You are on page 1of 16

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan

khatulistiwa dan dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat

keanekaragaman yang tinggi. Kekayaan alam Indonesia, menyimpan berbagai

tumbuhan yang berkhasiat obat dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30

ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sebanyak 26% yang telah dibudidayakan

dan 74% masih tumbuh liar di hutan. Dari 26% yang telah dibudidayakan,

sebanyak 940 jenis tanaman telah digunakan sebagai obat tradisional, sedangkan

menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 20.000 spesies tumbuhan

berkhasiat obat digunakan oleh penduduk di seluruh dunia (Arsyah, 2014).

Tumbuhan alam berkhasiat obat telah lama dikenal oleh masyarakat

Indonesia bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Pada masa lalu, ahli ilmu

pengobatan yang dikenal dengan istilah tabib membuat ramuan obat yangbahan

bakunya berasal dari hutan. Diperkirakan hutan Indonesia menyimpan potensi

tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis, di antaranya 940 jenis telah dinyatakan

berkhasiat obat, dimana sekitar 78% masih diperoleh melalui pengambilan

langsung dari hutan (Nugroho, 2010).

Pengetahuan tentang tumbuhan berkhasiat obat ini sudah lama dimiliki

oleh nenek moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti secara

ilmiah. Pemanfaatan tumbuhan obat Indonesia akan terus meningkat mengingat

kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan

memakai jamu (Kurdi, 2010).


2

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

melalui penerapan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang

pembangunan kesehatan. Penerapan praktis dapat dilakukan dengan cara

membudidayakan tanaman obat keluarga (TOGA) yang dapat digunakan sebagai

bahan untuk mengobati anggota keluarga secara mandiri dengan sasaran tepat

serta terjangkau dari segi jarak dan pendanaan. Bagi masyarakat, mengkonsumsi

tanaman obat sebagai alternatif penyembuhan penyakit dianggap lebih aman bagi

tubuh karena tidak menimbulkan efek samping meski dalam dosis tinggi dan juga

tidak menimbulkan efek ketergantungan . Isu global “back to nature” semakin

meningkatkan pemakaian tanaman obat yang dalam hal ini lebih dikenal dengan

obat tradisioanl, di tingkat nasional maupun global. Sejarah pengobatan yang

sudah dikenal sejak lama sebagai warisan budaya dan tetap diteruskan, kini

menjadi potensi dan modal dasar untuk mengembangkan obat-obat tradisional

yang berasal dari tanaman. Data dari WHO menunjukkan sekitar ± 80% penduduk

dunia menggunakan obatobatan yang berasal dari tanaman. Bahkan banyak obat-

obatan modern yang menggunakan tanaman obat sebagai bahan baku pembuatan

obat (Kintoko, 2006).

Tumbuhan herba mempunyai peran yang penting untuk menjaga keseimbangan

ekosistem yakni berperan sebagai tumbuhan penutup tanah. Tumbuhtumbuhan ini

tumbuh di antara pepohonan yang utama dan tumbuhan herba memperkuat

struktur tanah hutan tersebut. Tumbuhan penutup tanah dapat berfungsi dalam

peresapan dan membantu menahan jatuhnya air secara langsung. Selain itu,

tumbuhan penutup tanah dapat berperan dalam menghambat atau mencegah erosi
3

yang berlangsung secara cepat. Tumbuhan ini dapat menghalangi jatuhnya air

hujan secara langsung, mengurangi kecepatan aliran permukaan, mendorong

perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah

serta berperan dalam menambah bahan organik tanah sehingga menyebabkan

resistensi tanah terhadap erosi meningkat (Maysaroh, 2010).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi tanaman

berkhasiat obat yang terdapat pada masakan daerah.


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah pala, cengkih,

kapulaga, merica, jintan, kemiri, kayu manis, dan bunga lawang.

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas HVS, lem,

plastik sampul, gunting, kertas label dan alat tulis.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Februari 2018

pukul 16.30-17.30 WITA, bertempat di Ruang Audio Visual BDP Fakultas

Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Membuat pola bingkai menggunakan kertas HVS.

3. Menyusun dan menempel bahan diatas kertas HVS.

4. Membungkus bahan yang sudah ditempel menggunakan pelastik sampul.

5. Menyatukan pola bingkai dengan HVS yang telah disusun bahan dan

dibungkus dengan pelastik sampul.


5

6. Memberikan nama atau keterangan pada bahan menggunakan kertas label.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil berupa data sebagai

berikut:

Tabel 1. Hasil pengamatan tanaman berkhasiat obat.


No. Nama Jenis Bagian Tanaman khasiat Masakan
Tanaman Tanaman yang
dimanfaatkan
1. Pala Pohon Biji Meredakan gangguan Soto Banjar
pencernaan, mengatasi
bau mulut, mengatasi
insomnia, pereda nyeri,
perawatan kulit
2. Cengkih Pohon Daunnya, Mengatasi sakit gigi, Soto Banjar
bunganya, batang menghilangkan bau
bunga keringnya, mulut, sebagai obat
mual, mengatasi
kayunya, hingga
kembung, obat masuk
minyaknya angin, obat sakit kepala,
mengatasi radang
lambung, dan obat batuk.
3. Bunga Pohon Buah Menyehatkan jantung, Soto Banjar
menghilangkan bau
Lawang mulut, mengobati nyeri
haid, mengatasi sembelit
dan perut kembung,
mengurangi gejala
rematik, melegakan
pernafasan, mengobati
influenza.
4. Kayu Manis Pohon Kulit batang, Anti infeksi, mengontrol Soto Banjar
daun, dan akarnya gula darah, menurunkan
kolesterol, mencegah
pertumbuhan sel kanker,
mencegah penggumpalan
darah
5. Merica Merambat Biji Membantu menurunkan Soto Banjar
berat badan, radang
sendi, kanker, sakit
kepala, hidung
7

tersumbat, sakit perut,


tekanan darah tinggi,
kesehatan jantung,
antioksidan.
6. Kemiri Pohon Biji Obat penumbuh rambut Sayur Asem

7. Jintan Menjalar Biji Melancarkan peredaran Soto Banjar


darah, membantu
menstabilakn tekanan
darah, mengobati skit
perut, merilekskan otot-
otot, menyehatkan sistem
pencernaan, mencegah
ambeien,menyembuhkan
gangguan pernafasan
8. Kapulaga Jahe-jahean Batang, buah, Menghilangkan rasa Soto Banjar
hingga rimpang gatal pada
tenggorokan, sebagai
obat batuk, dan obat sakit
perut

Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diketahui khasiat,

morfologi, dan bagian yang dimanfaatkan sebagai obat dari beberapa rempah atau

tanaman yang berkhasiat obat.

Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang

berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Daunnya berbentuk elips langsing.

Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan

beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila

masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang

berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.


8

Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam

perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut

mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah

pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9

tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum

setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai

ratusan tahun. Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari

fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian

dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji

digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.

Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Pala berkhasiat untuk meredakan

gangguan pencernaan, mengatasi bau mulut, mengatasi insomnia, pereda nyeri,

perawatan kulit.

Cengkeh ialah sejenis bunga kering dari tanaman syzygium aromaticum.

Cengkeh memiliki nama lain yakni cloves. Cengkeh memang berupa bunga dari

pohon myrtaceae. Cengkeh dalam keadaan segar berwarna merah ketika mekar

dan berwarna coklat kehitaman apabila dikeringkan, berbentuk seperti bunga

kecil, dan beraroma wangi. Pohon cengkih merupakan tanaman tahunan yang

dapat tumbuh dengan tinggi 10–20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang

berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan

berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkih akan dipanen jika sudah

mencapai panjang 1,5–2 cm. Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi

anestetik dan antimikrobial. Cengkih berkhasiat untuk mengatasi sakit gigi,


9

menghilangkan bau mulut, sebagai obat mual, mengatasi kembung, obat masuk

angin, obat sakit kepala, mengatasi radang lambung, dan obat batuk.

Bunga Lawang sebenarnya bukan bunga, melainkan buah yang dihasilkan

oleh sejenis pohon kecil. Tinggi pohonnya bisa mencapai 8 meter. Ia mempunyai

bunga yang cantik berwarna kuning. Bunga Lawang berkembang-biak melalui biji

benih. Buahnya dipetik sebelum ranum dan dikeringkan dengan bantuan cahaya

matahari. Kecepatan pertumbuhan pohon Bunga Lawang sangat lambat dan

umumnya membutuhkan waktu sampai 15 tahun dari sejak pertama ditanam

hingga dapat dipetik buahnya. Masa panen biasanya tiga kali (3x) dalam setahun,

dan dapat berbuah selama lebih dari 100 tahun. Bunga Lawang masih termasuk

dalam keluarga Magnolia dan mulai digunakan di benua Barat sebagai bahan

substitusi atau pengganti yang lebih murah untuk adas manis dalam pembuatan

kue serta dalam produksi minuman keras. Bunga Lawang berkhasiat untuk

menyehatkan jantung, menghilangkan bau mulut, mengobati nyeri haid, mengatasi

sembelit dan perut kembung, mengurangi gejala rematik, melegakan pernafasan,

mengobati influenza.

Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon

penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat

beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam

makanan yang dibakar manis, anggur panas. Daun kayu manis duduknya

berseling atau dalam rngkaian spiral dan bersifat liat. Panjang daun sekitar 9-12

cm dan lebar 3,4-5,4 cm (tergantung jenisnya), warna pucuk kemerahan dan daun

tuanya bewarna hijaua tua. Warna bunga kuning, berkelamin dua atau sempurna
10

dengan ukuran kecil. Bunga tidak bertajuk, benangsari berjumlah 12 helai yang

terangkai dalam 4 kelompok. Kelompok benangsari yang berada didalam

umumnya mandul. Kotak sari beruang empat, persarian berlangsung dengan

bantuan serangga (sejenis lalat). Buahnya adalah buah buni berbiji satu dan

berdaging, berbentuk bulat memanjang (panjang buah sekitar 1,3-1,6 cm dengan

diameter 0,35-0,75), buah muda berwarna hijau tua dan bila sudah tua berwarna.

Kulit batang pokok, cabang dan ranting mengandung minyak atsiri yang

merupakan komoditas ekspor.

Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk

berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit

radang sendi, kulit, jantung, perut kembung, anti infeksi, mengontrol gula darah,

menurunkan kolesterol, mencegah pertumbuhan sel kanker, mencegah

penggumpalan darah.

Merica salah satu rempah yang berbentuk biji-bijian kecil. Latin Piper Albi

Linn yaitu tanaman kaya akan kandungan kimia, seperti minyak merica, minyak

lemak, juga pati. Merica terasa sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik.

Tumbuhan merica adalah tumbuhan merambat dan memiliki daun tunggal

berbentuk bulat telur berwarna hijau pucat dan buram dengan ujung runcing yang

tersebar dengan batang yang berbuku-buku Bunga merica tersusun dalam bentuk

bunga majemuk dan berkelamin tunggal tanpa memiliki hiasan bunga. Sedangkan

buah merica berbentuk bulat dengan biji yang keras namun memiliki kulit buah

yang lunak Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad

yang lalu. Merica berkhasiat untuk membantu menurunkan berat badan, radang
11

sendi, kanker, sakit kepala, hidung tersumbat, sakit perut, tekanan darah tinggi,

kesehatan jantung, antioksidan.

Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya

dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Kemiri sekarang

tersebar luas di daerah-daerah tropis. Pohon besar; dengan tinggi mencapai 40 m

dan gemang hingga 1,5 m. Pepagan abu-abu, sedikit kasar berlentisel. Daun muda,

ranting, dan karangan bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, pendek,

dan berwarna perak mentega; seolah bertabur tepung. Dari kejauhan tajuk pohon

ini nampak keputihan atau keperakan. Daun tunggal, berseling, hijau tua,

bertangkai panjang hingga 30 cm, dengan sepasang kelenjar di ujung tangkai.

Helai daun hampir bundar, bundar telur, bundar telur lonjong atau menyegitiga,

berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal bentuk jantung, bertulang daun

menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya. Perbungaan

dalam malai thyrsoid yang terletak terminal atau di ketiak ujung, panjang 10–20

cm. Bunga-bunga berkelamin tunggal, putih, bertangkai pendek. Bunga-bunga

betina berada di ujung malai payung tambahan; bunga-bunga jantan yang lebih

kecil dan mekar lebih dahulu berada di sekelilingnya, berjumlah lebih banyak.

Kelopak bertaju 2-3; mahkota bentuk lanset, bertaju-5, panjang 6–7 mm pada

bunga jantan, dan 9–10 mm pada bunga betina. Buah batu agak bulat telur

gepeng, 5-6 cm × 4-7 cm, hijau zaitun di luar dengan rambut beledu, berdaging

keputihan, tidak memecah, berbiji-2 atau 1. Biji bertempurung keras dan tebal,

agak gepeng, hingga 3 cm × 3 cm; dengan keping biji keputihan, kaya akan

minyak. Kemiri berkhasiat untuk obat penumbuh rambut.


12

Jintan (Trachyspermum roxburghianum syn. Carum roxburghianum)

merupakan tumbuhan menjalar yang bijinya dapat digunakan untuk rempah-

rempah dan obat-obatan. Biji tanaman ini sering digunakan sebagai bumbu dapur

untuk masakan India. Tanaman ini banyak dibudidayakan di India dan Asia

Tenggara. Rasanya lebih dekat kepada kelabat atau klabet daripada jenis rempah

lain. Jintan merupakan tanaman herbal tahunan yang tumbuh baik pada iklim

cerah dengan tingkat curah hujan lebih dari 2000 mm pertahun.Tanaman ini dapat

tumbuh baik pada ketinggian sampai 1000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini

memiliki tinggi sekitar 25 cm. Bunga-bunganya berbentuk kecil putih atau pink

dan tumbuh secara berkelompok pada batang yang pendek, tampak seperti payung

kecil. Benih dipanen sekitar 4 bulan setelah tanam, saat tanaman mulai layu dan

biji berubah dari hijau tua ke warna coklat kuning. Biji jintan berukuran kecil dan

berbentuk seperti perahu dengan 9 ulir sepanjang bijinya. Benih yang dipanen

kemudian dibersihkan dari kotoran, seperti tanah.

Kapulaga merupakan herba tahunan dengan tinggi sampai 2 m dan berbau

aromatis. Akar berupa akar serabut, akar muncul di setiap ruas rimpang, berwarna

putih kecokelatan. Batang bermetamorfosis menjadi rimpang, menjalar di bawah

tanah, berbentuk bulat gilig, diameter 1-2 cm, warna putih kekuningan, tertutupi

sisik-sisik tak berambut yang berwarna cokelat kemerahan, pada setiap ruasnya.

Ujung rimpang muncul tunas yang tersembul ke atas tanah membentuk batang

semu. Batang semu berbentuk bulat, diameter mencapai 2,5 cm, terbentuk karena

pelepah daun. Daun merupakan daun tidak lengkap, tidak mempunyai tangkai

daun, daun tunggal, tersusun berseling, bentuk lanset, ujung runcing, pangkal
13

runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warna hijau, panjang 25-35 cm, lebar 10-

12 cm. Bunga majemuk, berbentuk tandan dan muncul di pangkal batang. Bunga

banci dan memiliki perhiasan yang terdiri atas kelopak dan mahkota bunga. Daun

kelopak berjumlah 1, panjang 12½ mm dengan permukaan yang berambut hijau.

Daun mahkota berjumlah 3, bentuk tabung, panjang 12½ mm, warna putih atau

putih kekuningan. Benang sari berukuran 1,25 cm, kepala sari yang berbentuk

jorong dengan panjang 2 mm, putik bertangkai dengan permukaan yang tidak

berambut, permukaan kepala putik berambut dan berbentuk mangkok, bakal buah

terletak di bawah dasar bunga. Kapulaga berkhasiat untuk menghilangkan rasa

gatal pada tenggorokan, sebagai obat batuk, dan obat sakit perut.
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pala merupakan jenis tanaman pohon yang berkhasiat untuk meredakan

gangguan pencernaan, mengatasi bau mulut, mengatasi insomnia, pereda nyeri,

perawatan kulit.

2. Cengkih merupakan jenis tanaman pohon yang berkhasiat untuk mengatasi

sakit gigi, menghilangkan bau mulut, sebagai obat mual, mengatasi kembung,

obat masuk angin, obat sakit kepala, mengatasi radang lambung, dan obat

batuk.

3. Bunga lawang merupakan jenis tanaman pohon yang berkhasiat untuk

menyehatkan jantung, menghilangkan bau mulut, mengobati nyeri haid,

mengatasi sembelit dan perut kembung, mengurangi gejala rematik, melegakan

pernafasan, mengobati influenza.

4. Kayu manis merukan jenis tanaman pohon yang berkhasiat untuk anti infeksi,

mengontrol gula darah, menurunkan kolesterol, mencegah pertumbuhan sel

kanker, mencegah penggumpalan darah.

5. Merica merupan jenis tanaman merambat yang berkhasiat untuk membantu

menurunkan berat badan, radang sendi, kanker, sakit kepala, hidung tersumbat,

sakit perut, tekanan darah tinggi, kesehatan jantung, antioksidan.

6. Kemiri merupakan jenis tanaman pohon yang berkhasiat untuk obat penumbuh

rambut.

7. Jintan merupakan jenis tanaman menjalar yang berkhasiat untuk melancarkan

peredaran darah, membantu menstabilakn tekanan darah, mengobati skit perut,


15

merilekskan otot-otot, menyehatkan sistem pencernaan, mencegah

ambeien,menyembuhkan gangguan pernafasan.

8. Kapulaga merupan jenis tanaman jahe-jahean yang berkhasiat untuk

menghilangkan rasa gatal pada tenggorokan, sebagai obat batuk, dan obat sakit

perut.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyah, C Disca. 2014. Kajian Etnobotani Tanaman Obat Herbal dan


Pemanfaatannya dalam Usaha Menunjang Kesehatan Keluarga Di Dusun
Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Skripsi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta

Kintoko. 2006. Potensi Pengembangan Tanaman Obat. Fakultas Sains dan


Tekhnologi Universiti Kebangsaan Malaysia.

Kurdi, Aserani.2010. Bagian Dari Tanaman Yang Digunakan Untuk Obat.


Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah. Malang.

Maisyaroh. 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan


Raya R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari
Vol. 1 No.1 Tahun 2010.

Nogroho, I.A. 2010. Lokakarya Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. Apforgen


News Letter Edisi 2 Tahun 2010.

You might also like