You are on page 1of 7

TUGAS PROFESI GURU

NAMA : MUH. ARFAN


NIM : 1731342014
KELAS : PENJASKESREK
1. Mengapa pekerjaan sebagai pendidik termasuk sebagai sebuah profesi? Uraikan
alasan anda!
Jawab:
karena menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas,
merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi
kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama pada pekerjaan lain. Namun dalam perjalanan
selanjutnya, mengapa profesi guru menjadi berbeda dari pekerjaan lain.
Daryanto. Standar Kompetensi Penilaian Kerja Guru Profesional, Gaya Media. Yogyakarta.
2013

2. Guru Profesional adalah kunci untuk melaksanakan Pendidikan yang berkualitas dan
bermutu di sekolah. Jelaskan pehaman anda tentang konsep tersebut!
Jawab:
Karena guru sebagai tenaga pendidik dalam menyelenggarakan Pendidikan, profesi guru
telah mendapatkan pengakuan oleh undang-undang sisdiknas No. 20/2003 yang menyatakan
bahwa Pendidikan adalah tenaga Pendidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor
pamong belajar widyaswara tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan.
Ali, H.B Hamdani. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang. 1990
Danim, Sudarwan. Agenda Pembaruan System Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2003

3. Sebutkan jenis-jenis guru dan uraian beban kewajiban mengajar guru!


Jawab:
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 Tahun 2010 tentang jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya, guru digolongkan dalam tiga jenis berdasarkan, sifat,
tugas dan kegiatannya. Ketiga jenis tersebut antara lain:
1. Guru Kelas
Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di
TK/RA/TKLB dan SD/MI/SDLB dan satuan Pendidikan formal yang sederajat
2. Guru Mata Pelajaran
Adalah guru yang mempunyai tugas tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
dalam proses pembelajaran pada 1 mata pelajaran tertentu pada satuan Pendidikan
formal di jenjang Pendidikan dasar (SD/MI/SDLB, SMP/MTS, SMPLB) dan Pendidikan
menengah (SMA/MA/SMALB/SMK/MAK).
3. Guru Bimbingan dan Konseling
Adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap jumlah peserta didik satuan
Pendidikan formal pada jenjang Pendidikan dasar (SMP/MTs/SMPLB) dan Pendidikan
menengah (SMA/MA/SMALB/SMK/MAK)
Dalam melaksanakan PBM, baik guru kelas dan mata pelajaran kewajiban yang haris
dilaksanakan oleh guru antara lain:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan Pendidikan
2. Menyusun silabus pembelajaran
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran dikelasnya.
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi.
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/madsarah dan nasional.
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif
15. Presentasi ilmiah

Sedangkan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru bimbingan konseling antara lain:
1. Menyusun kurikulum bimbingan dan konseling
2. Menyusun silabus bimbingan dan konseling
3. Menyusun satuan layanan bimbingan dan konseling
4. Melaksanakan bimbingan dan konseling per semester
5. Menyusun alat ukur/lembar kerja program bimbingan dan konseling
6. Mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling
7. Menganalisis hasil bimbingan dan konseling
8. Melaksanakan tindak lanjut bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan hasil
evaluasi
9. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/madrasah dan nasional
10. Membimbing guru pemula dalam program induksi.
11. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran
12. Melaksanakan pengembangan diri.
13. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif
14. Presentasi ilmiah
Agus Wibowo dan Hamrin. Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2012
Hikmawati, Fenti. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers. 2011

4. Jelaskan secara singkat kebijakan pemerintah saat ini terkait dengan pembinaan dan
pengembangan karir guru!
Jawab:
Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembinaan guru di Indonesia adalah tentang
sertifikasi Profesi Keguruan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat Pendidik untuk guru dan dosen atau
bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru atau dosen sebagai tenaga
profesional. Apabila guru dan dosen tersebut telah lulus sertifikasi maka dialah yang berhak
untuk mendidik peserta didik sesuai dengan keahlian yang telah dikuasainya sesuai dengan
sertifikat pendidik itu.
Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Gaung Persada
Press, Jakarta, 2006 (h.2).
5. Uraikan posisi dan peran guru yang professional dalam sebuah sistem Pendidikan
(gunakan teori sistem untuk menguraikannya)!
Jawab:
1. Guru Sebagai Pendidik Sekaligus Fasilitator
Guru adalah seorang pendidik, dan menjadi sosok panutan dan identifikasi bagi anak-
anak didiknya, seorang guru juga penyedia sarana kemudahan didalam proses belajar
mengajar untuk peserta didiknya demi kelancaran proses pembelajaran, dengan
menciptakan suasana sedemikian rupa maka akan tercipta interaksi belajar mengajar yang
efektif. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas tertentu yang mencakup
tanggung jawab, mandiri, dan disiplin.
2. Guru Sebagai Pembimbing
selain mendidik dan mengajar seorang guru dibebani untuk membimbing anak didiknya
dalam arti mengarahkan untuk menjadi manusia yang berwawasan luas, berakhlaq yang
baik, dan berjiwa pancasila. Dan ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain seperti faktor
motivasi, hubungan peserta didik terhadap gurunya, rasa aman dan ketrampilan guru
dalam berkomunikasi. Apabila faktor-faktor itu bisa terlaksana maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.
3. Guru Sebagai Motivator
setiap murid berbeda-beda didalam semangat belajar. Sehingga guru harus bisa
memberikan motivasi-motivasi kepada anak didiknya dengan tujuan supaya murid
semangat didalam belajar. Karena guru adalah seorang motivator yang selalu
mengarahkan anak didiknya untuk menjadi orang yang sukses dan berprestasi dan akan
mencetak generasi yang berkreatif dan mandiri.
4. Guru Sebagai Pemimpin Bagi Siswanya.
Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya Sehingga semua peraturan-peraturan guru
harus dita’ati para siswanya.
5. Guru Sebagai Model Dan Teladan
Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya, sebagai teladan tentunya tingkahlaku dan
kepribadiannya akan disorot peserta didik serta orang-orang yang ada disekitarnya
sehingga ada beberapa yang harus diperhatikan oleh para guru antara lain: bicara dan
gaya bicara, kebiasaan bekerja, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, keputusan, gaya
hidup secara umum.
Mujtahid, M. Ag (2010). Profesi Guru.

6. Mengapa seseorang yang berprofesi sebagai pendidik (termasuk calon) pendidik harus
memiliki motivasi menjadi professional? (gunakan teori motivasi untuk
menguraikannya)
Jawab:
Profesional sangat diperlukan dilapangan Pendidikan terlebih guru, sehingga seorang guru
harus professional untuk mewujudkan pemerataan dan penegakan kualitas Pendidikan
karena seorang guru yang memiliki professionalisme tinggi akan tercermin sikap mental dan
komitmen dalam peningkatan professionalism melalui berbagai cara dan strategi. Dalam
dunia Pendidikan seorang guru dituntut untuk bisa membangkitkan motivasi murid-
muridnya sehingga tercapailah tujuan dari sebuah Pendidikan itu sendiri. Disini hubungan
antara professionalism guru dan motivasi murid saling berkaitan, sehingga dapat dibutuhkan
guru-guru yang berpendidikan dan professional di dalam mendidik.
Penelitian ini menggunakan metode keperpustakaan atau library reaserch, yaitu dengan
pengumpulan data-data yang ada didalam buku kemudian mencatatnya kedalam sebuah
informasi atau bacaan. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan deskriptif
analitis.
Tidak dapat dipungkiri bahwa guru harus dituntut untuk professional didalam pembelajaran,
karena dengan kemampuan tersebut guru akan bisa melaksanakan peran-perannya.
Diantara peran guru yaitu:
1. Guru Sebagai Pendidik Sekaligus Fasilitator
Guru adalah seorang pendidik, dan menjadi sosok panutan dan identifikasi bagi anak-
anak didiknya, seorang guru juga penyedia sarana kemudahan didalam proses belajar
mengajar untuk peserta didiknya demi kelancaran proses pembelajaran, dengan
menciptakan suasana sedemikian rupa maka akan tercipta interaksi belajar mengajar yang
efektif. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas tertentu yang mencakup
tanggung jawab, mandiri, dan disiplin.
2. Guru Sebagai Pembimbing
selain mendidik dan mengajar seorang guru dibebani untuk membimbing anak didiknya
dalam arti mengarahkan untuk menjadi manusia yang berwawasan luas, berakhlaq yang
baik, dan berjiwa pancasila. Dan ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain seperti faktor
motivasi, hubungan peserta didik terhadap gurunya, rasa aman dan ketrampilan guru
dalam berkomunikasi. Apabila faktor-faktor itu bisa terlaksana maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.
3. Guru Sebagai Motivator
setiap murid berbeda-beda didalam semangat belajar. Sehingga guru harus bisa
memberikan motivasi-motivasi kepada anak didiknya dengan tujuan supaya murid
semangat didalam belajar. Karena guru adalah seorang motivator yang selalu
mengarahkan anak didiknya untuk menjadi orang yang sukses dan berprestasi dan akan
mencetak generasi yang berkreatif dan mandiri.
4. Guru Sebagai Pemimpin Bagi Siswanya.
Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya Sehingga semua peraturan-peraturan guru
harus dita’ati para siswanya.
5. Guru Sebagai Model Dan Teladan
Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya, sebagai teladan tentunya tingkahlaku dan
kepribadiannya akan disorot peserta didik serta orang-orang yang ada disekitarnya
sehingga ada beberapa yang harus diperhatikan oleh para guru antara lain: bicara dan
gaya bicara, kebiasaan bekerja, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, keputusan, gaya
hidup secara umum.
Suryanto dan Djihad Hisyam. Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa. 2002
7. Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Apa
perbedaan antara mendidik, mengajar dan melatih?
Jawab:
Mendidik
Mendidik: Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika
ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk
belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih
menggunakan keteladan dan pembiasaan.
Mengajar
Mengajar: Jika ditinjau dari segi isi, maka mengajar berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu
pengetahuan. Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau
mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan kepada siswa
agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dan
metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan inkuiri.
Melatih
Melatih: Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan hidup
(life skills). Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan menjadi contoh
(role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian. Sedangkan bila ditinjau dari
strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja, simulasi, dan
magang.
Drs. Suparlan, M.Pd (2005). Menjadi Guru Efektif.

8. Sebut dan jelaskan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru!
Jawab:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi
pedagogik meliputi, kemampuan guru dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode
pembelajaran, memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan
melakukan evaluasi.
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru
bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya.
4. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.
Ngainun Naim (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Hal. 60

9. Sebut dan jelaskan persyaratan bagi seseorang yang ingin profesi sebagai guru sesuai
pasal 8 UU No. 20 Tahun 2003!
Jawab:
1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan denga ijazah dan
atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
3) kompetensi sebagai agen pembelajaran atau jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi
kepribadian, c) kompetensi professional, d) kompetensi sosial.
4) seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat
menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
PP No. 19 Th. 2005, OpCit, hlm: 127

You might also like