Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 9
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Enzim merupakan sekelompok protein yang mengatur dan menjalankan
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Secara umum, enzim
menghasilkan kecepatan, spesifikasi, dan kedali pengaturan terhadap reaksi dalam
tubuh. Enzim berfungsi sebagai katalisator yaitu senyawa yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10 8 sampai 1011
kali lebih cepat dibandingkan ketika reaksi tersebut tidak menggunakan katalis,
seperti katalis lainnya. Enzim juga menurunkan atau memperkecil energi aktivasi
suatu reaksi kimia. Enzim bersifat efisien dan spesifik dalam kerja katalitiknya,
sehingga enzim dikatakan mempunyai sifat sangat khas karena hanya bekerja
pada substrat tertentu dan bentuk reaksi tertentu. Kespesifikannya disebabkan oleh
bentuknya yang unik dan adanya gugus-gugus polar (atau nonpolar) yang terdapat
dalam struktur enzim. Dalam reaksi tersebut enzim mengubah senyawa yang
selanjutnya disebut substrat menjadi suatu senyawa yang baru yaitu produk,
namun enzim tidak ikut berubah dalam reaksi tersebut. Setiap enzim memiliki
aktivitas maksimum pada suhu tertentu, aktivitas enzim akan semakin meningkat
dengan bertambahnya suhu hingga suhu optimum tercapai. Setelah itu kenaikan
suhu lebih lanjut akan menyebabkan aktivitas enzim menurun (Suptiyatna 2015).
Proses pencernaan yang ada dimulut dilakukan dengan bantuan enzim
hidrolase supaya terjadi perubahan kimia. Enzim ini mengkatalisis hidrolisis
protein menjadi asam amino, polisakarida menjadi monosakarida dan
triasilgliserol menjadi 2-monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak. Di dalam
rongga mulut, makanan akan bercampur dengan saliva. Saliva disekresi oleh 3
pasang kelenjar saliva, yaitu: kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris, dan kelenjar
sublingualis. Saliva terdiri dari kira-kira 99.5% air, komponen anorganik
terutama adalah elektrolit dalam bentuk ion (Na, K, Ca, Mg, Cl, HCO3 Dan
fosfat), komponen bio organik terutama adalah protein dan musin dan sejumlah
kecil asam amino, urea, asam uric, dan kolesterol. Saliva berperan sebagai pelicin
rongga mulut dan membantu dalam proses menelan. Saliva mengandung enzim
amilase, yang umum disebut ptyalin, yang akan menghidrolisis polisakarida
menjadi molekul yang lebih kecil, hasil akhirnya terutama berupa disakarida,
yaitu maltose (Willianti 2015).
Aktivitas enzim bergantung pada konsentrasi enzim dan keadaan reaksi
seperti pH dan suhu. Hal ini dikarenakan setiap enzim memiliki pH dan suhu
optimum. Jika suhu tidak optimum, maka aktivitas enzim akan rendah. Demikian
juga dengan pH, jika dilakukan proses di bawah pH optimum maka aktivitas
enzim rendah. Hal ini terjadi karena struktur tiga dimensi enzim mulai berubah,
sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim akibatnya proses
katalis tidak dapat berlangsung secara sempurna. Peningkatan suhu akan
meningkatkan energi kinetik molekul. Peningkatan energi kinetik molekul juga
meningkatkan gerakan molekul sehingga frekuensi tumbukan juga meningkat.
Kombinasi tumbukan yang lebih sering dan lebih berenergi serta produktif ini
akan meningkatkan laju reaksi. Setiap enzim memiliki suhu optimal, yaitu saat
laju reaksinya paling cepat. (Nurkhotimah 2017). Tujuan dari praktikum kali ini
adalah untuk mengetahui suhu dan pH yang optimal terhadap aktivitas enzim
amilase saliva.
METODE
Praktikum pengujian protein ini dilakukan pada hari Senin, 23 Maret 2018
pukul 11.00 – 13.00 WIB. Tempat praktikum di Laboratorium Pendidikan CB
KIM 1, Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain akuades, larutan pati
1%, HCl, Na-karbonat 0.1%, larutan kanji 1%, saliva, pereaksi Benedict, dan
larutan iod encer. Alat yang digunakan antara lain pipet tetes, tabung reaksi, pipet
volume, penangas air, gelas piala, pendingin, penjepit tabung reaksi, dan rak
tabung reaksi.
Prosedur Percobaan
Pengaruh suhu
Sebanyak tiga tabung reaksi diisi dengan masing-masing 2 ml saliva yang
disaring dengan akuades. Diletakkan satu tabung reaksi diatas penangas es dengan
suhu 100C, kemudian dua tabung reaksi lainnya diletakkan di atas penangas air
masing-masing dengan suhu 370 dan 800 C selama lima menit. Setelah itu ketiga
tabung reaksi ditambahkan 2 ml larutan pati 1%. Kemudian dihomogenkan dan
diamkan 10 menit kemudian amati. Campuran dari larutan kemudian diuji dengan
uji Benedict dan iod.
Pengaruh pH
Sebanyak tiga tabung reaksi diisi dengan masing-masing 2ml HCl,
akuades,dan Na-karbonat 0.1%. Masing-masing nilai pH yang digunakan adalah
1,5,11. Pada tabung reaksi ditambahkan 2 ml larutan kanji 1% dan 2 ml saliva
yang telah disaring. Tabung reaksi dihogenkan dan diletakkan pada penangas air
dengan suhu 370 C selama 5 menit. Campuran dari larutan kemudian diuji dengan
uji Benedict dan iod.
1. Uji Benedict
Dimasukkan 2.5 ml larutan benedict, kemudian ditambahkan 4 tetes larutan
yang akan diujikan. Kemudian dihomogenkan setelah itu di didihkan selama 5
menit. Dinginkan dan amati perubahan warna. Jika beubah kunung, hijau, dan
merah bata maka hasilnya postif.
2. Uji Iod
Dimasukkan 0.5 ml larutan yang akan diuji ke dalam papan uji. Kemudian
ditambahkan larutan Iod cair sebanyak 1 tetes. Setelah itu perubahan warna, jika
positif maka akan berubah menjadi biru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- + +
Iod
+ + +
Keterangan:
Uji Benedict: + = Amilase aktif bekerja
- = Amilase tidak aktif bekerja
- + +
Iod
+ + +
Keterangan:
Uji Benedict: + = Amilase aktif bekerja
- = Amilase tidak aktif bekerja
Uji Iod: + = Amilase tidak aktif bekerja
- = Amilase aktif bekerja
Enzim amilase berperan sebagai pemecah pati dengan memutus ikatan
glukosida pada polimer pati. Enzim ini memiliki banyak variasi dan bekerja
dengan sangat sepesifik tergantung pada tempatnya bekerja. Selain itu ikan
glikosidik pada pati juga dapat diputus dengan proses hidrolisa.proses ini
digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan molekul sederhana
seperti glukosa, maltosadan dekstrin (Sianturi 2008).
Secara molekuler, pemecahan amalise menjadi menjadi maltosa dibantu
oleh residu asama amino pada sisi aktif enzim. Hal ini melalui beberapa tahapan
yatu tahapan pertama pengikatan substrat oleh asam aspartat. Tahap selanjutnya
asam glutamat dalam bentuk asam asam mendonorkan proton ke oksigen pada
ikatan glikosidik substrat. Salah satu enzim amilase yang banyak dipakai saat ini
adalah amilase pemecah pati mentah (Abu 2005). Proses hidrolisis amilum
menjadi glukosa tidak sempurna jika tidak menggunakan enzim amilase. Hal ini
diakibatkan tidak terjadinya pemutusan ikatan spesifik pada homopolimer.
Sehingga glukosa yang dihasilkan tidak akan optimal. Enzim amilase bersifat
ekstraseluler artinya enzim ini bekerja tergantung pada pH dan suhu eksternal.
Enzim aktif pada pH yang berisar antara 5.2-5.6 (Wilbraham 1992).
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA