You are on page 1of 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan

perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan

pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan

nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan

kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes

(Rafless, 2011).

Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa,

dalam menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat

desa dimana ia bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi

dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya

setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam

memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan

yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi masalah kesehatan baik

untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya

(Rafless, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tentang definisi Asuhan intranatal di komunitas?

1
2. Bagaimana tentang standar pelayanan kebidanan dalam asuhan intranatal?

3. Bagaimana persiapan bidan dalam asuhan intranatal?

4. Bagaimana manajement asuhan intranatal?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Membantu mahasiswa agar lebih memahami tentang asuhan pada ibu

intranatal di rumah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Memahami tentang definisi Asuhan intranatal di komunitas.

2. Mengetahui standar pelayanan kebidanan dalam asuhan intranatal.

3. Memahami persiapan bidan dalam asuhan intranatal.

4. Memahami manajement asuhan intranatal.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan tentang asuhan ibu intranatal di rumah.

2. Bagi Dosen

Sebagai bahan pengkajian terhadap mahasiswa tentang sejauh mana

pengetahuan mereka tentang asuhan ibu intranatal di rumah.

3. Bagi Instusi Pendidikan

Sebagai bahan tambahan untuk koleksi di perpustakaan.

4. Bagi Masyarakat

2
Menambah wawasan sehingga masyarakat menyadari tentang asuhan

ibu intranatal di rumah.

1.5 Ruang Lingkup

Dalam penulisan makalah ini, penulis memberikan batasan yaitu hanya

pembahasan tentang asuhan pada ibu intranatal di rumah.

1.6 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, metode yang dipakai adalah metode

pustaka. Metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data

dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi

di internet.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.

Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada

masyarakat adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada

kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga

kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap

seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

2.2 Falsafah Ibu Bersalin di Komunitas

1. Bidan meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman,puas

terhadap pelayanan masyarakat.

2. Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan

kualitasnya melalui pendidikan, kesehatan dan intervensi berbentuk

dukungan.

3. Asuhan bulin yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarganya

baik emosi, fisik dan social.

4
4. Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek

keamanan menajemen klinis yang sesuai standar.

2.3 Tujuan Asuhan Intranatal

1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan

2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang

menyenangkan

3. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.

2.4 Pelayanan Kebidanan Komunitas

2.4.1 Standar pelayanan kebidanan

A. Asuhan saat persalinan

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian

memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan

kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

B. Persalinan yang aman

1) Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan

penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

2) Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

3) Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu

pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

4) Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.

5
5) Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama,

dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar

persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum

2.4.2 Persiapan

A. Persiapan Bidan

Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga

bidan yang berkerja di komunitas. Di Indonesia pendidikan bidan yang ada

sekarang diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa.

Bidan yang bekerja di desa, puskesmas, maupun puskesmas pembantu dilihat dari

tugas-tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. Persiapan bidan dalam

memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkan diri

sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi, sehingga dapat memberikan

pelayanan persalinan yang bersih dan aman serta tahu saat yang dapat untuk

merujuk kasus-kasus kegawatdaruratan. Dengan demikian bisa menyelamatkan

ibu dan bayi dan dapat menurunkan AKI.

 Persiapan bidan meliputi:

 Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai,

kemudianmemberikan asuhan dan pemantauan yang memadai

denganmemperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan.

 Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk

persalinan dan kelahiran bayi.

6
 Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukandan pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan

yang diperlukanserta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan

dan kelahiran bayi.

 Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya.

Karena jika terjadi keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih

memadai dan membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. Apabila itu

dirujuk,siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah diberikan.

 Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan

emosional,membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan

nutrisi,memberikan keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara

teratur,serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman

denganteknik pencegahan infeksi

B. Persiapan rumah dan lingkungan

Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung

harus memiliki:

 Tersedia ruangan yang bersih dan layak

 Terdapat sumber air bersih, air panas dan air dingin

 Tersedianya penerangan yang baik, ranjang sebaiknya

diletakan ditengah-tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri

maupun kanan, dan cahaya sedapat mungkin tertuju pada tempat

persaalinan.

7
 Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan

jika diperlukan saat melakukan rujukan atau tersedianya mobil yang

bisadigunakan saat diperlukan untuk merujuk. Persiapan untuk mencegah

terjadinya kehilangan panas tubuh berlebihan, perlu disiapkan juga

lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan memastikan bahwa

ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan bebas dari tiupan

angin.

Apabila lokasi tempat tingggal ibu di daerah pegunungan atau yang

beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2 selimut, kain atau handuk yang

kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.

Pada intinya untuk persiapan Rumah dan lingkungan dapat dibedakan menjadi

berikut :

 Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu :

a) Rumah cukup aman dan hangat

b) Tersedia ruangan untuk proses persalinan

c) Tersedia air mengalir

d) Terjamin kebersihannya

e) Tersedia sarana media komunikasi

 Rumah

Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37

minggu dan syarat rumah diantaranya :

8
a) Ruangan sebaiknya cukup luas

b) Adanya penerangan yang cukup

c) Tempat nyaman

d) Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan

C. Persiapan alat / bidan kit

Perlengkapan yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan persalinan

di rumah :

 Persiapan untuk pertolongan persalinan

o Tensimeter

o Stetoskop

o Monoaural

o Jam yang mempunyai detik

o Termometer

o Partus set

o Heacting set

o Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin,lidokain,kapas,kasa,detol/lisol)

o Set kegawatdaruratan

o Bengkok

o Tempat sampah basah,kering dan tajam

o Alat –alat proteksi diri

9
D. Persiapan ibu dan keluarga

Persalinan adalah saat yang menegangkan bahwa dapat menjadi saat yang

menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan

emosional dan pengalaman yang menegangkan dapat dilakukan dengan asuhan

sayang ibu selama proses persalinan. Adapun persiapan ibu dan keluarga

diantaranya:

o Waskom besar

o Tempat/ember untuk penyediaan air

o Kendil atau kwali untuk ari-ari

o Tempat untuk cuci tangan (air mengalir)+sabun+handuk kering

o Satu kebaya (daster)f

o Dua kain panjang, satu untuk ibu dan satu untuk ditaruh diatas alas plastik

atau karet.

o BH menyusui

o Pembalut

o Satu handuk

o Sabun

o Dua waslap.

o Perlengkapan pakaian bayi

o Selimut bayi

o Kain halus atau lunak untuk mengeringkan dan membungkus bayi

10
2.5 Manajemen Ibu Intranatal Di Rumah

2.5.1 Asuhan Persalinan Kala I

Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam

pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Bidan perlu mengingat konsep

tentang konsep sayang ibu, rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada

kejadian penting lainnya.

Ada tugas dan proses/langkah-langkah yang harus dilalui dalam

memberikan asuhan persalinan pada Kala I. Tugas dan proses tersebut seperti

yang dijabarkan di bawah ini :

o Melakukan penilaian secara tepat kapan persalinan dimulai

o Mampu memberikan asuhan yang memadai dengan memperhatikan

kebutuhan ibu.

o Terampil dalam melakukan pertolongan persalinan

o Menghargai hak dan pribadi ibu serta tradisi setempat.

o Mengizinkan adanya pendamping.

Sebelum bidan melakukan menajemen asuhan kala I, bidan perlu

mengingat tentang konsep sayang ibu, rujuk apabila partograf melewati garis

waspada atau ada kejadian-kejadian penting lain, serta lakukan observasi ketat

apabila didapatkan penyimpangan dalam partograf.

11
Gambar 1.1 asuhan pada kala 1

Langkah-langkah asuhan intranatal kala I meliputi :

 Mengizinkan ibu memilih pendamping persalinan;

 Bidan harus segera datang kerumah ibu apabila dipanggil;

 Memperhatiakan proses pencegahan infeksi;

 Melakukan anamnesis secara lengkap tentang kehamilan ibu;

 Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap;

 Melakukan pemeriksaan dalam sesuai kebutuhan/indikasi;

 Melakukan pemantauan kemajuan persalinan menggunakan partograf;

 Dokumentasikan secara lengkap semua kejadian dalam lembar observasi

dan partograf;

 Berikan dukaungan moral pada ibu,suami, dan keluarga;

 Libatkan keluarga secara aktif dalam proses persalinan;

12
 Jelaskan proses persalianan yang sedang berlangsung dan beritahu setisp

kemajuan;

 Lakukan manajemen nyeri non farmakologi (masase punggung, relaksasi,

dan lain-lain);

 Lakukan persiapan untuk pertolongan persalinan

2.5.2 Asuhan Persalinan Kala II

Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun

bayi. Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan

rujukan. Tugas yang harus dilakukan bidan dalam asuhan kala II adalah sebagai

berikut :

o Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman

o Menghargai hak ibu secara pribadi

o Menghargai tradisi setempat

o Mengizinkan ibu untuk memilih pendamping persalianan

Langkah-langkah asuahan intranatal kala II yaitu sebagai berikut :

 Berikan pendampingan dan hargai ibu selama proses persalinan;

 Memastikan tersedianya ruangan dibutuhkan;

 Cuci tangan dengan air mengalir sebelum dan setelah melakukan tindakan;

 Bantu ibu untuk memilih posisi yang diinginkan;

 Kosongkan kantong kemih setiap 2 jam;

 Anjurkan ibu mengejan hanya jika ada dorongan ingin mengejan;

 Berikan pujian kepada ibu;

13
 Berikan minum yang mengandung gula, pada saat tidak ada his;

 Lakukan observasi ketat denyut jantung janin setiap tidak ada his, jika

terjadi gawat janin percepat persalinan dengan melakukan episiotomi;

 Hindari peregangan vagina secara manual;

 Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar normal (APN);

 Apabila rektum ibu mengeluarkan feses, bersihkan dengan kain bersih;

 Lakukan inisiasi menyusui dini;

 Berikan injeksi fitamin K pada paha bayi;

 Berikan salep mata pada bayi;

 Dokumentasikan secara lengkap semua temuan

Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan

intranatal kala II antara lain sebagai berikut :

 Hindari untuk meminta ibu mengejan jika dalam posisi terlentang;

 Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat, tempat persalinan, pengikat dan

pemotong tali pusat;

 Pimpin ibu mengejan jika ada keinginan untuk mengejan;

 Hindari intervensi apabila tidak dibutuhkan;

 Terapkan konsep sayang ibu;

 Lakuakan pengambilan keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan

rujukan.

14
Gambar 1.2 asuhan pada kala II (Memimpin Ibu Mengedan)

2.5.3 Asuhan Persalinan Kala III

Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam

melakukan manajemen aktif kala III. Asuhan persalinan pada kala III merupakan

hal penting, mengingat salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan. Oleh

karena itu, dalam asuhan kala III ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu

bidan sebagai penolong persalinan harus terlatih dan terampil melakukan

manajemen aktif kala III, tersedianya peralatan dan perlengkapan manajemen

aktif kala III dan pencegahan infeksi, tersedianya obat-obatan dan metode efektif

untuk penyimpanan , serta sistem rujukan untuk kegawatdaruratan obstetri yang

efektif.

Asuhan persalinan kala III diberikan dengan tujuan untuk membantu

mengeluarkan plasenta dan selaput janin secara lengkap, mengurangi kejadian

perdarahan pasca-salin, memperpendek kala III, mencegah terjadinya komplikasi,

15
dan mencegah terjadinya retensio plasenta. Dalam hal ini bidan mepunyai tugas

rutin, yaitu melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III (manajemen aktif

kala III).

Gambar 1.3 Asuhan Pada Kala III

Hal-hal yang yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan

intranatal kala III adalah sebagai berikut :

o Penyimpanan oksitosin harus didlam lemari es pada suhu 2-80C dan

hindarkan dari paparan cahaya secara langsung.

o Pada suhu 300C oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, dan pada suhu

400C oksitosin dapat bertahan selama 2 minggu.

o Tidak dianjurkan untuk memberikan ergometrin atau metergin sebelum

bayi lahir.

o Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi

dengan baik, keluar darah dari vagina, serta tali pusat memanjang.

16
o Pada saat melahirkan plasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali

pusat secara berlebihan.

o Lakukan peregangan tali pusat dengan hati-hati

o Hentikan peregangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat

tertahan.

Apabila merasa tidak yakin plasenta dapat dilahirkan dengan lengkap,

ikuti prosedur tetap penatalaksanaan plasenta rest, bila perlu rujuk.

2.5.4 Asuhan Persalinan Kala IV

Gambar 1.4 Asuhan pada kala IV

Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam

setelah plasenta lahir. Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang

menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala IV.

Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia

uteri. Kehilangan darah biasanya terjadi karena pelepasan plasenta dan robekan

17
serviks dan perineum. Jumlah darah yang keluar harus diukur (1 bengkok = ± 500

cc), apabila jumlah perdarahan lebih dari 500 cc harus dicari penyebabnya.

Hal-hal yang herus diperhatikan pada asuhan persalinan kala IV adalah sebagai

berikut :

o Kontraksi uterus

o Perdarahan

o Kandung kemih

o Adanya luka

o Keadaan plasenta dan selaputnya harus lengkap

o Tanda-tanda vital

o Keadaan bayi

2.6 Kegawatdaruratan Persalinan

a) Jangan menunda untuk melakukan rujukan

b) Mengenali maslah dan memberikan instruksi yang tepat

c) Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan

pendampingan secara terus menerus

d) Lakukan observasi Vital Sing secara ketat

e) Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress

f) Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat

kasus dengan singkat

18
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan

yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis

kebidanan, dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan yang dapat memberikan

pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah dokter spesialis kebidanan,

dokter umum dan bidan. Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong

persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan

kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di

fasilitas pelayanan kesehatan.

3.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa lebih menambah wawasan tentang asuhan ibu intranatal

di rumah. Lebih sering membaca dan mencari informasi terbaru tentang

ilmu kebidanan. Agar dapat menurunkan AKI dan AKB serta

meningkatkan angka kesehatan.

2. Bagi Dosen

Dosen dapat lebih mengkaji tentang sejauh mana pengetahuan

mahasiswa tentang asuhan ibu intranatal di rumah.

19
3. Bagi Instusi Pendidikan

Institusi pendidikan lebih dapat memberikan fasilitas agar

mahasiswa dapat lebih menambah wawasan tentang asuhan ibu

intranatal di rumah.

4. Bagi Masyarakat

Agar kehamilan dan persalinan berlangsung dalam batasan normal,

hendaknya periksalah ke fasilitas kesehatan (BPS, praktek dokter,

rumah sakit, puskesmas) yang di dalamnya terdapat tenaga kesehatan

yang terlatih seperti bidan/dokter.

20
DAFTAR PUSTAKA

Meilani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.

Karwati. 2010. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans Info

Media Jakarta

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan

Neonatal Essensial. 2008

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya

Kesehatan.

Saifuddin, Abdul bari. 2002. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. YBPSP. Jakarta.

21

You might also like