You are on page 1of 9

MAKALAH

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL


DOSEN PENGAMPU : DR HILL GENDOET HARTONO, ST.MT

TUGAS INDIVIDU
DISUSUN OLEH : M. JAIDIN
NIM : 410016113

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI S1
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2016
Pengertian sifat-sifat fisik mineral

Sifat fisik mineral adalah sifat fisik yang dimiliki oleh satu mineral yang dapat
digunakan untuk mengenali satu jenis mineral. Dan sifat fisik mineral meliputi warna,
cerat, kilap, bentuk, pecahan,belaha dan kekerasa. Sifat fisik mineral ini merupakan sifat
yang khas dan unik karena sifat ini merupakan ekspresi dari komponen penyusun dari
mineral.

Warna (colour)

Bila suatu permukaan mineral dikenai cahaya, maka cahaya tersebut sebagian
akan diserap dan dipantulkan, gelombang cahaya yang direfleksikan oleh mineral
kemudian diterima oleh mata adalah warna yang dimiliki oleh mineral. Warna
merupakan sifat fisik mineral yang dapat dengan langsung teramati, namun warna tidak
sepenuhnya mencerminkan warna asli dari mineral. Karena warna mineral tidak hanya
berasal dari mineral itu sendiri namun juga dapat berasal dari warna zat lain yang
mengotori mineral. Warna asli mineral disebut dengan warna idiochromatic sedangkan
warna yang dihasilkan oleh adanya pengotor disebut warna allochromaatic.

warna idiochromatic dihasilkan oleh warna materi penyusun mineral, contoh


warna idiochromatic pada mineral adalah sebagai berikut : sulfur memiliki warna
kuning, magnetit berwarna hitam, hornblende berwarna cokelat kehitaman, corundum
berwarna merah muda, emas berwarna kuning. Sedangkan warna allochromatic ini
disebabkan oleh adanya zat lain yang mengotori mineral yang mengakibatkan
warnanya berbeda dengan mineral pada kondisi murni. Warna allochromatic ini dapat
berubah-ubah meskipun pada mineral yang sama, contohnya pada kuarsa. Kuarsa
warnanya tidak selalu putih transparan, kuarsa dapat berwarna merah muda, ungu,
ataupun cokelat kehitaman. Jasper merupakan sio2 yang dapat berwarna hijau, merah,
ataupun warna lain karena tercampur dengan hematit ataupun limonit.
Idiochromatic (sulfur)

Allochromatic (amethys)

Warna tidak selamanya menjadi indikator atau karakteristik khas dari satu
mineral. Karena warna tidak selamanya menunjukkan warna asli mineral. Warna
mineral di alam dipengaruhi oleh komposisi kimia penyusun mineral dan pengotor
pada mineral.
Kilap
Kilap adalah sifat fisik mineral yang berupa pantulan cahaya yang dimiliki
mineral. Intensitas cahaya yang dipantulkan dari mineral sangat berhubungan dengan
nilai indeks bias yang dimiliki oleh mineral. Nilai indeks bias satu mineral tidak dapat
diketahui dengan pengamatan mata telanjang, namun harus dengan menggunakan alat
bantu. Oleh karena itu dalam pengamatan kilap dengan menggunakan mata telanjang
hanya dengan menggunakan parameter kemiripan kilap mineral dengan kilap yang
dimiliki benda lain. Secara umum kilap dibagi menjadi kilap logam dan non logam. Kilap
logam adalah kilap mineral yang kilapnya mirip dengan kilap yang dimiliki oleh logam
dan umumnya kilap ini dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung unsur logam
yang dominan. Contohnya adalah galena (pbs), pirit (fes2), magnetit (fe3o4 ), kalkopirit
(cu fes2 ).

Kilap logam pada kalkopirit


Kilap non logam dibagi lagi menjadi beberapa kelompok antaralain :
 Kilap sutra, contohnya asbes, gipsum, serpentin
 Kilap intan contohnya intan
 Kilap kaca contohnya kuarsa, kalsit, plagioklas
 Kilap damar contohnya sphalerit (zns), monasit (ce, la, y, th)po4
 Kilap mutiara contohnya pada dolomit, dan bukit
 Kilap lemak contohnya pada talk, dan alit
 Kilap tanah contohnya pada bauksit.

Kilap pada serpentin

Cerat
Cerat adalah warna mineral pada kondisi bubuk, warna cerat bersifat tetap
daripada warna mineral. Karena meskipun terdapat pengotor pada mineral yang
menyebabkan perubahan warna mineral, jumlah pengotor itu sangatlah sedikit
sehingga tidak mampu mengubah warna dari cerat satu mineral. Warna cerat dapat
lebih diandalkan untuk mengenali satu mineral. Warna cerat tidak selamanya sama
dengan warna mineral, misalnya pada hematit, warna mineralnya merah cokelat atau
abu-abu, namun warna ceratnya selalu merah cokelat. Augit berwarna hitam, namun
ceratnya berwarna abu-abu hijau. Biotit berwarna cokelat amin ceratnya tidak
berwarna. Ortoklas berwarna putih, abu-abu atau merah jambu, namun ceratnya
berwarna putih.

Cerat pada sulfur


Pecahan
Pecahan merupakan kemampuan satu mineral untuk membelah tidak melalui
bidang belahnya. Pecahan tidak mengekspresikan susunan atom di dalam kristal satu
mineral. Pecahan dibagi menjadi :
 Concloidal, merupakan pecahan yang bentuknya berupa gelombang lengkung
yang mirip dengan pecahan pada kaca ataupun botol. Contoh mineral yang
memiliki pecahan concloidal adalah kuarsa, obsidian, kalkosit.

Concloidal pada obsidian


 Splintery=fibrous yaitu pecahan yang bentuknya berserat seperti jarum.
Contohnya adalah pecahan pada augit, hipersten, asbes.

Asbes
 Uneven=irregular adalah pecahan dengan permukaan kasar tidak beratuan.
Contohnya pada irit, kalkopirit, garnet dan hematit.

Hematite
 Hackly, yaitu pecahan yang runcing-runcing tidak teratur dan kasar. Contohnya
pecahan pada perak dan tembaga.
Native cu

Belahan
Belahan adalah kemampuan satu mineral untuk membelah pada bidang
belahnya, ini dicirikan dengan bidang belahan yang rata dan licin serta beraturan.
Dalam pengamatan belahan akan nampak jelas pada pengamatan dibawah mikroskop.
Karena bidang belah mineral hanya nampak sebagai garis-garis yang beraturan pada
mineral. Bidang belah mineral ini mencerminkan struktur atom yang ada di dalam
susunan kristal mineral. Berdasarkan banyaknya bidang belahan, belahan dibagi
menjadi :
 Belahan satu arah, kenampakannya berupa adanya garis-garis satu arah pada
mineral. Biasanya belahan ini ditemukan pada mineral yang berbentuk lembaran
seperti muskovit dan biotit.
 Belahan dua arah, kenampakan ini akan nampak sangat jelas dibawah mikroskop
dengan kenampakan berupa garis-garis cengeng dua arah orientasi. Contohnya
pada piroksen, hornblende dan feldspar.
 Belahan tiga arah adalah belahan yang memiliki bidang belah tiga arah dan
saling tegak lurus. Contohnya pada halit, pirit dan galena.
Kekerasa
Kekerasan mineral adalah daya tahan mineral terhadap goresan (scratching).
Penentuan kekerasan relativ mineral ialah dengan cara menggoreskan permukaan
mineral yang rata pada mineral standar dari skala mohs yang sudah diketahui
kekerasannya.
Skala kekerasan relativ mineral dari mohs :
 Talc mg3si4o10(oh)2
 Gypsum caso22h2o
 Calcite caco3
 Fluorite caf2
 Apatite ca5(po4)3f
 Orthoclas k(alsi3o8)
 Quartz sio2
 Topaz al2sio4(foh)2
 Corondum al2o3
 Diamond c

Misalnya suatu mineral di gores dengan kalsit (h = 3) ternyata mineral itu tidak
tergores, tetapi dapat tergores oleh fluorite (h = 4), maka mineral tersebut mempunyai
kekerasan antara 3 dan 4. Dapat pula penentuan kekerasan relativ mineral dengan
mempergunakan alat-alat sederhana yang sering terdapat di sekitar kita. Misalnya :
 Kuku jari manusia h = 2,5
 Kawat tembaga h=3
 Pecahan kaca h = 5,5
 Pisau baja h = 5,5
 Kikir baja h = 6,5
 Lempeng baja h=7
Bila mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh kawat
tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
Daya Tahan Terhadap Pukulan ( Tenacity )
Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,
penghancuran, dan pemotongan. Macam-macam tenacity :
Brittle : Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus
Contoh : Calcite, Quartz, Marcasite, Hematite.
Sectile : Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung.
Contoh : Gypsum, Ceragyrite.
Malleable : Apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contoh : Gold, Copper
Ductile : Dapat di tarik / diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik dapat bertambah
panjang dan aopabila dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.
Contoh : Silve, Cerrargyrite, Copper, Olivine.
Flexible : Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.
Contoh : Talc, Mika, Gypsum.
Elastic : Dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula bila dilepaskan.
Contoh : Muscovite, Hematite tipis.
Berat jenis ( specific gravity )
Banyak mineral-mineral yang mempunyai sifat fisis yang banyak persamaannya,
dapat dibedakan dari berat jenisnya. Seperti pada colestite srso4 dengan berat jenis 3,95 dapat
dengan mudah dibedakan dengan barit yang mempunyai berat jenis 4,5 salah satu penentuan
berat jenis dengan teliti dapat menggunakan pycnometer. Berat jenis adalah angka
perbandingan antara berat suatu mineral di bandingkan dengan berat air pada volume yang
sama.
Sifat kemagnetan
Pada acara praktikum mineral fisik ini adalah sifat dari mineral yang diselidiki apakah
paramagnetit ( magnetit ) ataukah diamagnetit (non magnetit ):
Paramagnetit (magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya tarik terhadap
magnet.
Diamagnetit (non magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya tolak terhadap
magnet.
Derajat ketransparanan
Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral tersebut
men-transmit sinar cahaya ( berkas sinar ). Sesuai dengan itu, variasi jenis mineral dapat
dibedakan atas :
Opaque mineral : mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian
yang amat tipis. Mineral-mineral ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan
meninggalkan berkas hitam atau gelap (logam-logam mulia,belerang,ferric oksida )
Transparant mineral : mineral-mineral yang tembus pandang seperti kaca biasa ( batu-
batu kristal dan ieland spar ).
Translusent mineral : mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang
seperti kaca frosted ( calsedon, gypsum, dan kadang-kadang opal ).
Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non transparent) dalam bentuk pecahan-
pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada lapisan yang tipis (feldspar)
Perawakan kristal (crystal habit)
Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. Kita perlu
mengenal beberapa perawakan kristal yang terdapat pada jenis mineral tertentu, sehingga
perawakan kristal dapat dipakai untuk penentuan jenis mineral, walaupun perawakan kristal
bukan merupakan ciri tetap mineral. Contoh : mika selalu menunjukkan perawakan kristal
yang mendaun (foliated), amphibol selalu menunjukan perawakan kristal meniang
(columnar). Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan (richard pearl,1975) yaitu ;
A. Elongated habits
Meniang ( columnar ) Contoh : tourmaline
Menyerat ( fibrous ) Contoh : asbestos
Menjarum ( acicular ) Contoh : natrolite
Menjaring ( reticulate ) Contoh : rulite
Merabut ( capillery ) Contoh : cuprite
Membintang ( stellated ) Contoh : pirofilit
Membenang ( filliform ) Contoh : silver
Mondok ( stound,tubby,equant ) Contoh : zircon
Menjari ( radiated ) Contoh : markasit
B. Flattened habits
Membilah ( bladed ) Contoh : kyanite, Kalaverit.
Memapan ( tabular ) Contoh : barite, Hypersthene.
Membata ( blocky ) Contoh : microcline, Calcite.
Mendaun ( foliated ) Contoh : mika, Chlorite.
Memencar ( divergen ) Contoh : aragonite
Membulu ( plumose )nContoh : mika
C. Rounded habits
Mendada ( mamillary ) Contoh : malachite, Opal
Membulat jari ( co;;oform radial ) Contoh : pyrolorhyte
Mengginjal ( rentiform ) Contoh : hematite
Membulat ( colloform ) Contoh : glsuconite
Membutir ( granular ) Contoh : olivine
Stalaktit (stalactic ) Contoh : goethite
Memisolit ( pisolitic) Contoh : gibbsite, Pisolitic.

You might also like