Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
dari lapisan insektisida ditembok akan sangat mempengaruhi keberhasilan dari
spraying. Jika terlalu tipis lapisannya maka nyamuk tidak akan mati, namun
jika terlalu tebal dapat menyebabkan resistensi pada nyamuk. Oleh sebab itu
perlu dipelajari lebih lanjut mengenai cara melakukan spraying agar hasil
spraying dapat membunuh nyamuk seefektif mungkin.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penggunaan dari sprycan.
2. Mampu mengoperasionalkan sprycan dengan baik dan benar.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4. Lingkungan sosial budaya : meliputi kebiasaan masyarakat berada di luar
rumah, tingkat kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit malaria dan
pembukaan lahan dengan peruntukannya yang memengaruhi derajat kesehatan
masyarakat dengan banyak menimbulkan breading placespotensial untuk
berkembangbiaknya nyamuk Anopheles spp (Depkes, 2003: 42).
Menurut DEPKES RI (2003:45) Penyemprotan rumah dengan efek
residual (IRS = Indoor Residual Spraying) telah lama dilakukan dalam
pemberantasan malaria di Indonesia. Sampai sekarang cara ini masih dipakai
karena dipandang paling tepat dan besar manfaatnya untuk memutuskan transmisi,
murah dan ekonomis. Penyemprotan IRS adalah suatu cara pemberantasan vektor
dengan menempelkan racun serangga tertentu dengan jumlah (dosis) tertentu
secara merata pada permukaan dinding yang disemprot dengan tujuan untuk
memutus rantai penularan karena umur nyamuk menjadi lebih pendek sehingga
tidak sempat menghasilkan sporozoit didalam kelenjar ludahnya. Dalam
melaksanakan penyemprotan IRS (indoor residual spraying)diperlukan beberapa
persyaratan sebagai berikut :
1. Cakupan bangunan yang disemprot (coverage)
Rumah atau bangunan dalam daerah tersebut harus diusahakan agar
semuanya disemprot. Yang dimaksud rumah atau bangunan yaitu tempat
tinggal yang digunakan malam hari untuk tidur.
2. Cakupan permukaan yang disemprot (completeness)
Cakupan permukaan yang disemprot adalah semua permukaan
(dinding, pintu, jendela, almari dsb) yang seharusnya disemprot.
3. Pemenuhan dosis (sufficiency)
Dosis yang dipergunakan yaitu dosis sesuai petunjuk pemakaian yang
tertera pada tiap saset insektisida.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan tersebut diperlukan
pengetahuan dan keterampilan mengenai tujuan penyemprotan, syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam penyemprotan, cara membuat suspensi dan cara
menyemprot.
Pestisida adalah semua bahan kimia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan
yang dipergunakan untuk mengendalikan hama. Secara umum pestisida dapat
4
didefinisikan sebagai bahan yang dipergunakan untuk mengendalikan jasad hidup
yang dianggap hama (pest) yang secara langsung ataupun tidak langsung
merugikan kepentingan manusia. Tujuan operasional penyemprotan adalah
menempelkan racun serangga tertentu dengan jumlah (dosis) tertentu secara
merata pada permukaaan yang disemprot (Depkes RI, 2007:35)
5
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
- Bahan
1. Fenitron atau Vendocab 40 WP (Water Pouder)
2. Air
6
3.3 Cara Kerja
1. Campuran bahan
a. Isi ember dengan air untuk mencampurkan bahan kimia dengan
perbandingan 3 air : 1 bahan kimia.
b. Aduk bahan kimia tersebut dengan menggunakan pengaduk hingga
rata.
c. Tuangkan larutan bahan kimia tersebut kedalam tangki sprycan dengan
menggunakan corong penyaring.
d. Tambahkan air dengan menggunakan ember sekaligus membersihkan
sisa larutan bahan kimia kurang kebih 2 liter kedalam tangki spry can
dengan menggunakan corong penyaring.
e. Tambahkan air kedalam spry can sampai pada volume 8,5 liter.
f. Tangki ditutup rapat.
g. Lakukan pemompaan sebanyak 55 kali dengan sempurna.
h. Tangki sprycan digoyang-goyang supaya larutan bahan kimia benar-
benar tercampur secara homogen.
i. Sprycan siap digunakan.
7
4. Cara penyemprotan
a. Angkat (gendong) alat, arahkan nozel kedinding rumah yang akan
disemprot larutan.
b. Penyemprotan dilakukan dengan cara maju ketika penyemprotan pada
dinding bagian atas, dan kemudian sambil mundur untuk
penyemprotan dinding bagian bawah
c. Atur jarak antara nozle dengan dinding ± 46 cm agar lebar pancaran
dapat mencakup 75 cm, lakukan selama 3 menit
d. Kemudian penyemprotan dilakukan dari bawah ke atas sambil
bergerak maju.
e. Jika penyemprotan telah dilakukan selama 3 menit, atur kembali
tekanan dengan memompa sebanyak 25 kali agar tekanan tetap
f. Lakukan sampai larutan dalam tangki habis.
8
BAB IV
9
rumah satu jam setelah penyemprotan. Bila ada serangga yang mati setelah
penyemprotan agar disapu dan dikumpulkan kemudian dikubur.
Spraying sebenarnya kurang efektif apabila tidak ditindaklanjuti dengan
gerakan 3M dan PSN. Efektifitas spraying akan tinggi jika spraying dilakukan
pada waktu malam hari karena pada saat itu biasanya nyamuk keluar dari tempat
persembunyiannya.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cara
kerja penyemprotan yang dilakukan menggunakan spraycan yaitu dengan
dengan menyemprotkan secara rata pada dinding yang berpotensi adanya
nyamuk dan berjalan mundur menjauhi tempat yang sudah disemprot. Alam
melakukan spraying harus dilakukan oleh ahli sebab jika tidak maka akan
terjadi hal yang sangat fatal. Jika terlalu tipis nyamuk tidak akan mati
sedangkan jika terlalu tebal akan terjadi resistensi. Dalam pelaksanaan
spraying harus memiliki ketebalan yang sama pada dinding. Cara membuat
ketebalan yang sama adalah dengan bergerak kedepan dan kebelakang secara
berirama.
Ketika melakukan penyemprotan wajib untuk menggunakan APD
(alat pelindung diri) seperti masker dan sarung tangan. Selain itu
menggunakan formulasi atau takaran yang sesuai dan efektif untuk nyamuk
agar jentik-jentik nyamuk dapat mati secara merata.
5.2 Saran
Melakukan penyemprotan hendaknya menggunakan alat pelindung
diri seperti masker dan sarung tangan, selain itu menggunakan formulasi atau
takaran yang sesuai dan efektif untuk vektor Anopheles sp. Untuk masyarakat
hendaknya perlu memperhatikan kebersihan lingkungan tempat singgahnya
guna mencegah terjadinya penyebaran vektor nyamuk penyebab penyakit
malaria dan menggunakan lotion anti nyamuk dimanapun berada.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
DOKUMENTASI
13