You are on page 1of 8

ISSN 1978-9513 VIS VITALIS, Vol. 01 No.

2, tahun 2008

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN ALANG-ALANG


DALAM FERMENTASI ETANOL MENGGUNAKAN
KAPANG Trichoderma viride DAN KHAMIR Saccharomycess cerevisiae

Iris Mustika Sari, Noverita dan Yulneriwarni


Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta

ABSTRAK

Saat ini, etanol banyak digunakan sebagai bahan bakar alternatif, untuk membantu
mengatasi krisis energi. Etanol merupakan produk fermentasi dari tumbuhan yang
mengandung pati atau lignoselulosa, dengan bantuan aktivitas mikroorganisme.
Jerami dan alang-alang sebagai limbah pertanian dan perkebunan yang mengandung
polisakarida apakah berpotensi dikembangkan sebagai bahan penghasil etanol ?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi jerami padi dan alang-alang sebagai
substrat dalam produksi alkohol menggunakan kapang Trichoderma viride dan khamir
Saccharomycess cerevisiae. Parameter yang diamati adalah kemampuan fermentasi
gula oleh kapang T. viride pada substrat jerami padi dan alang-alang, serta
kemampuan fermentasi etanol oleh khamir S. cerevisiae dari ekstrak gula alang-alang
dan jerami padi selama 0,3,6 dan 9 hari. Berdasarkan hasil analisis, waktu inkubasi
pada fermentasi gula hari ke 0, 3, 6 dan 9 berbeda nyata (p < 0.05) terhadap kadar
gula yang dihasilkan oleh kapang T. viride. Kadar gula sederhana jerami padi lebih
tinggi dibandingkan kadar gula sederhana yang dihasilkan oleh substrat alang-alang.
Kadar etanol yang dihasilkan oleh susbstrat jerami padi lebih tinggi dibandingkan
dengan substrat alang-alang.

Kata Kunci : jerami, alang-alang, fermentasi, etanol, kapang

PENDAHULUAN bumi dan meningkatnya biaya eksplorasi


dan eksploitasi bahan bakar, yang menye-
Etanol merupakan senyawa alkohol babkan industri petrokimia menghadapi
yang tidak bersifat racun. Etanol dapat kesulitan untuk pengembangan lebih lanjut
diproduksi dari bahan baku tanaman yang (Flickinger dan Tsao, 1978).
mengandung pati atau dari bahan tanaman Produksi etanol banyak dilakukan
yang mengandung lignoselulosa, melalui secara biologi atau melalui teknologi
proses fermentasi dengan bantuan mikro- biokonversi yaitu teknologi berupa
organisme (Amutha dan Gunasekaran, konversi bahan baku secara enzimatik dan
2001). biologik (melalui fermentasi). Bahan baku
Sebagian besar etanol di- yang digunakan untuk produksi etanol
manfaatkan sebagai pelarut dalam industri dapat berupa tebu, gula bit, tapioka,
farmasi, pereaksi pada industri kimia dan sorgum, meizena, barley, gandum, padi,
pengawet contoh-contoh biologik (hewan kentang dan bahan–bahan berlignoselulosa
dan tumbuhan) (Riawan, 1990). Namun seperti : kayu dan limbah pertanian
pada saat ini, etanol banyak digunakan (Harahap, 2003).
sebagai bahan bakar alternatif, karena Dewasa ini perkembangan dan
semakin ber-kurangnya cadangan minyak kemajuan bidang pertanian dan industri di

Sari IM, dkk. 55


VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008

Indonesia, mengakibat-kan meningkatnya Hipotesis yang akan diuji dalam


limbah pertanian diantaranya jerami padi penelitian ini adalah :
dan alang-alang. Sebagian besar jerami 1). Terdapat perbedaan kemampuan
padi dan alang-alang umumnya dimanfaat- kapang Trichoderma viride dalam
kan sebagai pakan ternak, namun bila memfermentasikan jerami padi dan
ditelaah lebih dalam limbah–limbah alang-alang menjadi gula.
tersebut masih terdapat karbohidrat yang 2). Waktu fermentasi khamir Saccharo-
dapat dimanfaatkan kembali oleh manusia mycess cerevisiae pada substrat gula
sebagai bahan baku dalam produksi etanol. akan mempengaruhi kadar etanol yang
Bahan baku tersebut dapat digunakan dihasilkan
dalam fermentasi untuk meningkatkan nilai 3). Substrat yang berbeda akan mem-
ekonomi dan mengatasi pencemaran pengaruhi kadar etanol yang dihasilkan.
lingkungan.
Jerami padi dan alang-alang
merupakan limbah pertanian yang mengan- METODOLOGI PENELITIAN
dung polisakarida dalam bentuk selulosa,
hemiselulosa, pektin dan lignin (Howard
A. Lokasi dan waktu penelitian
dkk., 2003). Komponen polisakarida
tersebut dapat diuraikan melalui proses
Penelitian ini dilaksanakan di
degradasi atau fermentasi dengan meng-
Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika
gunakan aktifitas mikroba potensial seperti
Fakultas Biologi dan Laboratorium Kimia
kapang Trichoderma viride untuk meng-
Fakultas Biologi, Laboratorium Terpadu
hasilkan gula dan selanjutnya khamir
Universitas Nasional, Jl. RM. Harsono,
Saccharomycess cerevisiae untuk produksi
Ragunan, Jakarta Selatan. Penelitian
etanol.
dilakukan pada bulan Agustus 2007 sampai
Kemampuan kapang T. viride
Januari 2008.
dalam mendegradasi komponen polisakari-
da menjadi gula dibantu dengan enzim-
enzim yang dimilikinya seperti : enzim B. Bahan dan alat
selulase, dan xilanase. Gula yang
dihasilkan oleh kapang T. viride, 1. Bahan dan alat
selanjutnya diolah lebih lanjut untuk Bahan baku yang digunakan dalam
menghasilkan etanol dengan menggunakan penelitian ini adalah jerami padi dan alang-
aktifitas enzim yang dihasilkan oleh alang yang diperoleh dari daerah Bogor,
khamir S. cerevisiae. Seperti halnya kapang Trichoderma viride yang berasal
dengan kapang T. viride, khamir S. dari Laboraturium Teknologi Pangan
cerevisiae sangat berperan dalam industri FATETA IPB Bogor dan khamir
fermentasi. Hal ini disebabkan kemam- Saccharomyces cerevisae yang diperoleh
puannya dalam menghasilkan etanol yang dari Laboratorium Mikrobiologi dan
paling komersial saat ini (Narita, 1999). Genetika Universitas Nasional Jakarta,
Berdasarkan latar belakang diatas media PDA, media PDB, Pepton, Pupuk
maka penelitian ini bertujuan untuk NPK dan ZA, (NH4)2SO4, KH2PO4, Urea,
mengetahui potensi jerami padi dan alang- CaCl2, MgSO4, FeSO4,7H2O, ZnCl2,CoCl2,
alang sebagai substrat dalam produksi NaOCl 1% dan NaOH 15 %, KI 20%,
etanol menggunakan kapang T. viride dan H2SO4 25%, Na2S2O3 0,1 N, Zn asetat 21,9
khamir S. cerevisiae. gr, CH3COOH 3%, K4FeCN.

Sari IM, dkk. 56


VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008

Peralatan yang digunakan adalah : a. Fermentasi gula


Blender, Tabung reaksi, labu ukur 250 ml, T. viride sebanyak satu ose
Botol fermentasi, gelas Erlenmeyer digoreskan pada agar PDA miring dan
berukuran 100 ml ,250 ml dan 500 ml, diinkubasi dalam suhu kamar selama 7
jarum Ose, lampu spirtus, kompor, hari. Spora biakan jamur T. viride yang
penangas air, pipet ukur, bulb, oven, sudah berumur 7 hari sebanyak satu agar
mikropipet, bilik hitung, kaca objek, miring disuspensikan dalam 10 ml akuades
mikroskop, gelas ukur 500ml dan 100 ml, steril.
autoklaf dan vortex. Suspensi konidiospora seba-nyak
10% (v/v) diinokulasi ke dalam substrat
C. Cara kerja fermentasi yang sudah disediakan.
Kemudian diinkubasi pada suhu kamar
1. Persiapan kultur selama 6 hari. Sebelum dilakukan
Kultur yang digunakan adalah T. ekstraksi, ditambahkan Tween 80 sebanyak
viride dan S. cerevisiae yang berasal dari 0,1%. Ekstraksi cairan fermentasi
biakan murni, kemudian diremajakan dilakukan dengan jalan memisahkan filtrat
dengan menginokulasikan ke dalam dari biomassa menggunakan penyaring dan
masing-masing 5 tabung PDA miring yang sentrifus. Filtrat yang dihasilkan kemudian
telah disterilkan. Kemudian dari 5 tabung disterilisasi, dipucatkan menggunakan
PDA miring dibagi menjadi : 2 tabung arang aktif 2%, disaring dan dipekatkan
untuk stok dan 3 tabung dijadikan sebagai hingga diperoleh konsentrasi gula yang
kultur kerja. diinginkan.

2. Persiapan substrat fermentasi gula b. Fermentasi etanol


Substrat fermentasi yang digunakan Substrat fermentasi yaitu sirup gula
yaitu jerami padi dan alang-alang, yang dari jerami padi ataupun alang-alang
sebelumnya dilakukan delignifikasi ter- sebanyak 100 ml dimasukkan dalam botol
lebih dahulu menggunakan NaOCl 1 % fermentasi, kemudian ditambahkan pupuk
selama 5 jam pada suhu 28oC. Selanjutnya NPK dan ZA masing-masing sebanyak
dilakukan pencucian dan penyaringan, 0,04 g dan 0,15 g, pH cairan substrat diatur
kemudian substrat jerami padi dan alang- 4,8 menggunakan NaOH dan HCl
alang dikeringkan pada suhu 50oC selama kemudian dipasteurisasi pada suhu 85oC
48 jam. Setelah itu dilakukan perendaman selama 5 menit setelah itu didinginkan
dalam NaOH 15 % selama 24 jam pada hingga 30oC.
suhu 28oC dan disaring, sehingga Sebanyak 10% volume subs-trat
dihasilkan ampas dari jerami padi dan stater khamir Saccharomyces serevisiae
alang-alang. Ampas tersebut dicuci dan yang sudah disiapkan, dimasukkan ke
dikeringkan pada suhu 50oC selama 48 dalam media fermentasi berupa substrat
jam, sehingga dihasilkan substrat alang- gula dari jerami padi dan alang-alang
alang dan jerami padi. dalam kondisi anaerob. Fermentasi
Selanjutnya sebanyak 250 gr dilakukan pada suhu kamar selama 0, 3, 6
substrat alang-alang dan jerami padi dan 9 hari. Hasil fermentasi kemudian
tersebut ditambahkan 500 ml buffer sitrat dianalisa.
pH 4,8 dan 500 ml nutrien, dimasukkan ke
dalam wadah tertutup sebanyak 24 buah.
Selanjutnya disterilisasi pada suhu 121oC
selama 20 menit.

Sari IM, dkk. 57


VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008

D. Rancangan penelitian dan analisis Analisis data dilakukan dengan


data menggunakan program SPSS (Statistical
Product and Service Solution) 11.5 for
Rancangan penelitian dalam windows. Apabila terdapat perbedaan yang
penelitian ini terbagi atas dua, yaitu pada nyata pada taraf pengujian 5 % (p< 0,05)
tahap fermentasi gula oleh T. viride dilakukan analisis lanjutan dengan LSD (
menggunakan Rancangan Acak Lengkap Least Significant Difference).
dengan jenis substrat fermentasi sebagai
perlakuan yakni jerami pada dan alang-
alang. Atas petimbangan kebutuhan jum- HASIL DAN PEMBAHASAN
lah sampel dalam fermentasi berikutnya
(fermentasi etanol), maka ulangan A. Kemampuan fermentasi gula oleh
dilakukan sebanyak 12 kali, sehingga kapang T. viride pada jerami padi
jumlah unit percobaan adalah sebanyak 24 dan alang-alang
unit. Selanjutnya pada fermentasi etanol
diguna-kan Rancangan Acak Lengkap Berdasarkan pada data kadar
Faktorial dengan substrat berupa gula glukosa dari penelitian pendahuluan,
jerami padi dan gula alang-alang sebagai bahwa hari terbaik dalam fermentasi gula
faktor pertama dan waktu inkubasi (lama yaitu hari ke-6. Oleh karena dilakukan
fermentasi etanol oleh S. cerevisiae) penelitian lanjutan dengan fermentasi gula
sebagai faktor kedua yakni hari ke 0, 3, 6 pada jerami padi dan alang-alang selama 6
dan 9. Setiap perlakuan dibuat 3 kali hari. Sehingga diperoleh kadar gula rata-
ulangan, sehingga jumlah percobaan adalah rata dari masing-masing substrat yang
sebanyak 24 unit. ditunjukan pada gambar 1.
Parameter yang diukur dalam
penelitian ini adalah kadar gula dan kadar
etanol.

12,1
12
11,9
Rata-rata Kadar Gula (%)

11,8
11,7 12
11,6 Jerami padi
11,5 Alang-alang
11,4
11,3
11,39
11,2
11,1
11
Jerami padi Alang-alang
Substrat

Gambar 1. Nilai rata-rata gula (%) jerami padi dan alang-alang dari fermentasi
yang dihasilkan kapang T. viride.

Sari IM, dkk. 58


VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008

Kadar gula rata-rata yang Selulosa didegradasi dengan enzim selula-


dihasilkan kapang T. viride pada substrat se menghasilkan glukosa, sedangkan hemi-
jerami padi sebesar 12 % lebih besar selulosa didegradasi dengan enzim xilanase
dibandingkan kadar gula yang dihasilkan menghasilkan gula pentosa (xilosa, arabi-
dengan meng-gunakan substrat alang-alang nosa), gula heksosa (mannosa, glukosa,
sebe-sar 11,39%. Hal ini disebabkan oleh galaktosa) dan asam gula (Saha, 2003).
perbedaan komposisi dari penyusun Berdasarkan hasil analisis sidik
dinding sel yang dimiliki oleh masing- ragam terlihat bahwa kadar gula jerami
masing substrat; diantaranya : selulosa, padi yang dihasilkan dari fermentasi gula
hemiselulosa dan lignin. Menurut Jackson dengan menggunakan kapang T. viride
(1977) dan Komaryati (1995) jerami padi berbeda nyata (p < 0.05) dengan alang-
memiliki kandungan selulosa sebesar 33 alang (Tabel lampiran 5). Hal ini
%, yang lebih tinggi dibandingkan selulosa menunjukkan bahwa jerami padi mem-
alang-alang, yakni sebesar 25,10 %, punyai potensi lebih baik sebagai substrat
sedangkan hemiselulosa pada jerami padi dalam fermentasi gula oleh kapang T.
sebesar 26 % dan alang-alang sebesar viride, dibandingkan dengan menggunakan
26,86 %, selain itu jerami padi memiliki alang-alang sebagai substrat.
kandungan lignin yang lebih rendah yaitu 7
% dibandingkan dengan kandungan lingin B. Kemampuan fermentasi etanol
alang-alang yaitu 33,4 %. oleh khamir S. cerevisiae dari
Kadar gula sederhana yang dihasil- ekstrak gula alang-alang dan
kan pada substrat jerami padi dan alang-
alang, juga dipengaruhi oleh jumlah
jerami padi
kapang T. viride yang tumbuh dalam Kadar etanol jerami padi yang
substrat. Kadar gula sederhana yang dihasilkan selama fermentasi oleh khamir
dihasilkan dari degradasi lignoselulosa S. cerevisiae pada hari ke 0, 3, 6 dan 9
pada substrat, akan berbanding lurus adalah sebesar 0 %; 0,77%; 0,64 %; 0,37
dengan jumlah kapang. Jumlah spora %, sedangkan pada alang-alang adalah
kapang pada hari ke-6 pada substrat jerami sebesar 0 %; 0,73 %; 0,64 %; 0,55%
padi adalah sebanyak 13,09 x 107 (Gambar 2). Pada grafik terlihat bahwa
sedangkan pada substrat alang-alang kadar etanol tertinggi terjadi pada hari ke-3
adalah sebanyak 10,43 x 107 (tabel sebesar 0,77% pada substrat jerami padi
lampiran 4). Pertumbuhan kapang dalam dan 0,73 % pada substrat alang-alang. Hal
substrat jerami padi atau alang-alang, ini terjadi karena pada hari tersebut, khamir
tergantung pada suplai zat gizi, antara lain mengalami peningkatan jumlah sel sebesar
gula sebagai sumber karbon dan energi. 16,10x107 pada substrat jerami padi dan
Untuk memenuhi kebutuhan sumber 17,46x107 pada alang-alang. Peningkatan
karbon tersebut kapang akan mensintesis jumlah sel khamir diikuti pening-katan
enzim yang dapat mendegradasi sumber enzim yang dihasilkan untuk merombak
karbohidrat (lignoselulosa) yang terdapat gula menjadi etanol (Mulyono, 1991).
dalam substrat. Menurut Moore (2003) Katabolisme glukosa menjadi etanol oleh
dan Yudhabuntara (2003) kapang meman- khamir, merupakan suatu upaya untuk
faatkan karbohidrat yang terdapat dalam mendapatkan energi yang diperlu-kan
bahan makanan sebagai sumber energi. dalam pertumbuhan. Adams (1985)
Kapang dapat mendegradasi karbohidrat menyatakan bahwa jumlah etanol yang
berupa selulosa dan hemiselulosa dihasilkan tergantung pada banyaknya gula
menggunakan enzim yang dihasilkannya. yang tersedia di dalam substrat.

Sari IM, dkk. 59


VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008

0,9
0,8
0,773
0,73
0,7

Kadar Alkohol (%)


0,643
0,64
0,6
0,55
0,5 Jerami padi
0,4 Alang-alang
0,373
0,3
0,2

0,1
0 0
0 3 6 9
Waktu Inkubasi (hari)

Gambar 2. Nilai rata-rata kadar etanol (%) jerami padi


dan alang-alang selama fermentasi.

Penurunan kadar etanol terjadi pada fermentasi tidak berbeda nyata (p > 0.05)
hari ke 6 dan ke 9 dari subtrat jerami padi dengan etanol yang dihasilkan pada substrat
dan alang-alang. Hal ini terjadi karena alang-alang. Hal ini berarti, jerami padi
etanol dikonversi oleh khamir menjadi memiliki potensi yang sama baiknya
suatu senyawa seperti ester, sehingga dengan alang-alang sebagai substrat dalam
mengakibatkan penurunan kadar etanol fermentasi etanol. Sedangkan waktu
dalam substrat jerami padi dan alang-alang. inkubasi mem-berikan pengaruh yang
Kadar etanol yang diperoleh berbeda nyata (p < 0.05) terhadap kadar
cendrung bernilai rendah. Hal ini terjadi etanol yang dihasilkan oleh khamir (tabel
karena khamir tidak dapat memfermentasi lampiran 12). Hasil lanjut dengan uji LSD
gula xilosa dan arabinosa menjadi etanol waktu inkubasi pada hari ke 3 berbeda
(Saha, 2003). Sehingga tidak semua gula nyata (p < 0.05) dengan hari ke 6 dan 9,
yang terdapat pada jerami padi dikonversi sehingga hari ke 3 merupakan hari yang
oleh khamir menjadi etanol. Musapahaji terbaik untuk produksi etanol
(2007) menyata-kan gula-gula yang dapat
didegra-dasi oleh khamir berupa glukosa,
fruktosa dan sukrosa. Selain itu, sebagian KESIMPULAN DAN SARAN
gula juga digunakan sebagai nutrien untuk
pertumbuhan khamir. Menurut Berry A. Kesimpulan
(1983) dalam Deker (1989) menyatakan
bahwa hampir 40% bahan kering dari 1. Etanol dapat dihasilkan dari jerami padi
khamir dapat menyimpan cadangan dan alang-alang melalui proses
karbohidrat di dalam sel. Cadangan gula fermentasi secara bertahap (tahap 1
tersebut digunakan oleh khamir untuk fermentasi gula dengan menggunakan
melakukan budding, sehingga khamir kapang T. viride dan tahap 2 fermentasi
meng-alami peningkatan sel. etanol dengan menggunakan khamir S.
Hasil analisis sidik ragam cerevisiae).
menunjukkan bahwa etanol yang dihasilkan 2. Lama inkubasi terbaik untuk fermentasi
khamir pada substrat jerami padi dalam gula sederhana oleh T. viride pada

Sari IM, dkk. 60


VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008

penelitian ini adalah pada hari ke 6. Deker M. Fermentation Process


Sedangkan lama inkubasi terbaik untuk Development of Industrial Organism.
fermentasi etanol oleh S. cerevisiae Cetus Corporation Emeryville. New
adalah pada hari ke 3. York.1995.
3. Kadar gula sederhana yang dihasilkan
secara fermentasi oleh kapang T. viride Flickinger, Tsao MC dan GT Tsao.
lebih tinggi pada substrat jerami padi Fermentation Substrate From Cellulosic
yaitu sebesar 12% dibandingkan dari Material. In Annual Reports on
alang-alang yaitu sebesar 11,39 %. Fermentation Process volume 2.
4. Jerami padi dan alang-alang memiliki Acedemic Press : New York. 1978.
potensi yang sama sebagai substrat
dalam fermentasi etanol. Kadar etanol Harahap H. Produksi Etanol. Karya Ilmiah.
tertinggi yang dihasilkan secara Fakultas Teknik Sumate-ra Utara. 2003.
fermentasi oleh khamir S. cerevisiae http://library.-
pada jerami padi adalah sebesar 0,77% usu.ac.id/download/ft/tkimia-
dan alang-alang sebesar 0,73%. hamidah.pdf.

B. Saran Howard RL, Abotsi E, Jansen van


Rensburg EL and Howard S.:
Untuk meningkatkan efisien-si Lignocellulose biotechnology: issues of
konversi jerami padi dan alang-alang bioconversion and enzyme production.
menjadi etanol, perlu dilakukan penelitian African Journal of Biotechnology Vol.
untuk hidrolisis substrat secara enzimatik 2 (12), pp. 602-619, 2003
menggunakan enzim selulase dan xilanase Http://www.academicjournals.org/AJB
yang dihasilkan oleh kapang T. viride,
supaya gula sederhana yang dihasilkan Jackson JMG. The Alkali Treament of
lebih terakumulasi. Dengan semakin tinggi Straws Animal Feed Science Tecnology
kadar gula yang dapat difermentasi oleh S. 2:105-130.1977.
cerevisiae maka akan semakin tinggi juga
kadar etanol yang dihasilkan. Komaryati. Pemanfaatan Alang-Alang
(Imperata cylindrical Beauv) Sebagai
Penghasil Gas Bio. Puslitbang
DAFTAR PUSTAKA Bioteknologi. Bogor. 1995
Moore E. Fundamentals of Fungi. Prentice-
Adams MR. The Small Scale Production of Hall Inc. New York University. 1972.
Vinegar From Bananas. Tropical
Products Institut. London.1985. Mulyono M. Hidrokarbon di dalam
Lingkungan Perairan. Pusat Penelitian
Amutha R, Gunasekaran P. Production of dan Pengembangan Teknologi Minyak
Ethanol from Liquefield Cassava Starch dan Gas Bumi. Lemigas. Jakarta. 1991
Using Co – Immobilized Cells of
Zymomonas mobilis and Sacharomyces Musapahaji M. Mengganti BBM dengan
diastaticus. Department of Microbial Bioetanol. Suara Merdeka . Jakarta.
Technology, School of Biological 2007
Sciences, Madurai Kamaraj University,
Madurai 625 021, India. 2001. Narita V. Saccharomyces cerevisiae Super
jamur yang memiliki sejarah luar biasa.

Sari IM, dkk. 61


VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008

Pusat Peng-kajian dan Penerapan Saha BC. Hemicellulose Bioconver-sion.


Teknologi Farmasi dan Medica. Badan LJ Ind Microbiol Biotechnol . 2003. 30
Pengkajian dan Penerapan Teknologi : 279-291.
(BPPT).2005.
Yudhabuntara. Pegendalian mikro-
Riawan S, Kimia Organik. Penerbit organisme dalam bahan makan-an asal
Binarupa Aksara. Jakarta. 1990. hewan. Bina Produksi Peternakan.
Departemen Pertani-an. Cisarua. Bogor.
2003

Sari IM, dkk. 62

You might also like