You are on page 1of 10

Nama : Tuti Nurcholifah Yasin

NIM : 122160708

BLUE BIRD

Segmentasi

Dalam kompetisi memperoleh pasar,Bird melakukan segmentasi pasar,alih alih


menggunakan mass production Blue Bird taxi membagi pasar dari layanan yang
diberikan.misalkan untuk masyrakat umum Blue Bird group menawarkan Taxi Blue
Bird.sedangkan untuk kalangan eksekutif PT Blue Bird menawarkan Taxi Silver Bird dan
untuk VIP,Blue Bird memiliki taxi Golden Bird,ditambah dengan penawaran untuk penumpang
skala besar maka ditawarkanlah Big Bird.dari pembagian tersebut kita dapat menyimpulkan
bahwa Blue Bird bergerak di segment market.

Namun, segment market ini tidak fleksible, karena Blue Bird memilih untuk
mendiffrensiasi armadanya bukan mendeferensiasi layanan yang diberikan.dalam hal ini tentu
saja kita tidak dapat menyalahkan Blue Bird,mengingat resiko yang mungkin akan timbul
apabila Blue Bird mendeferensiasi layanan,yaitu market confusetion

Dalam segmentasi Blue Bird ini kami juga melihat Blue Bird mencoba untuk
mempertahankan Brand image yang dimiliki dan mempertahankan Brand loyalty.walaupun
tidak mendeferensiasi layanan,Blue Bird mencoba memaksimalkan layanan yang diberikan,hal
ini dengan kebijakan kebijakan perusahaan seperti mentraining para driver agar terlihat
ramah,rapi dan sopan.

Pemilihan Pasar Sasaran (Targetting)

Secara demografi kota kota yang menjadi pasar Blue Bird adalah kota kota besar
di Indonesia semisal : Jakarta,Bali,Bandung,Surabaya dan Semarang.hal ini tidak terlalu
mengherankan,karena logikanya kota kota besar memiliki tingkat mobilitas yang tinggi
sehingga merupakan sasaran tepat untuk perkembangan jasa transportasi di Indonesia.

fakta yang menarik ketika mengamati cara Blue Bird mengekspansi pasarnya.seperti
yang kita tahu,bahwa Blue Bird pertama kali ada di Jakarta,logika kita akan mengatakan jika
Blue Bird akan berekpansi maka kota terdekat yang paling potensial adalah Bandung,namun
asumsi kami salah,kota kedua yang dituju oleh Blue Bird adalah Bali.terdapat beberapa
kemungkinan yang mungkin mendasari kenapa bali menjadi kota yang lebih dahulu dituju oleh
Blue Bird dibandingkan Bandung,kemungkinan pertama Blue Bird ingin memaksimalkan
keuntungan dengan mencari kostumer yang ingin membeli jasa Blue Bird dengan harga
premium,kemungkinan kami ini didasari fakta bahwa Bali merupakan tourist centre yang telah
lama dikenal,dan banyak turis asing yang rela membayar dengan harga premium.

Dengan memilih Bali,Blue Bird juga memperoleh keuntungan melalui kerjasama


dengan hotel hotel setempat.afiliasi ini nampaknya merupakan salah satu opportunity yang
dikejar oleh Blue Bird,terbukti dengan pembangunan holiday resort di Lombok yang dimiliki
oleh Blue Bird atau dengan kata lain Blue Bird melihat hotel atau resort sebagai sumber yang
menguntungkan dalam memperoleh kostumer.

Segmentasi Pasar dan Pemilihan pasar sasaran

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan


perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat.Hal ini menuntut para pengambil kebijakan
untuk mengembangkan suatu strategi yang mampu mancapai sasaran pertumbuhan
penjualan.Adapun menurut Buku Terbitan penulis Kotler, bahwa salah satu strategi jitu
perusahaan dalam memasarkan produknya perusahaan harus melakukan tiga langkah yaitu :
1). Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan membentuk kelompok pelanggan
yang berbeda yang mungkin meminta produk(Segmentasi). 2). Penerapan pasar sasaran
(Targetting )yaitu memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki(Pemilihan Pasar
Sasaran) dan 3). Penepatan posisi pasar yaitu membedakan, mengkomunikasikan manfaat
utama yang membedakan produk dalam pasar(Positioning).
Dan sebagai sebuah perusahaan yang bergerak diantara iklim persaingan usaha yang
ketat.Blue Bird Group telah menjalani 3 langkah yang di sarankan oleh Kotler. Berikut
adalah penjelasan mengenai bagaimana PT Blue Bird Pusaka melakukan Segmentasi,
Pemilihan Pasar sasaran dan positioning produk-produknya di pangsa pasar indonesia,
khususnya kota-kota besar.
Jika dilihat secara seksama, Blue Bird Pusaka telah melakukan segmentasi geografi, karena
pada saat ini, perusahaan yang bergerak di dalam bidang jasa pelayanan taksi ini hanya
melayani beberapa daerah yang “mungkin” dianggap memiliki pangsa pasar yang baik dan
bagus. Adapun beberapa kota yang di layani oleh Blue Bird Pusaka adalah :Jakarta, Bali,
Bandung, Banten, Manado , Medan, Lombok, Semarang, Surabaya and Yogyakarta.

SEGMENTASI PRODUK
Sedangkan untuk Segmentasi Produk yang dilakukan oleh Blue Bird Pusaka adalah membagi
jenis armadanya menjadi 3 jenis produk yaitu :

Jika di lihat dari segi ketiga produk yang disediakan oleh PT Blue Bird Group maka Blue
Bird / Pusaka taksi berada pada tingkatan segmentasi terendah di antara dua produk
lainnya.Maka dapat dikatakan bahwa Blue Bird/Pusaka Taksi memiliki pangsa pasar untuk
penumpang yang memiliki budget menengah dan ke atas.Jika dilihat secara seksama dari
ketiga produk tesebut, PT Blue Bird Group telah menentukan jenis pangsa pasar tersendiri
bagi ketiga Produk tersebut.tersebut adalah sebagai berikut :

Blue Bird /
Silver Bird Golden Bird
Pusaka Transport
• Menengah Ke • Eksekutif • Menengah Ke
Atas Atas dan
Eksekutif

Sebagai sedikit tambahan penjelesanan bagaimana Blue Bird Pusaka mengatur segmentasi
sasaran pasarnya adalah tarif dari masing-masing produknya:
1. Blue Bird / Pusaka transport
 Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 7.000,-
 Berjalan: Rp 3.600,- per kilometer

2. Silver Bird
 Tarif awal/buka pintu/Flag fall: Rp 15.000,-
 Berjalan: Rp 6.000,- per kilometer

3. Golden Bird
 Sesuai dengan kesepakatan dan deal yang ditentukan oleh pihak Peminjam dan Blue
Bird Pusaka.
Dari ketiga penjelasan diatas, didapatkan bahwa Blue Bird / Pusaka Transport taksi
merupakan produk dari Blue Bird Pusaka yang memiliki segmentasi harga untuk penumpang
dengan budget menengah.
Jika perbandingan segmentasi harga yang diterapkan Blue Bird Pusaka dibandingkan
dengan pesaing usaha taksi yang sejenis terdapat sedikit perbedaan harga antara Blue Bird
dengan taksi-taksi lainnya. Adapun 3 perbedaan mendasar dari tarif persaingan antar usaha
taksi adalah sebagai berikut:

1. Tarif Atas
 Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 7.000,-
 Berjalan: Rp 3.600,- per kilometer
 Menunggu: Rp 42.000,- per jam
 Blue Bird Group : Blue Bird, Morante, Cendrawasih, Pusaka, Pusaka Prima, Pusaka
Sentra, Pusaka Satria, Pusaka Biru, Pusaka Lintas.

2. Tarif Bawah
 Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 6.000,-
 Berjalan: Rp 3.000,- per kilometer
 Menunggu: Rp 30.000,- per jam
 Express, Taxiku

3. Premium Cab
 Tarif awal/buka pintu/Flag fall: Rp 7.500,-
 Berjalan: Rp 4.400,- per kilometer
 White Horse

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa Taksi Blue Bird / Pusaka Transport memiliki
segmentasi pasar bagi penumpang yang memiliki budget sedikit lebih jika dibandingkan
dengan taksi taksi yang lain, dan sebagai tambahan bahwa terdapat dua jenis tarif yang
diterapkan oleh perusahaan taksi yang ada di Indonesia, yaitu Tarif Atas dan Tarif Bawah.
Perbedaan antara kedua tarif tersebut sebenarnya adalah penentuan harga yang di campuri
oleh kebijakan kebijakan dari pemerintah setempat, perbedaannya terletak di harga yang
ditentukan oleh masing-masing perusahaan taksi, yaitu tarif atas ditentukan secara mandiri
oleh perusahaan dengan cara mengambil harga batas atas dari kebijakan pemerintah daerah
dan begitu juga sebaliknya.
Dengan segmentasi yang diterapkan seperti yang dijelaskan diatas, diharapkan bahwa
Angkutan Blue Bird / Pusaka Transport dapat menjadi Taksi utama yang digunakan
masyarakat, walau terkadang Blue Bird tersandung dengan perbedaan penggunaan tarif
dasar yang diterapkan, yangmana tarif yang digunakan oleh Blue Bird dan Pusaka dapat
dikatakan “memberatkan” penumpang jika dibanding dengan taksi taksi lainnya yang
menggunakan tarif bawah. Walau demikian, dengan tarif atas yang diterapkan blue bird dan
pusaka, kami merasakan bahwa tarif atas yang digunakan blue bird dan pusaka sangat worth
it dengan apa yang mereka sediakan, karena selama ini blue bird dan pusaka menyuguhkan
fitur fitur yang baik dan seimbang untuk para penumpangnya.

Ketika di pertanyakan seberapa efektifnya segmentasi target yang di tetapkan oleh Blue
Bird terhadap produknya, maka didapatkan bahwa tingkat efektifitas dari produk Taksi
Regulernya a.k.a Blue Bird dan pusaka sudah sangat sesuai, karena mencapai target sasaran
yang mana sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karena sesuai dengan pemilihan pasar
sasaran yang ditentukan oleh Blue Bird yang mana target dari Blue Bird / Pusaka transport
akan digunakan oleh seluruh kalangan dan silver bird untuk kalangan dengan kelas
eksekutif.

Setelah melihat bagaimana sistem pemberian harga dan penetapan pasar sasaran yang
diterapkan oleh Blue Bird Pusaka dapat diambil kesimpulan bagaimana segmentasi yang
digunakan oleh Blue Bird Pusaka, yaitu Blue Bird Pusaka menargetkan pangsa pasar kelas
menengah untuk produk Blue Bird / Pusaka Transport yang merupakan taksi regulernya.

POSITIONING

Sebagai perusahaan taxi yang telah lama ada di Indonesia,Blue selalu berusaha
menanamkan pencitraan yang baik pada masyarakat.Kami melihat bahwa Blue Bird ingin
menempatkan dirinya sebagai sebuah Brand yang berkelas, aman, nyaman dan dapat
diandalkan. hal ini dapat terlihat dari visi Blue Bird yaitu menyelenggarakan jasa tranportasi
yang berkualitas serta dari motto blue Blue Bird yaitu ANDAL (aman,nyaman,mudah dan
personalize)

Blue Bird Taksi menyadari benar arti pentingnya kualitas layanan yang diberikan.Secara
garis besar menurut Wirasasmita et al (1999) ada empat unsur dalam
konsep ini, yaitu:
1. Kecepatan
2. Ketepatan
3. Keramahan
4. Kenyamanan

Keempat komponen tersebut merupakan satu pelayanan yang terintegrasi,


maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak unggul, bila ada komponen yang
kurang. Untuk itu karyawan Blue Bird Taksi Diharuskan berpakaian rapi dan bersikap ramah
kepada konsumen.Dengan teknologi GPS yang sekarang dipakai maka diharapkan dapat
memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat.
Sebagai market leader, mempertahankan reputasi sebagai “Partner Transportasi yang
Handal” memang tidak mudah.Oleh sebab itu, untuk membentuk brand loyalty para konsumen,
Blue Bird menerapkan quality control terhadap seluruh lini usahanya, dari technical support
hingga customer service.
Basis usaha Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khusus nya adalah taksi dan
alatangkutan / kendaraan. Secara langsung yang menjadi penggerak utama usaha ini adalah
para pengemudi-nya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan
fungsi sebagai customer service dan sales force, karena mau tidak mau, para pengemudi inilah
yang akan berhadapan langsung dengan penumpang / customer. Para pengemudi di Blue Bird
dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari para pengemudi inilah image Blue
Bird dibangun. Sehingga tidak heran bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para
pengemudinya yang baik dan jujur.
Selain pengemudi, ada pula Call Center yang harus bekerja keras merespon setiap
permintaan pelanggan.Beruntung dengan adanya teknologi radio, GPS, MDT, Internet, dan kini
dengan SMS, order dari pelanggan dapat ditangani dengan cepat dan mudah.
Keistimewaanlainnyadaripelayanantransportasi Blue Bird taksi ini adalah ketersediaan 24 jam
sehari, 7 hari seminggu, sehingga jalanan tidak pernah sepi dari armada taksi. Dengan model
kerja shift karyawan, taksi–taksi yang beredar di jalanan ibukota ini diharapkan akan ada baik
siang maupun malam hari, dari hari kerja biasa hingga hari libur sekalipun.
Dari segi pricing, Blue Bird bukanlahperusahaan yang bermain-main di strategi ini.Tarif yang
dikenakanoleh Blue Bird mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah
setempat.Bahkan untuk menjaga image-nya, setiap kali ada perubahan tarif, Blue Bird langsung
aktif merespon.Berbeda dengan operator taksi lainnya yang argometernya dikenakan tariff
sesuai kehendak pengemudi-nya.
Mungkin kebijakan mengenai tariff ini akan mengurangi jumlah konsumen yang menggunakan
Blue Bird. Namun justru dengan menerapkan tarif yang berlaku, Blue Bird menjadi teladan
dalam urusan pricing, dan tentunya tidak akan kebingungan dengan biaya operasional. Bahkan,
penerapan pricing ini bagikonsumen Blue Bird akan menjadikannya sebagai operator taksi
yang konsisten sehingga positioning Blue Bird tetap terjaga. Apa jadinya bila Blue Bird
menempelkan tulisanTarif Lama di kaca depan mobilnya? Pasti yang terkesan adalah Blue Bird
sebagai taksi murahan yang rela menurunkan tarifnya untuk menggaet para penumpangnya

Positioningnyasegmen costumernya untuk kalangan menengah.Kenapa? Karena blue bird


taksi menjaga eksklusiifitas armadanya agar imagenya di mata customer tidak terlihat
murahan.Dengan dia mengambil segmen menengah, blue bird dapat mencangkup segmen atas
dan segmenbawah yang menginginkan eksklusifitas tetapi tidak mengeluarkan uang yang
terlalu mahal.Dan untuk pricingnya, selain mengikuti standar yang ditetapkan pemerintah, blue
bird sendiri menggunakan uangnya tersebut untuk melakukan maintenance berkala armada dan
training supir armadanya. Berbeda dengan group taksi lain yang menggunakan tariff lama, blue
bird group melakukan maintenance armadanya setiap 6 bulan sekali, dan spare part yang rusak
bukan di perbaiki, melainkan di ganti. Sehingga kemungkinan untuk rusak kembali pun
kecil.Training supirnya pun tidak setengah-setengah, blue bird group memberikan training dari
mengemudi hingga customer care pengemudinya, karena supirnya merupakan front-linernya
bisnis taksi ini.

Analisis Bauran Pemasaran

Price
Pengaturan tarif argo hanya oleh team teknisi Bluebird group yang besaranya tarif ditentukan
oleh pemerintah daerah yakni yakni tarif batas atas Rp7.000 dengan setiap per 100 meter naik
Rp275 dan masa tunggu selama satu jam Rp27.500. Sementara tarif batas bawah yakni
Rp6.000 dengan setiap per 100 meter Rp250 dan masa tunggu selama satu jam Rp25.000
dengan argo selalu tersegel dan ditera setiap setahun sekali. Seperti yang kita ketahui bahwa
penetapan tarif taksi blue bird sangat menyesuaikan dengan tarif yang ditentukan pemerintah
daerah setempat.

Selain itu ada juga tariff tunggu yang di bandara-bandara lokasi taksi blue bird. Untuk taksi
resmi Bandara Soekarno Hatta, penumpang dikenakan biaya tunggu (surcharge) yang
besarnya sesuai zona tujuan.Semakin jauh tujuan, biaya tunggunya semakin murah.
1. Zona I (Rp 10.500): Tangerang, Kalideres, Teluk Naga, Cipondoh, Pantai Indah Kapuk,
Cengkareng, Grogol, Kebon Jeruk.
2. Zona II (Rp 9.000): Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Kemayoran, Cempaka Putih,
Tambora, Tanah Abang, Jatinegara, Tebet, Mampang, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama,
Ciledug, Pondok Aren, Bumi Serpong Damai.
3. Zona III (Rp 7.500): Koja, Kelapa Gading, Cilincing, Pulogadung, Cakung, Duren Sawit,
Pondok Gede, Kampung Makasar, Kodya Bekasi, Kramat Jati, Pasar Minggu, Pasar Rebo,
Ciracas, Cipayung, Limo, Jati Sampurna, Cilandak, Jagakarsa, Ciputat, Pamulang,
Sawangan, Kodya Bogor, Kab. Bogor, Kodya Depok.

Promotion
Ada hal yang unik dari promsi pada Blue Bird Taksi.Blue Bird ini tidak menggunakan
konvensional advertising untuk promosi.Mereka menggunakan kekuatan market of mind
yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan melekatkan “Blue Bird” sebagai satu-
satunya taksi dengan kualitas yang sangat baik.Dua cara utama yang digunakan sebagai
proses dari market of mind adalah :
1. No-Lower Price
Mungkin kita akan mengerutkan dahi dengan no-low price yang diterapkan
oleh blue bird. Blue Bird mengetahui bahwa hal utama yang harus dijaga
dari jasa transportasi adalah keamanan dan kenyamanan. Dengan tidak
mengurangi harga tetapi meningkatkan keamanan dan kenyamana pada
penumpang akan memberi mind set pada penumpang bahwa taksi bluebird
merupakan taksi yang tidak murahan dan bersifat eksklusif.
2. High Quality
Dengan tidak menerapkan low price maka blue bird dapat meningkatkan
kualitasnya. Peningkatan kualitas (terutama dalam bentuk savety) akan
membuat Blue Bird eksklusif dan menjadi leader dalam marketnya. Orang-
orang memiliki kepercayaan dan mind set yang kuat terhadap kualitas blue
bird yang eksklusif.
Dengan adanya dua hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa dengan konsep market of mind
secara tidak langsung member pengaruh promosi yang kuat terhadap eksistensi Blue Bird taksi.
Apalagi dengan maraknya kasus-kasus yang dilakukan oleh supir taksi kepada penumpang
memberikan kekuatan promosi yang besar terhadap Blue Bird dengan konsep pelayanan
eksklusif dan harga yang wajar.
Placement
OUTLET OUTLET TERSEBAR DIBERBAGAI WILAYAH STRATEGIS SPT ; MALL,
TEMPAT TEMPAT HIBURAN ,BANDARA, HOTEL
●58 POOL TERSEBAR DIWILAYAH JAKARTA , BALI, BANDUNG , BANTEN
MANADO,MEDAN,LOMBOK,SEMARANG,SURABAYA,PADANG,
PALEMBANG,PEKANBARU DST

Physical Evidence
Armada taksi yang disediakan dalam keadaan baik,bersih, tidak rusak
desain kursi dibuat nyaman dan para supir memakai seragam yg bersih dan wangi , serta radio dan
taksi meternyapun berjalan baik dan adanya Bengkel milik sendiri memudahkan dalam perbaiakan
mobil yang rusak.
Product
Jenis taksi yang digunakan Blue Bird adalah:
Blue Bird
Silver Bird
Golden Bird

People
- Supir yang tidak sakit tekanan darah tinggi dan tidak bertato
- Supir-supir yang ramah , menguasai jalan, mengendarai mobil
dengan sangat hati-hati dan tidak ugal-ugalan
Adanya Diklat sebelum menjadi supir dan Tes kesehatan selalu diadakan
Usaha taksi di Indonesia kini semakin berkembang , usaha-usaha di bidang transportasi kini
dilihat memiliki potensi yang besar utamanya dilingkungan perkotaaan. Hal ini menyebabkan
tingginya animo pesaing blue Bird di Indonesia.Beberapa pesaing di Blue Bird taksi adalah
Ekspress ,Taxiku. Namun nampaknya , Blue Bird memiliki strategi yang sangat baik dalam
menghadapi persaingan bisnis taksi di Indonesia. Terbukti dengan hasil survey yang dilakukan
oleh TOP Brand pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan terhadap taksi
Blue Bird masih sangat mendominasi dengan angka 56.2 % diikuti Ekspress, Taxiku , dan
dengan angka yg cukup jauh yaitu 8.7% dan 4.1%. Melihat jauhnya pilihan customer kepada
blue bird Taksi, kita dapat melihat bahwa taksi blue Bird memiliki strategi yang baik dalam
menyikapi persaingan di Pasar Indonesia. Beberapa hal yang sangat menonjol dalam strategy
yang dilakukan oleh blue bird Taksi adalah :

1. Mobil yang digunakan sebagai fasilitas pelayanan.


Armada Bluebird taxi menggunakan sedan limo dengan usia pemakaian
maksimal 8 tahun, bahkan dalam 5 tahun sudah dilakukan peremajaan
armada.
2. Kebersihan Mobil.
Armada Bluebird mewajibkan kepada sopir agar menjaga kebersihan armada dengan cara
melakukan pengecekan kebersihan didalam kabin
sebelum ataupun sesudah mendapat penumpang (SOP). Didalam pool juga tersedia bengkel
cuci yang dapat digunakan untuk pencucian armada yang kotor.
3. Penampilan sopir / karyawan.
Seluruh sopir dan karyawan Bluebird diwajibkan memakai seragam
karyawan pada saat bekerja antara lain; Memakai sepatu, celana bahan
gelap, baju khusus bertuliskan Bluebird dan dimasukan kedalam celana.
4. Fasilitas didalam mobil sebagai fasilitas pelayanan.
Disetiap armada taksi Bluebird dilengkapi dengan heat unit standar toyota
limo yang dapat dinyalakan sesuai dengan permintaan penumpang.

You might also like