You are on page 1of 9

BAB III

PENILAIAN RESIKO BENCANA

A. Ancaman
Dilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia merupakan negara dengan potensi bahaya
yang sangat tinggi dan beragam baik berupa bencana alam, bencana ulah manusia ataupun
kedaruratan komplek. Beberapa potensi tersebut antara lain adalah gempa bumi, tsunami, letusan
gunung api, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, kebakaran perkotaan
dan pemungkiman, angin badai, wabah penyakit, kegagalan teknologi dan konflik sosial.
Jenis ancaman bahaya yang terdapat diwilayah atau didaerah yang diperoleh dari data
kejadian bencana di daerah yang bersangkutan.

1) Gempa Bumi
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang bernama seismometer. Moment
magnitudo adalah skala yang paling umum dimana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.
Skala Rickter adalah skala besarnya lokal 5 magnitude. Biasanya gempa bumi terjadi pada
daerah – daerah yang dekat dengan patahan lempengan bumi. Gempa adalah bencana alam
yang tidak dapat diperkirakan, oleh karena itu gempa merupakan bencana alam yang sangat
berbahaya. Ada berbagai cara untuk mengurangi kerugian akibat dampak gempa bumi,
seperti membangun bangunan yang dapat meredam getaran gempa, memperkuat pondasi
bangunan dan masih banyak yang lain.
Bencana yang dapat timbul oleh gempa bumi ialah berupa kerusakan atau
kehancuran bangunan (rumah, sekolah, rumah sakit, dan bangunan umum lainnya). Dan
konstruksi prasarana fisik (jalan, jembatan, bendungan, pelabuhan, laut atau udara, jaringan
listrik dan telekomunikasi dan lain-lain), serta bencana sekunder yaitu kebakaran dan korban
akibat timbulnya kepanikan.
Segmen Patahan Sumatera 7 diantaranya terdapat di wilayah Provinsi Sumatera Barat dan
akan berdampak langsung terhadap masyarakat yang berada pada zona-zona rentan. Adapun
ketujuh segmen tersebut adalah segmen Siulak (2.25°S ~ 1.7°S), segmen Suliti (1.75°S ~ 1.0°S),
segmen Sumani (1.0°S ~ 0.5°S), segmen Sianok (0.7°S ~ 0.1°N), segmen Sumpur (0.1°N ~
0.3°N), Segmen Barumun (0.3°N ~ 1.2°N) dan Angkola sedangkan potensi gempa masing-
masing segmen tersebut dapat dilihat pada table 1.

Tabel 1. Data dan Parameter sumber gempa pada segmen-segmen Sesar Sumatera (Tim revisi
Peta Gempa Indonesia, 2010).

1. Segmen Angkola
Ujung utara segmen ini bermula pada lembag Batang Toru, menyisir lembah Sungai
Batang Angkola dan Batang Gadis di wilayah Sumatera Utara. Sementara ujung Selaatnnya
berada di wilayah Sumatera Barat di dekat Lembah Batang Pasaman. Panjang segmen 160 km
dengan Potensi kekuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,6.
Kerusakan serius dilaporkan pernah terjadi pada tahun 1892 disepanjang lembah Batang
Gadis dan Sungai Angkola diantara Malintang dan Lubuk Raya Volcanoes (Visser, 1922
dalam D. Hilman dan K Sieh, 2000).

2. Segmen Barumun
Ujung Utara Berada di Wilayah Sosopan Julu, Sumatera Utara, menyusuri Lembah
Sungai Barumun. Bagian Selatan Segmen ini berada di Wilayah Provinsi Sumatera Barat.
Panjang segmen 125 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M
7,6.
Lembah Aliran Batang Asik dan hamparan lembah (depresi) Batang Sumpur di daerah
Panti dan Sitompa hingga Sunpadang merupakan bukti dari adanya pergeseran vertikal
berupa amblasan pada bagian segmen ini.

3. Segmen Sumpur
Segmen Sumpur di bagian Utara burujung pada sisi Selatan Depresi Sumpur, di Selatan
Panti, kemudian menyisir Lembah Batang Sumpur ke Tenggara, Salabawan, hingga Bonjol,
menyusuri S. Silasung. Panjang segmen 35 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada
segmen ini adalah M 6,9.

4. Segmen Sianok
Segmen ini memanjang dari sisi Timur Luat D. Singkarak, melewati sisi Barat Daya G.
Marapi hingga Ngarai Sianok. Panjang segmen 90 km dengan potensi kuat gempa maksimum
pada segmen ini adalah M 7,3.

Gempa terbesar pernah tercatat pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan
pusat hancuran antara Bukit Tinggi dan D. Singkarak. Data terbaru mencatat bahwa 6 Maret
2007 (M 6,4 dan 6,3) juga terjadi gempa merusak pada segmen ini bersama sama dengan
segmen Sumani dan mengakibatkan banyak kerusakan di daerah Batu Sangkar dan Solok.

5. Segmen Sumani
Ujung Utara segmen ini berada di sisi Utara D. Singkarak, menyirisi sisi Barat Daya
danau tersebut melintasi daerah Kota Solok, Sumani, Selayo dan berakhir di Utara D. Diateh
Tenggara Gunung Talang. Panjang segmen 90 km dengan potensi 65 km kuat gempa
maksimum pada segmen ini adalah M 7,2.
Gempa merusak tercatat terjadi pada 9 Juni 1943, M 7.4, di bawah D. Singkarak dan
menghasilkan pergeseran horizontal sejauh 1 m 4 (D. Hilaman Natawijaya dkk. 1995), dan
gempa pada 6 Maret 2007 juga telah menyebabkan banyak kerusakan di sepanjang segmen ini
dari Sumani hingga Selayo.

6. Segmen Suliti
Ujung Utara segmen berada pada D. Diatas dan D. Dibawah dengan lebar zona 4 km
pada wilayah tersebut. Patahan Sumatera pada segmen ini menelusuri lembah S. Suliti ke
Tenggara hingga anak-anak Sungai Liki di Barat Laut G. Kerinci, dengan panjang total 90
km. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,4.
Gempa merusak pada segmen ini pernah terjadi pada 9 Juni 1943, M 7,1 (Pacheco dan
Sykes, 1992). Menyebabkan kerusakan parah pada bagian Utara Segmen hingga Muarolabuh.

7. Segmen Siulak
Ujung Selatan Segmen ini berada di wilayah Jambi menyusuri lembah di Barat Daya
hingga Barat Laut G. Kerinci, overlap dengan segmen Suliti di wilayah Solok Selatan dengan
panjang total 70 km. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,2.
Gempa merusak pernah terjadi pada segmen ini pada 9 Juni 1909 dan diyakini
berkekuatan 7,7 (Abe, 1981) dan menyebabkan kerusakan parah hampir di sepanjang segmen.
Kerusakan pada gempa 6 Oktober 1995, M 7,0 diberitakan terjadi pada area yang cukup luas
di lembah Barat Laut Danau Kerinci (Kompas 7 Oktober 1995).
Kelurahan kubu gulai banca adalah salah satu dari dua puluh empat kelurahan yang
terdapat di kota bukittinggi. berdasarkan geografis dan topografinya kota bukittinggi
merupakan salah satu dari 18 kabupaten atau kota, di provinsi sumatera barat hidup dalam
bayang-bayang ancaman bencana gempa bumi besar. Topografi sumatera barat yang mirip
dengan negara nepal dengan banyak lokasi terjal dan perbukitan bagian dari jejeran bukit
barisan menambah besar resiko ancaman bencana gempa bumi diwilayah ini.
Adapun kejadian yang pernah terjadi di kelurahan kubu gulai bancah diantaranya :
1. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba lalu menciptakan gelombang seismik.
Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang bernama seismometer.
Moment magnitudo adalah skala yang paling umum dimana gempa bumi terjadi untuk
seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala besarnya lokal 5 magnitude. Biasanya gempa
bumi terjadi pada daerah – daerah yang dekat dengan patahan lempengan bumi. Gempa
adalah bencana alam yang tidak dapat diperkirakan, oleh karena itu gempa merupakan
bencana alam yang sangat berbahaya. Ada berbagai cara untuk mengurangi kerugian
akibat dampak gempa bumi, seperti membangun bangunan yang dapat meredam getaran
gempa, memperkuat pondasi bangunan dan masih banyak yang lain.
2. Kebakaran
Kebakarn bisa terjadi dikaitkan oleh wilayah itu sendiri, bisa juga dikaitkan oleh
ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Jika kebakarn sampai terjadi maka
cukup sulit untuk memadamkannya, karena kerapatan hunian, luasnya daerah yang
terbakar dan lokasinya yang jauh dari kejangkauann tempat penanggulangan bencana.
Bahay yang tibul karena kebakaran adalah asap yang dihasilkan dapat merusak pernafasan.
Kebakaran secara liar adalah kebakaran yang terjadi dialam liar. Jika bencana tersebut
disebabkan oleh alam itu sendiri, kemungkinan karena petir yang menyambar. Jika ulah
manusia, maka bisa dipastikan karena keserakahan manusia dalam membuka lahan tanpa
melihat akibat yang ditimbulkan.

3. Letusan gunung Api


Gunung api adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan atau
rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan batuan (magma) dan gas
kepermukaan bumi lubang tersebut dinamakan kawah bila ber-diameter < 2.000 m dan di
sebut kaldera bila ber-diameter > 2.000 m. Gunung meletus bisa terjadi karena endapan
magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari
letusan-letusan seperti itulah gunung merapi bisa terbentuk. Letusan gunung merapi bisa
merenggut korban jiwa dan menghabiskan harta benda yang besar. Gunung meletus
merupakan salah satu bencana alam yang sangat dahsyat karena diakibatkan
meningkatnya aktivitas magma yang ada dalam perut bumi. Jika gunung akan meletus
maka dapat dideteksi dengan cara melihat aktivitas perkembangannya., mulai dari siaga,
waspada, awas dan hingga puncaknya itu meletus. Ketika suatu gunung meletus maka
akan mengeluarkan material-material yang ada dalam bumi, mulai dari debu, batu,
kerikil, awan panas, krikil hingga magmanya. Karena waktu terjadinya gunung meletus
dapat diperediksi, maka bisa diberi peringatan kepada warga agar segera mengungsi ke
tempat ynag lebih aman. Magma adalah cairan panas yang keluar dari dalam perut bumi
dengan suhu yang sangat tinggi, diperkirakan lebih dari 1.000 derajat celcius. Magma
yang sudah keluar dalam perut bumu disebut lava. Gunung meletus ternyata
berdampakbaik bagi masyarakat, karena 1-2 bulan terjadinya bencana tumbuh-tumbuhan
menjadi lebih subur, karena debu, dan material-material yang dikeluarkan memiliki zat
harta yang sangat tinggi.

4. Longsor
Longsor atau disebut juga gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan masa bantuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum longsor bisa terjadi
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri, sedangkan faktor
pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Bencana longsor
terjadi karena setelah hujan yang cukup lebat dan tanah tersebut tidak sama sekali
ditumbuhi tanaman maka terjadilah longsor itu. Tanaman berguna untuk menahan tanah-
tanah agar tidak mudah longsur atau terseret. Ada juga bencan longsor yang terjadi secara
alami, karena memang tanah yang kurang padat, curah hujan yang cukup tinggi dan
kemiringa yang cukup curang

5. Epidemi dan wabah penyakit


Wabah adalah suatu istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit
pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang
menyebar tersebut. Wabah dipelajari dalam epidemilogi. Epidemilogi berasal dari bahasa
yunani epi berarti pada dan demos berarti rakyat adalah penyakit yang timbul sebagai
kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu,
dengan laju yang melampaui laju” ekspektasi” (dugaan), yang didasarka pada
pengalaman yang muktakhir. Dengan kata lain epidemi adalah wabah yang terjadi lebih
cepat dari pada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit didalam suatu populasi dalam
periode tertentu disebut insidence rate =” laju timbulnya penyakit “.

6. Banjir
Banjir adalah bencana alam yang diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi
dengan tidak diimbangi dengan saluran-saluran pembuangan air yang memadai, sehingga
banjir dapat meredam berbagai wilayah – wilayah yang cukup luas. Pada umumnya banjir
terjadi karena luapan sungai yang tidak mampu menghadang derasnya air yang datang
sehingga menyebabkan jebolnya sitem perairan disuatu daerah.
Banjir juga diakibatkan oleh manusia itu sendiri karena membuang sampah sembarangan
ke saluran-saluran pembuangan air dan nenebang pohon secara liar, pohon bermanfaat
sebagai penyerap air dikala datangnya hujan.

B. Kerentanan
1. Kerentanan Fisik
Secara fisik bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat berupa daya tahan
menghadapi bahaya tertentu, misalnya : kekuatan bangunan rumah bagi masyarakat yang
berada didaerah rawan gempa.

2. Kerentanan ekonomi
Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat sangat menentukan tingkat
kerentanan terhadap ancaman bahaya. Pada umumnya masyarakat atau daerah yang miskin
atau kurang mampu lebih rentan terhadap bahaya, karena tidak mempunyai kemampuan
finansial yang memadai untuk melakukan upaya pencegahan atau mitigasi bencana.

3. Kerentanan sosial
Kondisi masyarakat juga mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya.
Dari segi pendidikan, kekurangan pengetahuan tentang resiko bahaya dan bencana akan
mempertinggi tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang rendah
juga mengakibatkan rentan menghadapi bahaya.

4. Kerentanan lingkungan
Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan. Masyarakat
yang tinggal didaerah yang kering dan sulit air akan selalu terancam bahaya kekeringan.
Penduduk yang tinggal dilereng bukit atau pegunungan rentan terhadap bencana tanah longsor
dan sebagainya.

C. Analisis kemungkinan dampak bencana


a. Skala Probabilitas
 Angka 5 pasti (hampir pasti 80% - 99%)
 Angka 4 kemungkinan besar (60% - 80%, terjadi tahun depan, atau sekali dalam 10 tahun
mendatang).
 Angka kemungkinan terjadi (40% - 60%, terjadi tahun depan, atau sekali dalam 100
tahun).
 Angka 2 kemungkinan kecil (20% - 40%, terjadi tahun depan atau sekali lebih dari 100
tahun).
 Angka 1 kemungkinan sangat kecil (hingga 20%).

b. Dampak Kejadian yang Menimbulkan:


 Angka 5 sangat parah (80% - 99%, wilayah hancur dan lumpuh total).
 Angka 4 parah (60% - 80%, hancur).
 Angka 3 sedang (40% - 60%, wilyah terkena rusak).
 Angka 2 ringan (20% - 40%, wilayah yang rusak).
 Angka 1 sangat ringan (kurang dari 20%, wilayah rusak).
NO JENIS ANCAMAN BAHAYA P D
1. GEMPA BUMI 5 4
2. KEBAKARAN 3 4
3. LETUSAN GUNUNG API 2 1
4. LONGSOR 2 3
5. EPIDEMI DAN WABAH PENYAKIT 2 3
6. BANJIR 2 1

5 Gempa
POTENSI

4 Kebakaran
o

3 Longsor
2 Epidemi/wabah Letusan gunung api
1 Banjir

DAMPAK

KETERANGAN :

P : Probabiliti

D : Dampak

Berdasarkan gambar matriks diatas tergambarkan bahwa dampak bencana dari gempa
bumi adalah parah yaitu 60-80% hancur seperti halnya pada kebakaran dan longsor sedangkan
letusan gunung api memiliki dampak ringan yaitu 20% dan banjir memiliki dampak sangat
ringan yaitu kurang dari 20%.

You might also like