
rangka ini.
14.3.3. Plafond Plywood 4 mm dipasang pada rangka ini digrid
dengan ukuran 60 x 120 Cm Pada bagian ruangan yang tertera
pada gambar rencana plafond, dipasang menggunakan baut
sekrup. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada yang retak,
pecah harus diganti dengan yang baru.
14.3.4. Kayu list profil plafond menggunakan kayu molding yang
dipasang pada seluruh bagian pertemuan dinding dengan tepi
plafond agar terlihat rata dan rapi serta tidak terdapat rongga.

Pasal 15
PEKERJAAN KOSEN, PINTU JENDELA DAN VENTILASI
15.1. Lingkup Pekerjaan
15.1.1 Pek. pasangan kosen pintu/jendela kayu Klas I
15.1.2. Pek. Pintu Panel Kayu Klas II
15.1.3. Pek. Pasangan Jendela Teralis Besi dia. 6 mm
15.1.4. Pek. Ventilasi Kayu Klas II 2/10 cm

15.2. Persyaratan Bahan


15.2.1. Untuk semua kusen pintu/jendela, digunakan kayu Klas I
ukuran 5/10 cm yang berkualitas terbaik.
Speksifikasi Teknis

15.2.2. Untuk semua daun pintu/jendela dan ventilasi, digunakan kayu


Klas II yang berkualitas terbaik.
15.2.3. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran
terpasang. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus,
tidak cacat/bermata.
15.2.4. Jendela teralis menggunakan bedi Dia. 6 mm dengan kualitas
bahan terbaik dengan mutu sesuai standar pabrik.

15.3. Pedoman Pelaksanaan


15.3.1 Kosen pintu dan jendela
Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang
sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem
kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
Ukuran kayu untuk kusen pintu/jendela :
 Ukuran-ukuran Balok kusen pintu dan jendela adalah 5 x 10
cm, ukuran dalam pasaran dan/atau dengan toleransi
maksimal sebesar 10% terbuat dari kayu ulin berkualitas
baik dan tidak cacat.
Ukuran daun pintu disesuaikan gambar :
 Daun pintu panel dibuat dari kayu klas II (sesuaikan dengan
gambar/perincian penawaran) berkualitas baik dan tidak
cacat.
 Kaca dipasang tidak boleh terlalu rapat, kemudian didempul
agar tidak bergetar.
 Kusen/Rangka jendela dibuat dari kayu klas I berkualitas
baik.

15.3.2 Daun pintu/jendela dan ventilasi


 Daun pintu panil kayu klas II disyaratkan agar Kontraktor
memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau
pada toko. Tidak dibenarkan Kontraktor membuat sendiri di
lapangan Pekerjaan.
 Apabila menurut penilaian Pengawas pemasangan tidak
rapi, maka Pengawas berhak menolak daun pintu tersebut.
 Teralis untuk jendela dipasang seuai dengan petunjuk dan
arahan Pengawas.
 Untuk Ventilasi menggunankan kayu klas II ukuran 2/10 cm
dan untuk jendela menggunakan Teralis Besi dia. 6 mm yang
diberi bingkai sesuai dengan gambar rencana.
 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang
sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan
lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
Speksifikasi Teknis

Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN

16.1. Lingkup Pekerjaan


16.1.1.Untuk dinding dan plafond di cat dengan cat tembok, warna
disesuaikan atau atas persetujuan Direksi Teknis/Pengawas
Lapangan/Pemberi tugas.
16.1.2.Untuk kosen pintu/jendela, daun pintu/jendela dan ventilasi,
listplank, tawing layar dan besi tralis dicat dengan cat kilap,
warna disesuaikan atau atas persetujuan Direksi
Teknis/Pengawas Lapangan/Pemberi tugas.

16.2. Persyaratan Bahan


Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
16.2.1.Meni Kayu sekualitas Platon
16.2.2.Cat Kilap sekualitas Platon
15.2.3.Cat Tembok berkualitas baik, tidak luntur, warna tidak cepat
pudar atau sekualitas Matex.

16.3. Pedoman Pelaksanaan


16.3.1.Pekerjaan cat kilap harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang
digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kilap sampai rata minimal 2 (dua) kali
16.3.2.Pengecatan kolom, dinding, dll harus dilakukan menurut proses
berikut :
 Bidang yang akan dicat terlebih dahulu diplamur sampai
permukaan rata.
 Bidang dinding yang sudah diplamur diamplas sampai
licin/rata.
 Pengecetan dinding dilakukan 2 (dua) kali, sehingga
menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
16.3.3.Warna yang digunakan
Speksifikasi Teknis

Untuk pemilihan warna dapat dikonsultasikan terlebih dahulu


dengan Pemberi Tugas saat di lapangan atau saat Aanwijzing.

Pasal 17
PEKERJAAN KUNCI/ALAT- ALAT PENGGANTUNG

17.1. Lingkup Pekerjaan


17.2.1. Pas. Kunci Tanam Pintu Panil 1 (Satu) buah
17.2.2. Pas. Engsel Pintu 4"

17.2. Persyaratan Bahan


17.2.1. kunci pintu 2 (slaang) berkualitas baik.
17.2.2. Engsel-engsel pintu digunakan dengan jenis kupu-kupu
4” merk SES warna kuning.

17.3. Pedoman Pelaksanaan


17.3.1. Kunci pintu dipasang 1 (satu) buah setiap lembaran
daun pintu, pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk
kunci pintu, kunci pintu dipasang dengan cara membuat lubang
didalam daun pintu untuk menanam kunci kedalam daun pintu
menggunakan pahat dan pada bagian kosen dilubang untuk
menahan tuas kunci dan tidak dibenarkan melengketkan kunci
pintu dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh
Bataco masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
17.3.2. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang
Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk
dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
17.3.3. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut
tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak
untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat
yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
17.3.5. Sebelum dipasang semua bahan-bahan di atas harus
dalam kondisi baik (tidak rusak) dan harus mendapat
persetujuan dari direksi. Semua alat-alat kunci/engsel harus
dipasang memakai sekrup (ukuran disesuaikan) dan tidak boleh
memakai paku.

Pasal 18
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
18.1. Lingkup Pekerjaan
18.1.1. Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh
jaringan instalasi di dalam bangunan, pemasukan arus yang
bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau
Speksifikasi Teknis

Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC,


tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah
titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai
dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan
Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan
stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan
sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

18.2. Bahan- bahan yang digunakan


18.2.1. Kabel NYWGBY
 Kabel dengan 4 inti
 Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
 Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan
sebagai earting conductor.

18.2.2. Kabel NYM


 Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
 Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS
 Isolasi 2 lapis menyelibungi inti
18.2.3. Kabel NYA
 Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh
digunakan 2,5 mm2.
 Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
18.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
18.2.5. Bola lampu pijar 40 watt, TL. 20 watt dan SL. 20 watt dan
armaturnya adalah produksi Nasional merk Philips, Toshiba,
Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat
berikut :

 Lampu TL :
Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih
didepan, abu-abu dibelakang.
Balast merk Sinar atau sejenisnya.
Stater Merek Philips atau sejenisnya.
 Fitting :
Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %.
Pengabelan di dalam harus disolder.
Kap merek SUN atau sekualitas.

18.3. Penggunaan
18.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main
panel digardu induk kedistribution panel ditiap - tiap
Speksifikasi Teknis

bangunan. Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah


dengan memperhatikan peraturan - peratuan yang berlaku.
18.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan di
dalam tanah dan dinding.
18.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

18.4. Pedoman Pelaksanaan


18.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop
kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus
dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan
sistim pemasangan pipa-pipa listrik ditanam (sistem inbouw)
dibawah tanah dan dinding serta penarikan kabel (jaringan
kabel) di bawah tanah dan dinding diikat dengan isolator
khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel di
bawah tanah tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus
untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde
(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).

18.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan /


komponen - komponennya harus disesuaikan dengan sistem
tegangan lokal 220 Volt. Daya yang digunakan sebagai berikut
:
 Gedung Kantor MCB 10 Ampere.
 Penyambungan Arus Listrik 900 Watt
 Bila belum ada arus dari PLN dipergunakan genset
kap. 3000 watt.

18.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,


pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang
telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai
instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN).
Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini
sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk
biaya pengujian dengan pihak P.L.N.

18.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada


beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua
biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung
jawab kontraktor.

Pasal 19
Speksifikasi Teknis

PERATURAN PENUTUP

19.1. Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan
tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan Kontraktor atau
dipasang Kontraktor tetapi tidak dijelaskan dalam penjelasan pekerjaan
pembangunan ini, perkataan-perkataan tersebut dianggap ada dan
dimuat dalam bestek ini.
19.2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian-bagian dari pekerjaan
pembangunan tetapi tidak diuraikan atau tidak dimuat dalam bestek
ini harus dianggap pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam bestek
ini. Sehingga harus tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Kontraktor demi untuk menuju penyerahan selesainya pekerjaan yang
lengkap dan sempurna menurut pertimbangan direksi.

19.3. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja


dapat berubah, dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu, akan
tetapi semua hal tersebut harus dilakukan pada waktu pemberian
penjelasan dari pekerjaan ini (Aanwijzing) dan dituangkan dalam
Berita Acara.

Kasongan, Mei 2014

Mengetahui : Dibuat Oleh :


Pengelola Teknis Kegiatan Konsultan Perencana,
Dinas Pekerjaan Umum CV. CIPTA UTAMA DESIGN
Kabupaten Katingan Pusat Palangka Raya

ROSINDAH, ST PRODONLI, ST
NIP. 19670827 199303 3 008 Direktur
Speksifikasi Teknis

Disetujui : Mengetahui/Menyetujui :
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Penjabat Pembuat Komitmen Kegiatan
Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Katingan
Selaku Pengguna Anggaran

YAN SETIAWAN, SE Drs. JAHRIANSYAH


NIP. 19740117 200604 1 002 Pembina Utama Muda
NIP. 19580929198403 1 006

You might also like