Professional Documents
Culture Documents
Studi Kasus AXEON Suki
Studi Kasus AXEON Suki
Gaya manajer tingkat atas di Axeon ialah menekankan pada tingginya tingkat
desentralisasi. Untuk produk-produk yang dibuat di Belanda, perusahaan penjualan
Axeon Belanda akan menetapkan harga yang sama untuk perusahaan cabang, sama
halnya dengan yang mereka tetapkan pada semua agen di seluruh Negara.
Ian Wallingford, seorang pria 39 tahun dengan gelar universitas di bidang teknik
dan perdagangan, dipekerjakan. Ian memiliki pengalaman sebagai insinyur manufaktur,
sebagai seorang manajer pemasaran untuk kantor cabang suatu perusahaan di Inggris dari
perusahaan yang berpusat di Amerika dan sebagai seorang manajer laba pusat pada
sebuah perusahaan industri besar di Inggris.
Usul Ian tersebut dibahas dalam sebuah rapat yang diadakan Anton van Leuven
(Direktur Manajemen) bersama 4 manajer lain Axeon NV di Belanda. Hasil dari
pembahasan tersebut adalah 3 dari 4 manajer menolak ide pembangunan pabrik untuk
membangun AR-42 di Inggris. Sekembalinya Ian ke Inggris ia melaporkan hasil rapat di
Belanda kepada dua anggota dewan. Salah satu anggota dewan mengancam akan
mengundurkan diri bila usul pembangunan pabrik AR-42 di Inggris ditolak.
Anton mengetahui surat dari anggota dewan tersebut dan memutuskan untuk
melakukan pertimbangan lebih lanjut. Setelah dilakukan perhitungan lebih lanjut dan
teliti, direktur pabrik di Belanda mengapresiasi ide penjualan Ian namun sekaligus
menolak ide pembangunan pabrik. Ian kecewa dengan keputusan direksi dan
mengungkapkan dirinya menyerah.
Rumusan Masalah
Pembahasan
Dalam analisis awal, ditemukan terdapat tiga masalah yang cukup kontras dan
harus serius diperhatikan oleh perusahaan Axeon untuk ditangani atau diselesaikan.
Masalah tersebut adalah mengenai overoptimis, investasi, dan nilai asset.
a. Hal pertama mendasar adalah adanya sebuah skenario dalam perusahan yang
terjadi didasarkan pada sifat optimisme yang tinggi Sifat tersebut akan lebih
merujuk pada akibat yang negative; diantaranya egoistis. Dalam hal ini
berdampak pada kinerja yang mengedepankan sifat tersebut dari pada
memperhitungkan terlebih dahulu secara matang, usulan atau kebijakan yang akan
diambil.
b. Masalah Ian yang mengajukan proposal peminjaman uang untuk investasi pabrik
baru di Inggris. Maka sangat penting adanya analisis dan perhitungan atas
pengaruh pengembalian hutang. Dan mungkin akan lebih baik jika memang
investasi tersebut mendatangkan kembali mobal yang lebih tinggi dalam jangka
waktu yang diharapkan. Namun kalau perhitungan tidak relevan, kemungkinan
besar berakibat tebalik dan menurunkan profitabilitas.
c. Masalah perkiraan atau perhitungan nilai asset perusahaan cabang di Inggris,
dimana nilai estimasi pabrik pada tahun ke-7 adalah 1.400.000 dan jumlahnya
sama dengan nilai investasi awal. Hal ini tampaknya tidak masuk akal karena Ian
mengasumsikan tidak terdapat depresiasi. bahwa kesalahan perhitungan tersebut
dapat membuat perhitungan selanjutnya terkait pengambilan keputusan dapat
menjadi salah.
2. Pengendalian budaya dan personel dalam perusahaan Axeon sudah sesuai dengan
sistem yang ada.
Pertama adalah dalam hak otonomi yang diberikan pada perusahaan cabang, beberapa
pengendalian personel membantu mengklarifikasikan harapan. Membantu
memastikan bahwa setiap karyawan memahami apa yang diinginkan perusahaan.
Kedua adalah dengan sistem desentralisasi tersebut juga perusahaan-perusahaan
cabang menghasilkan karyawan-karyawan yang berkualitas. Mempunyai kemampuan
seperti kepandaian, pengalaman dalam menjalakan pekerjaan dalam cabang.
Kemampuan terus meningkat akibat dari tanggung jawab yang dibebani langsung
pada cabang untuk mengurusi dirinya sendiri.
Ketiga adalah setiap karyawan akan terlibat pada self-monitoring control. Dengan
kata lain, sistem desentralisasi melatih mereka, dan memberikan mereka lingkungan
kerja yang baik serta sumber daya yang dibutuhkan, cenderung dapat meningkatkan
kemungkinan akan dilakukannya pekerjaan yang baik.
Manufacturing £1,860
Maka keputusan yang terbaik adalah bahwa Hollandworth membeli produk AR-42
dari Belanda daripada investasi pabrik sendiri, karena tidak efektif dan efisien.
b. Memimpin otonomi dan moral manajemen anak perusahaan dengan cara yang
baik dan bijaksana, agar tidak melanggar dari sistem yang ada.
Untuk hal yang kedua, komunikasi yang baik adalah hal penting yang harus dijaga
oleh Mr Van Leuven. Hal ini menjadi satu-satunya cara terbaik untuk meminimalkan
dampak negatif dari kasus yang terjadi. Otonomi yang bermoral sangat penting pula
dalam perusahaan cabang dalam mencapai keuntungan ekobnomi. Komunikasi yang
terjaga dari kedua belah pihak sangat diperlukan demi kepentingan tujuan perusahaan
yang lebih baik.
Dengan kata lain, walaupun proposal yang diajukan Ian selaku manajer
Hollandsworth ditolak. Penolakan tersebut perlu dikomunikasikan karena berdasarkan
pertimbangan dan perhitungan yang matang. Agar keputusan ini dapat diterima
dengan baik dan memberi reward atas inisiatif penjualan AR-42 di Inggris.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang kami paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Axeon
sebagai perusahaan yang menekankan sistem desentralisasi sangat perlu dijalankan
pengendalian tindakan, personel, dan budaya. Dalam kasus yang terjadi di perusahaan ini
adalah menggambarkan bagaimana pentingnya sebuah analisis dan perhitungan yang
matang dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan. Kesampingkan sikap
optimisme berlebihan serta egoistik, namun dahulukan kematangan perhitungan tersebut
agar tercapainya tujuan perusahaan.