Professional Documents
Culture Documents
Tiroid Geriatri
Tiroid Geriatri
Patofisiologi
Tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) diproduksi dari kelenjar tiroid. T4
diproduksi hanya dari tiroid saja, sedangkan T3 dibuat dari tiroid dan dari T4 yang
mengalami deiodinasi pada jaringan ekstratiroidal. Sekresi kedua hormon ini diatur
oleh hypothalamic-pituitary-thyroid axis. Walaupun kelainan pada hipotalamus
atau pituitari dapat memengaruhi fungsi tiroid, kelainan yang terlokalisir pada
kelenjar tiroid juga mengakibatkan berkurangnya produksi hormon tiroid, bahkan
menjadi penyebab terbanyak dari hipotiroidisme.
Defisiensi hormon tiroid memiliki efek yang luas. Hal ini terjadi karena
hampir seluruh sel yang aktif secara metabolik membutuhkan hormon tiroid. Efek
sistemik yang terjadi disebabkan karena kelainan pada proses metabolisme dan efek
langsung dari infiltrasi miksedematosa. Pada jantung, perubahan-perubahan yang
terjadi pada hipotiroidisme dapat menyebabkan berkurangnya kontraktilitas
jantung, cardiac enlargement, efusi perikardial, denyut jantung berkurang dan
berkurangnya curah jantung. Pada saluran cerna dapat terjadi aklorhidria, waktu
singgah intestinal memanjang dan stasis lambung. Selain itu sering juga ditemui
pubertas yang terlambat, anovulasi, iregularitas menstrual dan infertilitas. Fungsi-
fungsi metabolik intraselular dasar seperti konsumsi oksigen mitokondria dan
kalorigenesis melambat pada hipotiroidisme. Pengurangan laju metabolisme energi
dan produksi panas pada tubuh ini bermanifestasi sebagai basal metabolic rate yang
rendah, nafsu makan yang berkurang, intoleransi suhu dingin dan suhu basal tubuh
yang rendah. Perubahan bersihan metabolik yang terjadi menyebabkan peningkatan
kadar total kolesterol dan low-density lipoprotein (LDL) dan kemungkinan juga
menyebabkan perubahan pada kadar high-density lipoprotein (HDL).
Etiologi
Hipotiroidisme Primer
Tiroditis Post-partum
Hampir 10% dari wanita yang baru saja melahirkan dapat mengalami
tiroiditis post-partum pada 2 hingga 12 bulan setelah persalinan.7 Risiko ini
meningkat hingga 25% pada wanita dengan diabetes mellitus tipe 1.8 Terlepas dari
kebutuhan terapi dengan menggunakan levothyroxine (LT4), keadaan ini bersifat
transien, dengan jangka waktu 2-4 bulan. Bagaimanapun, pasien dengan tiroiditis
post-partum memiliki risiko mengalami hipotiroidisme permanen atau rekurensi
dari tiroiditis post-partum pada kehamilan selanjutnya.
Kelainan ini dikenal pula sebagai tiroiditis de Quervain. Kelainan ini adalah
penyakit yang relatif sering terjadi pada wanita paruh baya, dengan kelainan
meliputi low grade fever, nyeri tiroid, disfagia dan peningkatan erythrocyte
sedimentation rate (ESR).
Genetik
Hipotiroidisme Sentral
Gambaran Klinik
Pada penderita lanjut usia mungkin dapat ditemui gejala atau keluhan klasik
dari hipotiroidisme, namun sering sekali keluhan yang didapati pada penderita
lanjut usia tidak spesifik bila dibandingkan dengan penderita yang berusia muda
dan sangat mungkin tumpang tindih dengan penyakit yang menyertai.
Riwayat Medis
a. Kelelahan, letargi
b. Berat badan bertambah
c. Nafsu makan berkurang
d. Intoleransi suhu dingin
e. Kulit kering
f. Rambut rontok
g. Rasa mengantuk
h. Nyeri otot, nyeri sendi, kelemahan pada ekstremitas
i. Depresi
j. Emosi yang labil, kelainan mental
k. Daya ingat menurun, ketidakmampuan konsentrasi
l. Konstipasi
m. Gangguan menstruasi, infertilitas
n. Perspirasi berkurang
o. Parestesia
p. Pandangan kabur
q. Gangguan pendengaran
r. Serak
Pemeriksaan Fisik
Tanda yang ditemukan pada hipotiroidisme biasanya tidak begitu jelas dan
membutuhkan pemeriksaan fisik yang teliti dan hati-hati. Terlebih lagi, tanda yang
ditemui biasanya dianggap sebagai bagian dari proses penuaan. Bagaimanapun,
klinisi harus mempertimbangkan tanda-tanda tersebut sebagai dasara untuk
mengambil keputusan diagnosis.
Pemeriksaan Laboratorik
Biasanya nilai rujukan dari TSH adalah 0.4-4.9 mU/L. Ketika TSH berada
pada batas atas nilai rujukan, maka kemungkinan terjadi hipotiroidisme ringan,
yang apabila dibiarkan akan berkembang menjadi hipotiroidisme, terutama bila
jumlah antibodi meningkat.
Terapi
Selain hal-hal tersebut, penatalaksanaan pada pasien dengan usia tua dan
pasien dengan penyakit jantung iskemik haruslah diperhatikan. Pada pasien dengan
usia tua dan pasien dengan penyakit jantung, dosis awal yang diberikan dosis
levotiroksin 25 mcg atau 50 mcg setiap hari, dengan dosis yang boleh ditingkatkan
25 mcg tiap 3 hingga 4 minggu hingga tercapai estimated full replacement dose.13
Hormon tiroid dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas
jantung, sehingga terjadi peningkatan permintaan oksigen myokardial. Oleh sebab
itu, memulai terapi pada dosis yang tinggi dapat memicu sindroma koroner akut
atau aritmia.14
Koma Miksedema
Pada pasien koma miksedema terapi hormon tiroid yang diberikan dimulai
dengan dosis awal 200 mcg- 300 mcg tiroksin diberikan secara intravena,
dilanjutkan dengan pemberian tiroksin 50 mcg/hari. Bila dibutuhkan kerja yang
lebih cepat dari hormon tiroid pada kegawatdaruratan kardiovaskular, dapat
diberikan lio-tironin bersamaan dengan dosis awal 5-25 mcg, diteruskan dengan
dosis 2.5-5 mcg/8 jam hingga ada perbaikan. Bila didapatkan adanya kemungkinan
insufisiensi adrenal dapat diberikan glukokortikoid hidrokortison 50-100 mg/8 jam.
Hipotiroidisme Subklinis
HIPERTIROIDISME
Pada usia tua, hipertiroidisme menjadi salah satu kondisi klinis serius yang
berhubungan secara signifikan dengan morbiditas dan mortalitas. Terlebih lagi
hipertiroidisme sulit untuk didiagnosa karena efek yang tumpang tindih antara obat-
obatan yang dikonsumsi dan penyakit-penyakit akut dan kronik yang menyertai
pada saat interpretasi hasil uji fungsi tiroid.23 Beberapa penelitian telah melaporkan
prevalensi hipertiroidisme secara spesifik pada populasi orang berusia tua. Rerata
prevalensi menunjukkan sekitar 1-3% subjek di atas 60-65 tahun mengalami
hipertiroidisme.24
Gambaran Klinik
Tabel. Frekuensi gejala dan tanda klinis hipertiroidisme pada dewasa muda dan
usia tua. Diambil dari sumber 25
Gejala apatis, takikardi dan penurunan berat badan merupakan gejala klinis
tirotoksikosis yang umum ditemukan pada pasien hipertiroid berusia tua.
Nervousness, refleks hiperaktif, peningkatan keringat, polidipsi dan atrofi otot lebih
sering ditemukan pada pasien hipertiroid berusia tua.25 Peningkatan nafsu makan
merupakan salah satu ciri hipertiroidisme pada pasien berusia muda, sebaliknya,
penurunan nafsu makan dapat ditemukan pada hingga 25% pasien hipertiroidisme
berusia tua.17
Gejala yang lebih sering terlihat pada hipertiroidisme yang terjadi pada
populasi geriatri adalah penurunan berat badan yang nyata, penurunan nafsu makan,
gejala angina yang memburuk, agitasi, konfusio dan edema.18 Sebagian besar
pasien tirotoksik mengalami penurunan nafsu makan, sehingga mendasari
terjadinya penurunan berat badan tersebut. Penurunan berat badan tersebut
mungkin disalahartikan sebagai adanya suatu proses keganasan. Beberapa pasien
hipertiroidisme berusia tua datang dengan gejala “thyrotoxic encephalopathy”
dengan ciri agitasi dan konfusio.19
Pasien hipertiroidisme berusia tua juga memiliki beberapa manifestasi
jantung yang penting untuk diketahui. Aritmia atrium, penyakit jantung kongestif,
dan blokade jantung lebih sering terjadi pada pasien hipertiroidisme berusia tua.17
Peningkatan denyut jantung disertai peningkatan kebutuhan oksigen, isi sekuncup,
curah jantung dan pemendekan waktu ejeksi ventrikel kiri terjadi oleh karena
adanya palpitasi.18 Fibrilasi atrium dengan ventricular rate yang rendah terjadi pada
20% pasien hipertiroid. Hal ini terjadi oleh karena sistem kardiovaskuler masih
sensitif terhadap efek hormon tiroid, bahkan pada pasien geriatri.19 Pada pasien
geriatri dengan atrial fibrilasi onset dini, perlu dipertimbangkan adanya
hipertiroidisme yang tidak didiagnosis sebelumnya.17 Pasien geriatri dengan
hipertiroidisme juga dapat mengalami gejala angina pektoris atau gagal jantung.
Problem gastrointestinal yang umum terjadi pada pasien hipertiroidisme berusia tua
antara lain adalah nyeri perut, nausea, dan tumpah.18
Secara umum, pasien hipertiroid berusia tua memiliki tanda dan gejala yang
berbeda dengan pasien berusia muda, oleh karena pasien hipertiroid berusia tua
memiliki tanda dan gejala klinis yang lebih sedikit, frekuensi gejala yang lebih
rendah, peningkatan frekuensi anoreksia dan fibrilasi atrial, serta ketiadaan goiter
(pada sekitar 50% pasien hipertiroid berusia tua).25
Diagnosis