Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Alumunium
Laporan Praktikum Alumunium
Judul : Alumunium
II. Tanggal Percobaan : Rabu, 28 Oktober 2015
III. Tanggal Selesai Percobaan : Rabu, 28 Oktober 2015
IV. Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat aluminium dan senyawanya
V. Dasar Teori
Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13.
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam aluminium
dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang membentuk lapisan
nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan
dengan ketebalan 10-4 -10-6 mm sudah mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan
logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari
ionic (124 pm) tidak jauh berbeda dari jari-jari metalik atom aluminium (143 pm).
Akibatya, kemasan permukaan hampir tidak berubah, karena jari-jari ion alumunium
(68 pm) tepat menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida.
Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak
karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam),
nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras.
Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial
reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah
unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur
bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama
bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam
aluminium dari senyawanya .
Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat
dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat.
Logam aluminium dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari
pengoksidasian oleh logam-logam yang terletak dibawahnya. Dengan kata lain, logam
aluminium dapat memiliki sifat yang reaktif. Sebagai contoh, jika setetes
merkurium(I)Nitrat ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih maka akan
terbentuk aluminium amalgam, kemudian ion-ion aluminium melarut. Ditunjukkan
oleh reaksi:
3Hg22+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg↓
Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasikan oleh oksigen dari
udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida yang bervolume besar. Merkurium
yang tersisa nantinya akan membentuk lagi sejumlah amalgam dengan aluminium,
yang nantinya akan dioksidasikan lagi dan sejumlah besar aluminium akan
terkorosikan.
Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3
Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.
[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O
Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :
Al3+ (aq) + 3OH- (aq) Al(OH)3 (s)
Al(OH)3 (s) + OH- (aq) Al(OH)4- (aq) Larutan jenuh
Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter,
melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk garam
Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal
bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga oksigen,
melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak terlihat denga
jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan
aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida sangat tipis. Lapisan
oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan tidak berpori iti melindungi
aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya.
Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil reaksinya,besi dan
aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC.Reaksi termit ini
dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya aluminium
oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida – oksida logam
lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi dengan karbon atau
hidrogen menghasilkan logam – logam yang tercampur dengan karbida dan
hidrida.karenanya,kadang – kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital
hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan
tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat
sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai
bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit
AlCl3 lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.
AlCl6 ↔ 2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) ↔ Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain
adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang
mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai
kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini dikenal dengan
alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
AlH3 + H+ → AlH4+
Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen
adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
AlH4+ + 4H2O → Al(OH)3 + 4H2 + OH-
Larutan garam – garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat asam karena
hidrolisa :
Al3+ + H2O → AlOH2+ + H+
Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :
Al3+ +
3OH- → Al(OH)3
Atau
Al(H2O)63+ +
3OH- → Al(OH)3(H2O)3 + 3H2O
Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan Al(OH)3 oleh
karena larutan garam – garam tersebut bersifat basa.Endapan Al(OH)3 akan larut
dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter.
Penambahan basa :
Al(OH)3(p) + OH- ↔ Al(OH)4-
Atau
Al(OH)3(H2O)3(p) + OH- ↔ Al(OH)4(H2O)- + H2O
Penambahan asam :
Al(OH)3(p) + 3H+ ↔ Al3+ + 3H2O
Al(OH)3(H2O)3(p) + 3H+ ↔ Al(H2O)63+
Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada
kain.
Bahan
1. Larutan NaOH 0,1 M
2. Larutan NaOH 1 M
3. Larutan HgCl2 0,1 M
4. Larutan HCl 0,1 M
5. Larutan (NH4)2 S
6. Larutan Na2CO3 0,1 M
7. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M
8. Lempeng Al
9. Kertas lakmus
10. Kapas
11. Kertas saring
VII. Alur Kerja
. Mengetahui sifat-sifat aluminium
Hasil Pengamatan
Reaksi :
2Al(s) + 2NaOH(aq) 2Na[Al(OH)4](aq) +3H2(g)
2Al(s) + 3HgCl2(aq) 2AlCl3(s) + 3Hg(s)
Aluminium
Hasil Pengamatan
Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq)
Terbentuk endapan
Endapan larut
Hasil Pengamatan
Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + NaOH(aq) Al(OH)3(s) + Na2SO4(aq)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + Al(OH)3(s) + H2O(l)
Al2(SO4)3(aq) + HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Residu Filtrat
Hasil
pengamatan
Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3(NH4)2SO4(aq)
+ 3H2S(g)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
VIII. Hasil Pengamatan
N Alur kerja Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Simpulan
o
sebelum sesudah
1 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - Lempeng Al= Al(s) + NaOH 2Al(s) + 2NaOH(aq) + Berdasarkan hasil
abu-abu (aq)= timbul praktikum dapat
6H2O(l)
- NaOH 1 M= tak gelembung diketahui bahwa
Sepotong kecil lempeng Aluminium berwarna 2Na[Al(OH)4](aq) + logam Al reaktif
- HgCl2 = tak Al dibasahi jika bereaksi
HgCl2=menjai 3H2↑(g) dengan basa
berwarna
- Dicelupkan tabung reaksi yang berisi rapuh setelah menghasilkan H2.
- Aquades= taak
NaOH 1M sampai timbul gas berwarna beberapa waktu Jika direaksikan
- Dicuci dengan air - Kapas= putih (mengalami korosi) 2Al(s) + 3HgCl2(aq) dengan HgCl2
- Digosok-gosok dengan kapas yang 2AlCl3(aq) + 3Hg↓(s) membentuk AlCl3
dibasahi HgCl2(aq) yang rapuh
- Dibiarkan beberapa menit sampai kering (menjadi serbuk)
Hal ini sesuai
- Diamati perubahan yang terjadi
dengan teori.
- Dicatat hasil pengamatannya
Hasil
pengamatan
2 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - NaOH 1 M= tak - Na2CO3 Tabung 1: Berdasarkan hasil
. berwarna dipanaskan= tak 2Al(s) + 2NaOH(aq) + praktikum dapat
Aluminium - HCl= tak berwarna diketahui jika Al
6H2O(l)
berwarna - Tb 1 = timbul bereaksi dengan
Dipotong menjadi bagian kecil - Na2CO3= tak gelembung (++) 2Na[Al(OH)4](aq) + basa atau garam
berwarna - Tb 2= timbul basa tapi tidak
Dimasukkan dalam 3 tabung gelembung (+) 3H2↑(g) bereaksi dengan
reaksi - Tb 3= tidakada Tabung 2 : asam.
gelembung 4Al (s) + 2Na2CO3 (aq) Kereaktifan:
Tb 1> Tb 2 → Tb
Tabung I Tabung I Tabung I + 7H2O (g) 3
Berisi Berisi Berisi 4NaAl(OH)2 (aq) +
larutan larutan larutan HCl Hal ini sesuai
3H2(g) + CO2 ↑(g) dengan teori
NaOH 0,1 Na2CO3 0,1 0,1 M
M M
Diamati Diamati Diamati
Tabung 3:
2Al(s) + 6HCl(aq)
Hasil Hasil Hasil (tidak bereaksi)
pengamatan pengamatan pengamatan
- Al semakin reaktif
pada suasana basa.
- Tingkat kereaktifan
basa>garam →asam
3 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - Larutan Al2(SO4)3 - Al2(SO4)3 diuji Al2(SO4)3 tidak Berdasarkan hasil
tak berwarna dengan kertas mengubah warna kertas praktikum dapat
Larutan Al2(SO4)3 - Kertas lakmus= lakmus merah lakmus merah. diketahui bahwa
merah tidak mengalami Al2(SO4)3 bersifat
- Diuji dengan kertas lakmus merah perubahan warna asam ditandai
- Diamati dan dicatat perubahannya dengan tidak
berubahnya kertas
Hasil pengamatan lakmus merah.
Hasil pengamatan Hal ini sesuai
dengan teori.
4 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - Larutan NaOH = - Al2(SO4)3 + Al2(SO4)3(aq) + Berdasarkan hasil
tak berwarna NaOH pada praktikum dapat
1mL larutan tawas atau Larutan 6NaOH(aq)
- Larutan HCl= tak tetesan ke-100 diketahui bahwa
Al2(SO4)3 berwarna mulai keruh 2Al(OH)3↓(s) + Al bersifat
- Larutan Al2(SO4)3 - Tetesan ke 200 amfoter, dapat
jernih kembali 3Na2SO4(aq) membentuk
+ larutan NaOH 0,1 M tetes tak berwarna
- Al2(SO4)3 + endapan pada
demi tetes NaOH + HCl penambahan
Terbentuk endapan Al(OH)3(s) + sedikit asam atau
tetesan ke 20
jernih kembali NaOH(aq) basa dan
+ larutan NaOH 0,1 M tetes membentuk
demi tetes Na[Al(OH)4](aq) larutan pada
Endapan larut asam/basa
berlebih.
+ ditetesi larutan HCl 0,1 M Na[Al(OH)4](aq) +
hingga tidak terjadi perubahan HCl(aq)
Al(OH)3↓(s) +
Hasil Pengamatan
NaCl(aq) + H2O(l)
Al(OH)3(s) + HCl(aq)
AlCl3(aq) + 3H2O(l)
IX. Pembahasan
Percobaan 1
Percobaan ke pertama ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari aluminium
dengan menambahkan reagen seperti NaOH dan HgCl2. Dalam percobaan ini,
langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil sepotong kecil lempeng
aluminium yang berwarna abu-abu, kemudian memasukkan lempeng tersebut ke
dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaOH 2M. Secara teori, jika logam aluminium
direaksikan dengan hidroksida alkali akan terbentuk larutan tetra hidroksoaluminat
(kompleks) dan gas hidrogen. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu
natrium tetrahidroksoaluminat yang jernih tak berwarna. Aluminium adalah tervalen
dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam yang tak
berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Syarat untuk membentuk senyawa
kompleks yaitu : 1. Ukuran atom kecil 2. Muatannya besar 3. Adanya orbital kosong
pada energi rendah untuk membentuk ikatan. Aluminium mempunyai salah satu syarat
untuk membentuk senyawa kompleks yaitu ion Aluminium memiliki muatan yang
besar yaitu +3. Ion Al3+ mempunyai gaya tarik terhadap elektron yang cenderung
besar sehingga ketika unsur lain menyumbangkan satu elektron atau lebih untuk
berikatan dengan ion aluminium, maka elektron tersebut mudah untuk diikat oleh ion
aluminium karena ion aluminium memilki konfigurasi yang kurang stabil. Sehingga
ion Al3+ yang mampu untuk menarik elektron dari unsur lain tersebut menyebabkan
aluminium yang termasuk unsur golongan utama dapat membentuk senyawa
kompleks.
Sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana tidak terbentuk endapan saat
lempeng aluminium ditambahkan NaOH yang menandakan terbentuknya suatu
kompleks tetra hidroksoaluminat tersebut. Selain itu pada percobaan ini timbul
gelembung-gelembung gas diatas lempeng aluminium yang menandakan
terbentuknya gas H2 seperti disebutkan pada teori. Reaksi lempeng aluminium
dengan larutan NaOH 2M ditunjukkan sebagai berikut :
Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(aq) → 2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Tetrahidroksoaluminat
Langkah selanjutnya adalah mengambil lempeng aluminium yang berada
didalam tabung reaksi lalu dicuci dengan air untuk menetralkan sisa NaOH yang
masih menempel pada lempeng aluminum. Fungsi pencucian dengan menggunakan
air yaitu agar sisa-sisa NaOH benar-benar hilang. Selanjutnya menyiapkan sedikit
kapas yang sebelumnya telah dibasahi larutan HgCl2 0,1 M. Kapas tersebut lalu
digosok-gosokkan pada lempeng aluminium yang telah dicuci dengan air tadi. Secara
teori akan terbentuk amalgam aluminium dan ion-ion aluminium melarut seperti
persamaan reaksi berikut :
Al(s) + HgCl2(aq) → AlCl3(aq) + Hg(s)
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat larutan senyawa aluminium.
Langkah yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan memasukkan larutan
Al2(SO4)3 0,1 M (tidak berwarna) ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
aquades dan diuji dengan kertas lakmus berwarna merah. Hasil yang didapatkan
pada saat uji kertas lakmus berwarna merah tidak berubah warna. Hal tersebut
dikarenakan Al2(SO4)3 merupakan garam yang bersifat asam karena terbentuk dari
basa lemah dan asam kuat yaitu basa lemah Al(OH)3 dan asam kuat H2SO4. Dan
dapat disimpulkan hasil uji kertas lakmus menunjukkan larutan tawas Al(OH)3
bersifat asam. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah
Al2(SO4)3(aq)+ 6H2O(l) → 2Al(OH)3(s)+ 3H2SO4(aq)
Percobaan 4
Pada percobaan 4 ini bertujuan untuk menguji sifat amfoter larutan ammonium
hidroksida. Pada teori Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu
melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam atau dengan basa (lebih tepatnya,
baik dengan ion hidrogen maupun ion hidroksil. Langkah yang dilakukan yaitu
dengan mereaksikannya dengan NaOH dan HCl. 1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M
dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambah NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai
terjadi endapan dan larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan pada saat tetesan
NaOH 200 . Reaksinya adalah :
Al2(SO4)3(aq) + NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Al(OH)3(s)
Setelah terbentuk endapan Al(OH)3, ke dalam larutan terus ditetesi dengan
NaOH tetes demi tetes sampai endapan larut kembali, pada tetesan ke 200 Al(OH)3
larut kembali. Hal ini menandakan bahwa endapan yang terbentuk telah larut
kembali. Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga apabila ditambahkan
larutan yang sangat basa atau larutan basa berlebih, maka hidroksida yang diendapan
dapat melarut lagi. Endapan ini larut kembali karena terbantuknya senyawa
kompleks Na[Al(OH)4] yang jernih dan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah :
Al(OH)3(s)+ NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai asam sehingga dapat
bereaksi dengan larutan basa yaitu NaOH. Larutan Na[Al(OH)4] yang terbentuk
kemudian ditambah dengan HCl 1 M tetes demi tetes sampai terbentuk endapan
kembali. Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan setelah tetesan HCl yang ke 5.
Endapan ini merupakan endapan Al(OH)3 yang kembali mengendap karena
penambahan HCl menyebabkan larutan tepat jenuh.. Reaksi yang terjadi adalah :
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) Al(OH)3(s) + NaCl(aq) + H2O(l)
Setelah terbentuk endapan, ditambahkan lagi larutan HCl tetes demi tetes
sampai endapan melarut kembali. Larutan menjadi jernih dan endapan melarut pada
tetesan HCl yang ke 20. Endapan melarut dan membentuk senyawa AlCl3.Reaksi
yang terjadi adalah :
Al2(SO4)3 + NaOH + HCl tetesan ke 20 jernih kembali
Al(OH)3(s)+ HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai basa sehingga dapat
bereaksi dengan larutan asam yaitu HCl.
X. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan pertama, dapat diketahui bahwa
logam Al reaktif jika bereaksi terhadap basa menghasilkan H2. Jika direaksikan dengan
HgCl2 membentuk AlCl3 yang rapuh (menjadi serbuk) karena mengalami korosi..
Untuk percobaan kedua, untuk membuktikan bahwa Al bereaksi dengan basa atau
garam basa tapi tidak bereaksi dengan asam, hal ini terbukti ditandai dengan ada tidaknya
gelembung saat direaksikan.
Berdasarkan percobaan ketiga dapat diketahui bahwa alumunium bersifat asam
ditandai dengan tidak berubahnya kertas lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan
Al2(SO4)3.
Berdasarkan percobaan keempat dapat diketahui bahwa Al bersifat amfoter, dapat
membentuk endapan pada penambahan sedikit asam atau basa dan membentuk larutan
pada asam/basa berlebih.
XI. Jawaban Pertanyaan
1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan!
Jawaban:
Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemahsekaligusasam yang sangat
lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2 x 10-32 mol4/L4). Karena Al(OH)3 dapat
bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat amfoter. Sifat asam basa
Al(OH)3 dapat disimak dari reaksi asam basanya berikut:
Al(OH)3 (asam) +NaOH (basa) NaAl(OH)4
Al(OH)3 (basa) + 3HCl (asam) AlCl3 + 3H2O
Senyawa aluminium memiliki sifat amfoter, seperti dibuktikan dalam percobaan ke
empat, yakni mereaksikan Al2(SO4)3 dengan basa kuat dan asam kuat. Senyawa
aluminium ini dikatakan bersifat amfoter karena dapat bertindak sebagai asam ketika
bereaksi dengan basa kuat yakni NaOH dan dapat bertindak sebagai basa ketika
bereaksi dengan Asam kuat yakni HCl. Jika senyawa aluminium direaksikan dengan
basa (penambahan NaOH) maka senyawa aluminium bersifat asam. Hal ini
ditunjukkan dengan penambahan basa dapat membuat larutan membentuk endapan
namun pada penambahan basa berlebih dapat membuat endapan menjadi larut
sempurna di semua bagian. Jika senyawa aluminium direaksikan dengan asam
(Penambahan HCl) maka senyawa aluminium bersifat basa. Hal ini ditunjukkan
dengan penambahan asam dapat membuat larutan membentuk endapan namun pada
penambahan asam berlebih dapat membuat endapan menjadi larut sempurna di semua
bagian. Sifat amfoter dari senyawa aluminium ini dipengaruhi oleh sifat zat yang
direaksikan dengan aluminium.
Percobaan 2
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6 H2O(l)2 Na[Al(OH)4](aq) + 3 H2(g)
4 Al(s) + 2Na2CO3(aq) + 3O2(g) 4Na[Al(OH)4](aq) + 2 CO2 (g)
2 Al(s) + 6 HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2 (g)
Percobaan 3
Al2(SO4)3(s) + 3H2O(l)2Al2O3 (aq) + 3H2SO4(aq)
Percobaan 4
Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) 2Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4(aq)
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) Al(OH)3 (s) +H2O(l) + NaCl(aq)
Al(OH)3 (s) +HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Percobaan 5
Al(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6 H2O(l) 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S(g) +3 (NH4)2SO4
(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4 (aq)
Terbentuk
gelembung
→
Lempeng diolesi
larutan HgCl2
Alumunium
mengalami korosi
2. Dimasukkan
lempeng Al dalam 3
tabung reaksi
Tb 1+ NaOH Warna: tak berwarna