Professional Documents
Culture Documents
PNGTR Ilmu Ekonomi Perikanan
PNGTR Ilmu Ekonomi Perikanan
MAKALAH
Oleh:
Gian Losung
NIM. 14051103020
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kesempatan waktu, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul “Pengelolaan Sumberdaya
Ikan di Indonesia”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas
(Matakuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Perikanan).
Selama penulisan Makalah ini, banyak bantuan yang diterima dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua Orang
Tua yang tidak henti-hentinya berdoa serta tidak pernah mengeluh sedikitpun dalam
memberikan dana, kemudian kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian Makalah ini.
Upaya maksimal telah dilakukan, tapi penulis menyadari bahwa Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan Makalah selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga Makalah
ini bermanfaat bagi yang memerlukannya terutama untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang Perikanan dan Kelautan.
2
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 2
3. KESIMPULAN ........................................................................................... 15
3
1. PENDAHULUAN
barat ke timur sepanjang 5.110 km dan membujur dari utara ke selatan sepanjang
1.888 km. Dengan wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km2 yang terdiri atas
1.890.754 km2 luas daratan dan 3.302.498 km2 luas lautan. Luas daratan Indonesia
hanya sekitar 1/3 dari luas seluruh Indonesia, sedangkan 2/3-nya berupa lautan. Ini
upaya dan cara dilakukan oleh masyarakat dan negara untuk memanfaatkannya.
Sumber daya alam merupakan modal utama bagi suatu negara untuk kesejahteraan
rakyat. Indonesia memiliki luas laut mencapai ribuan kilometer, dengan potensi
hampir mencapai 80% mungkin lebih. Tetapi ternyata untuk sumber daya perairan
Indonesia masih belum optimal pemanfaatannya yaitu sekitar 30% saja. Hal ini
dikembangkan bahkan Indonesia sendiri bisa menjadi negara maju dengan dunia
perikanan ini.
waktu ke waktu. Meningkatnya permintaan ikan ini mengarah pada jumlah yang
4
tidak terbatas, mengingat kegiatan pembangunan yang merupakan faktor
pendorong dari permintaan ikan berlangsung secara terus menerus. Sementara disisi
lain, permintaan ikan tersebut dipenuhi dari sumberdaya ikan yang jumlahnya di
diantaranya adalah : (1) sekitar 2.274.629 orang nelayan dan 1.063.140 rumah
meningkat dari tahun ketahun; (3) mulai terpenuhinya kebutuhan sumber protein
hewani bagi sebagian masyarakat; (4) terbukanya lapangan kerja bagi angkatan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui aturan-aturan
5
pengelolaan sumberdaya ikan di Indonesia, mengetahui konsep-konsep yang
dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak
dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai
RI No. 45/2009, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi,
usaha agribisnis.
bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi
(pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau
mengambil minyak ikan. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau
6
a. Perikanan Pantai
Perikanan jenis ini dilakukan pada daerah kurang dari 60 mil dari bibir
pantai. Biasanya pemanfaatan sumber daya jenis perikanan ini dilakukan oleh para
nelayan tradisional dengan menggunakan perahu motor ukuran kecil, atau perahu
dayung. Oleh karena luas daerah tangkapannya relatif sempit dan hanya
dan faktor cuaca juga sangat mempengaruhi. Jenis ikan yang sering ditangkap,
antara lain kembung, teri, petek, lemuru, dan beberapa jenis moluska, seperti cumi
dan ubur-ubur.
pengelolaan perikanan jenis ini dilakukan oleh nelayan modern atau perusahan
ikannya pun bisa dalam jumlah besar. Beberapa wilayah di Indonesia yang
merupakan kawasan perikanan laut yang potensial antara lain sebagai berikut:
Perairan utara jawa dan segara anak (Cilacap) banyak terdapat rumput laut.
Daerah Bitung, Air tembaga dan Sulawesi utara banyak terdapat ikan tuna
dan cakalang.
Maluku, terdapat banyak jenis ikan hias, rumput laut dan cakalang.
Sekitar kepulauan Aru dan Kei terdapat banyak mutiara, rumput laut, bunga
7
Selain daerah di atas terdapat banyak pula jenis ikan dan sumber daya alam
laut yang banyak, tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Merauke, Papua.
c. Perikanan Darat
dilakukan di air tawar dan air payau. Pengelolaan dan pembudidayaan ikan
biasanya dilakukan di daerah sungai, danau, empang atau kolam, sawah dan
bendungan. Jenis hasil budidayanya sangat beragam seperti udang, lobster, ikan
a. Penangkapan Ikan
ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara
8
mengawetkannya. Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup
b. Pembudidayaan Ikan
terkontrol. Usaha perikanan yang berupa produksi hasil perikanan melalui budi
daya dikenal sebagai perikanan budi daya atau budi daya perairan (aquaculture).
mengakibatkan kesejahteraan para nelayan atau pelaku budidaya ikan dinilai masih
jauh dari harapan. Adapun beberapa kendala tersebut, antara lain sebagai berikut:
seringkali tidak efisiensi tenaga, biaya dan hasilnya pun hanya sedikit.
Banyak para nelayan yang terjerat utang oleh para tengkulak dan rentenir
9
2.5 Pendekatan Pengelolaan Perikanan
ekonomi yang tinggi bagi pengguna, namun kelestariannya tetap terjaga. Secara
implisit pertanyaan tersebut mengandung dua makna, yaitu makna ekonomi dan
sumberdaya ikan mau tidak mau harus mengakomodasi kedua disiplin ilmu
ikan merupakan hal yang harus dipahami oleh setiap pelaku yang terlibat dalam
Beddington dan Retting (1983) mengatakan, paling tidak ada dua bentuk
pada waktu tertentu untuk memungkinkan ikan dapat memijah dan berkembang.
Contoh dari bentuk ini adalah penangkapan ikan teri (anchovy) di Peru yang
biasanya menutup kegiatan penangkapan pada awal tahun ketika juvenil dan ikan
10
berukuran kecil sangat banyak di perairan. Kedua, penutupan kegiatan
penangkapan ikan karena sumberdaya ikan telah mengalami degradasi, dan ikan
kegiatan penangkapan ikan disuatu perairan pada musim tertentu atau secara
dilakukan dengan usaha-usaha konservasi jenis ikan tertentu yang memang dalam
status terancam kepunahan. Hal ini juga dilakukan secara permanen atau sementara
pendekatan ini adalah pembatasan minimum terhadap ukuran mata jaring (mesh
size), pembatasan minimum ukuran mata pancing, serta pembatasan ukuran mulut
kemampuan teknis dalam bertindak cepat di lapangan untuk menentukan jenis dan
11
d. Pelarangan Alat Tangkap
Pelarangan jenis alat tangkap tertentu dapat dilakukan secara permanen atau
penggunaan alat tangkap yang merusak atau destruktif, atau pertimbangan lain yang
yang dewasa ini sudah lazim dilarang adalah penangkapan ikan dengan
dicapai melalui pemberian hak kepada industri atau perusahaan perikanan untuk
penangkapan ikan yang berlebihan. Pendekatan lain yang dapat dilakukan dalam
“hasil maksimum yang lestari” (Maximum Sustainable Yield) atau juga disebut
dengan “MSY”. Konsep MSY berangkat dari model pertumbuhan biologis yang
12
dikembangkan oleh seorang ahli Biologi bernama Schaefer pada tahun 1957. Inti
dari konsep ini adalah menjaga keseimbangan biologi dari sumberdaya ikan, agar
konsep ini berangkat dari dinamika suatu stok ikan yang dipengaruhi oleh 4 (empat)
tersebut. Dengan kata lain, pengelolaan seperti ini belum berorientasi pada
maksimum pada dasarnya tidak mempunyai arti secara ekonomi. Hal ini berangkat
“MEY”.Pendekatan ini pada intinya adalah mencari titik yield dan effort yang
mampu menghasilkan selisih maksimum antara total revenue dan total cost.
13
dikemukakan oleh Cunningham, Dunn dan Whitmarsh (1985).Secara umum
konsep ini dimodifikasi dari konsep “MSY”, sehingga menjadi relevan baik dilihat
dari sisi ekonomi, social, lingkungan dan factor lainnya.Dengan demikian, besaran
dari “OSY” adalah lebih kecil dari “MSY” dan besaran dari konsep inilah yang
Fluktuasi TAC juga akan menjadi semakin kecil dari waktu ke waktu
Seandainya sumberdaya hayati laut bukan tidak terbatas dan bukan tidak
terusakkan, maka kita dapat saja membiarkan manusia untuk memanfaatkannya dan
a. Pertimbangan Biologi
mampu membarui dirinya melalui proses pertumbuhan dalam ukuran (panjang) dan
melalui reproduksi (yang biasa disebut dalam dunia perikanan sebagai rekrutmen).
mortalitas alami yang terdiri dari proses-proses seperti pemangsaan, penyakit, dan
14
populasi yang dieksploitasi, mortalitas total terdiri dari mortalitas alami plus
bertahan dan tidak mengancam atau merusak kelestarian dan produktivitas dari
perikanan tetapi populasi akuatik tidak hidup dalam isolasi. Mereka menjadi salah
satu komponen ekosistem yang rumit, terdiri dari komponen biologi yang mungkin
Komponen fisik ekosistem, seperti air itu sendiri, substrat, masukan air tawar atau
nutrient atau proses non-biologi lainnya mungkin juga menjadi sangat penting
Lingkungan dari ikan jarang bersifat statis dan kondisi lingkungan akuatik
dapat berubah secara nyata menurut waktu, seperti pasang surut, suhu air, dan lain-
lain. Perubahan lingkungan seperti itu mempengaruhi dinamika dari populasi ikan,
biologi lainnya. Selain itu perubahan sosial berlangsungterus menerus dalam skala
15
Kendala sosial utama dalam pengelolaan perikanan adalah bahwa
komunitas nelayan mungkin tidak akan bersedia pindah ke pekerjaan lainnya, atau
ketempat jauh dari rumah mereka yang bila terjadi surplus kapasitas dalam
akibat sumberdaya yang menipis atau rusak. Disamping itu, ketersediaan lapangan
d. Pertimbangan Ekonomi
itu pengelolaan perikanan masih sering dihadapkan pada persoalan perikanan akses
terbuka (open acces), dimana setiap orang diperbolehkan masuk ke dalam usaha
perikanan. Dibawah keadaan seperti itu orang akan terus masuk ke perikanan
menarik bagi pelaku usaha baru (new entrance). Akibat yang tidak dapat dielakkan
mengarah kepada tidak efisiensi secara ekonomi, dan jika tidak dapat ditegakkan
16
3. KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lautan sangat luas yaitu 2/3
potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya di bidang perikanan. Akan
tetapi, ternyata untuk sumber daya perairan Indonesia masih belum optimal
Beberapa diantaranya yaitu: aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan yang tidak
masih tergolong rendah, alat yang digunakan nelayan masih sangat sederhana, serta
17
Untuk mengatasi hal itu maka diperlukan pengelolaan sumberdaya ikan yang
yang digunakan dan pelarangan alat tangkap yang bersifat tidak ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/amp/s/muzfarrooo.wordpress.com/2014/03/02/pengertia
n-perikanan/amp/
http://tugas-abah.blogspot.co.id/2016/02/makalah-sumber-daya-perikanan.html
https://www.siswapedia.com/pemanfaatan-dan-pengelolaan-sumber-daya-
perikanan/
http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/component/k2/item/182-pengelolaan-
sumberdaya-perikanan-yang-berkelanjutan
18