You are on page 1of 28

Stephen Hawking

Muhammad Farchani Rosyid

Kelompok Penelitian Kosmologi, Astrofisika, Partikel, dan


Fisika Matematik (KAMP),
Laboratorium Fisika Atom dan Inti, Jurusan Fisika FMIPA,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Fisika merupakan upaya menemukan pola-pola
keteraturan alam dan membingkainya menjadi bagan
berpikir yang runtut,
yakni berupa kaitan-kaitan logis antara konsep-konsep
tertentu.

Bagan berpikir itu secara matematis disajikan sebagai


kaitan-kaitan matematis yang menghubungkan struktur-
struktur matematis yang mewakili konsep-konsep tertentu,
semisal besaran, parameter, dll.

Konsep-konsep dimunculkan sesuai kebutuhan.


 Bagan berpikir tentang pola-pola keteraturan
alamiah itu disebut teori.
 Teori merupakan kumpulan hipotesa-hipotesa
yang saling terkait dan tersusun secara sistematis.
 Jadi, fisika sesungguhnya merupakan upaya
membangun teori tentang gejala-gejala alamiah.
Kaitan Antara Fisika dan Matematika
Berikut berapa pandangan tentang kaitan antara fisika dan
matematika:

Pertama, pandangan paling lunak, mendudukkan matematika


hanya sebagai peranti yang memudahkan fisika dan sebagai
bahasa untuk mengungkapkan hukum-hukum fisika.
(Persamaan bukan segalanya, ada esensi lain dalam suatu
hukum fisika yang tidak dapat dirumuskan secara matematika)

Semua fisikawan eksperimental dan sebagian fisikawan


teoretis mengambil posisi ini
Kedua, pandangan yang mendudukkan matematika
sebagai tujuan, fisika adalah upaya memilih atau
membangun struktur matematik yang cocok untuk
menggambarkan pola-pola keteraturan gejala alamiah.
Jadi, fisika dipahami sebagai upaya menemukan realitas
matematis sebagai model yang mewakili realitas fisis.

Ketiga, pandangan radikal bahwa fisika adalah upaya


menemukan matematika alam, yakni matematika yang
mengatur alam semesta ini, keseluruhannya.
Untuk apa sebuah teori disusun?

Secara sederhana, Holton dan Brush menggambarkan


pentingnya teori sebagai berikut:

“We have argued that a main task of science, as of all thought, is


to penetrate beyond the immediate and visible to the unseen,
and thereby to place the visible into a new, larger context.
For like a distant floating iceberg whose bulk is largely hidden
under the sea, only the smallest part of reality impresses itself
upon us directly.
To help us grasp the whole picture is the supreme function of
theory.”(Holton dan Brush, 2005)
Sebuah teori diharapkan mampu

(i) menghubungkan berbagai fakta yang terpisah dalam suatu


bagan berpikir yang logis dan mudah ditangkap,
(ii) memberikan gambaran tentang kaitan-kaitan baru, yakni
mampu menjelaskan kaitan antara fakta-fakta lama dan
fakta-fakta baru,
(iii) memberikan prakiraan (prediksi) gejala-gejala alamiah baru,
dan memberikan penjelasan bagi gejala-gejala alamiah yang
telah teramati,
(iv) menuntun dalam penyelesaian masalah-masalah praktis,
• Karl Popper: “Kemampuan memberikan prediksi merupakan
kemampuan suatu teori yang sedemikian penting”.
Kemampuan ini dapat digunakan untuk membedakan
sains dari yang bukan sains (pseudosains).

• Tetapi, suatu teori tidak pernah dapat dibuktikan


kebenarannya dengan hanya melihat kemampuannya
memberi penjelasan maupun prediksi.
• Sebuah teori yang disusun secara induktif (semisal teori
dalam fisika) tidak akan pernah dapat dibuktikan
kebenarannya (Popper, 1934).

• Tetapi, yang dapat dibuktikan dari suatu teori adalah


kesalahannya, yakni ketika salah satu prediksinya tidak sesuai
dengan hasil eksperimen atau pengamatan.
Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan sains ada dua hal
yang harus dilakukan:
(i) mengusulkan teori-teori yang memungkinkan dapat
dibuktikan kesalahannya,
(ii) lalu secara rutin dan berkesinambungan diupayakan
untuk “menolak” teori-teori itu melalui eksperimen atau
pengamatan.

Eksperimen adalah upaya menolak atau membuktikan


kesalahan sebuah teori.

Prinsip Popper: Sains berkembang atas dasar perluasan dan


penolakan (Popper, 1965)
Dari sudut pandang fisika, Hawking tidak membawa paradigma
baru. Karya-karyanya masih dalam paradigma lama (Einstein).

Bandingkan dengan yang dilakukan oleh Albert Eisntein. Einstein


melakukan pergeseran/pembongkaran paradigma Newton.

Seberapa fundamental pemikiran


Hawking?
14
 Gravitational singularity theorems in the framework of general
relativity,
 The theoretical prediction that black holes emit radiation, often
called Hawking radiation.
 Hawking was the first to set forth a cosmology explained by a
union of the general theory of relativity and quantum mechanics.
 He is a vocal supporter of the many-worlds interpretation of
quantum mechanics.

Karya-karya penting Hawking


Dari beberapa makalah yang ditulis oleh Einstein, dapat disimpulkan
beberapa alasan (motivasi) perlunya teori relativitas umum (Uhlenbeck,
1968):

1. Tuntutan adanya teori gravitasi yang relativistik.


2. Upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai kesamaan antara massa lembam (inersial) dan massa
gravitasi.

3. Keyakinan Einstein bahwa “Space-time is not a thing”

Sedikit tentang Teori relativitas Umum Einstein


Einstein berpandangan bahwa kerangka acuan merupakan
rekayasa manusia (human construct), oleh karena itu hukum-
hukum fisika seharusnya tidak bergantung pada kerangka
acuan.

Ruang dan waktu seharusnya bukan semacam panggung


tempat terjadinya peristiwa-peristiwa fisis.
(Anggapan bahwa ruang-waktu merupakan panggung bagi
peristiwa-peristiwa fisis bermakna bahwa keberadaan ruang-
waktu bebas dari peristiwa-peristiwa fisis: ruang waktu tetap
ada meskipun tidak ada peristiwa-peristiwa fisis).

Menurut pandangan Mach dan Einstein, ruang-waktu tidak lain


merupakan ungkapan sebagai wujud bagi kaitan-kaitan yang
ada di antara proses-proses fisis
Prinsip Kesetaraan Einstein:

“Pada wilayah yang cukup kecil dalam ruang-waktu, hukum-


hukum fisika menyusut menjadi hukum-hukum fisika yang
tunduk pada relativitas khusus;
Untuk mendeteksi keberadaan suatu medan gravitasional
dengan eksperimen lokal adalah tidak mungkin.”
Ruang-waktu merupakan keragaman (manifold) yang disertai
dengan struktur metrik. Struktur metrik ini merupakan aktor utama
yang menentukan banyak hal.

Ruang-waktuditentukan oleh distribusi materi dan energi melalui


persamaan medan Einstein:

Ruas kiri mewakili geometri ruang-waktu, sedangkan ruas kanan


menwakili sebaran materi dan energi. Metrik yang diperoleh
   bergantung pada sebaran materi dan energi.

Struktur metrik , misalnya, menentukan


- kurva lurus dalam ruang-waktu (geodesik)
- kausalitas,
- tensor kelengkungan,
- singularitas, dll.
Jikadistribusi materi dan energi (tensor ) diberikan, maka struktur
ruang waktu (tensor ) dihitung.

Dari didapatkan misalnya persamaan geodesik (garis lurus):


  

Benda-benda yang tidak dipengaruhi oleh gaya apapun akan


bergerak sepanjang geodesik ruang-waktu.

Pabrik ruang waktu


Kosmologi:
Pencarian jawaban persamaan medan Einstein melalui
penerapan simetri (homogenitas dan isotropi)
Prinsip
Kosmologis menuntun kita untuk menuliskan metrik alam
semesta sebagai

Jika
rancangan metrik ini dimasukkan ke dalam persamaan
medan Einstein, maka akan didapatkan
Dari juga didapatkan tensor kelengkungan. Singularitas tampak
dalam wakilan lokal tensor kelengkungan ini: singularitas maya dan
singularitas nyata.

Suatu singularitas adalah wilayah dalam ruang-waktu dengan


  
kelengkungan tak berhingga atau wilayah ruang-waktu yang
“berhenti menjadi” manifold, yang dapat dicapai oleh benda-
benda atau cahaya dalam waktu yang berhingga.

Singularitasdapat dipandang sebagai “akhir” atau “ujung” atau


“pinggiran” ruang-waktu.

Singularitas ruang waktu


Singularitas misalnya dapat ditemukan dalam:
1. ruang-waktu yang dibentuk oleh lubang hitam:
- metrik Schwarzschild,
- metrik Reissner–Nordström,
- metrik Kerr,
- metrik Kerr–Newman
2. jawaban semua model kosmologis yang tidak melibatkan
energi medan skalar dan tetapan kosmologis.

Singularitas ruang waktu


Supernova:
Akhir kehidupan bintang-bintang
 Teorema singularitas adalah ungkapan yang menyatakan syarat
cukup bagi suatu ruang waktu untuk memiliki singularitas.
 Teorema singularitas melibatkan konsep ketaklengkapan
geodesik untuk mewakili keberadaan kelengkungan yang tak
berhingga.
 Ketaklengkapan geodesik maksudnya keberadaan geodesik
(garis lurus, sebagai lintasan pengamat dalam ruang-waktu)
yang hanya dapat diperpanjang untuk waktu yang berhingga
diukur oleh pengamat yang bergerak sepanjang garis lurus itu.
 Di ujung lintasan itu, pengamat akan jatuh ke dalam singularitas
atau wilayah yang bermasalah, tempat hukum relativitas umum
tidak berlaku lagi.

Gravitational singularity theorems in the framework of


general relativity
 Terdapat banyak versi teorema Penrose-Hawking.
 Bentuk Umum Teorema Singularitas:
Andaikan suatu ruang-waktu yang memenuhi :
- syarat energi
  
- syarat kausalitas
- gravitasi cukup kuat untuk menjebak cahaya.
Maka ruang waktu memiliki singularitas, yakni terdapat garis lurus
(geodesik) yang berukuran berhingga dan tidak dapat diperpanjang
hingga infinit.

Gravitational singularity theorems in the framework of


general relativity

You might also like