You are on page 1of 28

26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. K

DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA PENDERITA KUSTA

DI WILAYAH PUSKESMAS ORO-ORO OMBO KECAMATAN

KARTOHARJO, KOTA MADIUN

1) PENGKAJIAN KELUARGA

1) Data umum

Tanggal Pengkajian : 2Juli 2013

a) Kepala keluarga : Tn. K

b) Alamat : Madiun

c) Pekerjaan : Swasta

d) Pendidikan : STM

e) Komposisi keluarga

Hubunga
Umur Pendi Pekerja Kondi
No Nama L/P n dengan Ket
(Thn) dikan an si
KK
1. Tn. K L 63 KK STM swasta Sakit Penderita
Kusta
2 Ny. R P 63 Istri SD IRT Sehat
3 Ny.S P 83 Ibunya SD - Sehat

26
27

f) Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : garis pernikahan

: Perempuan : garis keturunan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Kasus (klien)

: Tinggal serumah

Penjelasan genogram :

Tn. K tinggal serumah dengan ibu dan istrinya.


28

g) Tipe keluarga

Keluarga Tn. K termasuk dalam keluarga extended family yang terdiri

dari suami, istri, dan ibu.

h) Suku Bangsa

Keluarga Tn. K mengatakan bersuku jawa dan berkebangsaan

Indonesia.

i) Agama

Keluarga Tn. K mengatakan seluruh anggota keluarga beragama Islam

semua tidak ada perbedaan agama dan aktif menjalankan sholat lima

waktu.

j) Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga mengatakan sumber penghasilan utama sehari-hari dari Tn.K

sebelum beliau sakit. Dulu Tn.K bekerja sebagai karyawan SPBU di

Pacitan. Pendapatan Tn. K kurang lebih sebesar Rp 800.000,00 per

bulan. Sedangkan Ny. R tidak bekerja, perekonomian keluarga hanya

bergantung kepada suaminya untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari.Sejak 3 bulan yang lalu Tn.K berhenti dari karyawan SPBU

karena sakit, dan sekarang perokonomian keluarga ditanggung oleh ke

lima anaknya sebesar Rp. 600.000 per bulan

2) Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

1) Keluarga dengan tahap ke VIII (keluarga tingkat usia lanjut) dengan

karakteristik keluarga yaitu pendapatan berkurang karena suami (Tn.K

tidak bekerja karena sakit kusta dan istri (Ny. R) hanya sebagai ibu

rumah tangga) peran sosial menurun dikarenakan Tn.K hanya bisa keluar
29

diteras rumah serta kemampuan fisik juga menurun/ mengalami

degeneratif karena keluarga masuk dalam usia lanjut.

2) Tugas perkembangan keluarga

Tugas perkembangan keluarga yaitu:

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b. Adaptasi terhadap penurunan pendapatan

c. Mempertahankan hubungan perkawinan.

d. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi diwujudkan dengan

dikunjungi anak dan cucunya.

e. Mempertahankan ikatan sosial dengan diwujudkan sering adanya

interaksi antar keluarga.

3) Data lingkungan

a) Karakteristik rumah

(1) Luas rumah : 9 X 7 meter

(2) Type rumah : permanen

(3) Kepemilikan : milik pribadi

(4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang

makan, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 gudang.

(5) Ventilasi/jendela rumah: ada ventilasi > 10 % dari total luas lantai.

(6) Pencahayaan: cukup, terutama didalam kamar, (ditandai dengan petugas

dapat membaca tulisan yang ada di dalam kamar tanpa bantuan lampu

penerangan.

(7) Pemanfaatan ruangan: Keluarga Tn. K memanfaatkan gudang untuk

menyimpan barang-barang rumah tangga yang tidak terpakai. Namun


30

karena gudang yang sempit, keluarga memanfaatkan ruang tamu untuk

menampung sisa barang rumah tangga yang tidak terpakai.

(8) Sumber air minum: PAM

(9) Kamar mandi/WC: kamar mandi jadi satu dengan WC jenis leher

angsa, milik sendiri, cukup terawat, tidak terdapat jentik nyamuk &

tidak berlumut.

(10) Sampah: dibuang di tempat sampah dengan diangkut petugas

kebersihan.

(11) Kebersihan lingkungan: lantai rumah terbuat dari keramik, atap terbuat

dari genting , cukup bersih.

b) Denah Rumah

Kamar
U
tidur Ruang tamu

Ruang tamu
Halaman Ruang
samping makan Kamar Kamar
tidur tidur

Dapur

Dapur
Kamar
mandi

Gambar 4.2 Denah Rumah


31

1. Karakteristik rumah

Perumahan yang digunakan adalah permanen dengan luas 9x7 meter,

Keluarga menggunakan 3 kamar setiap kamar berukuran 2,5x2,5 meter

dan masing-masing memiliki jendela ukuran 1x0,5 meter. Pintu ada 2,

jendela ruang tamu ada 2 (jadi satu) ukuran 2x1,5 meter, pencahayaan

dari genteng kaca dan lampu listrik jika malam hari. Kebersihan rumah

cukup bersih tapi kurang rapi. Keluarga memiliki kamar mandi dan WC.

Jenis jamban leher angsa, sumber air minum dari PAM. Keadaan air

jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Keluarga tidak mempunyai tempat

pembuangan limbah sendiri, limbah lewat got mengalir ke selokan sungai,

sampah rumah tangga dibuang ke tempat sampah yang kemudian

diangkut di petugas sampah . Keluarga tidak mempunyai ternak.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Rumah di sekitar rumah Tn. K berdekatan. Antar anggota saling

toleransi dan mengenal satu sama lain. Kebanyakan di sekitar Tn. K bekerja

sebagai pedagang dan ada juga yang pegawai negeri / swasta. Dalam

berinteraksi sosial, masyarakat sendiri belum menerima keadaan Tn.K dan

menjauhi Tn.K karena merasa takut ketularan penyakitnya.

3. Mobilitas geografis keluarga

Tn.K berasal dari Dolopo dan Ny.R berasal dari Ngawi. KeluargaTn.K

sudah tinggal di daerah tersebut sejak setelah menikah kurang lebih 35

tahun.
32

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn. K sudah 1,5 bulan ini tidak ikut kegiatan kemasyarakatan seperti

pengajian dan kerja bakti dilingkungan sekitar rumahnya karena malu

dengan keadaan penyakit yang dideritanya.

5. Sistem pendukung keluarga

Saat ini Tn. K menderita Kusta sejak 1,5 bulan yang lalu

a. Fasilitas fisik yang dimilik keluarga hanya persediaaan obat yang

didapat dari puskesmas.

b. Fasilitas psikologis; masalah dalam keluarga di bicarakan dengan

isteri dan ibunya yang setiap saat ada di rumah.

c. Fasilitas sosial; Tn. K mempunyai kartu sehat JAMKESMASTA

untuk kontrol rutin di Puskesmas.

3) Struktur keluarga

a) Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn.K menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.

Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dalam

waktu santai. Komunikasi dengan keluarga yang lain yang berdomisili jauh

melalui telepon.

b) Struktur kekuatan keluarga

Tn.K melibatkan isterinya dalam pengambilan keputusan. Ny.R

sebagai isteri dari Tn.K dalam upaya peningkatan kesehatan cukup

bijaksana tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang

dialami oleh suaminya sehingga dapat mendorong Tn.K untuk tetap


33

semangat dan kooperatif terhadap terapi pengobatan Kusta sesuai dengan

program terapi.

c) Struktur peran

Ny.R sebagai isteri dari Tn.K yang selalu membantu dan mendorong

Tn.K untuk selalu kontrol ke puskesmas dan minum obat secara teratur.

Ny.S sebagai ibu dari Tn.K selalu sabar dan memberi motivasi Tn.K

dalam pengobatan kusta.

d) Struktur nilai atau norma keluarga

Keluarga Tn.K menganut agama Islam. Di samping itu, keluarga

juga menganut norma dan kebudayaan Jawa di masyarakat sekitarnya.

Kebiasaan keluarga tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.

4) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn.K terlihat rukun.

Keduanya saling menghormati dan menghargai serta menyayangi.Apabila

ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, keluarga saling mendukung

untuk menyelesaikannya.

b) Fungsi sosialisasi peran

Hubungan dalam keluarga Tn. K menganut kebudayaan Jawa.

Dalam berhubungan dengan masyarakat, Tn.K sering merasa canggung,

minder, malu dengan penyakit yang dideritanya. Dalam berinteraksi kontak

mata klien kurang, klien sering melihat ke arah bawah ketika di ajak bicara.

c) Fungsi reproduksi

Dalam keluarga, Tn.K sudah menikah dan mempunyai 5 orang anak.


34

c) Fungsi ekonomi

(1) Pendapatan keluarga: Sebelum Tn.K sakit pendapatan keluarga

tergantung dari hasil pekerjaan Tn K sebagai karyawan SPBU, namun

selama Tn.K sakit dan keluar menjadi karyawan SPBU pendapatan

keluarga berasal dari kelima anaknya.

(2) Kebutuhan yang dikeluarkan: kebutuhan sehari-hari.

(3) Tabungan: keluarga memiliki tabungan (± Rp.50.000/bulan) yang akan

digunakan untuk memasang plavon rumah.

d) Fungsi perawatan kesehatan

Kemampuan keluarga melaksanakan tugas perawatan kesehatan,

meliputi :

(1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Sebelum memeriksakan diri ke puskesmas , keluarga Tn. K

tidak mengetahui tentang penyakit kusta.Tn.K mengatakan merasa

gatal-gatal pada tangan kanan dan kiri,kedua kaki dan punggung sejak

tahun 2011.Tn.K sudah berobat namun tidak kunjung sembuh dan

gatal-gatal tersebut kambuh lagi. Saat gatal-gatal kambuh lagi dan Tn.K

minum obat bersih darah kembang gula kemudian timbul bercak-bercak

kemerahan pada kedua tangan, kaki, punggung dan dada kemudian oleh

Tn.K baru diperiksakan pada bulan Juni 2013 di puskesmas. Setelah

mendapatkan pengetahuan/penjelasan dari petugas kesehatan, Keluarga

Tn. K baru mampu mengenal adanya masalah kesehatan yang dialami

Tn.K yaitu Tn.K terdiagnosa kusta tipe MB. Namun keluarga Tn.K

masih bertanya-tanya tentang tanda gejala, program terapi, cara


35

perawatan diri, serta penularannya.Karena Tn.K merasa malu jika

penyakitnya tidak bisa sembuh.

(2) Kemampuan keluarga mengambil tindakan yang tepat

Kemampuan keluarga mengenal sifat masalah baik setelah

mendapatkan penjelasan dari petugas puskesmas setelah klien

mendapatkan perawatan, terbukti jika ada anggota keluarga yang sakit

segera memeriksakan di pelayanan kesehatan (Puskesmas Induk Oro-

oro Ombo). Sejak 1,5 bulan yang lalu, Tn.K terdiagnosa kusta tipe MB,

beliau selalu rutin kontrol dan minum obat dari puskesmas. Selain itu

beliau juga mentaati anjuran-anjuran yang diberikan petugas kesehatan

seperti penggunaan pelindung tangan dan kaki.

(3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

(a) Pola pemberian nutrisi

Makan: Keluarga Tn.K biasa makan 3 kali sehari. Dengan menu

nasi/mie, sayur, dan lauk pauk bervariasi yang terkadang

diselingi dengan buah-buahan. KeluargaTn.K terbiasa

konsumsi makanan rendah garam, kolestrol dan gula.

Minum: keluarga Tn.K terbiasa minum air putih rebus ± 8 gelas air

putih/hari, serta minuman teh 1 gelas/hari.

(b) Pola aktivitas/latihan dan rekreasi

Jika ada waktu luang klien biasanya melihat TV,membaca buku.


36

(c) Pola tidur dan istirahat

Tn.K mengatur waktu tidur siang keluarga dari jam 13.00

sampai jam 15.00. sedangkan malam hari jam 21.00 sampai jam

04.00 WIB.

(d) Pola penggunaan obat

Dalam keluarga tidak ada yang mengkonsumsi bahan

berisiko seperti rokok, kopi, alkohol dan obat-obatan terlarang.

Hanya Tn.K yang rutin minum obat sebagai program terapi

pengobatan kusta yang didapatkan dari Puskesmas Oro-oro Ombo

yaitu: Rimfampicin 600 mg, Diaminodiphenylsulfone 100 mg,

Lamprin 300 mg (diminum setiap bulan sekali dalam pengawasan

petugas puskesmas). Setiap hari DDS 100 mg & lamprin 50 mg.

Sedangkan Keluarga Tn.K memanfaatkan puskesmas Oro-oro

Ombo untuk kontrol dan mendapat obat sesuai keluhannya.

(e) Kemampuan merawat anggota yang sakit

Apabila ada anggota keluarga yang sakit segera

memeriksakannya ke Puskesmas atau Rumah Sakit.Untuk

mengatasi penyakitnya sekarang, Tn.K rutin periksa ke Puskesmas

Oro-oro Ombo untuk kontrol kesehatan dan mengambil obat yang

diprogramkan untuk penyakit kustanya.Ny.R dan keluarga selalu

memotivasi Tn.K untuk mentaati program pengobatan penyakitnya.

(4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang menunjang

kesehatan dan mencegah terjadinya sakit.


37

Keluarga Tn.K menyempatkan diri untuk membersihkan dan

merawat rumah dan lingkungannya. Rumah terlihat cukup tertata rapi.

Terdapat tempat sampah di depan rumah, selokan mengalir lancar.

Keluarga kurang memperhatikan masalah penularan penyakit kusta,

yang ditandai dengan keluarga Tn.K dan Ny.R tidur dalam satu

ruangan, Ny.R dan Ny.S jarang mencuci tangan setelah kontak dengan

Tn.K

(5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. K mampu untuk

memanfaatkannya, karena Tn.K selama sakit berobat ke Puskesmas

Oro-oro Ombo dengan bantuan jaminan kesehatan. Tn.K

memanfaatkan puskesmas Oro-oro Ombo untuk kontrol kesehatan dan

mendapatkan obat sesuai keluhan begitu juga keluargaTn.K

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

a) Riwayat kesehatan keluarga

(1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:

Tn.K mengatakan sedang menderita penyakit kusta dalam proses

pengobatan dan Tn.K tidak mempunyai keluhan lain saat ini. Sekitar

bulan Juni 2013 , klien periksa ke laboratorium puskesmas dengan BTA

kusta (+) tipe MB

Ny.R dan Ny.S mengatakan keluarganya tidak ada keluhan

tentang kesehatannya saat ini.


38

(2) Riwayat penyakit keturunan

Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun

seperti hipertensi,DM dan penyakit menular seperti TBC,HVB dan

HIV/AIDS.

b) Riwayat penyakit keluarga sebelumnya

(1) Ny.R dan Ny.S mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit kusta,penyakit kronis dan penyakit menurun.

(2) Tn.K mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis dan

menurun. Sebelum terdiagnosa kusta sejak 1,5 bulan yang lalu Tn.K

mengaku terdapat ruam merah pada muka, bercak kemerahan di kedua

tangan,kedua kaki,pundak dan punggungnya.

c) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Sdr.Sm


No. Pemeriksaan Tn.K Ny.S Ny. R
1 Keadaan Baik Baik Baik
Umum
Penampilan Tinggi badan 165 Tinggi badan Tinggi badan
cm, BB= 67 kg. 161 cm, BB= 59 154 cm, BB= 49
IMT = BB(kg) : kg. kg.
TB(m)² IMT = BB(kg) : IMT = BB(kg) :
= 67 kg : 1,65m2 TB(m)² TB(m)²
= 67 : 2,72 = 53kg : = 49kg :
= 24,6 1,61m² 1,54m²
= 53 : 2,6 = = 49 :
20,38 2,3716 = 20,66
(normal) (normal)
3 TTV TD:120/80 mmHg TD:130/90 TD:130/90
RR:20x/menit mmHg mmHg
Nadi:86x/menit RR: 22 x/menit RR: 22 x/menit
Suhu: 36,8ºC Nadi:84x/menit Nadi:84x/menit
CRT: <3 detik Suhu: 36,7ºC Suhu: 36,7ºC
(normal) CRT: < 2 detik CRT: < 2 detik
Turgor kulit: <3 (normal) (normal)
detik (normal) Turgor kulit: < Turgor kulit: <
2 detik (normal) 2 detik (normal)
39

4 Kepala Rambut pendek Rambut putih Rambut putih


hitam sebagian putih, pendek, tidak pendek, tidak
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak
ada benjolan ada benjolan ada benjolan
abnormal, tidak ada abnormal, tidak abnormal, tidak
bercak, nodul, ada bercak- ada bercak-
maupun infiltrate nodul maupun nodul maupun
infiltrat infiltrat
5 Muka simetris,Tidak ada Simetris,Tidak Simetris,Tidak
oedem, tidak ada ada oedem, ada oedem,
lesi,. tidak ada lesi, tidak ada lesi,.
Terdapat ruam terdapat bekas Tidak ada
luka jerawat.
merah di pipi kanan bercak-nodul
Tidak ada maupun infiltrat
bercak-nodul
maupun infiltrat

6 Mata simetris, pupil Simetris, pupil Simetris, pupil


isokhor, tidak isokhor, tidak isokhor, tidak
lagoptalmus, lagoptalmus, lagoptalmus,
penglihatan penglihatan penglihatan
menurun, tidak menurun, tidak menurun, tidak
strabismus, strabismus, strabismus,
konjungtiva tidak konjungtiva konjungtiva
anemis, sklera tidak merah muda, merah muda,
ikterik sklera putih sklera putih
Tidak ada Tidak ada
bercak-nodul bercak-nodul
maupun infiltrat
7. Mulut Bibir lembab, tidak Bibir lembab, Bibir lembab,
ada stomatitis, tidak tidak ada tidak ada
ada perdarahan guzi stomatitis, lidah stomatitis, lidah
bersih, tidak ada bersih, tidak ada
keluhan. keluhan.
8. Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak Simetris, tidak
polip, tidak ada ada polip, tidak ada polip, tidak
sekret, tidak ada ada sekret, tidak ada sekret, tidak
radang, tidak ada ada radang, ada radang,
septum deviasi, tidak ada tidak ada
pernafasan cuping septum deviasi, septum deviasi,
hidung tidak ada, ada pernafasan pernafasan
infiltrat di sebagian cuping hidung cuping hidung
permukaan hidung tidak ada, tidak tidak ada, tidak
(tidak mati rasa) ada bercak ada bercak
40

9. Telinga Simetris, tidak ada Simetris, tidak Simetris, tidak


serumen, terdapat ada serumen, ada serumen,
bercak kemerahan tidak ada tidak ada
(tidak mati rasa) bercak, bercak,
pada cuping telinga pendengaran pendengaran
kanan (diameter 0,5 normal normal
cm), pendengaran
normal.
10. Dada Inspeksi: ada Inspeksi: Inspeksi:
bercak-kemerahan Simetris, tidak Simetris, tidak
(0,5-2 cm) Simetris, ada retraksi ada retraksi
tidak ada retraksi dinding dada, dinding dada,
dinding dada, irama irama nafas 22 irama nafas 22
nafas 20 x/menit x/menit x/menit
Auskultasi: bunyi palpasi: tactil palpasi: tactil
nafas vesikular di fremitus fremitus
seluruh lapang paru. simetris kanan simetris kanan
Jantung: BJ1 dan kiri, ekspansi kiri, ekspansi
BJ2 tunggal, perkusi paru simetris paru simetris
kanan kiri, tidak kanan kiri, tidak
pekak, ictus kordis
teraba di ICS 5 ada napas ada napas
paradok. paradok.
midklavikula
sinistra. Perkusi: sonor Perkusi: sonor
palpasi: tactil Auskultasi: Auskultasi:
fremitus simetris bunyi nafas bunyi nafas
kanan kiri, ekspansi vesikular di vesikular di
paru simetris kanan seluruh lapang seluruh lapang
kiri. paru. paru.
Perkusi: sonor Jantung: BJ1 Jantung: BJ1
dan BJ2 dan BJ2
tunggal, perkusi tunggal, perkusi
pekak, ictus pekak, ictus
kordis teraba di kordis teraba di
ICS 5 ICS 5
midklavikula midklavikula
sinistra. sinistra.
11. Abdomen Inspeksi: tidak Inspeksi: tidak Inspeksi: tidak
nampak ascites, tidak nampak ascites, nampak ascites,
ada lesi, bentuk tidak ada lesi, tidak ada lesi,
abdomen cembung, bentuk abdomen bentuk abdomen
tidak ada bercak- cembung. cembung.
nodul maupun Auskultasi: Auskultasi:
infiltrat. terdengar terdengar
Auskultasi: terdengar peristaltik usus peristaltik usus
peristaltik usus 11x/menit 11x/menit
41

12x/menit Palpasi: tidak Palpasi: tidak


ada nyeri tekan, ada nyeri tekan,
Palpasi: tidak ada
tidak ada tidak ada
nyeri tekan, tidak
benjolan benjolan
ada benjolan
abnormal, tidak abnormal, tidak
abnormal, tidak ada
ada ascites ada ascites
ascites
Perkusi: Perkusi:
Perkusi: tympani
tympani tympani

12. Ekstremitas Tidak ada oedem, Tidak ada Tidak ada


simetris, rentang oedem, simetris, oedem, simetris,
gerak rentang gerak rentang gerak
abnormal(kekuatan normal normal
otot 4/4), kontraktur (kekuatan otot (kekuatan otot
otot 5/5) tidak ada 5/5) tidak ada
melemah.Terdapat bercak, nodul bercak, nodul
bercak kemerahan maupun maupun
pada lengan kiri dan infiltrat. infiltrat.
kanan(diameter 2
cm) dan terdapat
bercak mati rasa)
pada tlapak tangan
kanan dan kedua
tlapak kaki kiri dan
kanan(diameter 0,5
cm – 2 cm
13 Neuro Terdapat gangguan Saraf fasialis Saraf fasialis
sensori Saraf ekstremitas normal normal
- terbukti telapak Saraf ulnalis, Saraf ulnalis,
tangan kanan dan radialis radialis
kiri kaku dan peronius, tibialis peronius, tibialis
mengalami posterior normal posterior normal
penurunansensori (tidak teraba (tidak teraba
Pemeriksaan rasa penebalan) penebalan)
raba pada telapak
kaki dan tangan
mengalami
penurunan sensasi
rasa.

14 Integumen Turgor kurang dari 1 Turgor kurang Turgor kurang


detik (normal). Akral dari 1 detik. dari 1 detik.
teraba hangat. Akral hangat. Akral hangat.
Terdapat bercak Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
kemerahan pada bercak, infiltrat, bercak, infiltrat,
muka, lengan kanan- benjolan benjolan
42

kiri, kaki kanan abnormal abnormal


kiri.(total lebih dari 5 maupun iritasi/ maupun iritasi/
bercak kemerahan) infeksi lainnya. infeksi lainnya
yang sebagian
bersifat mati rasa,
tdak nyeri, tidak
panas, dan tidak
gatal

6) Stress dan Koping Keluarga

a) Stress jangka panjang (> 6 bulan) dan jangka pendek (< 6 bulan) yang

terjadi pada keluarga

Tn.K mengetahui menderita kusta merasa takut, tetapi perasaan takut

hilang setelah mengetahui bahwa penyakitnya dapat disembuhkan sehingga

tetap mempunyai kemauan untuk sembuh.Untuk itu klien bersedia

menjalani pengobatan.Namun klien merasa minder ketika mau melakukan

kegiatan sosial di lingkungannya.

b) Strategi koping yang digunakan baik fungsional maupun disfungsional.

Keluarga memilih musyawarah mufakat untuk menyelesaikan

permasalahan keluarga.

7) Terapi Medis
Tanggal 2 Juli 2013
Prednisolon 5 mg
2 minggu I 8x1 tablet pred 40 mg
2 minggu II 6x1 tablet pred 30 mg
2 minggu III 4x1 tablet pred 20 mg
2 minggu IV 3x1 tablet pred 15 mg
2 minggu V 2x1 tablet pred 10 mg
2 minggu VI 1x1 tablet pred 5 mg
NB : Pada Tn.K berada dalam pengobatan 2 minggu ke IV
43

Analisa Data Keperawatan Keluarga dengan Masalah Kesehatan Kusta


pada Tn.S
di wilayah kerja Puskesmas Oro-oro Ombo, Tanggal 2 Juli 2013

Masalah Kemungkinan
Data Keperawa Penyebab
tan

1.Data subyektif Resiko Ketidakmampua


Klien mengatakan seluruh badannya penuh dengan bercak tinggi n keluarga
kemerahan dari kusta kecacatan mengenal
Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu cara penularan masalah
penyakit kusta kesehatan
Klien dan keluarga mengatakan belum tahu cara merawat tentang penyakit
penyakit kusta kusta
Tanda gejala kusta klien terjadi pada tahun 2011, namun
keluarga baru memeriksakan masalah kesehatan klien pada
bulan Juni tahun 2013.
Data Objektif :
a) Terdapat bekas infiltrate, ruam kemerahan pada muka,
punggung, dada, kedua tangan, kedua kaki
b) Pada jari-jari klien mulai ada kekakuan

2. Data Subyektif : Harga Diri Ketidak


a) Klien mengatakan malu/minder dengan keadaan dirinya Rendah memampuan
(terdapat penyakit kusta). keluarga
b) Klien dan keluarga mengatakan belum mengetahui tanda mengenal
dan gejala penyakit kusta sebelum pendapatkan menjelasan masalah
dari petugas. kesehatan
c) klien mengatakan tetangga belum menerima sepenuhnya
keadaannya dan menjauhinya takut ketularan.
Data Objektif :
d) Keluarga terlambat memeriksakan kesehatan klien.
c) Terdapat bercak kemerahan pada tangan ka/ki, kaki ka/ki,
wajah, punggung dan dada.
d) Kurang adanya kontak mata saat bicara dan kontak mata
kurang, ekspresi wajah terlihat sendu.
e) Tanda gejala kusta klien terjadi pada tahun 2011, namun
keluarga baru memeriksakan masalah kesehatan klien pada
bulan Junil tahun 2013.
f) Pandangan negatif tetangga kepada keluarga Tn.K terhadap
penyakit Tn.K yang takut ketularan penyakitnyadan
mengucilkan Tn.K
44

A. Skoring

a. Proritas masalah

Untuk mengatasi masalah keluarga Tn K secara keseluruham tidak

mungkin.Oleh karena itu perlu dilakukan proritas masalah kesehatan, mana

masalah kesehatan dan keperawatan yang mengancam kehidupan dan

mengancam kesehatan keluarga.

Untuk membuat prioritas masalah tersebut berdasarkan skoring.

1. Resiko tinggi terjadinya kecacatan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kusta

N Kriteria Perhitunga Skor Pembenaran

o n

1. Sifat masalah: 2/3 x 1 2/3 Ancaman masalah.

Resiko

2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Keluarga klien dapat mencegah

masalah dapat terjadinya kecacatan.

diubah

3. Potensi untuk 3/3 x 1 1 Untuk menghindari terjadinya

mencegah resiko tinggi terjadinya

masalah kecacatan yaitu dengan

perawatan yang sesuai.

4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan perlu

masalah segera diatasi.


45

Total Skor 4 2/3

2. Harga Diri RendahKetidak memampuan keluarga mengenal masalah


kesehatan

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah: 1/3 x 1 1/3 Ancaman psikologis.

resiko

2. Kemungkinan 2/2 x 2 1 Kebiasaan klien yang dapat

masalah dapat mendorong kekambuhan akan

diubah terulang kembali saat klien

merasakan tidak ada dukungan

dari keluarga

3. Potensi untuk 3/3 x 1 1 Sumber-sumber dan tindakan

mencegah yang mencegah kekambuhan

masalah dapat dijangkau oleh klien

4. Menonjolnya 1/2 x 1 1/2 Kebiasaan dalam mengatasi

masalah masalah yang sedederhana

menyebabkan masalah tidak

dianggap serius oleh klien dan

keluarga

Total Skor 2 5/6


46

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya kecacatan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kusta.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah psikologis klien..

Perencanaan Keperawatan

1. Resiko tinggi terjadinya kecacatan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kusta.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan dalam
1 minggu klien dan keluarga semakin yakin untuk mencegah terjadinya
kecacatan pada klien.
Kriteria hasil : pasien semakin faham mengenai penyuluhan yang diberikan
petugas kesehatan mengenai pencegahan kecacatan.
a. Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, penyebab,
tanda dan gejala kusta,komplikasi dan pencegahan penularan kusta.
R/ menambah pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakit kusta
b. Berikan informasi tentang alternatif pencegahan yang dapat diambil
untuk mengatasi kecacatan pada penderita kusta, seperti perawatan mata
dengan lagophthalmos :
a) Penderita memeriksa mata setiap hari apakah ada kemerahan atau
kotoran
b) Penderita harus ingat sering kedip dengan kuat dan senam mata.
c) Melakukan senam muka dan senam mulut.
d) Mata perlu dilindungi dari kekeringan dan debu.
Perawatan tangan dan kaki yang mati rasa
a) Penderita memeriksa tangan dan kakinya tiap hari untuk mencari
tanda- tanda luka, melepuh
b) Perlu direndam setiap hari dengan air dingin selama lebih kurang
setengah jam kemudian disabun dan dikeringkan dengan handuk.
c) Kemudian diolesi minyak sambil dipijat-pijat.
d) Kulit yang tebal digosok agar tipis dan halus.
47

e) Jari bengkok diurut agar lurus dan sendi-sendi tidak kaku


f) Tangan dan kaki yang mati rasa dilindungi dari panas, benda tajam,
luka
R/untuk menambah pengetahun klien dan keluarga dalam perawatan
penyakit kusta
c. Jelaskan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk
mengatasi kusta
R/ Penjelasan yang diberikan dapat untuk memotivasi klien teratur
dalam melakukan pengobatan kusta
d. Berikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan
kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang terkena kusta
R/untuk membantu mempercepat kesembuhan
e. Sarankan atau anjurkan kepada keluarga selalu mengingatkan untuk
minum obat secara teratur pada penderita kusta
R/ mempercepat kesembuhan klien.
f. Motivasi keluarga untuk kontrol rutin kepelayanan kesehatan.
R/dukungan keluarga membuat semangat klien untuk cepat sembuh.

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan ketidak-


mampuan keluarga mengenal masalah penyakit kusta.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan dalam
1 minggu, klien menjadi yakin jika penyakitnya bisa disembuhkan..
Kriteria hasil : - Keluarga dapat mengenal kebutuhan harga diri pada
penderita kusta.
- Keluarga dapat mengidentifikasi faktor- faktor yang
dapat menyebabkan harga diri rendah pada pasien kusta.
- Klien dapat menerima keadaan dirinya
Intervensi :
a. Lakukan kontrak program.
a) Jelaskan maksud dan tujuan asuhan keperawatan.
b) Diskusikan waktu pertemuan tindakan keperawatan.
Rasional :Menentukan program keperawatan.
48

b. Jelaskan kebutuhan harga diri klien penderita kusta


Rasional :Pengenalan keluarga akan kebutuhan harga diri pada penderita kusta
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang faktor penyebab harga diri rendah
dan pemenuhan kebutuhan harga diri penderita kusta.
Rasional :Memberikan pengetahuan keluarga seputar harga diri rendah.
d. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang
telah didiskusikan.
Rasional :Mengkonfirmasi informasi yang telah didiskusikan.
e. Berikan pujian terhadap kemampuan materi yang diberikan.
Rasional :Apresiasi dapat menumbuhkan umpan balik positif serta dapat
meningkatkan rasa percaya diri klien.
f. Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan motivasi kepada klien untuk
mengikuti kegiatan masyarakat.
Rasional :Memotivasi klien dalam beraktivitas sosial.
g. Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi perawatan diri mandiri klien di rumah.
Rasional :Sebagai sarana penunjang kesembuhan klien.

Implementasi
Waktu Diagnosa Implementasi TTD
3Juli Diagnosa a. Memberikan informasi kepada keluarga
2013 1 mengenai: pengertian, penyebab, tanda dan gejala
16.00 kusta,komplikasi dan pencegahan penularan
WIB kusta.
R/ keluarga mengerti tentang penjelasan yang
diberkan.
b. Memberikan informasi tentang alternatif
pencegahan dapat diambil untuk mengatasi
kecacatan pada penderita kusta, seperti :
Perawatan mata dengan lagophthalmos :
a) Penderita memeriksa mata setiap hari apakah
ada kemerahan atau kotoran
b) Penderita harus ingat sering kedip dengan
kuat dan senam mata.
49

c) Senam wajah dan senam mulut


d) Mata perlu dilindungi dari kekeringan dan
debu.
Perawatan tangan dan kaki yang mati rasa
a) Penderita memeriksa tangan dan kakinya tiap
hari untuk mencari tanda- tanda luka, melepuh
b) Merendam setiap hari dengan air dingin selama
lebih kurang setengah jam kemudian disabun
dan dikeringkan dengan handuk.
c) Mengolesi dengan minyak sambil dipijat-pijat
d) Menggosok kulit yang tebal agar tipis dan halus
e) Mengurut jari yang bengkok agar lurus dan
sendi-sendi tidak kaku
g) Tangan dan kaki yang mati rasa dilindungi dari
panas, benda tajam, luka
R/klien dan keluarga bersedia melakukan
perawatan pencegahan kecacatan kusta.
c. Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan
tindakan keperawatan untuk mengatasi kusta
R/ keluarga bersedia melakukan tindakan
keperawatan yang diberikan
d. Memberikan kesempatan untuk mengambil
keputusan tentang tindakan kesehatan yang diambil
pada anggota keluarga yang terkena kusta
R/keluarga bersedia memeriksakan anggota
keluarganya yang terkena kusta
e. Menganjurkan kepada keluarga selalu
mengingatkan untuk minum obat secara teratur
pada penderita kusta
R/ keluarga bersedia mengingatkan klien untuk
mkinum obat teratur
50

f. Motivasi keluarga untuk kontrol rutin kepelayanan


kesehatan.
R/ klien bersedia untuk control rutin jika obat habis

Diagnosa a. Melakukan kontrak program.


2 a) Menjelaskan maksud dan tujuan asuhan
keperawatan.
b) Mendiskusikan waktu pertemuan tindakan
keperawatan.
Respon: Klien dan keluarga setuju dengan rencana
asuhan keperawatan yang akan diberikan.
b. Menjelaskan kebutuhan harga diri klien penderita
kusta
Respon: Klien dan keluarga memahami penjelasan
kebutuhan harga diri.
c. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang
faktor penyebab harga diri rendah dan pemenuhan
kebutuhan harga diri penderita kusta.
Respon : klien dan keluarga dapat memahami
faktor penyebab harga diri rendah dan pemenuhan
kebutuhan harga diri penderita kusta.
d. Memberikan kesempatan klien dan keluarga untuk
menanyakan penjelasan yang telah didiskusikan.
Respon : Klien dan keluarga bertanya tentang cara
waktu yang dibutuhan dalam perawatan.
e. Memberikan pujian terhadap kemampuan materi
yang diberikan.
Respon : Klien dan keluarga bersemangat dalam
menerima materi.
51

EVALUASI

Diagnosis Tanggal Evaluasi


Resiko tinggi terjadinya 6 Juli 2013 Subyektif :
kecacatan berhubungan 16.00 WIB - Klien mengatakan jari-jari
dengan ketidakmampuan tangannya masih terasa kaku
keluarga mengenal - Klien dan keluarga mengatakan
masalah kusta. sudah tahu cara penularan kusta
- Keluarga mengatakan mengerti
dengan cara perawatan kusta.
Objektif :
Jari-jari tangan terlihat sedikit kaku
Analisis : Masalah teratasi
(Intervensi a,b,c,d,e,f)
Planning : Motivasi keluarga dan klien
untuk melakukan perawatan
pencegahan kecacatan pada pasien
kusta secara teratur.

Gangguan konsep diri : 6 Juli 2013 Subyektif :


harga diri rendah 16.30 WIB a) Klien mengatakan masih
berhubungan dengan canggung jika berinteraksi
kemampuan keluarga dengan orang lain.
mengenal masalah b) Klien berjanji setelah sembuh
kesehatan. nanti akan terlibat dalam
kegiatan sosial, berusaha
mengembangkan kemampuan
diri saat bekerja, dan
menyelesaikan pengobatan kusta
dengan tertib serta akan aktif
dalam paguyuban kusta.
c) Klien dan keluarga mengatakan
telah mengetahui tanda dan
52

gejala penyakit kusta setelah


pendapatkan menjelasan dari
petugas.
d) Klien dan keluarga telah
mengetahui dampak psikologis
(harga diri rendah) akibat kusta,
kebutuhan harga diri, faktor
menyebab dan cara pemenuhan
kebutuhan harga diri penderita
kusta.
e) Keluarga berjanji akan segera
membawa anggota keluarga
yang sakit ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat.

Obyektif :
a) Terdapat bercak kemerahan
pada seluruh tubuh.
b) Mulai ada kontak mata yang
lama dari klien saat diajak
berkomunikasi, ekspresi wajah
menunjukkan percaya diri

Analisis
Masalah teratasi sebagian dengan :
a) Mulai adanya kontak mata yang
lama dari klien saat diajak
berkomunikasi, ekspresi wajah
sesuai.
b) Kondisi lingkungan yang
terawat, jendela kamar dibuka
setiap hari, kelurga sering
53

mencuci tangan
c) Klien berjanji untuk
menuntaskan pengobatannya.
d) Keluarga berjanji akan segera
memeriksakan anggota keluarga
jika ada yang sakit ke layanan
kesehatan.
Planning
1) Motivasi klien melakukan
anjuran dan penjelasan yang
diberikan.
2) Kolaborasi dengan petugas
puskesmas dalam memantauan
kondisi kesehatan klien.

You might also like