You are on page 1of 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. TEORI UMUM

Metode MPN untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan

kelompok coliform sebagai indicator. Kelompok coliform mencakup bakteri yang bersifat

aerobic dan anaerobic fakultatif, batang gram negatif dan tidak membentuk spora. Coliform

memfermentasikan laktosa dengan pembentukan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada

suhu 35oC (Hadioetomo,1993)

Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang

menggunakan medium padat (agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang

positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu

tertentu.pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk

gas dalam tabung durham (sutedjo,1991).

Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di

dalam contoh yang bebentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk

padat. Dalam praktikum ini suatu bahan makanan/ minuman dengan sampelnya yaitu sirup

dilakukan pengenceran secara desimal (10-1), kemudian masing-masing tabung dengan seri

3-3-3 dimasukkan 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml ke dalam tabung yang berisi Lactosa Broth dan

tabung Durham. (sutedjo,1991).

Untuk setiap pengenceran digunakan 3 seri tabung. Setelah diinkubasi selama 2 x 24

jam dengan suhu 37°C, maka akan dapat dilihat tabung yang positif yaitu tabung yang

ditumbuhi mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham.

Lalu diamati tabung yang terdapat gas/ gelembung dan berwarna keruh sehingga kombinasi

tabung yang positif dari uji duga dan uji penegasan dapat dicocokkan dengan tabel MPN-seri

9 tabung. (sutedjo,1991).
Prosedur pengujian MPN Coliform sesuai Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM

69/MIK/06) yaitu dengan cara menyiapkan dua tabung reaksi masing-masing berisi 9

ml PDF. Dari hasil homogenisasi pada penyiapan sampel dipipet 1 ml pengenceran 10-1 ke

dalam tabung PDF pertama hingga diperoleh suspense dengan pengenceran 10 lalu dikocok
-2

sampai homogen. Selanjutnya dibuat pengenceran 10-3. Ada dua tahap pengujian MPN

Coliform yaitu : (BPOM RI, 2006)

1. Uji Praduga (Presumtif Test)

Untuk mendapatkan pengenceran disiapkan 3 tabung reaksi berisi 9 ml MCB yang

dilengkapi tabung durham. Kedalam tiap tabung dari masing masing seri dimasukkan 1 ml

suspensi pengenceran. Diiinkubasi pada suhu 37° C selama 24-48 jam. Setelah 24 jam dicatat

dan diamati adanya gas yang terbentuk dalam tiap tabung, kemudian inkubasi dilanjutkan

hingga 48 jam dan dicatat tabung-tabung yang menunjukkan uji positif.

2. Uji Penegasan

Biakan dari tabung yang menunjukkan uji praduga positif dipindahkan 1 sengkelit ke

dalam tabung reaksi berisi 10 ml BGLB yang telah dibungkus tabung durham. Seluruh

tabung diiinkubasi pada suhu 37 °C selama 24- 48jam. Dilakukan pengamatan adanya

pembentukkan gas. Pernyataan hasil dari uji MPN coliform ini yaitu jumlah tabung yang

positif gas dicatat dan dirujuk ke tabel MPN. Angka yang diperoleh pada table MPN

menyatakan jumlah bakteri coliform dalam tiap gram/tiap ml sampel yang diuji (BPOM RI,

2006).

Mikroorganisme sebagai indikator air :

Pada pemeriksaan mikrobiologi yang rutin terhadap air untuk menentukan aman tidaknya

untuk diminum, tidaklah cukup bila mendasarkan uji-uji yang digunakan hanya terhadap

adanya mikroorganisme patogenik karena alas an sebagai beikut :


1) Kemungkinan besar pathogen masuk kedalam air secara sporadic, tetapi karena tidak

dapat bertahan hidup lama mungkin saja tidak dapat bertahan hidup lama mungkin saja

tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirimkan ke laboratorium.

2) Bila terdapat jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen-patogen tersebut

tidak terdeteksi oleh prosedur laboratorium yang digunakan.

3) Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Arabia

ternate ditemukan adanya patogen sementara itu tetntunya banyak orang telah

mengkonsumsi air tersebut dan tereksposisi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan

usaha untuk mengatasi situasi tersebut.

Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi untuk menentukan sesuai

tidaknya untuk digunakan sebagai organism indikator. Diantaranya organism-organisem yang

dipelajari, yang hamper memenuhi semua persyaratan suatu organism indikator yang ideal

adalah Escherica coli dan kelompok bakteri coli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap

sebagai indikator polusi tinja yang dapat diandalkan.

Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor

Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau

menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan

membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama

“Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames

menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.

Escherichia coli dan bakteri coliform lain

Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan

berdarah panas. Biasanya tidak patogenik, anggota lain kelompok koliform adalah Klebsiella

pneumonia, yang tersebar ialah luas dialam terdapat dalam tanah, air, dan paddi-padian, dan

juga dalam saluuran pencernaan manusia dan hewan. Eterobacter aerogenes, sejenis bakteri

koliform yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia dan juga terdapat dalam tanah, air,

koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri yang berbentuk batang gram
negative, tidak membentuk spora, aerobic dan anaerobic fakultatif yang memfermentasikan

laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam wakti 48 jam pada suhu

350C. (sutedjo,1991).

Kelompok koliform mempunyai beberapa cirri yang juga dimiliki oleh anggota-anggota

genus Salmonella dan shigella, yaitu duagenera yang mempunyai spesies-spesies enteric

patogenik. Namun, ada juga perbedaan biokimiawi utama yang nyata yaitu bahwa koliform

dapat memfermentasikan lactose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan salmonella

dan shigella tidak memfermentasikan laktosa. (sutedjo,1991).


BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini yakni metode MPN (Most probable number) yaitu metode

pengujian untuk memperlihatkan kualitas mikrobiologi bakteri coliform dalam air seperti

bakteri Eschechia coli ,salmonella dan lain-lain. Dimana tuuan praktikum ini adalah untuk

mengetahui kadar dan prinsip uju MPN (Most Probable Number) pada sedian air. Semua

tehnik dan prosedur pengerjaan praktikum dilakukan dengan tehnik aseptic,baik pada alat-

alat yang digunakan maupun pada bahan-bahan yang akan dipakai pada praktikum kali ini.

Dalam metode MPN (Most probable number) digunakan medium air,berbeda dengan

metode cawan yang menggunakan medium padat (agar). Perhitungan pun dilakukan

berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu ditandai dengan pertumbuhan oleh mikroba

setelah proses inkubasi pada suhu dan waktu rettentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat

dengan timbulnya kekeruhan dan perubahan warna atau terbentuknya gas dalam tabung

durham.

Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

erlenmeyer 250 ml dan 500 ml, rak tabung, lampu spiritus, tabung reaksi, tabung durham,

sprayer, alkohol, spoit, pipet ukur, dan karet pengisap. Serta bahan-bahan yang digunakan

adalah aquadest,NaCL Fisiologis, air sumur sebagai sampel,dan media yaitu MCB dan BGLB

2% media. Alat-alat tersebut kemudian dibersihkan dengan menggunakan air dan dikeringkan
Pada proses pembuatan media yaitu MCB (Mac conkey broth) dan BGLG (Brilliant

Green lactose Broth) masing-masing media ditimbang 20 gram dalam 500 mL aquadest lalu

dimasukan kedalam Erlenmeyer 50 mL dan dikocok hingga homogen, kemudian Erlenmeyer

disumbat kapas dan dimasukan kedalam belanga sampai memndidih dan homogen.

Setelah dipanaskan, media tersebut didinginkan, kemudian setiap media dipipet 9 mL

dan dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham setelah semua tabung

terisi oleh media, tabung tersebut dibungkus dengan kertas untuk disterilisasikan dalam

autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C , setelah selesai didinginkan dan disimpan

kedalam kulkas untuk digunakan uji lanjut

Dalam percobaan ini,prosedur kerja uji MPN (Most Probable Number) , sampel yang

digunakan adalah air sumur , dipipet 10 mL dan dimasukan kedalam Erlenmeyer steril

,kemudian dipipet 90 mL NaCL Fisiologis untuk pengenceran sampel dan dimasukan dalam

Erlenmeyer berisi sampel,itu adalah pengenceran pertama (10-1),kocok homogen. Kemudian

dilakukan pengenceran kedua (10-2) dan ketiga (10-3) , yang berisi 9 mL NaCL Fisiologis

dalam tabung reaksi. Kemudian disiapkan Sembilan tabung reaksi berisi media MCB (Mac

Conkey Borth) yang dilengkapi tabung durham , dipipet 1 mL dari pengenceran 10-1 dan

dimasukan kemasing-masing tiga tabung reaksi MCB (Mac Conkey Bort). Dilakukan hal-hal

yang sama pada pengenceran 10-2 dan 10-3 ,kemudian media dibungkus kembali dengan kertas

dan diinkkubasi pada suhu sedang yakni 350-370C selama 2 x 24 jam. Setelah itu dilakukan

pengamatan dan dicatat jumlah tabung yang menunjukan uji presumtif pasif yaitu

terbentuknya gas dalam tabung durham dan perubahan warna media menjadi kuning atau

keruh.

Dengan demikian didapat tabel hasil pengamatan pada sampel air sumur pada hari

senin 07/05/2012 pukul 14.30, yakni sebagai berikut :


Hari / Tanggal Jumlah tabung positif AMP per gram/mL
10-1 10-2 10-3
Senin,
7-05-2012 3 3 3 > 1100
Berdasarkan table pengamatan tersebut diperoleh hasil yang menunjukan bahwa

jumlah tabung positif pada percobaan MPN persatuan volume atau massa sampel yakni

diperoleh tiga tabung positif dari pengenceran 1/10 (10-1), dan tiga tabung positif dari

pengnceran 1/1000 (10-3) sehingga berdasarkan table MPN (Most Probable Number) angka

yang diperoleh yakni >11000 jumlah bakteri coliform dalam tiap gram atau tiap ml. Setelah

itu dilakukan uji konfirmasi atau uji lanjut dengan tujuan untuk memastikan jumlah bakteri

coliform yang terdapat pada tabung yang telah dilakukan uji presumtif.

Uji konfirmasi dilakukan dengan proses pemindahan satu sengkelit biakan dengan

menggunakankemudian dibun ose dari tabung yang menunjukan uji persumtif kedalam

tabung reaksi yang berisi BGLB 2% sebanyak 10 ml,yang telah dilengkapi dengan tabung

durham,kemudan dibungkus kemali dengan kertas dan diinkubasi selama 2 x 24 jam pada

suhu 350-370C. Setelah itu dilakukan pengamatan kembali serta dicatat tabung yang

menunjukan reaksi positif yaitu terbentuknya gas dalam tabung durham.

Pada pengamatan uji konfirmasi diperoleh hasil pengamatan pada sampel air sumur

pada hari rabu tanggal 09/05/2012 jam 16.00, yakni sebagai berikut :
Hari / Tanggal Jumlah tabung positif AMP per gram/mL
10-1 10-2 10-3
Rabu, ---
9-05-2012 0 3 3 (Tidak terdapat pada
table MPN)

Berdasarkan tabel pengamatan tersebut diperoleh hasil yang menghasilkan bahwa

jumlah tabung positif yakni diperoleh nol tabung positif (tidak ada tabung positif) dari

pengnceran 1/10 (10-1) , tiga tabung positif dari pengenceran 1/100 (10-2) , serta tiga tabung

positif dari pengenceran 1/1000 (10-3)

Hasil yang diperoleh, tidaklah sesuai berdasarkan table MPN (Most Probable

Number) yang ada , hal ini terjadi dimungkinkan karena kurang telitinya atau terjadi
kesalahan pada saat pemindahan sengkelit, dan juga percobaan dilakukan tidak secara aseptik

pada saat praktikum berlangsung.. kemungkinan selanjutnya yakni pada saat pemindahan

sengkelit pada label (pelabelan) sehingga jumlah angka bakteri coliform dalam tiap gram atai

tiap ml tersebut tidaklah sesuai dengan table MPN (Most Probable Number) yang ada.

BAB VI
PENUTUP

VI.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal

yakni sebagai berikut :


a Uji Persumtif
Hari / Tanggal Jumlah tabung positif AMP per gram/mL
10-1 10-2 10-3
Senin,
7-05-2012 3 3 3 > 1100

b Uji Konfirmasi
Hari / Tanggal Jumlah tabung positif AMP per gram/mL
10-1 10-2 10-3
Rabu, ---
9-05-2012 0 3 3 (Tidak terdapat pada
table MPN)

VI.2. SARAN

Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan praktikum ini adalah

diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi dalam melakukan praktikum

berikutnya. Dan sebaiknya para praktikan sebelum melakukan sterilisasi harus melakukan
berdasarkan prosedur tehnik pengerjaan yakni pengerjaan atau prosedur kegiatan di

laboratorium mikrobiologi harus dikerjakan secara aseptic. Dengan tujuan untuk mencegah

adanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni dari mikroorganisme luar baik

melalui kontak langsung dengan permukaan atau tangan sekaligus melindungi diri dari

infeksi dan orangorang yang berada di dalam laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2006. Metode Analisis Mikrobiologi Suplemen 2000. Pusat Pengujian Obat Dan
Makanan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia : Jakarta.
Hadioetomo, R.S 1993. Mikrobiologi dasar dalam praktek teknik dan prosedur dasar
laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Lalo, Ahmad., dkk, 2012. Penuntun Praktikum Mikrobilologi dan Parasitologi.Akfar Bina
Husada : Kendari
Lay, Bibiana W. 1994. Anaisis Mikroba di aboratorium. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Sutedjo, M.M. 1991. Mikrobiologi tanah. Rineka Cipta : Jakarta
Waluyo Lud, 2007. Edisi Revisi Mikrobiologi Umu. Penerbit UMM PRESS : Malang.
file:///C:/Users/speedy/Downloads/mikrobiologi%20modul%204%20_%20dizzideepinsohard-
blog.htm

You might also like