You are on page 1of 14

METODE

PELAKSANAAN

PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pembuatan gudang dan alat-alat


Gudang dibuat sedemikian rupa sehingga kemanan barang-barang terjamin. Gudang ini
diberei pintu dan jendela kaca dilengkapi dengan satu stel meja tulis buku tamu dan
buku instruksi serta satu lemari untuk menyimpan berkas-berkas yang diperlukan.

Air kerja
Karena lokasi pekerjaan berada di daerah ketinggian dan belum terdapat sambungan
sumber air baik itu air sumur ataupun PDAM, maka diadakan pengadaan air kerja
dengan mencari sumber air dan menampungnya di dalam bak penampungan air dengan
menggunakan pompa air. Bila ternyata tidak ditemukan lokasi sumber air terdekat, maka
diadakan mobilisasi air dari luar lokasi.

Papan nama proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan
Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu
kaso (5/7) kelas 2 (borneo)dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar
warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai

 Nama Kegiatan
cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :

 Pekerjaan yang harus dilaksanakan


 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu
 Nama penyedia jasa

Administrasi dan Dokumentasi


Administrasi yang dimaksud yaitu pengurusan perijinan, pelaporana, termijn, atau surat
menyurat lainya yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi dibuat sebanyak lima kali yaitu foto kondisi sebelum pelaksanaan
pekerjaan 0 %, foto kondisi pelaksanaan 25 %, 50 %, 75 % dan foto kondisi selesai
pelaksanaan. Penyajian dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dibua dalam album foto
ranngkap 4 (empat) atau secukupnya dengan perlalatan kamera digital.

 Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan


Pemasangan bowplank

 Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20
 Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada

 Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut


beberapa tempat untuk menarik benang-benang as

letak elemen bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman galian, dan

 Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat


ketinggian elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll)

dikosongkan untuk jalan pekerja


METODE
PELAKSANAAN

PEKERJAAN PONDASI

 Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana
Galian tanah

 Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat


 Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang nantinya

 Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana


untuk pekerjaan pengurugan kembali.

 Pengurugan untuk bekas galian pondasi, atau yang lainnya yang akan ditimbun
Urugan pasir bawah pondasi

 Semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus diapaki tanah
tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa / disetujui Direksi pekerjaan.

 Ketebalan urugan sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja


yang bersih, bebas dari segala kotoran yang akan merugikan konstruksi.

 Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang
Pasangan batu kosong dan batu kali

 Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .

rencana pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1pc : 3kp : 10 ps dan
kemudian diplester kasar , bagian bawah pondasi dipasang batu kosong
(aanstamping) tebal 20 cm dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air

 Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok
sampai Penuh dan ditumbuk hingga padat dan rata.

 Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat
padatnya.

 Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk kolom,
diantaranya hinga rapat.

kedalaman anker 30 cm harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya

 Cor stek kolom dan rapikan kembali


minimal 75 cm.

 Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali

Lantai Rabat Beton


Sebelum pengerjaan pondasi beton, terlebih dahulu dibuat lantai rabat untuk dudukan
pondasi beton dengan spesifikasi campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr. Campuran dicampur rata
dan dihamaparkan ke area rencana lantai kerja dan diratakan. Dimensi lantai rabat
mengacu pada gambar kerja.

Pondasi Beton

 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
1. Perakitan tulangan

ukuran pondasi setempat.


METODE
PELAKSANAAN

 Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan


memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi

 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
setempat tersebut.

 Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran


agar kokoh dan tulangan tidak terlepas

 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
2. Pemasangan Tulangan

 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah,


turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.

jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak

 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung


menjadi karat.

melakukan pengecoran.

 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


3. Bekisting Pondasi

penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan

 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
cetok (sendok spesi).

bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan

 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di
tertentu.

 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
cor.

 Papan cetakan tidak boleh bocor


lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.

 Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit


 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak
terjadi retak.

 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu
4. Pengecoran pondasi

atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm


x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x

 Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:


100 cm.

semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk

 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan


pengecoran.

volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3


volune split serta air secukupnya.
METODE
PELAKSANAAN

 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama


masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering

 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10


dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya

 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah


menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.

 Untuk penimbunan tanah didalam bangunan, tanah setelah digali dapat diurug
Urugan kembali

 Penimbunan dengan lapisan pasir Dengan ketebalan 4 cm dilakukan secara


kembali pada lobang-lobang bekas galian sesuai petunjuk dari Direksi.

teknis yaitu harus dilakukan lapis demi lapis, dimana setiap lapisnya 20 cm lalu
disiram hingga betul-betul basah kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat selam 4 kali pemadatan begitulah seterusnya hinga mencapai

 Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) sampai


ketinggian yang direncanakan kemudian diatasnya ditutup dengan kerikil.

 Setelah selesai dilakukan pekerjaan pemadatan akan dilakukan pengetesan


kepadatan yang diinginkan tercapai.

kepadatan.

PEKERJAAN BETON BERTULANG

 Besi sloof yang telah dipotong dan dirakit selanjutnya dipasang di atas pondasi.
Pekerjaan Sloof 15/25

 Buat stek besi untuk sambungan besi kolom di sloof.


 Bekisting sloof dipasang dengan skor kayu bekisting tiap 30 cm.
 Sebelum pengecoran sloof, semua jarak dan ukuran dicek kembali oleh

 Sloof lantai dicor dengan campuran semen pasir dan kerikil. Pencampuran
pengawas. Baik itu jumlah dan jarak tulangan maupun ukuran sloof lantai.

dilakukan dengan menggunakan alat concrete mixer. Terlebih dahulu pasir


dengan kualitas baik yang rendah kadar lumpurnya dicampur dengan kerikil.
Setelah itu ditambahkan semen dan dicampur rata lalu terakhir ditambahkan air.
Bila campuran telah rata lalu dituang ke bak pencampuran dan diisi ke ember

 Rencana pengecoran sloof lantai hinga bekistingnya dilepas adalah selama 2


campuran untuk diangkut dan dituang ke bekisting sloof lantai.

minggu.

 Diawali dengan pekerjaan pembesian kolom. Besi dipotong dan dirakit.


Pekerjaan Kolom Beton

Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk),
bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule). Penekukan/
METODE
PELAKSANAAN

pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan tekuk/ roller


sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika
menggunakan metode sangkar). Besi yang belum & sudah dipotong harus


diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan.
Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan gambar kerja.
Setelah itu besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada sloof. Buat garis sipatan batas beton kolom
pada lantai beton tempat bekisting kolom akan didirikan. Pastikan semua
pembesian berada di dalam garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai
spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.
Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak
bekisting/mould oil sebelum didirikan. Jangan lupa dilakukan pengecekan
kembali terhadap instalasi yang masuk dalam struktur kolom. Baik itu instalasi
pembuangan ataupun instalasi elektrikal. Setelah bekisting kolom ditutup, semua
sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad
support dipasang. Kelurusan bidang bekisting dinding/kolom dicek dengan
bantuan unting-unting, waterpas dan alat ukur. Setelah bekisting terpasang baik,
buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas


bekisting dinding/kolom.
Setelah bekisting kolom dan tulangannya telah siap, dilanjutkan dengan


pencampuran beton sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Pencampuran beton dengan menggunakan concrete mixer. Terlebih dahulu pasir
dengan kualitas baik yang rendah kadar lumpurnya dicampur dengan kerikil.
Setelah itu ditambahkan semen dan dicampur rata lalu terakhir ditambahkan air.
Bila campuran telah rata lalu dituang ke bak pencampuran dan diisi ke ember


campuran untuk diangkut dan dituang ke dalam bekisting kolom.
Dibutuhkan waktu paling kurang 2 minggu sebelum beton mengering dan
bekisting kolom bisa dilepas.

 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang
Pekerjaan Ring Balok

 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk
ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.

(jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending
Schedule). Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan
piringan tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa pemasangan

 Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah
kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).

dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan

 Besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan menyambung tulangan stek


gambar kerja.

yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam
garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah
terpasang “beton decking” yang memadai.
Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak
bekisting/mould oil sebelum didirikan.
METODE
PELAKSANAAN

 Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie

 Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting-unting,


rod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad support dipasang.

 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
waterpas dan alat ukur.

batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

 Menyiapkan shop drawing sebelum memulai pekerjaan


Pekerjaan Plat Beton

 Material panel-panel bekisting yang telah difabrikasi diperiksa dan dipasang

 Material dari bekisting balok/pelat harus dilapisi oli bekas (non-expose) atau
sesuai dengan kode-kode yang ada di dalam shop drawing.

mold-oil & form-oil (expose). Untuk bekisting bekas harus telah di treatment

 Jarak scaffolding, jarak horibeam, stood-stood harus sesuai dengan shop


(dirawat) secara memadai hingga layak dipakai kembali.

 Mengecek jarak formties dan bracing pada balok yang cukup tinggi (tergantung
drawing.

 Periksa posisi sparing kebutuhan M&E sesuai dengan shop drawing.


dimensi).

 Memastikan ukuran dimensi bekisting balok dengan meteran.


 Mengecek elevasi pelat lantai dan balok dengan alat ukur, apakah telah sesuai
dengan gambar kerja dan apakah ada perbedaan elevasi antara pelat satu

 Mengecek ketegakan sisinya dengan siku logam/unting-unting.


dengan lainnya.

 Mengecek kelurusan bekisting dengan tarikan benang pada balok, terutama pada
balok tepi, sisi bekisting harus sejajar tarikan benang.
Pada balok dan pelat, periksa kerapatan sambungan/pertemuan ditutup dengan
sealtape/busa atau sejenisnya.

PEKERJAAN KUSEN

 Menyiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
Pemasangan Kusen

 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank


dijangkau.

 Pasang angker pada kusen secukupnya.


untuk menentukan kedudukan kusen.

 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela.


 Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan

 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.


menggunakan unting-unting.

 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi
kokoh.Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada

 Bersihkan tempat sekelilingnya.


tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
METODE
PELAKSANAAN

PEKERJAAN DINIDING

 Memasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap ujung dinding yang
Pasangan batu bata

 Mengukurukur dan menandai jarak setiap ketinggian pasangan bata / batako dan
akan dipasang.

 Membasahi bata yang akan di pasang sampai tidak menyerap air.


di kontrol kesetimbangan horisontalnya antara ujung satu dengan yang lainnya.

 Memberi adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara batu
bata dan pada setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak boleh

 Mengusahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya


membentuk garis lurus/vertikal.

 Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya tidak lebih dari 1
tidak dipakai atau tidak dipasang.

meter, untuk menjaga keruntuhan.

 Tandai batas-batas area pemasangan batu hias dengan menggunakan benang


Pasangan Batu Hias

 buat goresan kasar pada permukaan yang akan ditempel batu hias agar spesi
dan paku.

 Potong batu hias sesuai ukuran yang ada pada gambar


bisa menempel dengan baik.

 Rendam batu hias dalam air sampai jenuh


 Sementara siapkan campuran spesi untuk menempelkan batu hias di dinding
 Pasang batu hias menempel di dinding dengan menggunakan spesi
 Cek kedataran dan jarak nat antara batu agar seragam
 Biarkan hingga spesi kering setelah itu beri isian pasta semen warna pada nat
batu hias.

 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis
Plesteran Dinding

 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merat


dari dinding yang akan di plester.

 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu


a (curing)

 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak


(misalkan 1pc : 2 ps)

lemparan ± 50cm dari permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15~ 20


mm.Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) sel

 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.


ama 3 hari;pagi, siang & sore.

 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.


 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
METODE
PELAKSANAAN

 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai


seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak

 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.


± 50 cm

 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan

 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar –


dinding sampai halus & rata.

 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.


benar basah seluruhnya.

 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.


 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan)
sampai dinding benar – benar rata dan halus.

PEKERJAAN ATAP

 Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek


Pekerjaan kuda-kuda

 Pekerjaan pengecatan rangka kuda


 Pekerjaan perangkaian kuda-kuda
 Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap
 Rangka kuda-kuda ditempatkan pada angkur yang terdedia, besi angkur
merupakan tulangan dari kolom yang dilebihkan sebagai pengikat antara kuda-
kuda dan dinding.Angkur kemudian ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda
yang sudah dilobangi, kemudian angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut
disambung dengan baut angkur 12 mm.

 Perangkaian ikatan angin vertikal


Pemasangan rangka atap

 Pekerjaan menaikkan ikatan angin vertikal


 Setelah ikatan angin vertikal dinaikkan, pekerjaan selanjutnya adalah

 Setelah ikatan angin terpasang, kemudian balok nok dipasang pada rangka atap.
perangkaian antara ikatan angin vertikal dengan kuda-kuda

 Pengecatan gording dengan lapisan anti rayap


Pemasangan gording dan skor kayu atap

 Memindahkan bahan gording ke lantai atas


 Gording ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda

 Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas


Pemasangan atap metal

 Atap metal dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
atap (disusun) pada titik-titik tertentu.

 Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya
secara horizontal.
METODE
PELAKSANAAN

 Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit
setelah itu dimasukan atap pada bagian bawahnya.

 Papan lisplank dipaku pada rangka listplank


Pemasangan lisplank kayu

 Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.


 Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan dan
pengecatan

PEKERJAAN KUSEN

 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.


Pemasangan daun pintu dan jendela

 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.


 Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian
atas 25 cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah

 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik


(untuk pintu dengan 3 engsel)

kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat

 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.

 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan


pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen

 terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.


engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga

 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.


 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara

 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik,
melepaskan pen.

rata dan lurus dengan kusen

 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Pemasangan Kaca

Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun

 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.

 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain

 Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
untuk memegang kaca.

 Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.


pintu/jendela.
METODE
PELAKSANAAN

 Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang


dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena
gerakan martil

 Siapkan rumah kunci dan alat bor


Pemasangan Kunci dan Grendel

 Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel


 Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek

 Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan


apakah ada yang kandas atau tidak

 Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja

PEKERJAAN PLAFON

 Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafon sesuai


Pemasangan rangka dan plafon tripleks

 Pasang benang nylon dua sisi dan sejajarsebagai pedoman kelurusan &
dengan shopdrawing. (untuk menentukan ketinggian plafond).

 Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang rangka plafond.


ketinggian rangka, sesuai elevasi yang telah dibuat.

 Pasang rangka plafond (yang telah dihaluskan, dimeni & dipotong) sesuai

 Periksa kelurusan dan kerataan rangkamenggunakan waterpass & siku


marking yang telah dibuat.

 Potong panel plafond plywood dengan gergaji sesuai shop drawing.


besi.

 Haluskan bekas potongan plywood dengan amplas.


 Pasang panel plafond plywood tersebutdengan mengatur kelurusan & kerap

 Pemasangan plafond dimulai dari tepi(mengikuti gambar kerja) dan


atan nad plafond dan kerataan plafond

 Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi dengan waterpass.


diperkuat dengan paku yang diketok dengan palu besi.

 Rapikan & haluskan permukaan plafondplywood yang telah terpasang

 Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap.


dengan amplas sampai rata / licin.

 Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan


tidak tampak dari luar (tertanam).

sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang
terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan

 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
dengan pemasangan sparing.

acian dikerjakan.
METODE
PELAKSANAAN

 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah

 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan


dicapai untuk perbaikan (perawatan).

baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada

 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata
Te Dos.

 Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir.


(untuk memudahkan penarikan kabel).

Tidak boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan

 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
ditanam sampai minimal mencapai air tanah

 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
atau pada balok kayu rangka langit-langit.

 Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai,
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).

saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).

 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.

 Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian
PEKERJAAN SANITASI

tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar
dari timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih
ditanam dalam dinding bata.
Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC Ø
3” yang tebal dan elastis , sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC
Ø 1/2”.
 Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem
dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan
lem pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah pembuangan air.
Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor
drain) supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa
mengakibatkan penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau
isolasi tape khusus supaya tidak terjadi kebocoran.
Septick tank dibuat pada tempat yang telah ditentukan dengan kapasitas 3 m3,
konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang dengan penutup dari
plat beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding
dipasang pipa pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada
ruang resapan pasang ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah
penuh.

PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK

 Bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang baik dan
Urugan tanah dibawah lantai

memenuhi syarat teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis,


METODE
PELAKSANAAN

barang-barang bekas/sampah yang terlebih dahulu mendapat persetujuan


Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi Lapangan, pengurugan dapat

 Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum + 20 cm dan


mengunakan tanah bekas galian.

dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram sampai jenuh hingga


mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan lapisan
berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.

 Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga mencapai yang


Urugan Pasir dibawah lantai

 Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai
dikehendaki/padat

 Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug.
dan urugan pasir lainnya.

 Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1 jam.
Pekerjaan Keramik Lantai

 Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan /tatakan

 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.Penentuan peil ini
keramik, setelah proses perendaman.

 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
untuk seluruh kesatuan

pada shop drawing.Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila


dinding yang ada adalah dindingkeramik, maka kedudukan nad lantai

 Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan,sepanjang garis dasar yang


harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.

 Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
telah terpasang

 Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan / spesi.
dengan waterpass.

 Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai,


usahakan supaya tidak ada las – lasan
 Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan
palu karetuntuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya

 Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass


tidak rusak / cacat.

 Bersihkan permukaan pasangan keramik yangtelah terpasang dengan

 Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka


kain / lap basah sampai bersih.

 Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air (ember)
buatlah delatasi

 Setelah adukan rata,isi selasela nad denganbahan cor nad dengan


dan aduklah hingga rata

 menggunakan sendok spesi ( sekop ).Pengisian nad dilakukan apabila


kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering
METODE
PELAKSANAAN

 Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.


 Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering.
 Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan
keramik yang sudah dipasang nad dari sisa – sisa
bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih

 Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan.


Pemasangan Keramik Dinding

 Pola pemasangan keramik mengacu pada gambar kerja.


 Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman ukuran, presisi dan warna.
 Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1jam
 Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan /

 Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m untuk
tatakan keramik, setelah proses perendaman.

 Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta garis
menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.

 Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian-bagian
pertengahan dinding untuk pembagian keramik.

 Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding, sebaiknya keramik lantai belum


yang terpasang pada ruangan tersebut.

terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan

 Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan
lantai.

 Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti


spesi kosong

 Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih dahulu dengan


garis sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.

air.

 Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan plesteran
PEKERJAAN PENGECATAN

 Lindungi bahan – bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang
dengan kain lap.

 Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian – bagian dinding yang retak &
akan dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.

 Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.


kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.

 Cek kerataan permukaan dinding.


 Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol

 Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
pada bidang yang luas & dengan kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ).

 Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua

 Cek kerataan pengecatan yang terakhir.


/ terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi ).
METODE
PELAKSANAAN

 Apabila sudah rata, bersihkan cat yang mengotori bahan/pekerjaan lain yang
seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

Untuk metode pelaksanaan pembuatan mushalla kantor, gudang dan


pagar keliling site yang item pekerjaannya sama dengan yang tertera
pada item pekerjaan gedung kantor, maka metode pelaksanaannya
dapat menyesuaikan dan mengacu pada metode-metode yang telah
diuraikan diatas.

 Permukaaan tanah yang telah padat yang berhubungan dengan pasir alas harus
PEKERJAAN PAVING BLOK (UNTUK TAMAN)

rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk

 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan


memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.

 Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pemasangan secara acak.

pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap


jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang
saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu

 Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian
tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.

perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan
paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok

 Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton
tetap saling mengunci.

pembatas bermacam-macam. Bentuk kanstin/beton pembatas harus disetujui

 Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk


oleh direksi lapangan.

pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut

 Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.


yang tepat terhadap beton pembatas.

 Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus
dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka
sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola

 Pola Pemasangan Paving BlockPola pemasangan paving block disesuaikan


susun bata melintang.

dengan tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata
( strecher) , anyaman tikar ( basket wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk
perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai
daya penguncian yang lebih baik.

You might also like