Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Seftia Varera Nanda, S. Ked
1618012065
Perceptor :
dr. Karyanto, Sp. Rad
Jika iskemia menyebabkan infark tulang, pertumbuhan normal dari epifisis tulang
sementara waktu berhenti,tetapi kartilago yang mendapatkan nutrisinya dari difusi
cairan synovial tetap tumbuh. Daerah kecil kartilago yang berdekatan dengan daerah
epifisis tulang yang tidak mendapatkan suplai darah akan tetap mengalami
nekrosis.Epifisis tulang akhirnya mendapatkan kembali aliran darahnya.Selama fase
revaskularisasi ini, anak biasanya tidak menunjukkan gejala. Bila jaringan granulasi
menyerang tulang nekrotik, trabekula yang mati tetap mengalami substitusi bertahap
(penggantian tahap demi tahap dari tulang mati dengan tulang yang masih hidup ).
Selama fase penyembuhan ini,epifisis tulang dan kartilago diatasnya rentan terhadap
deformasi dan hilangnya sferisitas, terutama jika terdapat distribusi abnormal dari
tenaga transartikular dari pinggul.
Radiografi
Tanda-tanda radiografi awal LCPD meliputi:
Epiphysis femoralis kecil (96%)
Sclerosis kepala femoral dengan penyerapan dan keruntuhan (82%)
Sedikit melebar dari ruang sendi yang disebabkan oleh penebalan tulang rawan,
kegagalan pertumbuhan epifisis, adanya cairan sendi, atau kelemahan sendi (60%)
INDIKASI
1) Tumor Ekstra dural, intra dural yang terbagi atas medullar, ekstra medullar.
2) Pecahan tulang
3) Bengkak karena luka trauma
4) Hernia Nukleus Pulposus ( HNP ), yaitu suatu keadaan di mana terjadi penonjolan
diskus intervertebralis ke arah posterior.
5) Tumor sekunder ( metastease )
KONTRA INDIKASI
1) Tekanan intra fena kranial meninggi
2) Infeksi pada daerah tusukan
3) Alergi terhadap bahan kontras
4) Kesadaran menurun
5) LCS bercampur darah
PROSEDUR PEMERIKSAAN
A. Persiapan Pasien
a. Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.
b. Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
c. Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
d. Penandatanganan informed consent.
e. Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan diperiksa.
f. Pasien puasa: selama 5 jam sebelum pemeriksaan.
g. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
h. Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah yang akan diperiksa.
Premedikasi : diberikan obat sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop ridol & 0,15
mg
B. Persiapan Alat Dan Bahan
a. Pesawat sinar X
b. Kaset yang berisi film
c. Marker L dan R
d. Baju penderita dan duk lobang steril
e. Spuit 10 ml dan 20 ml
f. Jarum spina beberapa ukuran
g. Kasa steril
h. Kapas steril
i. Alkohol
j. Yodium ( Betadine )
k. Media kontras yang digunakan
l. Obat anti hestamin
m. Konrentan
n. Kergaji ampul
o. Gunting dan plester
p. Tensimeter, thermometer
Proyeksi Pemotretan
Myelografi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik radiografi konvensional
ataupun dengan fluoroskapi. Sebelum pemeriksaan myelografi dilakukan dibuat
terlebih dahulu foto pendahuluan ( polos ) dari vertebre dengan proyeksi AP dan
lateral. Apabila foto pendahuluan taelah baik / informatif yang dinyatakan oleh
radiolog, pemeriksaan diteruskan dengan penyuntikkan media kontras.
Pengambilan foto setelah pemasukkan media kontras tergantung klinis penderita dan
permintaan dokter pengirim.
1. Proyeksi Lateral
• Tujuan : untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus
intervertebralis menembus Medula Spinallis
• Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di bawah
knee dan ankle diberi pengganjal.
• Posisi Obyek : Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai
buki),pelvis dan tarsal true lateral,letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah
pinggang agar vertebra lumbal sejajar pada meja (palpasi prosessus spinosus).
• FFD : 100 cm
• CR : Tegak lurus kaset
• CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas cristailiaka)
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
Kriteria :
a) Tampak gambaran jarum yang menusuk bagian diskus intervertebralcontras dan
menembus Medula Spinallis
b) Tampak gambaran Medula Spinallis telah terisi zat contras.Tampak foramen
intervertebralis L1 – L4, Corpus vertebrae, space intervertebrae, prosessus spinosus
tidak ada
Gambaran Radiologi
Pemeriksaan radiologi biasanya digunakan sebagai screening non-invasif
untuk mendiagnosis penyakit motilitasi esofagus. Biasanya pasien dengan disfagi
memiliki beberapa pemeriksaan konvensional, seperti pemeriksaan barium atau
endoskopi. Pada pelaksanaannya, bolus cairan atau makanan berjalan sepanjang
esofagus oleh karena tekanan peristaltik dan gravitasi. Proses ini dikenal sebagai
esofagus transit yang berbeda dengan esofagus clearance yang merupakan suatu
proses pengosongan esofagus dari refluks bahan-bahan makanan yang berasal dari
usus.
Terdapat beberapa pemeriksaan radiologi yang dapat menunjang diagnosis
atresia esofagus. Kesemua pemeriksaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
a) Foto Thoraks
Gambaran penebalan pada dinding posterior trakea merupakan suatu petunjuk
adanya kelainan pada esofagus. Dimana jika didapatkan penebalan difus pada
mediastium dengan air fluid level dapat disuspek dengan akalasia. Untuk massa pada
esofagus cukup jarang dideteksi dengan kunci untuk mengevaluasi motilitas, refluks,
dan aspirasi.
Pemeriksaan radiologi yang dilakukan adalah foto thoraks termasuk abdomen atas
dengan memasukkan sonde lambung kedalam esofagus, kalau perlu kateter diisi
kontras non-ionik. Diagnosis atresia esofagus dapat dilakukan dengan pemeriksaan
foto pada posisi postreroanterior (PA) dan lateral. Dimana akan didapatkan
gamabaran gulungan nasogastrik tube pada bagian proksimal kantung esofagus.
Selain itu, lokasi arkus aorta juga dapat terlihat. Pneumonia asprisai (khususnya pada
bagian lobus kanan atas) dan atelektasis juga sering didapatkan.
Selain itu, gangguan motilitas akan ditemukan pada anak dengan atresia
esofagus dana dapat dilihat videofluoroskopi. Pada gangguan motilitas esofagus
gambaran yang didapatkan adalah penyempitan esofagus, transit esofagus yang
melambat, dan disorganisasi transit esofagus.
Berikut gambaran foto thorak yang didapatkan sesuai dengan tipe atresia
esofagus yang ada:
1. Atresia esofagus tanpa fistula.
Dilatasi dari kantong proksimal esofagus yang berisi udara, akan
menyebabkan trakea maju ke bagian depan.
Abdomen yang berisi gas mungkin terlihat. Udara normalnya terlihat di dalam
perut 15 menit setelah setelah kelahiran.
Kantung esofagus bagian bawah dapat dilihat dengan menggunakan barium
atau pemasukan dengan gastrostonomi.
c) Ultrasonografi (USG)
USG merupakan pemeriksaan yang tidak rutin dilakukan untuk diagnosis
atresia esofagus setelah kelahiran, akan tetapi dapat digunakan sebelum kelahiran.
Pada pemeriksaan ini ditemukan adanya gelembung udara pada perut fetus yang
dikombinasikan dengan polihidramnion pada ibu yang mengarah ke diagnosis atresia
esofagos. Diagnosa akurat meningkat jika terdapat area anehoik pada bagian tengah
leher fetus, tanda ini membedakan atresia esofagus dengan penyakit-penyakit
gangguan menelan.
Terdapatnya dilatasi kantung esofagus yang buntu pada pemeriksaan ini dapat
merujuk ke atresia esofagus. tanda kantung ini telah didapatkan secara langsung pada
usia 26 minggu masa gestasi, tetapi onsetnya diperkirakan paling cepat 22 minggu.
Kemungkinan hubungan antara peningkatan tranlusens nuchal didapatkan pada
trimester pertama dan atresia esofagus telah ditemukan.\
e) Nuclear Imaging
Biasanya pemeriksaan ini tidak digunakan untuk mrngevaluasi atresia
esofogus. Meskipun demikian pemeriksaan ini digunakan pada beberapa keluhan
motilitas setelah perbaikan. Pemeriksaan scintigraph dan radionuclide dapat
mendeteksi dan menghitung esofagus transit, esofagus clearance dan GER.
f) Angiografi
Angiografi umumya tidak digunakan untuk diagnosis anak dengan atresia
esofagus. Tetapi pemeriksaan biasa digunakan untuk perencanaan penggantian atau
perbaikan organ esofagus, jika hal itu menjadi penanganan yang dipilih.
Tortikosis Pembengkakanototkleidomastoidea
Muscular
Spondilosis cacatarkusneuralis yang ditutupijaringan fibrosis
padadaerahhubunganantaraprosesusartikularis superior dan
inferior
Infeksi
Spondilitis Tampak gambaran iregularitas dan berkurangnya ketinggian
TB dari vertebrae T9 serta massa paravertebrae yang samar yang
merupakan colar abscess
Neoplasma
Tumor
Vertebrae
HNP
Degenerasi
Bamboo Tampak gambaran melengkung, spikula radiopak yang benar-
Spine benar menjembatani badan vertebra yang berdampingan.
Osteoporosis terjadi penurunan kualitas tulang dan kuantitas
kepadatan tulang, sehingga penderita Osteoporosis
mudah mengalami patah tulang atau fraktur.
Transduser
Jenis transduser
• A mode (Amplitude mode)
Pencitraan : B mode
B berasal dari kata brightness. Hal ini merujuk kepada besarnya pantulan gelombang
suara yang jika semakin kuat, maka semakin bright. Namun gelombang suara ini
akan dipancarkan berulang kali ke seluruh bagian objek dan hasil pencitraannya akan
direkam sehingga akan tercipta sebuah gambar. Kejadiannya sangat cepat = Real
time
Pencitraan : M mode
M berasal dari kata motion. Artinya
Persiapan :
Pemeriksaan ureum kreatinin
ureum maksimum 60 mg %
kreatinin maksimum 2 mg %
Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laxantia (pencahar) untuk
membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.
Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.99 malam sebelum pemeriksaan
untuk mendapat keadaan dehidrasi ringan.
Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok
(untuk menghindari udara usus saat pemeriksaan).
Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk
mendistensikan lambung dengan gas.
Pada pasien rawat inap diberikan lavement.
Skin test subkutan.
Pelaksanaan :
Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih
Dilakukan foto BNO
Injeksi kontras intravena (setelah cek tensi dan cek alergi)
Beberapa saat setelah injeksi dapat terjadi flushing, rasa asin di lidah, sakit
kepala ringan, gatal, mual/muntah
Jenis kontras yang digunakan :
tonik : contohnya urografin
non tonik : lapanero, ultravist, omnipaque
Pengambilan foto serial
Sebaiknya segera setelah pasien disuntikkan kontras, kedua ureter di
bendung, baru dibuat foto serial.
- menit ke-5 : menilai nefrogram dan pelviocalices system (pcs)
- menit ke-15 : menilai pcs sampai dengan kedua ureter
- menit ke-30 : menilai uretrerovesico junction
- menit ke-45 : menilai vesika urinaria dan fungsi voiding (fungsi
pengosongan kandung kencing), yaitu melihat kontraksi otot-otot
vesika urinaria.
b. Colon in loop
No Indikasi Kontraindikasi
1 Kelainan kongenital Ileus paralitik
2 (Hirsprung disease) Perforasi usus
3 Peradangan kronik Peritonitis
4 Tumor abdomen Ileus obstruktif lama (>8 jam)
Obstruksi kolon
- invaginasi
5 - volvulus Infeksi akut saluran cerna
6 General Check up Kolitis berat, dimana dinding
abdomen menjadi sangat tipis dan
7 ditakutkan terjadi perforasi
KU pasien yang jelek
Persiapan :
Mengubah pola makan penderita. Penderita hendaknya memakan makanan
yang mempunyai konsistensi lunak, rendah serat, ataupun rendah lemak
Minum air sebanyak mungkin agar tinja di kolon tetap lembek
Pemberian pencahar
Lama persiapan berkisar 1 -2 hari tergantung keadaan penderita dan klinis
Pelaksanaan :
Satu hari sebelum peneriksaan pasien makan bubur kecap
Jam 20.00 makan malam terakhir
Jam 22.00 pasien makan garam inggris (MgSO4) dan mulai puasa
Boleh minum, maksimal 100 cc sampai jam 12 malam
Mengurangi bicara dan merokok untuk menghindari penumpukan udara
dalam seluruh traktus gastrointestinal
Pasien rawat inap boleh diberikan lavement
Neoplasma
Tumor Buli Defek pengisian pada vesika urinaria yang terisi
kontras atau pola mukosa yang tidak teratur pada
film kandung kemih pascamiksi.
Infeksi
Cytitis Tampak vesika urinaria dinding ireguler. Tidak
licin. Terdapat additional defek. Kesan: suspek
cystitis.
Degeneratif
BPH Indentasi di bagian basal vesica urinaria. Hal
tersebut terjadi karena pembesaran prostat
mendesak vesika urinaria, sehingga tampak pada
gambaran radiologis, terdapat indentasi di bagian
vesika urinaria inferior (ditunjukkan panah).
Kongenital
Divertikel Tampak adanya additional defek pada vesika urinaria,
dimana kontras yang dikemihkan tetap tidak dapat
keluar dan tetap mengisi, bentuknya bulat atau oval,
dindingnya licin dan teratur. Apabila dindingnya tidak
licin dan tidak teratur, berarti ada peradangan, namanya
berubah menjadi divertikulitis.
Volvulus
Ca Colon