You are on page 1of 6

pengertian Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan tanah, atau material campuran tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Longsor atau gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan
masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah.

Beberapa ahli mendefinisikan tanah longsor (landslide) sebagai suatu pergerakan masa
batuan, tanah, atau bahan rombakan penysusun lereng bergerak ke bawah atau kelur lereng
karena pengaruh gravitasi. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor penahan. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu/penahan adalah
faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama
kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam.

Tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya
penahan. Gaya penahan pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan
tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta
berat jenis tanah atau batuan (PVMBG, 2008). Jadi, dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa tanah longsor/longsoran (landslide) adalah pergerakan suatu material
penyusun lereng berupa massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material (yang
merupakan percampuran tanah dan batuan) menuruni lereng, yang terjadi apabila gaya
pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya penahan. Proses tersebut melalui tiga
tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan.

B. Jenis-Jenis Tanah Longsor


Jenis-jenis tanah longsor dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
cekung.

3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidan gelincir berbentuk rata.
Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas.Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang
parah.

5. Rayapan Tanah
Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanah longsor ini
hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa
menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran Bahan Rombakan


Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan
aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di
beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung
api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

C. Gejala Umum Terjadinya Tanah Longosr


Sebelum atau saat terjadi tanah longsor, terdapa gejala-gejala yang sering muncul saat terjadi
tanah longsor. Gejala-gejala terjadinya tanah longsor adalah:
1) Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
2) Biasanya terjadi setelah hujan.
3) Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
4) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
5) Jika musim hujan, biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsuns hilang.
6) Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
7) Pohon atau tiang listrik banyak yang miring.

D. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor


Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada
gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan
tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta
berat jenis tanah batuan. Terdapat beberapa faktor penyebab tanah longsor, diantaranya yaitu:
8) Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan
memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada
daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang
arahnya kearah lembah.

10) Adanya material timbunan pada tebing


Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan
tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan
sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi
penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11) Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung
api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi.
Bekas longsoran lama memilki ciri:
a) Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
b) Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan
subur.
c) Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
d) Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
e) Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran
lama.
f) Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
g) Longsoran lama ini cukup luas.

13) Penggundulan hutan


Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air
tanah sangat kurang.
14) Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak
dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang
terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

Mitigasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengurangi dan


memperkecil akibat bencana alam. Tahap pencegahan dan mitigasi bencana adalah :
2.6 Hal – Hal Yang di Lakukan Selama dan sesudah Terjadi
Bencana

1. Tanggap Darurat

Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan
pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan,

2. Rehabilitasi

Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan
sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban
tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

3. Rekonstruksi

Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi


pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena
kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir
100%.
CONTOH TANAH LONGSOR

2.10 Mengurangi Dampak Tanah Longsor


Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng, dapat berupa
tanah atau batuan yang bergerak secara cepat atau perlahan menuruni lereng. Tanah
longsor bisa terjadi di daerah berbukit dengan kemiringan lereng lebih dari 20 derajat.
Tanah longsor juga merupakan dampak dari terdapatnya lapisan tanah yang
tebal menumpang di atas batuan yang lebih keras dan kedap air. Sistem tata air dan
tataguna lahan yang kurang baik di daerah lereng seperti adanya kolam ikan pada
lereng, sawah, ladang terbuka yang hanya ditanami dengan tanaman berperakaran
dangkal, kurangnya tanaman penutup lereng ,terdaptanya retakan-retakan berbentuk
tapal kuda pada bagian atas tebing,atau terdapatnya mata air pada tebing yang
menunjukan tebing telah jenuh air yang sering disertai longsoran-longsoran kecil
merupakan ciri bahwa daerah tersebut akan mengalami bencana tanah longsor.

Upaya yang harus dilakukan dalam rangka mengurangi dampak tanah


longsor, diantaranya:
1. Mengenali daerah tempat tinggal dan sekitarnya, sehingga jika
terdapat ciri-ciri rawan longsor dapat segera menghindar.
2. Menanami daerah lereng dengan pohon-pohon berperakaran dalam
(terutama pohon-pohon yang dapat dimanfaatkan buahnya dengan
tujuan tidak untuk diambil kayunya/atau tidak untuk ditebang).
3. Melarang penebangan pohon pada daerah rawan longsor.
4. Menutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan tanah
lempung untuk mencegah air hujan masuk ke dalam tanah.
5. Selalu waspada jika terjadi curah hujan tinggi.
6. Waspada terhadap rembesan air dan longsoran kecil di sepanjang
lereng.
Jika terjadi bencana longsor, maka upaya yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Lakukan evakuasi korban yang tertimbun secara hati-hati.
2. Melakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ke
tempat penampungan yang aman.
3. Mencari sumber-sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk
daerah penampungan korban.
4. Segera menghubungi fihak terkait lurah/camat atau satlak
penanggulangan bencana dan pengungsi.

BAB III Kesimpulan

Dari makalah yang kami buat yang berjudul “Bencana Alam Tanah Longsor” dapat
menarik kesimpulan, diantaranya: Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng.

You might also like