You are on page 1of 6

Skenario 3seorang peserta yang sedang menghadiri

sebuah seminar di sebuah sekolah di daerah


pegunungan yang sejuk. Ia kebelet ingin buang air kecil
meskipun selama waktu istirahat dia tidak banyak
minum. Agar tidak mengganggu acara seminar, ia
menunda untuk buang air kecil sampai seminar
selesai.Problem definition
1. Bagaimana proses pembentukan urin?
2. Berapa volume urin yang dihasilkan setiap
harinya?
3. 3. Hormon apa saja yang terlibat dalam mekanisme
pembentukan urin?
4. 4. Apasaja struktur bagian dari ginjal?
5. 5. Bagaimana urin yang sehat dan zat apa saja yang
terkandung dalam urin yang normal?
6. 6. Apa yang akan terjadi bila peserta tersebut tetap
menahan kencingnya dalam waktu yang lama?
7. 7. Apasaja gangguan dalam berkemih?

1. 1. Proses pembentukan urine


Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa,
urea, asam amino, dan amonia mengalir ke dalam
glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini
terjadi karena adanya tekanan darah akibat pengaruh
dari mengembang dan mengkerutnya arteri yang
memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus.
Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung di kapsula
Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau
urine primer. Secara normal, setiap hari kapsula
Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.
Filtrat glomerulus atau urin primer masih banyak
mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain
glukosa, garam-garam, dan asam amino. Filtrat
glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus
kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal
zat-zat yang masih berguna direabsorbsi. Seperti asam
amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-, HCO3-,
dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorbsi kembali secara
transport aktif dan sebagian yang lain secara difusi.
Proses reabsorbsi masih tetap berlanjut dengan
mengalirnya filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus
kontortus distal. Pada umumnya, reabsorbsi zat-zat
yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa dan
asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan
tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah
sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi mengabsorbsi
zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat
tersebut akan dieksresikan bersama urin.
Selain reabsorbsi, di dalam tubulus juga
berlangsung sekresi. Seperti K+, H+, NH4+ disekresi dari
darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti
penisilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen
(H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah.
Misalnya jika di dalam darah terlalu asam maka ion
hidrogen disekresikan ke dalam urin.
Demikian juga sekresi K+ berfungsi untuk menjaga
mekanisme homeostasis. Apabila konsentrasi K+ dalam
darah tinggi, dapat menghambat rangsang impuls serta
menyebabkan kontraksi otot dan jantung menjadi
menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian
disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan
dieksresikan bersama urin.
Pada saat terjadi proses reabsorbsi dan sekresi di
sepanjang tubulus renalis secara otomatis juga
berlangsung pengaturan konsentrasi pada urin. Sebagai
contoh, konsentrasi garam diseimbangkan melalui
proses reabsorbsi garam. Di bagian lengkung Henle
terdapat NaCl dalam konsentrasi yang tinggi.
Keberadaan NaCl ini berfungsi agar cairan di lengkung
Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding
lengkung Henle descending bersifat permeabel terhadap
air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea.
Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat
terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air
bergerak keluar secara osmosis.
Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas
dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle bagian
bawah menjadi permeabel terhadap garam dan
impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong
filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle
descending dan air yang bergerak masuk di lengkung
Henle ascending membuat konsnetrasi filtrat menjadi
isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus
renalis menuju duktus koolektivus. Duktus kolektivus
bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar
dari filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air
yangbergerak keluar dari filtrat secara osmosis.
Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urin
menjadi tinggi.
Dari duktus kolektivus, urin dibawa ke pelvis
renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir ke melalui
ureter menuju vesika urianria (kandung kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan urin sementara.

2. 2. Volume urin yang dihasilkan setiap hari


bervariasi jika cuaca normal sekitar 1400(ml)/hari, jika
cuaca panas sekitar 1200(ml)/hari dan jika badan
melakukan gerakan berat yang lama sekitar
500(ml)/hari

3. 3. Mekanisme hormonal

1) Antidiuretik hormon (ADH) meningkatkan


permeabilitas tubulus kontortus distal dan tubulus
kolektivus terhadap air sehingga mengakibatkan
terjadinya reabsorbsi dan volume urin menjadi sedikit.
ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam nukleus
supraoptik hipotalamus dan disimpan dalam serabut
saraf hipofisis posterior. ADH kemudian dilepas sesuai
impuls yang sampai pada serabut saraf.

2) Aldosteron
Aldosteron adalah hormon steroid yang disekresi oleh
sel-sel korteks kelenjar adrenal. Hormon ini bekerja
pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk
meningkatkan absorbsi aktif ion natrium dan sekresi
aktif ion kalium.
3.) Eritropoetin
merangsang pembentukan eritrosit yang banyak
dihasilakan oleh ren
4.) Renin
mempengaruhi tekanan darah
5.) Insulin
mengatur kadar glukosa
6.) Cortisone
7.) Adrenalin
8.) Kortikoid
kontriksi pembuluh darah ginjal sehingg menaikan
laju filtrasi glomerolus , misalnya
norepinefrin,epinefrin, endotelin
4. Struktur Ginjal

Ginjal memiliki sisi medial cekung yaiu hilus sebagai


tempat masuknya saraf, keluarnya ureter serta masuk
dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe.
Ujuang atas ureter disebut pelvis renalis yang terbagi
dua atau tiga calix mayor dan mempunyai cabang lebih
kecil yang disebut calix minor.Daerah yang
mengelilingi calix disebut sinus renalis.
Ginjal memiliki korteks dibagian luar dan medula
didalam. Pada ginjal manusia, medula ginjal terdiri atas
8-15 struktur berbentuk kerucut yang disebut piramida
ginjal, yang dipisahkan oleh penjuluran korteks yang
disebut columna renalis.
Setiap ginjal terdiri atas 1-1,4 juta unit fungsional yang
disebut nefron, cabang utama setiap nefron adalah:
· Korpuskel ginjal yaitu pelebaran bagian awal korteks
· Tubulus kontortus proksimal(terletak di korteks)
· Ansa Henle (bagian yang menurun ke medula
kemuadian menanjak lagi pada korteks)
· Tubulus kontortus distal
· Tubulus colligens
Tubulus colligens dari sejumlah nefron berkonvergensi
kedalam ductus colligens yang mengangkut urine ke
calix dan ureter. Nefron korteks berada dibagian
korteks, sedangkan nefron jukstamedular berada
didekat medula

5. 5.
Urin yang sehat adalah urin yang normal jernih
transparan, warna kuning muda pada urin karena zat
warna empedu, urin berbau khas amonia jika dibiarkan
agak lama, Ph urin berkisar antar 6,8- 7,2. Secara kimia
kandungan didalam urin adalah urea, asam urat,
kreatinin, asam laktat, asam sulfat, asam fosfat dan
klorida. Selain itu urin juga mengandung natrium
klorida, zat- zat yang berlebihan dalam darah, misalnya
Vitamin C dan obat- obatan

6.
6. Menurut Dr soertomo slamet iman santoso seorang
ahli penyakit dalam, pada umunya jika kita menahan
buang air itu sama seaja dengan kita membiarkan
limbah,kotoran, dan racun yang seharusnya keluar. jika
hal ini kita lakukan berkali kali akan berdapak buruk
bagi tubuh kita kotoran atua limbah racun yang hadak
keluar juga mengandung virus-virus yang berbahaya
bagi tubuh kita.Virus tersebutakan menyebabkan pada
infeksi pada seluran kemih terjadinya infeksi tersebut
dikarenakan naiknya kuman pada saluran kemih
bahkan lebih fatal lagi jika kuman tersebut naik sampai
pada ginjal kita hal ini akan berakibatkan pada
gangguan ginjal atau saluran kemih kita.
7. 7. Gangguan dalam berkemih
Uremia, Nefritis, albuminuria, glukosaria, ketosis, DM,
DI, hidronefrotis, poliurinaria, olguria, hematuria,
nefrolitiasi

You might also like