Professional Documents
Culture Documents
Tumbang PDF
Tumbang PDF
Kata Kunci : anak, interaksi dengan orang tua, pusta tumbuh kembang
Abstrak
Saat ini, kehidupan masyarakat dikota besar di Indonesia terutama kalangan menengah atas semakin menyadari tingkat kesehatan anak. Sedini
mungkin anak – anak diperhatikan tumbuh kembangnya. Disatu sisi akibat kesibukan orang tua bekerja, waktu yang dapat dimanfaatkan oleh orang
tua dan anak menjadi berkurang. Sayangnya fenomena ini belum terfasilitasi, dengan belum adanya fasilitas yang lengkap didalam suatu tempat,
mengingat kehidupan masyarakat dikota besar pada umumnya menginginkan suatu solusi sekaligus. Pusat Tumbuh Kembang Anak ini merupakan
salah satu fasilitas publik sebagai jawaban atas masih sedikitnya fasilitas yang mapu mewadahi aktivitas tumbuh kembang anak dengan mengangkat
tema hubungan interaksi antara orang tua dan anak.
Abstract
Nowadays, the upper middle big cities people's in Indonesia are tends to consider their children's health. As possible from an early age, parents
concern of development and the growth of children. Due to busy working parents, there is reduced time for parents and children together. This
phenomenon has not been facilitated yet, with the absence of comprehensive facilities within a place, given a demand of one stop solution. Children’s
Development and Growth Center is one of public facilities in response to a complete facility that embodies the activities of children with the theme of
the interaction among kids and parents.
1. Pendahuluan
Sebagai salah satu negara berkembang, beberapa tahun belakangan ini mulai muncul kesadaran dalam masyarakat di
Indonesia untuk lebih memberikan perhatian khusus terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya baik
secara fisik, mental / psikologis maupun social. Selain karena faktor kemajuan tingkat taraf kehidupan masyarakat,
secara global masyarakat yang menginginkan kehidupan yang lebih baik semakin menyadari bahwa kemajuan suatu
bangsa juga ditentukan dari sumber daya manusianya yang berkualitas layaknya negara-negara maju lainnya. Sumber
daya manusia yang berkualitas mulai tentu saja harus dibentuk sejak tahun-tahun pertama kehidupan anak.
Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan fase-fase yang sangat kritis dan penting dalam hal tumbuh
kembang fisik, mental dan psikososial yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama
untuk sebagian besar menentukan masi depan anak sebagai generasi penerus bangsa. Kelainan atau penyimpangan
apapun bila tidak diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya dan tidak terdeteksi secara nyata mendapatkan
perawatan yang bersifat purna, yaitu promotif, preventif dan rehabilitatif akan memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya (Sunarwati, 2007).
Keadaan tiap anak yang dilahirkan dengan kondisi fisik, mental dan psikologis yang berbeda-beda membuat orang tua
ingin mendeteksi kelainan atau penyimpangan pada anak, apakah anak tersebut normal dan ingin mengembangkan
bakat serta kecerdasan lainnya atau membutuhkan bantuan atau intervensi lainnya baik secara fisik dan ataupun
psikologis dengan harapan dapat tumbuh berkembang optimal fisiknya, mentalnya dan sosialnya sehingga akan
menjadi manusia yang produktif bagi keluarga, lingkungan sekitar dan bangsa.
Namun, walaupun tingkat kesadaran para orang tua semakin tinggi, keberadaan tempat yang lengkap bagi kegiatan
untuk memfasilitasi perhatian khusus terhadap tumbuh kembang anak di Indonesia pada umumnya orang tua masih
masih sebatas merujuk pada rumah sakit ibu dan anak sehingga bila dilakukan pemeriksaan terhadap anak dan tidak
terdapat tenaga ahli yang diperlukan maka orang tua harus pergi ketempat lain sebagai rujukan dokter. Padahal dengan
semakin berharganya waktu mobilitas orang tua dijaman sekarang ini, mengadakan suatu pusat tumbuh kembang anak
yang lengkap merupakan suatu kebutuhan dan dari segi kekhususan suatu tempat menjadiakan pusat tumbuh kembang
anak berbeda dengan pelayanan dan rumah sakit ibu dan anak yang lebih umum.
Selain itu dalam hal stimulasi mental anak, pada umumnya pendidikan tidak melibatkan orang tua sehingga orang tua
menyerahan peran pendidikan sepenuhnya kepada pengasuh / pengajar. Sehingga orang tua tidak mengetahui sejauh
apa perkembangan anaknya dan pendidikan atau kegiatan apa yang cocok bagi anaknya, dan anak merasa orang tua
hanya menerima nilai – nilai saja pada akhirnya tanpa tahu apakah anak mengalami kesulitan atau tidak dalam suatu
proses dan tidak berani mengemukakan pendapat yang sebenarnya.
Diagram 1. Hubungan antara kebutuhan dasar anak dan lingkungannya (Ismael. S:1991)
Tujuan perancangan kali ini adalah untuk menghasilkan suatu desain ruang yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas
pusat tumbuh kembang anak. Sehingga ruangan dapat memfasilitasi aktivitas promotif, preventif, dan rehabilitatif
tumbuh kembang anak didalamnya dengan baik dan secara psikologis membuat pengguna, terutama anak-anak yang
datang untuk merasa tidak takut dan nyaman sehingga anak-anak tidak akan segan untuk datang kembali dalam
memfasilitasi tumbuh kembangnya yang berkelanjutan.
a. Apa saja fasilitas utama dan tambahan yang dibutuhkan bagi suatu pusat tumbuh kembang anak
Hal-hal apa saja yang menjadikan pusat tumbuh kembang ini sebagai sebuah pusat yang mampu memfasilitasi
kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan sebagai sebuah pusat tumbuh kembang sehingga berbeda dengan rumah
sakit ataupun rumah sakit ibu dan anak.
b. Bagaimana suatu desain yang baik bagi aktivitas pusat tumbuh kembang anak
Suatu desain yang baik selain menarik dan dianggap bagus secara visual tentu saja diharuskan dapat
mendukung aktivitas yang terjadi didalam pusat tumbuh kembang anak ini secara efisien sehingga masing-
masing aktivitas dapat secara optimal tercapai tujuannya.
c. Bagaimana suatu desain interior yang menarik yang mampu membuat anak-anak merasa nyaman dan senang
Anak-anak sebagai obyek utama dari pusat tumbuh kembang ini merupakan pribadi yang belum dewasa dan
emosi yang masih belum stabil, sehingga mudah sekali terpengaruh oleh lingkungannya. Dalam aktivitas
promotif, preventif, dan rehabilitatif didalamnya untuk mencapai hasil yang optimal tentu saja dibutuhkan
tingkat kedatangan yang berkelanjutan / rutin sehingga lingkungan yang dibuat haruslah menyenangkan dan
tidak menakutkan bagi anak-anak.
d. Bagaimana membuat suatu nilai tambah bagi pusat tumbuh kembang anak
Sebagai suatu fasilitas center / pusat yang baik adalah bagaimana memanfaatkan dengan maksimal aktivitas-
aktivitas apa saja yang dapat diadakan didalamnya yang berkaitan satu dan lainnya dan bermanfaat sehingga
dari sisi pengguna hal ini merupakan suatu penghematan waktu serta inovasi dan bagi pemilik merupakan
suatu nilai tambah bagi pendapatannya.
e. Bagaimana peran orang tua dalam tumbuh kembang anak terhadap fasilitas pusat tumbuh kembang anak ini
Selain peran tenaga ahli dalam pusat tumbuh kembang anak, peran orang tua yang juga berpengaruh dalam
tumbuh kembang anak akan difasilitasi dalam rancangan ini sehingga memotivasi dan mengajak para orang
tua untuk ikut terlibat dalam tumbuh kembang anak-anaknya.
Digram 2. Hubungan antara Kebutuhan Dasar Anak dan Pengimplementasiannya didalan fasilitas Pusat Tumbuh Kembang Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar:
a. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)
Meliputi:
o Pangan / gizi
o Perawatan kesehatan dasar
o Tempat tinggal yang layak
o Sanitasi
o Sandang
o Kesegaran jasmani / rekreasi
b. Kebutuhan emosi / kasih saying (Asih)
Pada Tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu / pengganti ibu dengan anak
merupakan syarat yang mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial.
Berperannya dan kehadiran orang tua terutama ibu sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini
diwujudkan dengan kontak fisik (kulit / mata) dan spikis sedini mungkin. Kasih saying dari orang tua akan menciptakan
ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
c. Kebutuhan akan stimuli mental (Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental
inimengembangkan perkembanga mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kretivitas, agama, kepribadian,
moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
CIRI PERKEMBANGAN ANAK
Tabel. 1 Ciri perkembangan anak usis 0 – 2 tahun
Mendorong, melempar, Belajar berguling dan duduk ~ 6 Bubbling / berbicara tidak jelas
mengguncang, menjatuhkan dan bulan
meletakkan sesuatu didalam mulut
Menyembunyikan sesuatu untuk Belajar merangkak, berjalan 2 – 3 Bermain didekat anak lain tapi
melatih kemampuan mencari langkah ~ 12 bulan tidak bermain bersama (parallel)
barang
Bermain imajinasi merupakan Mampu melompat, memanjat, Interaksi dengan anak lain Anak – anak dengan mudah
suatu perkembangan yang terlihat nerayun meningkat pindah diantara realita dan fantasi.
Tidak tahu perbedaan natara
fantasi dan realita.
Menamakan warna dan Menggambar seseorang dan Perkembangan social yang Ikuti emosi anak denga serius,
perhitungan sederhana belajar menggunakan gunting meningkat melalui bermain beberapa anak usia pra sekolah bis
imajinasi dan fantasi amenjadi liar dzn kemarahan yang
panjang.
Mengerti konsep waktu Sering frustasi karena ingin Belajar untuk bertemu dan
melakukan sesuatu secara fisik menyelesaikan konflik / masalah
Stimulasi perkembangan namun belum sanggup sehingga tanpa banyak emosi
intelektual dengan membacakan banyak terjadi kegagalan dna jatuh
secara keras
Belajar membaca secar abertahap Banyak kemampuan fisik yang Beradaptasi dalam suatu Anak – anak masih egois, ingin
berkembang hubungan, dapat juga menghadapi menjadi yang pertama dan
konflik dengan teman perhatian
sepermainannya
Mengerti konsep waktu dan Belajar berguling dan duduk ~ 6 Banyak anak yang kompetitif, Anak – anak akan cemberut,
menikmati mendengar tentang argumen dan memberontak bila kuatir, menggerutu terhadap
Kebanyakan anak akan menikmati Belajar tentang kebersihan Tekanan teman sekelompok lebih Sensistif
aspek belajar personal besar, lebih sering mengerjakan
sesuatu secar bersama
Banyak pikiran yang terpengaruh Tanda – tanda pubrtas mulai Mulai terlihat tanda anak yang Mudah terluka
oleh teman terlihat menjauh dari orang tua
Tabel. 1 Tabel hubungan mengenai pentinganya kedekatan hubungan antara orang tua dan anak (Ebrahim GJ: 1982) bahwa keluarga merupakan
tempat menimba pengalaman yang tak ternilai bagi anak.
1 Persiapan
Mengetahui perolehan
Melakukan untuk
Transfer tradisi, adat Membentuk kepribadian penghasilan dan
aktivitas dan kehidupan
istiadat, bahasa dan rasa percaya diri bagaimana
istirahat diwaktu
pengalokasiannya
dewasa kelak
3 Memperoleh
pengetahuan,
Pembentukan
Makanan bergizi Rencana – rencana atau keterampilan
perkembangan emosi
bagi anggota Proses sosialisasi investasi keluarga yang dan sikap
dan intelektual dari
keluarga lainnya yang berguna
anggota keluarganya
dikemudian
hari
4 Pengasuhan anak
dan kasih sayang
KONSEP
Konsep yang digunakan pada perancangan kali ini adalah hal – hal yang membuat anak merasa percaya sehingga bisa
merasa nyaman dan mampu aktif dalam kegiatan yang dikerjakan sehinga kemudian anak menjadi senang.
Hal ini didasarkan pada pengalaman anak – anak yang mudah menyerap pengalaman pada kali pertama mendatangi
suatu tempat, sehingga dilakukan suatu pendekatan desain yang mampu menghasilkan suasanan yang nyaman dan
menyenangkan bagi anak.
Gaya Desain
Perancangan Pusat Tumbuh Kembang Anak ini dirancang untuk kenyamanan bagi anak – anak sebagai objek pengguna
desain. Maka dengan tema colorful, digunakan Konsep yang digunakan pada perancangan kali ini adalah hal – hal yang
membuat anak merasa percaya sehingga bisa merasa nyaman dan mampu aktif dalam kegiatan yang dikerjakan sehinga
kemudian anak menjadi senang.
Bentuk ruangan yang digubah dan terpisah merupakan suatu motivasi bagi anak untuk menjelajah ruangan tersebut
lebih dalam lagi dengan membuat penasaran atau tidak terlihat secara keeluruhan dari satu sudut.
Gambar 5.1 Dari salah satu tampak terlihat menggunakan warna – warna yang berwarna warni.
Konsep Bentuk
Berdasarkan jiwa anak – anak yang masih polos dan sederhana, maka diterapkan bentuk – bentu dari geometris
sederhana. Semua ruangan digubah sedemikian rupa menggunakan bentuk – bentuk geometris, terutama pada area
bermain,, seperti tempat duduk yang menggunakan bentuk lingkaran atau pada ruang perpustakaan pada area lemari
buku ruangan dibuat seperti wajah anak laki – laki dan perempuan yang dapat terlihat dari cermin pada ceiling yang
Gambar 5.2 Implementasi bentuk pada area bermain yang menggunakan bentuk – bentuk geometris seperti lingkaran, persegi baik dalam bentuk
furniture maupun gubahan ruang.
Bagi anak – anak, warna – warna yang cerah dapat membangkitkan semangat. Oleh karena kesan anak – anak yang
masih berjiwa polos maka digunakan warna primer dan warna sekunder serta warna – warna yang identik dengan alam
/ diasosiasiakn dengan lingkungan sekitar yang mudah dimengerti oleh anak – anak. Pemilihan warna juga didasari atas
suasana yang dibutuhkan dalam ruang tersebut.
Ceiling
-GRc
Penggunaan material GRC ini merupakan material yang lebih tahan air dari gypsum board. Material ini diterapkan pada
seluruh ruangan.
Dinding
-Dinding gypsum board
Dinding gypsum board digunakan pada sebagian besar bangunan pada perancangan ini. Penggunaan gypsum board
pada gubahan ruang memudahkan untuk membentuk ruang yang banyak menggunakan bentuk lengkungan.
Lantai
- Parquet
Parquet digunakan pada area bermain yang merupakan area yang lebih santai, sehingga tercipta kesan yang hangat dan
ramah.
- Carpet
Karpet digunakan pada area sirkulasi, sehingga pergerakan anak – anak lebih aman dan nyaman
- Linoleum digunakan pada area aktivitas disuatu ruang, dengan digunakan motif – motif yang menyenangkan dan
tidak keras, maka linoleum digunakan.
- Keramik
Keramik digunakan pada area dapur, toilet, cafetaria serta lobby yang membutuhkan material lantai yang tahan lama.
Penerapan konsep warna yang menggunakan warna – warna yang cerah dan menyenangkan diterapkan pada
keseluruhan ruang kegiatan anak. Pada tema colorful ini, digunakan finishing material yang apat menonjolkan warna –
warna cerah tersebut sehingga menarik perhatian. Maka dipilihlah finishing dengan menggunakan bahan yang
mengkilap, seperti cat duco, kecuali pada ruang istirahat dan area klinik yang menggunakan warna – warna lebih
hangat atau tenang. Hal ini digunakan selain untuk mengistirahatkan mata yang membutuhkan area netral dalam suatu
waktu, juga pada area klinik agar anak- anak lebih tenang dan tidak termotivasi untuk melakukan aktivitas – aktivitas
lainnya.
Konsep Pencahayaan
Pencahayaan terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan. Masing – masing memiliki kesan dan manfaat yang berbeda.
Walaupun anak – anak membutuhkan sinar matahari yang banyak, namun karena area ini berada didalam ruangan
maka semaksimal mungkin memanfaatkan sinar matahari yang masuk melalui jendela. Pada pencahayaan buatan,
pencahayaan umum dipilih sebab secara umum membutuhkan pencahayaan yang terang dan merata.
Gambar 5.4 Gambar implementasi pencahayaan pada ruang permainan labyrinth, sinar matahari dapat masuk dari jendela
Konsep Furnitur
Penggunaan bentuk furniture disesuaikan dengan konsep bentuk berupa bentuk bentuk geometris dan berupa funitur
built-in maupun modular.
Gambar 5.5 Gambar implementasi konsep furniture yang mengikuti konsep geometris.
Konsep Keamanan
- Fire hydrant , alat pemadam kebakaran permanen yang di letakan di lokasi strategis dan mudah di jangkau.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 8
Hervira Alifiani P.
- Fire extinguisher, alat pemadam portable yang berupa tabung dengan kandungan gas karbon monoksida atau
buih untuk memadamkan api
- Water sprinkler, yaitu alat pemadam kebakaran yang bekerja secara otomatis akan memercikan air pada suhu
tertentu.
- Smoke detector dan Heat detector, adalah pendeteksi awal resiko terjadi kebakaran
- Fire alarm, terhubung pada alat deteksi maupun terpasang di lokasi rawan kebakaran untuk dinyalakan secara
manual dengan cara memecahkan kaca kemudian menekan tombol yang kemudian akan menyalakan suara
tanda bahaya (siren/sirine).
b. Menyediakan jalur evakuasi yang memadai seperti: tangga kebakaran dengan pintu tahan api, koridor dengan lebar
yang memadai dan lain sebagainya.
- Sign System
Disediakan pula emergency lamp dan emergency line dari bahan fluorescent di dinding dan lantai sehingga pada saat
listrik padam maka pengunjung dapat segera menuju lokasi pintu keluar darurat.
Gambar 5.6 Implementasi keamanan pada terowongan, seperti garis fluorescent pada dinding dan lampu emergency
4. Penutup / Kesimpulan
Sebagai suatu fasilitas yang menjadikan anak – anak sebagai pengguna utama, maka diperlukan suatu perancangan
yang menjadikan anak – anak menyukai hal – hal yang terjadi didalamnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu ide dan
solusi yang mampu memfasilitasinya, terutama pada desain kali ini sebagai suatu area kegiatan yang mendukung
tumbuh dan kembang anak dengan issue yang ingin diangkat adalah bagaimana suatu kegiatan antara anak dan orang
tua dapat meningkatkan interaksi sehingga menjadi lebih dekat, yaitu mendukung dari segi psikososialnya.
Selain itu fasilitas – fasilitas di dalam area ini, terutama area bermain yang dibuat dengan tema khusus yaitu
menggunakan permainan yang digunakan bersama orang tua dan anak maka selain jelas bahwa sangat terbatas sekali
untuk menggunakan alat permainan yang sudah ada dipasaran, maka dibutuhkan ide – ide kreatif yang berkelanjutan
untuk mengganti permainan selanjutnya dengan memanfaatkan bentuk dan sirkulasi ruang.
Artikel ini didasarkan kepada catatan perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Desain Interior FSRD ITB.
Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Yuni Maharani S.Sn, MT.
Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Bayi, Balita, dan Anak. Jakarta: Nuha Medika
Exley, Peter and Sharon. 2007. Design For Kids. Australia: The Image Publishing Group
http://www.wikipedia.com
http://www.whitehutchinson.com/leisure/articles/edutainment.shtml
http://www.whitehutchinson.com/news/lenews/2007_may_june/article102.shtml#article
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/tugas-tugas-perkembangan-anak/
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-anak-tinjauan-secara-kronologis-dan-psikologis/
http://www.infed.org/thinkers/gardner.htm
http://www.parentfurther.com/ages-stages/0-2
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs332/en/index.html