You are on page 1of 33

TUGAS KIMIA UMUM

Perkembangan Teori Atom dan Aturan Konfigurasi


Elektron (Materi I)

Kelompok 3
1. kdfjdsfjmdmgjsdjmf
2. dfdfsjfijdfijdsif
3. dfsnfjdsifhdishfisa
4. fdasjfhnsdfn
5. dnfjdfjsnfjnsnfjs
6. jdfhnsdnhfjsdnfijsd
MATERI I
PERKEMBANGAN TEORI ATOM DAN ATURAN KONFIGURASI ELEKTRON

Salah satu konsep ilmiah tertua adalah bahwa semua materi dapat dipecah menjadi
partakel terkecil, dimana partikel-partikel ini tidak bias dibagi lebih lanjut. Filsuf Yunani,
Democritus (460-370 SM) menyatakan bahwa partikel ini berada pada gerakan yang konstan,
tetapi dapat bergabung membentuk suatu kombinasi yang mantap. Menurut dugaan, sifat-sifat
tertentu dari suatu bahan diakibatkan oleh perbedaan ukuran, bentuk, dan susunan partikel-
partikelnya. Sekarang, partikel-partikel kecil yang menyusun semua materi ini dinamakan
atom. Berasal dari kata atomos (a, tidak; tomos, memotong), yang berarti tidak terpotong, atau
tidak dapat dibagi. Banyak ilmuwan yang kemudian menemukan lebih banyak mengenai sifat-
sifat atom berdasar percobaan.

1. Teori John Dalton


John Dalton (6 September 1766-1844) adalah seorang fisikawan dari inggris, lahir di
Eaglesfield. Ia terkenal dengan teori atom. Dia menyuguhkan ide kunci yang memungkinkan
kemajuan besar di bidang kimia sejak saat itu. Supaya jelas, dia bukanlah orang yang pertama
beranggapan bahwa semua objek material terdiri dari sejumlah besar partikel yang teramat
kecil dan tak terusakkan yang disebut atom.
Pendapat ini sudah pernah diajukan oleh filosof Yunani kuno, Democritus (sekitar 360-
370 SM). Hipotesa itu diterima oleh Epicurus (filosof Yunani lainnya), dan dikedepankan
secara brilian oleh penulis Romawi, Lucretius dalam syairnya yang terkenal “De rerum natura”
(Tentang hakikat benda).

Teori Democritus (yang tidak diterima oleh Aristoteles) tidak diacuhkan orang selama
Abad Pertengahan, dan punya sedikit pengaruh terhadap ilmu pengetahuan. Meski begitu,
beberapa ilmuwan terkemuka dari abad ke-17 (termasuk Isaac Newton) mendukung pendapat
serupa. Tetapi, tak ada teori atom dikemukakan ataupun digunakan dalam penyelidikan ilmiah.
Dan lebih penting lagi, tak ada seorang pun yang melihat adanya hubungan antara spekulasi
filosofis tentang atom dengan hal-hal nyata di bidang kimia. Itulah keadaannya tatkala Dalton
muncul. Dia menyuguhkan “teori kuantitatif” yang jelas dan jemih yang dapat
digunakan dalam penafsiran percobaan kimia, dan dapat dicoba secara tepat di laboratorium.
Meskipun terminologinya agak sedikit berbeda dengan yang kita gunakan sekarang,
Dalton dengan jelas mengemukakan konsep tentang atom, molekul, elemen dan campuran
kimia. Dia perjelas itu bahwa meski jumlah total atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah
dari pelbagai jenis yang berbeda agak kecil. (Buku aslinya mencatat 20 elemen atau kelompok
atom; kini sedikit di atas 100 elemen sudah diketahui).

Dalam buku yang berjudul “New System of Chemical Phylosopy”, ia berhasil


merumuskan teori atom sekitar tahun 1803. Dalton menjelaskan bahwa benda terdiri dari atom-
atom yang tidak dapat diurai lagi. John Dalton adalah guru inggris yang pertama kali
mengembangkan teori modern mengenai atom-atom sebagai partikel terkecil. Unsur dan
molekul-molekul adalah partikel terkecil senyawa. Untuk menerangkan sifat unsur, ia
mengembangkan gagasan bahwa suatu unsur mengandung hanya satu macam atom dan bahwa
satu atom merupakan partikel sederhana yang tidak dapat dirusak dari materi.

Postulat dasar dari teori atom Dalton

1) Setiap materi terdiri atas partikel yang disebut atom.

2) Unsur adalah materi yang terdiri atas sejenis atom.

3) Atom suatu unsur adalah identik tetapi berbeda dengan atom unsur lain (mempunyai
massa yang berbeda).

4) Senyawa adalah materi yang terdiri atas 2 atau lebih jenis atom dengan perbandingan
tertentu.

5) Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan dan tidak dapat diubah menjadi atom lain
melalui reaksi kimia biasa. Reaksi kimia hanyalah penataan ulang (reorganisasi) atom-atom
yang terlibat dalam reaksi tersebut.

Kelemahan dari postulat atom Dalton

1) Atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari partikel subatom.

2) Atom-atom dari unsur yang sama, dapat mempunyai massa yang berbeda (disebut
isotop).

3) Atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain melalui reaksi nuklir.

4) Beberapa unsur tidak terdiri dari atom-atom melainkan molekul-molekul.


Perkembangan teori atom Dalton

Model Atom Menurut John Dalton

Pada tahun 1808, John Dalton mengemukakan gagasannya tentang atom sebagai
penyusun materi, yaitu:

a) Atom merupakan partikel terkecil dari materi yang tidak dapat dipecah lagi.

b) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom
yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.

c) Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan


sederhana. Misalnya air terdiri dari atom hidrogen dan atom oksigen.

d) Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari
atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

e) Atom suatu unsur sama segala sifatnya, sedangkan atom unsur berbeda, berlainan dalam
massa dan sifatnya.

Gambar 1. Model Atom Dalton

Model atom Dalton, adalah gagasan tentang partikel materi yang menyatakan bahwa
materi terdiri atas butiran-butiran yang sangat kecil, yaitu atom. Model ini telah menghapus
pendapat yang mengatakan bahwa pembagian materi bersifat kontinu. Atom adalah partikel
terkecil dari suatu unsur yang mempunyai sifat yang sama dengan unsur itu.

Gambar 1 menunjukkan model atom Dalton. Model ini dianggap sebagai model atom
ilmiah yang pertama kali dikemukakan, sebab dilandasi fakta temuan eksperimen, yakni
hukum kekekalan massa yang menyatakan “massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama” dan hukum perbandingan tetap yang menyatakan “massa unsur-unsur yang menyusun
suatu zat adalah tetap.

Kelebihan Dari Teori Atom Dalton

Beberapa teori atom yang dinyatakan John Dalton memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya yaitu:

a) Bahwa seperti kenyataannya, dua buah atom atau lebih yang berasal dari unsur-unsur
yang sama maupun yang tidak sama dapat membentuk suatu molekul.

Contoh: * Untuk unsur-unsur yang sama

O2, H2, N2, O3, dll.

* Untuk unsur-unsur yang berbeda

H2O, H2SO4, HCl, dll.

b) Teori atom yang menyatakan bahwa atom-atom yang bersenyawa membentuk molekul
mempunyai perbandingan tertentu, sehingga melahirkan hukum kekekalan massa Lavoiser
(jumlah massa sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap).

c) Memotivasi para ilmuwan yang lain untuk mengkaji lebih dalam tentang atom, sehingga
muncullah teori-teori atom yang lebih lengkap, seperti: teori atom Thomson, teori atom
Rutherford, dan teori atom Niels Bohr.

Meskipun kelebihan teori atom Dalton hanya sedikit tetapi teori Dalton dianggap
sebagai teori penyulut yang dapat memotivasi para ilmuwan untuk mengkaji lebih dalam lagi
tentang atom.

Kekurangan Teori Atom Dalton

Dari teori-teori atom yang dinyatakan John Dalton selain memiliki kebaikan/kelebihan
juga memiliki kekurangan/kelemahan, diantaranya yaitu:

a) Menurut John Dalton atom merupakan bagian terkecil suatu materi yang tidak dapat
dibagi lagi, sedangkan pada kenyataannya atom masih dapat dibagi lagi menjadi sub-sub atom
yang terdiri (proton, neutron, dan elektron) kenyataan ini dapat dibuktikan oleh Thomson
melalui percobaannya.
b) Dalam teori John Dalton belum dapat menjelaskan gagasan tentang inti atom seperti
yang dinyatakan Rutherford, dari hasil percobaannya dengan menggunakan sumber partikel
Alfa.

c) Teori atom John Dalton belum bisa menjelaskan tentang adanya tingkat-tingkat energi
(kulit-kulit) dalam atom, lintasan-lintasan stasioner dalam atom, dan pancaran atau penyerapan
energi dari masing-masing lintasan dalam atom.

d) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi (hubungan antara larutan senyawa dan daya
hantar arus listrik).

e) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.

f) Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu
dengan unsur yang lain.

g) Dalam perkembangan zaman dan seiring kemajuan teknologi mungkin akan lebih
banyak pembuktian bahwa teori atom yang dinyatakan John Dalton masih sangat sederhana
dan masih banyak pula kelemahannya. Contoh dari pendapat Dalton yang salah: “Atom-atom
pada suatu unsur tertentu adalah identik, artinya memiliki massa, ukuran dan sifat-sifat yang
sama”, tapi para ilmuwan lain dapat menunjukkan bahwa atom-atom dari unsur yang sama
dapat memiliki massa dan ukuran yang berbeda.

Sumber: https://chemistryed.wordpress.com/2012/11/23/teori-atom-dalton/

2. Teori Michael Faraday

Di tahun 1838, Michael Faraday melaporkan hasil percobaannya tentang muatan listrik
melalui gas-gas. Lempeng logam yang disebut elektroda ditempatkan di ujung tabung gelas
yang mempunyai sebuah lengan sisi terbuka. Salah satu elektroda disebut katoda, dihubungkan
dengan sumber listrik negatif dengan tegangan tinggi (beberapa ribu volt), anoda dihubungkan
kutub positif. Dalam tahun 1858, Plucker melaporkan bahwa ruang gelap Faraday meluas
setelah tekanan dikurangi dan daerah sinar katoda meluas, sedangkan tabung gelas itu
memancarkan fosforesent. Dalam tahun 1869, Hittof melakukan percobaan dimana objeknya
di dalam tabung bermuatan listrik dan terlihat adanya sebuah daerah gelap.
Sifat-sifat sinar katoda:
1. Sinar katoda dipancarkan oleh katoda dalam sebuah tabung hampa bila dilewati arus
listrik.
2. Sinar katoda berjalan dalam garis lurus.
3. Sinar tersebut bila membentur gelas atau benda tertentu akan menyebabkan terjadinya
fluorosensi.
4. Sinar katoda dibelokan oleh medan listrik dan magnet.
5. Sifat-sifat dari sinar katoda tidak tergantung dari bahan elektrodanya.
3. Teori Robert A. Milikan

Robert A. Milikan melakukan percobaan dengan meneteskan minyak melalui dua plat
logam dengan beda potensial yang dapat diatur sehingga gaya elektrolistrik mampu membuat
tetes minyak berhenti. Padaeksperimen tersebut, jatuhan minyak akan mengalami percepatan
kebawah yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan pada saat yang sama gerak tetes minyak tersebut
dihambat oleh gaya stokes. Sehingga akan terjadi keseimbangan gaya – gaya antara gaya
gravitasi dan gaya listrik diantara dua plat konduktor tersebut.

Tetes minyak milikan adalah merupakan percobaan yang menunjukkan bahwa muatan elektron
bersifat diskrit yaitu gaya ke bawah pada tetes milikan (percepatan ke bawah) akan terhambat
oleh suatu gaya stokes (gaya penghambat).

“Percobaan ini dilakukan dengan menyeimbangkan gaya-gaya antara gayagravitasi dan gaya
listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada diantara dua buah pelat konduktor.”

(Kennet Krane, 1992: 181)

Di tahun 1909, ilmuwan Amerika Robert Milikan melakukan eksperimen untuk mengukur
muatan elektron agar dapat menghitung massa elektron berdasarkan harga (e/m) yang diperoleh
Thomson. Percobaannya dikenal dengan percobaan tetes minyak seperti berikut:

Dari pengukuran muatan tetes minyak pada percobaannya, Milikan menemukan bahwa muatan
setiap tetes minyak selalu kelipatan dari 1.6 × 10-19 Coulomb. Oleh karena setiap tetes minyak
membawa sejumlah elektron yang merupakan bilangan bulat, maka berarti muatan setiap
elektron sama dengan 1.6 × 10-19 Coulomb. Dari harga muatan elektron dan perbandingan
(e/m) Thomson, Milikan dapat menghitung massa elektron.

Percobaan Tetes Minyak Milikan:

1. Sebagian tetesan minyak akan melewati lubang pada plat atas dan masuk ke ruangan
antara kedua plat.
2. Sinar X ditembakan agar partikel dalam udara terlempar ke luar.
3. Elektron atom diikat oleh tetesan minyak sehingga bermuatan.
4. Tanpa tegangan listrik antara kedua plat, tetesan minyak akan jatuh perlahan dengan
kecepatan tetap. Namun ketika diberi tegangan listrik sedemikian sehingga gaya berat
minyak (gaya ke bawah) sama dengan gaya elektrostatik (gaya ke atas), maka tetesan
minyak yang jatuh dapat dihentikan.
5. Muatan tetesan minyak dihitung berdasarkan kecepatan jatuhnya minyak tanpa
tegangan listrik dan nilai tegangan listrik dimana jatuhnya minyak dapat dihentikan.

Hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron –1 dan massa elektron 0,
sehingga elektron dapat dilambangkan (e)
Data Fisis Elektron:
e/m = 1.76 x 108 Coulomb/gram
e = 1.602 x 10-19 coulomb
maka massa elektron = 9.11 x 10-28 gram
Setelah direvisi, massa elektron tersebut menjadi 9.1093897 × 10-31 kg
4. Teori Eugen Goldstein
Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi
lempeng katodenya. Dari percobaan tersebut, Eugen Goldstein menemukan sinar yang arahnya
berlawanan dengan sinar kaode melalui lubang katode tersebut. Oleh karena sinar tersebut
melewati lubang (kanal) yang dibuat pada lempengan katode, maka sinar ini disebut sinar
kanal.

Percobaan Sinar Kanal

Pada tahun 1898, Wilhelm Wein menunjukkan bahwa sinar kanal merupakan partikel
yang bermuatan positif. Sifat sinar kanal ini tergantung pada gas yang diisikan pada tabung
katode. Sinar kanal dari gas hidrogen disebut proton. Dari penelitiannya terhadap atom
hidrogen dapat ditentukan bahwa massa proton adalah 1.873 kali massa elektron.

Inti atom disebut juga nukleus/nukleon (partikel penyusun inti), bagian dari atom yang
ukurannya sangat kecil dibanding dengan ukuran atom secara keseluruhan, berisi proton yang
bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan. Inti atom terdiri atas proton dan neutron
yang terikat bersama pada pusat atom. Banyaknya proton dalam inti atom disebut nomor atom
dan menentukan elemen dari suatu atom. Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran atom
itu sendiri dan hampir sebagian besar tersusun dari proton dan neutron, hampir sama sekali
tidak ada sumbangan dari elektron. Nukleon-nukleon terikat bersama oleh gaya tarik-menarik
potensial yang disebut gaya kuat residual.
Pada jarak lebih kecil dari pada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat dari pada gaya elektrostatik
yang menyebabkan proton saling tolak-menolak.

Sinar kanal secara mendetail dihasilkan dari tahapan berikut yakni ketika sinar katoda
menjala dari katoda ke anoda maka sinar katoda ini menumbuk gas hidrogen yang berada
didalam tabung sehingga elektron gas hidrogen terlepas dan membentuk ion positif. Ion
hidrogen yang bermuatan positif selanjutnya bergerak menuju kutub negatif (katoda) dengan
sebagian ion hidrogen lolos dari lubang katoda. Berkas sinar yang bermuatan positif disebut
sinar kanal atau sinar positif.

Penelitian selanjutnya mendapatkan hasil bahwa gas hidrogen menghasilkan sinar kanal
dengan muatan dan massa terkecil. Ion hidogen ini selanjutnya disebut sebagai proton.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa sinar kanal merupakan parikel dasar
yang bermuatan positif dan berada dalam inti atom dan massa proton sama dengan massa ion
hidrogen dan berharga 1 sma. Rutherford berikutnya menembak gas nitrogen dengan sinar alfa
untuk membuktikan bahwa proton berada didalam atom dan ternyata proton juga dihasilkan
dari proses tersebut.

Beberapa sifat sinar kanal (sinar positif) adalah:

 Sinar kanal merupakan radiasi partikel- sinar kanal dibelokkan ke arah kutub negatif apabila
dimasukkan kedalam medan listrik atau medan magnet-sinar kanal bermuatan positif.
 Sinar kanal mempunyai perbandingan harga muatan elektron dan massa (e/m) lebih kecil
dari perbandingan harga muatan elektron dan massa (e/m) elektron.
 Sinar kanal mempunyai perbandingan harga muatan elektron dan massa (e/m) yang
tergantung pada jenis gas dalam tabung.

5. Teori Wilhelm Roentgen


Sinar–X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang
antara 10-8 -10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz. Sinar ini dapat menembus benda-benda
lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang,
gigi, dan logam. Sinar-X sering digunakan di berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika,
kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi.
Sejarah Penemuan Sinar-X
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C.
Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung.
Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes.
Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam, dengan harapan agar
tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu
yang dapat lewat. Roentgen Menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang mampu
menerobos kertas hitam tersebut.
Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda,
beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium
platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka
cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan
telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka
sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan ini maka
seringkali sinar-X itu dinamai juga sinar Roentgen.
Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh
gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang
elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X
yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi
kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan.

Proses terjadinya sinar x adalah sebagai berikut:


a. Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.000oC) sampai menyala dengan
mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
b. Karena panas elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron
gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing cup.
d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga terbentuk
panas (99%) dan sinar x (1%).
e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
f. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan dengan
radiator pendingin.
Ringkasan Terjadinya Sinar-X
Melalui generator yang membuat aliran listrik dengan potensial tinggi, logam pijar
molybdenum memijar, pada saat tertentu logam pijar tersebut menghasilkan awan elektron
(logam pijar molybdenum disebut sebagai filamen) pada suhu tertentu serta saat tertentu pula
electron-elektron tertarik ke anoda (anoda adalah unsur radioaktif barium platinum sianida atau
tungsten carbide). Dengan kata lain bila anoda dibombardir oleh electron, akan timbul
pancaran sinar radiasi roentgen atau sinar x, keadaan ini terjadi di dalam tabung vakum
Coolidge.

Aplikasi Sinar-X dalam kehidupan sehari-hari

1. Bidang Kesehatan
Sinar-X energi rendah digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal
sebagai radiograf. Sinar-X bisa menembus tubuh manusia tetapi diserap oleh bagian
yang lebih padat seperti tulang. Sinar-X energi tinggi digunakan untuk memusnahkan
sel-sel kanker. Cara ini dikenal sebagai radioterapi.
2. Bidang industri
Mengetahui kecacatan dalam struktur binaan atau bagian-bagian dalam mesin
dan engine. Memperbaiki rekahan dalam pipa logam, dinding konkrit dan tekanan
tinggi. Memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
3. Bidang lainnya
Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-
barang dan tas penumpang.

6. Teori Henri Becquerel


Dengan ditemukannya sinar-x yang didapat dari percobaan sinar katoda, selanjutnya
juga ditemukan radioaktivitas. Penemuan ini didapat oleh ahli fisika Perancis Henri Beckuerel,
yang muncul beberapa bulan setelah Rontgent. Dalam percobaan aslinya Rontgent
menggunakan dinding gelas dari tabung sinar katoda sebagai sumber sinar-x. Pengaruh dari
sinar katoda terhadap gelas menghasilkan fluorosensi dari gelas.
Sebuah lempeng fotografi dibungkus oleh kertas hitam tebal. Sejumlah zat kristal
tertentu (uranium dan kalium disulfat) ditempatkan diluar kertas, dan seluruhnya diletakkan
dibawah cahaya matahari, lempeng fotografi menjadi terekspose. Beckuerel mengira sinar
matahari menyebabkan benda itu mengalami florosensi, dan sebagian dari radiasi florosensi ini
menembus kertas sehingga lempeng fotografi terekspose. Pada kesempatan lainnya, ketika ia
mencoba mengulangi percobaannya, langit mendung, dan Beckuerel mencobanya diatas meja
gambar, dan dibiarkan beberapa hari. Untuk menilai percobaannya ia bermaksud mengambil
lempeng fotografi, diharapkan hanya sedikit lempeng fotografi itu terekspose. Teteapi diluar
dugaan lempeng tersebut telah terekspose sangat kuat seperti percobaan awalnya. Beckuerel
membuat hipotesis bahwa radiasi yang menyebabkan tereksposenya lempeng fotografi bukan
karena florosensi. Dia menemukan bahwa radiasi itu dipancarkan terus menerus oleh kristal
yang digunakan dalam percobaannya, terutama oleh unsur uranium.
Pada tahun 1900an beberapa unsur radioaktif ditemukan (yaitu torium, radium, dan
polonium), terutama dari kerja Marie dan Pierre Curie di Perancis. Kerjasama antar Frederick
Soddy dan Rutherford menemukan bahwa radioaktivitas suatu unsur radioaktif berubah selama
peluruhan radioaktif.
7. Teori J. J. Thomson

Pengertian Teori Atom Thomson

Teori Atom Thomson adalah salah satu teori yang mencoba mendeskripsikan bentuk atom
yaitu seperti bentuk roti kismis. Diibaratkan sebagai roti kismis karena saat itu Thomson
beranggapan bahwa atom bermuatan positif dengan adanya elektron bermuatan negatif di
sekelilingnya.

Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar katoda. Pada saat itu,
Thomson melihat bahwa jika arus listrik melewati tabung vakum, ada semacam aliran berkilau
yang terbentuk. Thomson menemukan bahwa aliran berkilau tersebut dibelokkan ke arah plat
kutub positif. Teori atom Thomson membuktikan bahwa aliran tersebut terbentuk dari partikel
kecil dari atom dan partikel terebut bermuatan negatif. Thomson menamai penemuan tersebut
sebagai electron.

Sampai akhir abad ke-19, konsep mengenai bentuk atom masih berupa bola pejal layaknya bola
biliar. Sedangkan pada tahun 1987 Joseph John Thomson secara total merubah konsep atom
dengan adanya penemuan elektron yang dikenal dengan teori atom Thomson.

Inti Atom

Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif,
proton dan neutron tersebut disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti).

Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut nomor atom.
Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut sebagai isotop.
Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan
jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan menentukan stabilitas inti atom, dengan
isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan radioaktif

Sejarah Teori Atom Thomson

Model atom Thomson ini didapatkan Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik
oleh William Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat
dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel.
Percobaan William Crookers

Pelucutan gas adalah peristiwa mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam tabung lucutan gas
pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah tabung yang berisi udara,
didalam tabung berisi elektrode-elektrode, yang biasanya disebut anoda dan katode. Udara
dalam tabung ini tidak dapat mengalirkan arus listrik walaupun ujung-ujung elektroda tersebut
dihubungkan dengan induktor Ruhmkorf.

Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara menjadi
kecil dan letak-letak molekul udara manjadi renggang. Pada tekanan 4 cm Hg dalam tabung
memancarkan cahaya merah-ungu. Cahaya ini akan menghilang sejalan denga semakin
kecilnya tekanan. Pada tekanan 0,02 mm Hg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan
cahaya namun kaca dimuka katoda berpendar kehijauan. Crookes berpendapat bahwa dari
katoda dipancarkan sinar yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di
pelajari karena bersifat memendarkan kaca. Sinar Katoda adalah arus elektron dengan
kecepatan tinggi yang keluar dari katoda. Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan
medan magnet menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif.

Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka
harus ara partikel lain yang bermuatan positif untuk menetralkan muatan negatif elektron
tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dani teori atom
Dalton.

Dalil Thomson

Bunyi dari teori atom Thomson dapat diringkas sebagai berikut:

1. Atom berupa bola yang bermuatan positif dengan adanya elektron yang bermuatan negatif
di sekelilingnya.

2. Muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini menjadikan atom bermuatan
netral. Suatu atom tidak mempunyai muatan positif atau negatif yang berlebihan.
Selain roti kismis, teori atom Thomson dapat diumpamakan sebagai semangka. Daging buah
yang berwarna merah melambangkan ruang yang bermuatan positif, sedangkan biji yang
tersebar di dalamnya adalah elekton yang bermuatan negatif.

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson

Ø Kelebihan

Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Ø Kelemahan

Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.

Isotop

Isotop adalah bentuk dari unsur yang nukleusnya memiliki nomor atom yang sama, tetapi
jumlah proton di nukleus dengan massa atom yang berbeda karena mereka memiliki
jumlah neutron yang berbeda.

Kata isotop, berarti di tempat yang sama, berasal dari fakta bahwa seluruh isotop dari sebuah
unsur-unsur terletak di tempat yang sama dalam tabel periodik.

Secara bersama, isotop-isotop dari unsur-unsur membentuk suatu set nuklida. Sebuah nuklida
adalah satu jenis tertentu nukleus atom, atau lebih umum sebuah aglomerasi proton dan
neutron. Lebih tepat lagi untuk mengatakan bahwa sebuah unsur seperti fluorine terdiri dari
satu nuklida stabil dan bukan dia memiliki satu isotop stabil.

Dalam nomenklatur ilmiah, isotop (nuklida) dispesifikasikan berdasarkan nama unsur tertentu
oleh sebuah hyphen dan jumlah nukleon (proton dan neutron) dalam nukleus atom (misal,
helium-3, karbon-12, karbon-14, besi-57, uranium-238). Dalam bentuk simbolik, jumlah
nukleon ditandakan sebagai sebuah prefik naik ke atas terhadap simbol kimia
(misal, 3He, 12C, 14C, 57Fe, 238U, dan lain-lain).

Isotop suatu atom ditentukan oleh jumlah neutron di dalam intinya. Isotop yang berbeda dari
satu unsur yang sama mempunyai sifat kimia yang sangat mirip karena reaksi kimiahampir
tergantung seluruhnya pada jumlah elektron yang dimiliki sebuah atom. Isotop-isotop dari
sampel dari unsur tertentu dapat dipisahkan dengan menggunakan sentrifugasi
atau spektometer massa. Cara pertama digunakan untuk memproduksi uranium yang diperkaya
dari sebuah sampel uranium biasa dan cara yang kedua digunakan dalam metode penanggalan
karbon (carbon dating).

Jumlah proton dan netron menentukan tipe dari nukleus atau inti atom. Proton dan neutron
hampir memiliki massa yang sama, dan kombinasi jumlah, jumlah massa, rata-rata sama
dengan massa atomik sebuah atom. Kombinasi massa dari elektron sangat kecil secara
perbandingan terhadap massa nukleus, di karenakan berat dari proton dan neutron hampir 2000
kali massa elektron.

8. Teori Ernest Rutherford

Setelah diusulkannya teori atom Dalton dan Thomson, muncul teori yang lebih baru
yang digagas oleh Ernest Rutherford, yang sekarang dikenal dengan teori atom Rutherford.
Pada tahun 1911, Rutherford menyangkal kebenaran teori atom Thomson yang mengakatakan
bahwa atom merupakan bermuatan positif, dan sekelilingnya terdapat electron yang bermuatan
negatif layaknya roti kismis.

Pengertian Atom Rutherford

Teori atom Rutherford mengatakan bahwa atom mempunyai inti yang merupakan pusat
massa yang kemudian dinamakan nucleus, dengan dikelilingi awan electron bermuatan negatif.

Dasar Teori Atom Rutherford

Teori atom Rutherford didasarkan pada kesperimen penembakan inti atom lempeng
emas dengan partikel alfa yang dikenal dengan percobaan Geiger-Marsden. Pada saat itu,
Rutherford menyusun desain rancangan penembekan atom emas oleh partikel alfa yang
dipancarkan oleh unsure radioaktif. Ternayata, sinar tersebut ada yang dipantulkan,
dibelokkan, dan di teruskan, Perhatikan gambar berikut:
Seperti gambar diatas, Rutherford menjelaskan bahwa jika pertikel alfa mengenai inti
atom, makan akan terjadi tumbukan yang mengakibatkan pembelokan atau pemantulan partikel
alfa. Hal itu disebabkan karena massa dan muatan atom terpusat pada inti (nukleus). Rutherford
menyarankan bahwa muatan inti atom sebanding dengan massa atom dalam sma (satuan massa
atom). Partikel alfa yang mengenai awan electron tidak dibelokkan maupun dipantulkan.

Dalil Rutherford

Dari penjelasan diatas, maka sekiranya model atom Rutherford dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa.


2. Massa atom terpusat di inti atom.
3. Muatan atom terkonsentrasi pada pusat atom dengan volume yang sangat kecil.
Kelipatan muatan ini sebanding dengan massa atom.
4. Awas electron tidak mempengaruhi penyebaran partikel alfa.

Sumber: http://www.ilmukimia.org/2013/08/teori-atom-rutherford.html
Kelebihan dan kekurangan Atom Rutherford

Kelebihan

Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan electron yang mengelilingi inti

Kekurangan

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori
fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan
energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke
dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan
ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Lama kelamaan
putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda
pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan
elektron yang nanti disebut dengan kulit.

Sumber:
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Vika%20Susanti/rutherford.html

9. Teori Henry Gwyn-Jeffreys Moseley

Pengertian Nomor Atom dan Nomor Massa - Henry Gwyn-Jeffreys Moseley (1887 –
1915) pada tahun 1913 menemukan bahwa jumlah muatan positif dalam inti atom merupakan
sifat khas masing-masing unsur. Atom-atom dari unsur yang sama memiliki jumlah muatan
positif yang sama. Moseley kemudian mengusulkan agar istilah nomor atom diberi lambang Z,
untuk menyebutkan jumlah muatan positif dalam inti atom.

1. Nomor Atom (Z)

Nomor atom (Z) adalah nomor yang menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau
jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh
karena atom bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya, sehingga
nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling
menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur. [1]
Nomor atom (Z) = jumlah proton = jumlah elektron

Misalnya, unsur oksigen memiliki nomor atom 8 (Z = 8), berarti dalam atom oksigen terdapat
8 proton dan 8 elektron.

2. Nomor Massa (A)

Selain nomor atom, ada juga yang disebut dengan nomor massa yang biasanya diberi
lambang A. Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan
oleh inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa ini digunakan untuk menentukan jumlah
nukleon dalam atom suatu unsur. Nukleon sendiri adalah partikel penyusun inti atom yang
terdiri dari proton dan neutron.

Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur. [1]

Nomor Massa (A) = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron (n)

Dalam penulisan atom, nomor massa (A) ditulis di sebelah kiri atas, sedangkan nomor atom
(Z) ditulis di sebelah kiri bawah dari lambang unsur.
Keterangan:
X = lambang unsur
A = nomor massa
Z = nomor atom
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom

Catatan Kimia:

1. Untuk atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah elektron.


2. Untuk ion positif, jumlah proton (muatan positif) lebih banyak daripada elektron
(muatan negatif).
3. Untuk ion negatif, jumlah elektron (muatan negatif) lebih banyak daripada proton
(muatan positif).
Untuk ion (atom bermuatan positif atau negatif) maka notasi ion, jumlah proton, neutron, dan
elektron adalah:

Notasi Ion Positif Ion Negatif

Jumlah proton (p) p=Z p= Z


Jumlah neutron (n) n=A–Z n= A – Z
Jumlah elektron (e) e=p–q e=p+r

Contoh:
a. 126C mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai berikut.
p=Z=6
n = A – Z = 12 – 6 = 6
Karena atom netral (tak bermuatan) maka e = p = 6.
b. Pada ion 199F− mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai berikut.
p=Z=9
n = A – Z = 19 – 9 = 10
Karena muatan F adalah –1 maka r = 1, sehingga:
e = p + r = 9 + 1 = 10
c. 8838Sr2+ mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai berikut.
p = Z = 38
n = A – Z = 88 – 38 = 50
Karena muatan Sr adalah 2+, maka q = 2 sehingga:
e = p – q = 38 – 2 = 36

Pada 1911, Ernest Rutherford berhasil menemukan salah satu partikel dasar penyusun
atom, yaitu proton. Dua tahun kemudian, Henry Moseley meneliti hubungan antara sifat suatu
atom dan jumlah protonnya (nomor atom) menggunakan spektroskopi sinar-X. Ia memplotkan
frekuensi sinar-X dan kenaikan nomor atom. Kemudian, Moseley menyusun unsur-unsur
tersebut dalam bentuk tabel periodik sebagai berikut.
Tabel 1. Unsur-Unsur Kimia dalam Bentuk Tabel Periodik yang Disusun Moseley

Tabel periodik Moseley berhasil memperbaiki kelemahan tabel periodik Mendeleev. Dalam
tabel periodik Mendeleev, penempatan telurium (massa atom 128) dan iodin (nomor atom 127)
tidak sesuai dengan kenaikan massa atomnya. Namun, berdasarkan tabel periodik Moseley,
penempatan unsur Te dan I sesuai dengan kenaikan nomor atomnya.
Kelebihan Sistem Periodik Moseley:

1. Berhasil memperbaiki kekurangan pada sistem perodik Mendeleev, dimana Moseley


berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang
terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan kenaikan
massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom. Telurium
mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom 53.
2. Behasil menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor
atom. Tabel periodik modern yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang, disusun
menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.

Kelemahan Sistem Periodik Moseley:

1. Masih ada beberapa elemen yang kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai
dengan kenaikan nomor atom.
2. Setelah ditemukanya unsur-unsur baru yaitu Gas Mulia yang ditemukan oleh Sir
William Ramsay yang memenuhi Tabel Periodik Moseley, ditemukan pulan Unsur
Transuranium oleh Glenn Seaborg, namun unsur ini ternyata tidak dapat diletakan pada
Tabel Periodik Moseley.

Referensi:

Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia:


Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.

Referensi Lainnya:

[1] Setyawati, A. A. Kimia: Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.
Ringkasan Sifat-Sifat Partikel Dasar
Tingkah laku kimiawi suatu unsur berasal dari tiga partikel dasar, yaitu proton, neutron, dan
elektron. Karena muatan listrik dari elektron merupakan satuan terkecil dari satuan listrik yang
ada, satuan ini dapat disebut sebagai satuan listrik atomic. Proton juga mempunyai satuan
muatan listrik atomik, tetapi dengan tanda positif. Juga perlu dipertimbangkan bahwa proton
dan neutron merupakan pemilik satuan massa atom. Satuan massa dari atom, tidak
didefinisikan berdasar massa sebuah proton atau sebuah neutron (kedua massa ini tidak sama).
Satuan dari isotop (dalam hal ini diambil karbon sebagai contoh) karbon yang dikenal sebagai
karbon -12.

Konfigurasi elektron

Orbital-orbital molekul dan atom elektron

Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan elektron-
elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat
bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu
ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai
kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak
bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa
dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu
pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik
tersebut.

Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan
emisi atau absorpsikuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak
boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron
hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan
di dalamnya.

Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu


pemahaman struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam
menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.

Kelopak dan subkelopak

Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model atom model
Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak walaupun sudah terdapat
kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekanika kuantum elektron. Berdasarkan asas
larangan Pauli, sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua elektron. Namun pada
kasus-kasus tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama (dikatakan
berdegenerasi), dan orbital-orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi elektron.

Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang memiliki bilangan


kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d
semuanya merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung
2n2 elektron; kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron, dan
kelopak ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.

Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai label orbital


yang sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk
satu subkelopak, yang dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron yang dapat
ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1); sehingga subkelopak "s" dapat
menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak
"f" 14 elektron.

Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari persamaan
mekanika kuantum, terutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada dua
elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan
kuantumnya.

Notasi

Para fisikawan dan kimiawan menggunakan notasi standar untuk mendeskripsikan konfigurasi-
konfigurasi elektron atom dan molekul. Untuk atom, notasinya terdiri dari untaian label orbital
atom (misalnya 1s, 3d, 4f) dengan jumlah elektron dituliskan pada setiap orbital (atau
sekelompok orbital yang mempunyai label yang sama). Sebagai contoh,hidrogen mempunyai
satu elektron pada orbital s kelopak pertama, sehingga konfigurasinya ditulis sebagai
1s1. Litium mempunyai dua elektron pada subkelopak 1s dan satu elektron pada subkelopak
2s, sehingga konfigurasi elektronnya ditulis sebagai 1s2 2s1. Fosfor (bilangan atom 15)
mempunyai konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.

Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang, sehingga notasi
yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor, misalnya, berbeda
dari neon (1s2 2s2 2p6) hanya pada keberadaan kelopak ketiga. Sehingga konfigurasi elektron
neon dapat digunakan untuk menyingkat konfigurasi elektron fosfor. Konfigurasi elektron
fosfor kemudian dapat ditulis: [Ne] 3s2 3p3. Konvensi ini sangat berguna karena elektron-
elektron pada kelopak terluar sajalah yang paling menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur.

Urutan penulisan orbital tidaklah tetap, beberapa sumber mengelompokkan semua orbital
dengan nilai n yang sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti urutan berdasarkan
asas Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi dapat ditulis sebagai [Ar] 3d6 4s2 ataupun
[Ar] 4s2 3d6 (mengikuti asas Aufbau).

Adalah umum untuk menemukan label-label orbital "s", "p", "d", "f" ditulis miring, walaupaun
IUPAC merekomendasikan penulisan normal. Pemilihan huruf "s", "p", "d", "f" berasal dari
sistem lama dalam mengkategorikan garis spektra, yakni "sharp", "principal", "diffuse", dan
"fundamental". Setelah "f", label selanjutnya diikuti secara alfabetis, yakni "g", "h", "i", ...dst,
walaupun orbital-orbital ini belum ditemukan.

Konfigurasi elektron molekul ditulis dengan cara yang sama, kecuali bahwa label orbital
molekullah yang digunakan, dan bukannya label orbital atom.

Sejarah

Niels Bohr adalah orang yang pertama kali (1923) mengajukan bahwa periodisitas pada sifat-
sifat unsur kimia dapat dijelaskan oleh struktur elektronik atom tersebut. Pengajuannya
didasarkan pada model atom Bohr, yang mana kelopak-kelopak elektronnya merupakan orbit
dengan jarak yang tetap dari inti atom. Konfigurasi awal Bohr berbeda dengan konfigurasi yang
sekarang digunakan: sulfur berkonfigurasi 2.4.4.6 daripada 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.

Satu tahun kemudian, E. C. Stoner memasukkan bilangan kuantum ketiga Sommerfeld ke


dalam deskripsi kelopak elektron, dan dengan benar memprediksi struktur kelopak sulfur
sebagai 2.8.6. Walaupun demikian, baik sistem Bohr maupun sistem Stoner tidak dapat
menjelaskan dengan baik perubahan spektra atom dalam medan magnet (efek Zeeman).

Bohr sadar akan kekurangan ini (dan yang lainnya), dan menulis surat kepada
temannya Wolfgang Pauli untuk meminta bantuannya menyelamatkan teori kuantum (sistem
yang sekarang dikenal sebagai "teori kuantum lama"). Pauli menyadari bahwa efek Zeeman
haruslah hanya diakibatkan oleh elektron-elektron terluar atom. Ia juga dapat menghasilkan
kembali struktur kelopak Stoner, namun dengan struktur subkelopak yang benar dengan
pemasukan sebuah bilangan kuantum keempat dan asas larangannya(1925):

It should be forbidden for more than one electron with the same value of the main quantum
number n to have the same value for the other three quantum numbers k[l], j [ml] and m [ms].

Adalah tidak diperbolehkan untuk lebih dari satu elektron dengan nilai bilangan kuantum
utama n yang sama memiliki nilai tiga bilangan kuantum k [l], j [ml] dan m[ms] yang sama.

Persamaan Schrödinger yang dipublikasikan tahun 1926 menghasilkan tiga dari empat
bilangan kuantum sebagai konsekuensi penyelesainnya untuk atom hidrogen: penyelesaian ini
menghasilkan orbital-orbital atom yang dapat kita temukan dalam buku-buku teks kimia.
Kajian spektra atom mengizinkan konfigurasi elektron atom untuk dapat ditentukan secara
eksperimen, yang pada akhirnya menghasilkan kaidah empiris (dikenal sebagai kaidah
Madelung (1936)) untuk urutan orbital atom mana yang terlebih dahulu diisi elektron.

Asas Aufbau

Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun, konstruksi")
adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Ia dapat dinyatakan
sebagai:

Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan
peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum
elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.

Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah.


Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama; ia akan
menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas Aufbau
menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan
oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.

1. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;


2. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang
pertama diisi adalah orbital dengan nilai n yang paling rendah.

Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p

Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi,


ke proton dan neutron dalam inti atom.

Tabel periodik

Tabel konfigurasi elektron

Bentuk tabel periodik berhubungan dekat dengan konfigurasi elektron atom unsur-unsur.
Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron [E] ns2 (dengan [E]
adalah konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia. Kelopak elektron
terluar atom sering dirujuk sebagai "kelopak valensi" dan menentukan sifat-sifat kimia suatu
unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah diketahui satu abad
sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi elektron ada.

Kelemahan asas Aufbau

Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap, baik
untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap orbital-orbital atom
sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron. Namun, energi
elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron dalam atom (atau
ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk sebuah sistem dengan
elektron lebih dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok penyelesaian banyak elektron,
yang tidak dapat dihitung secara eksak (walaupun terdapat pendekatan matematika yang dapat
dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).

Ionisasi logam transisi

Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks dalam
kimia logam transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum logam
transisi, dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih dahulu
sebelum orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s memiliki
nilai n+l = 4 (n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l = 5 (n = 3, l = 2).
Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 dan
[Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati pengisian orbital 4s ke orbital 3d untuk menghasilkan
subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus ini, penjelasan yang diberikan adalah
"subkelopak yang terisi setengah ataupun terisi penuh adalah susunan elektron yang stabil".

Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi, membentuk ion.
Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital 3d, melainkan dari 4s. Hal
yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium heksakarbonil dapat
dijelaskan sebagai atom kromium (bukan ion karena keadaan oksidasinya 0) yang dikelilingi
enam ligan karbon monoksida; ia bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium
adalah 3d6, yang berarti bahwa orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital 3d ketika
bersenyawa. Pergantian elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan secara universal pada
deret pertama logam-logam transisi.

Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital atom
adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital lainnya. Jika
begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p, seperti pada
hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.

Pengecualian kaidah Madelung lainnya

Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-unsur yang lebih berat,
dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan yang sederhana mengenai pengecualian
ini. Adalah mungkin untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini menggunakan
perhitungan Hartree-Fock, yang merupakan metode pendekatan dengan melibatkan efek
elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat, diperlukan juga
keterlibatan efek relativitas khusus terhadap energi orbital atom, karena elektron-elektron pada
kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Secara umun, efek-
efek relativistik ini cenderung menurunkan energi orbital s terhadap orbital atom lainnya.

Unsur-unsur Kimia

Atom-atom suatu unsur semuanya merupakan satu jenis. Bagi ahli-ahli kimia jenis atom
dicirikan oleh nomor atom, karena Z (nomor atom) merupakan sifat yang menentukan perilaku
kimianya. Sampai kini telah diketahui atom dengan Z=1 sampai Z=106. Sebanyak 106 unsur
kimia yang telah diketahui. Tiap unsur kimia mempunyai nama dan lambing. Lambing
umumnya merupakan bentuk singkatan sederhana dari nama Inggris yang terdiri dari satu atau
dua huruf, sebagai contoh:

Vanadium = V, Kalium = K, Radium = Ra, Mangan = Mn

Beberapa contoh unsur yang telah dikenal lama mempunyai simbol yang didasarkan atas nama
Latinnya, contohnya:

Perak = Ag (Argentum), Emas = Au (Aurum), Merkuri = Hg (Hydrargyrum)

Arti lambing 𝑨𝒁𝑿 adalah jenis atom yang disebut nuklida dari unsur X, yang mempunyai nomor
atom Z dan nomor massa A. Pada salah satu nuklida di atas, unsur karbon adalah atom dengan
enam proton dan enam neutron di dalam intinya dan enam elektron di luar inti.
Semua atom suatu unsur dapat mempunyai jumlah massa yang berlainan. Nuklida yang
berbeda dari suatu unsur bersama-sama disebut isotop dari suatu unsur.
Terdapat tiga nuklida yang berbeda, atau dapat disebut (dalam hal ini diambil contoh Neon)
tiga isotop neon, dengan lambang 𝟐𝟎 𝟐𝟏 𝟐𝟐
𝟏𝟎𝑵𝒆; 𝟏𝟎𝑵𝒆; dan 𝟏𝟎𝑵𝒆. Penyebaran isotop-isotop ini di alam

berturut-turut 90,9%; 0,3%; dan 8,8% yang dinamakan persen keindahan alam isotop neon.
Kadang-kadang jumlah massa dari isotop itu dicantumkan pada nama unsur itu, misalnya neon-
20, karbon-12, dan oksigen-16.
Dalam atom yang netral jumlah elektron harus sama dengan jumlah proton. Tetapi bila sebuah
atom kehilangan atau mendapat tambahan elektron, maka akan timbul muatan listrik dan
menjadi sebuah ion. Jenis 𝟐𝟎 + 𝟐𝟎
𝟏𝟎𝑵𝒆 , dan 𝟏𝟎𝑵𝒆
𝟐+
adalah ion. Ion pertama mempunyai 10 proton,
10 neutron, dan 9 elektron sedangkan ion kedua mempunyai 10 proton, 10 neutron, dan 8
elektron.

Bobot Atom

Bobot atom atau berat atom (bahasa Inggris: Atomic Weight, simbol: Ar) adalah suatu kuantitas
fisik tak berdimensi yang merupakan perbandingan massa rata-rata atom suatu unsur terhadap
1/12 massa satu atom karbon-12. Istilah ini biasanya digunakan juga untuk merujuk pada bobot
atom relatif yang dipublikasikan secara berkala oleh International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC). Daftar bobot atom standar dapat ditemukan secara meluas dalam buku
pelajaran kimia, katalog-katalog komersial, dan papan informasi di laboratorium kimia.
Penggunaan kata "berat atom" telah mengundang banyak kontroversi, paling tidak sejak tahun
1960-an.

Bobot atom, berbeda dengan massa atom (massa atom individu), bukanlah tetapan fisika dan
dapat berbeda-beda dari sampel yang satu ke sampel yang lain. Walau demikian, bobot atom
cukuplah konstan dalam sampel "normal" untuk digunakan dalam bidang kimia.

Definisi IUPAC bobot atom adalah:

An atomic weight (relative atomic mass) of an element from a specified source is the ratio of
the average mass per atom of the element to 1/12 of the mass of an atom of 12C.

Suatu bobot atom (massa atom relatif) suatu unsur dari suatu sumber tertentu adalah
perbandingan rata-rata massa per atom unsur terhadap 1/12 massa satu atom 12C.

Definisi ini dengan sengaja menggunakan kata "Suatu bobot atom…" oleh karena suatu unsur
dapat memiliki bobot atom yang berbeda-beda tergantung pada sumber. Sebagai
contoh, boron yang berasal dari Turki memiliki bobot atom lebih rendah daripada bobot
atom boron California. Hal ini disebabkan oleh komposisi isotop sampel. Walaupun demikian,
oleh karena ketidakpraktisan dan sulitnya melakukan analisis isotop, adalah umumnya
digunakan nilai bobot atom standar yang ditabulasi oleh IUPAC.

Kontroversi penamaan

Penggunaan nama "bobot atom" telah mengundang banyak kontroversi di antara para ilmuwan.
Pihak-pihak yang berkeberatan biasanya akan menggunakan istilah massa atom relatif ataupun
hanya massa atom. Dasar dari keberatan ini adalah bobot/berat atom bukanlah benar-
benar berat, yakni gaya yang diberikan pada suatu benda dalammedan gravitasi.
Penentuan bobot atom

Bobot atom dihitung dari pengukuran nilai massa atom relatif (tiap-tiap nuklida) dan komposisi
isotop. Nilai massa atom relatif yang sangat akurat dapat ditemukan dengan bebas untuk
hampir semua nuklida non-radioaktif, namun komposisi isotop sulit untuk dihitung secara tepat
dan tergantung pada variasi antar sampel.

Perhitungan bobot atom Kelimpahan


dapat dilihat pada silikon. Isotop Massa atom relatif
Standar Kisaran
Secara alami, silikon yang
terdapat di alam bebas 28
Si 27,976 926 532 46(194) 92,2297(7)% 92,21–92,25%
terdiri dari campuran tiga
isotop: 28Si, 29Si dan 30Si. 29
Si 28,976 494 700(22) 4,6832(5)% 4,69–4,67%
Massa atom realtif ketiga
30
nuklida ini diketahui Si 29,973 770 171(32) 3,0872(5)% 3,10–3.08%
dengan presisi satu dari 14
triliun untuk 28Si dan satu
dari satu triliun untuk yang lainnya. Perhitungan bobot atom silikon oleh karena itu:

Ar(Si) = (27,97693 × 0,922297) + (28,97649 × 0,046832) + (29,97377 × 0,030872) =


28,0854

Perkiraaan ketidapastian untuk nilai di atas cukup rumit, utamanya dikarenakan oleh distribusi
sampel yang tidak simetris. Nilai bobot atom beserta ketidakpastiannya untuk silikon adalah
28,0855(3). Ketidakpastian standar relatif pada nilai ini adalah 1×10–5 ataupun 10 ppm.

You might also like