Duktus nasolakrimal adalah saluran yang menghubungkan sakus lakrimalis ke bagian
anterior meatus inferior dari hidung, tempat mengalirnya air mata ke hidung. Obstruksi pada duktus nasolakrimalis, menyebabkan air mata tidak dapat mengalir ke kavum nasi. Hal ini sering menimbulkan gejala epifora. Selain gejala epifora yang sering dikeluhkan, pasien yang mengalami obstruksi pada saluran ini, sering mengalami rekuren infeksi mata atau infeksi saluran air mata.1,2 Kanalisasi duktus nasolakrimal biasanya telah terbentuk pada bulan ke-8 gestasi. Pada 2-4% dari seluruh bayi dilahirkan mengalami keterlambatan perkembangan, dimana masih terdapat sisa membran di ujung saluran ini, tidak terdapatnya pungtum, stenosis dari sistem pengeluaran air mata, infeksi, atau tulang hidung yang menghambat pengeluaran air mata.2 Terdapat 90% pasien obstruksi duktus lakrimal kongenital mengalami patensi saluran pada usia kurang dari 1 tahun namun sisanya berlanjut hingga usia lebih dari 1 tahun.4 Kejadian obstruksi duktus nasolakrimal cukup sering, namun tidak terdapat data pasti yang menyatakan angka kejadian pastinya.2 Obstruksi duktus nasolakrimal dapat menimbulkan beberapa komplikasi. Komplikasi yang tersering salah satunya adalah konjungtivitis dan komplikasi lainnya adalah dakriosistitis. Pada beberapa kasus dibutuhkan penatalaksanaan untuk membuat saluran nasolakrimal yang paten. Komplikasi penyakitnya membutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai penegakan diagnosis dan tatalaksana obstruksi duktus nasolakrimal kongenital.5