You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
karunia serta nikmatnya kepada kita semua .Shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW. Serta keluarga dan para sahabat serta pengikutnya.
Isi makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur
Aljabar. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Koset dan Teorema
Lagrange”. Harapan saya dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan Mahasiswa/Mahasiswi Prodi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini khususnya kepada Ibu Yenni, M.pd selaku
Dosen mata kuliah Struktur Aljabar. Kami sadar penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan sarannya.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... v


Daftar Isi ................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A.Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.Batasan Masalah ................................................................................................ 1
C.Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
D.Metode Penulisan .............................................................................................. 1
BAB II KOSET DAN TEOREMA LAGRANGE ............................................... 2
1.Pengertian koset ................................................................................................. 2
2.Sifat – Sifat Koset .............................................................................................. 6
3.Teorema Lagrange .............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
1.Saran .................................................................................................................. 12
2.Kesimpulan ........................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Dalam mata kuliah Struktur Aljabar, ada salah satu materi yang dinamakan Koset
dan Teorema Lagrange. Pada semester ini kami akan mencoba menjelaskan
materiKoset dan Teorema Lagrange ini guna untuk melengkapi presentasi kami pada
materi mata kuliah Struktur Aljabar
B. Batasan Masalah
1) Apakah pengertian koset?
2) Apa saja sifat dari koset?
3) Apakah pengertian dari teorema lagrange?

C. Tujuan penulisan
1) Mengetahui pengertian koset
2) Mengetahui sifat dari koset
3) Mengetahui pengertian teorema lagrange

D. Metode penulisan
Metode penulisan yang kami gunakan yaitu dengan cara mencari referensi dari
berbagai sumber buku dan internet.
BAB II
KOSET DAN TEOREMA LAGRANGE

A. PENGERTIAN KOSET
Jika H suatu subgrup dari grup (G;o) dan a ϵ G maka Ha = {h.a | h ϵ H} disebut
koset kanan dari H dalam G, sedangkan aH = {a.H | h ϵ H} disebut koset kiri dari H
dalam G.
Subgrup dapat dinyatakan dengan H atau S atau huruf yang lain. Dalam
contoh berikut H dan S dua-duanya muncul tetapi dalam pembahasan koset
selanjutnya akan digunakan S.
Apabila (G, +) merupakan grup, dan S subgrup dari G, maka
aS = {a+ s|s ϵ S} dan Sa = {s + a | s ϵ S}
apabila (G, x) grup dan S subgrup dari G maka
aS = {a x s | s ϵ S} dan Sa = {s x a | s ϵ S}
Secara umum a.s ditulis as dan s.a ditulis sa
Contoh 1. Misalnya G = {...., -2, -1, 0, 1, 2, .... } sedangkan (G, +) merupakan grup.
Misalnya S = { ..., -6, -3, 0, 3, 6, ....}
Maka S2 = {..., -4, -1, 2, 5, 8, ....} adalah koset kanan dari s
S3 = {..., -3, 0, 3, 6, 9, ....} adalah koset kanan dari s
1S = {..., -5, -2, 1, 4, 7, ...} adalah koset kiri dari s.

Contoh 2. Misalkan B adalah himpunan semua bilangan bulat. Maka B dengan


operasi penjumlahan merupakan suatu grup. H5 adalah himpunan semua bilangan
bulat kelipatan 5. Maka H5 dengan operasi penjumlahan juga merupakan semua suatu

grup. H5 B, jadi H5 merupakan subgrup dari B.


Koset kanan di mana H5 dalam B untuk 4 ϵ B adalah H54
B = { ....., -2, -1, 0, 1, 2, ...}
H5 = {....., -10, -5, 0, 5, 10, ...}

H54 = {h + 4 | h ϵ H5 H54 = {...., -6, -1, 4, 9, 14, ...}

3H5 = {3 + h | h ϵ H5} 3H5 = {...., -7, -2, 3, 8, 13, ...}


3H5 koset kiri dari H5 dalam B
Contoh 3. Misalnya
G = {i, a, b, c, d, e } sedangkan (G, o) adalah grup dengan
i = (1) (2) (3) c = (2 3)
a = (1 2 3) d = (1 3)
b=(132) e = (12), dan
o adalah perkalian permutasi
Hasil kali anggota G disajikan dalam tabel berikut ini
o a b c d e
i i a b d e
a a b i c d
b b i a e c
c c d e a b
d d e c i a
e e c d b i
Subgrup dari G adalah {i, a, b}, {i, c}, {i, d}, {i, e}
Misalnya S ={i, c}
Koset kanan dari S dalam G adalah
Si ={i, c} Sc ={c, i}
Sa ={ia, ca} = {a, d} Sd ={id, cd} = {d, a}
Sb = {ib, cb} = {b, e} Se = {ie, ce} = {e, b}
Koset kiri dari S dalam G adalah
iS= {i, c} cS = {c, i}
aS= {ai, ac} = {a, e} dS= {di, de} = {d, b}
bS= {bi, bc} = {b, d} eS= {ei, ec} = {e, a}

Perhatikan lagi definisi koset, misalkan S adalah subgrup dari (G; o).
Misalkan anggota dari S adalah h1, h2, h3, ...., yang semuanya berlainan.

Jika a ϵ G dan a S, maka anggota dan koset kanan Sa adalah h1oa, h2oa, h3oa, .....,
yang semuanya berlainan pula. Sebab jika ada anggota dalam Sa yang sama, yaitu
hi o a = hj o a dengan sifat ... diperoleh hi = hj. Hal ini tidak mungkin karena anggota
dari S semuanya berlainan begitu pula anggota dari koset kanan Sa tidak ada yang
sama dengan anggota dari S. Sebab andaikan ada yang sama, misalkan hi o a = hj o a
dengan hi, hj ϵ S, yang berarti
hi-1o (hi o a) = hi-1 o hj
(hi-1o (hi) o a = hi-1 o hj
(i o a) = hi-1 o hj
a = hi-1 o hj

S suatu subgrup maka S suatu grup. Sehingga, apabila hj ϵ S maka hi-1 ϵ S pula.

Hi o hi-1ϵ S ...(hi o hi-1) S (karena sifat tertutup). Karena a = hi-1o hi maka a ϵ S. Hal
ini pun tidak mungkin sebab tadi mengambil a ϵ G dengan a ϵ S.
Sekarang ambil b ϵ G dengan b = a, dan b ϵ S. Maka anggota dari koset kanan S
dalam G adalah b ϵ G, yaitu Sb, adalah h1 o b, h2 o b, h3 o b, ..... Tentu anda dapat
menunjukkan bahwa anggota .... dalam Sb ini tidak ada yang sama. Begitu pula
anggota dari Sb tidak ada yang sama dengan anggota dari S.

Peryataan ini dapat ditunjukkan melalui contoh 3, yaitu S = {i, c}.


1. Jika i ϵ S dan c ϵ S maka Si = S dan Sc = S
2. Jika a S dan b S maka Sa S dan Sb S.

Untuk memahami sifat – sifat koset, perlu anda perhatikan bahwa (Sa)a-1 = Si = S dan
(Sb)b-1 = Si = S.
Dalam contoh 3 diketahui bahwa a dan b saling invers, yaitu a-1 = b dan b-1 = a
Ambil Sa = {a, d} dan Sa = {b, e}.
(Sa)a-1 = (Sa)b = {ab, ad} = {i, c} = S
(Sb)b-1 = (Sb)a = {ba, ca} = {i, c} = S
B. SIFAT – SIFAT KOSET
Teorema 7.1 jika S adalah subgrup dari grup G, dan a ϵ S, maka Sa = S

Bukti : Sa adalah koset kana dari S, yang anggotanya adalah hasil kali anggota S dan
a, dari kanan.
Karena S adalah subgrup yang memenuhi sifat tertutup, dan a ϵ S, maka hasil
kali setiap anggota S dengan a merupakan anggota S pula.

Jadi Sa S.

Karena a ϵ S maka a-1 ϵ S. Jadi S = {(Sa-1) a/s ϵ S} Sa


Jadi Sa = S
Teorema 7.2 Jika G adalah grup dan S adalah subgrup dari G, maka Sa = Sb jika
dan hanya jika ab-1 ϵ S

Bukti : 1. Akan dibuktikan : Sa = Sb ab-1 ϵ S


Misalkan Sa = Sb
Maka (Sa)b-1 = (Sb)b-1
Sab-1 = Si
Sab-1 = S . karena i ϵ S, maka ab-1 = i (ab-1) ϵ S

Jadi Sa = Sb ab-1 ϵ S.
2. Akan dibuktikan ab-1 ϵ S Sa = Sb
Misalkan ab-1 ϵ S.

Menurut teorema di atas Sab-1 = S


Maka (Sab-1)b = Sb
(Sa)(b-1b)Sb
Sai = Sb
Sa = Sb

Jadi ab-1 ϵ S Sa= Sb

Dari (1) dan (2) di peroleh Sa = Sb ab-1 ϵ S.

Teorema 7.3 Jika S adalah subgrup dari grup G, maka b ϵ Sa jika dan hanya jika Sa
= Sb.

Bukti :1. Akan dibuktikan b ϵ Sa Sa = Sb


Dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara 1.

a ϵ Sb ab-1 ϵ Sbb-1 atau ab-1 ϵ S


menurut teorema

ab-1 ϵ S Sab-1 = S
Sab-1b = Sb
Sai = Sb
Sa = Sb
Cara 2.
Misalnya b ϵ Sa. Maka b = sj . a untuk suatu sj ϵ S
b a-1 = (sj a ) a-1
b a-1 = sj (a a-1)
b a-1 = sj i
b a-1 = sj,
maka b a-1 ϵ S
menurut teorema, jika b a-1 ϵ S maka Sa = Sb

2. Akan dibuktikan Sa = Sb b ϵ Sa.


Cara 1

b ϵ Sa ba-1 ϵ Saa-1
ba-1 ϵ S
menurut teorema Sba-1 = S
Sba-1a = Sa
Sbi = Sa
Sb = Sa
Atau Sa = Sb
Cara 2
b ϵ Sb, sebab S memuat i sehingga ib = b
b ϵ Sb dan Sa = Sb. Maka b ϵ Sa

jadi Sa = Sb b ϵ Sa

dari (1) dan (2) diperoleh b ϵ Sa Sa = Sb


C. TEOREMA LAGRANGE
Jika G suatu grup berhingga dan S adalah subgrup dari G, maka order dari S
membagi habis order dari G (ditulis n (S) | n (G) ).
Bukti : Misalkan G adalah suatu grup berhingga dengan order m, dan S merupakan
subgrup dari G dengan order k. Jadi G mempunyai tepat m buah anggota berlainan
dan S mempunyai tepat k buah anggota berlainan.
Buatlah koset kanan dari S dalam G Menurut teorema.

1. G= Sa
oϵG

2. a, b ϵ G berlaku Sa Sb = atau Sa = Sb

Karena S berhingga dan a, b ϵ S berlaku Sa Sb, maka banyaknya anggota Sa =

banyaknya anggota Sb. Demikian pula S Sa.


Jadi n (Sa) = n (Sb) = n (S) = k.
Apabila banyaknya koset kanan yang terbentuk l buah maka m = l.k.
Berarti k faktor dari m atau m habis dibagi oleh k, dan di tulis k | m.

Jadi n (S) | n (G).

Definisi 7.2 Jika G suatu grup dan S adalah subgrup dari G, maka yang disebut
indeks dari S dalam G adalah banyaknya koset kanan yang berbeda dari S dalam G,
dan ditulis iG(S). Jika G suatu grup berhingga, maka

iG(S) =
Contoh :
T = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, } dengan operasi perkalian modulo 7 membentuk suatu grup.
S = { 1, 2, 4 } dan D = { 1, 6 } terhadapa operasi perkalian modulo 7 merupakan
subgrup dari T

Koset - koset kanan dari S dalam T adalah S1, S2, S3, S4, S5, S6 dengan S1 = S2 = S4 =
S dan
S3 = { 1.3, 2.3, 4.3 } = { 3, 6, 5 }
S5 = { 1.5, 2.5, 4.5 } = { 5, 3, 6 }
S6 = { 1.6, 2.6, 4.6 } = { 6, 5, 3 } . maka S3 = S5 = S6

Jadi banyaknya koset kanan S dalam G ada 2 atau iG (S) = 2. Nampak bahwa n(S) = 3
dan n (T) = 6, sehingga

iT(S) =

Teorema 7.9 Jika G suatu grup berhingga dan a ϵ G, maka p(a) | n(G), yaitu periode
a membagi habis order dari G.

Bukti : Misalkan G suatu grup berhingga dengan order atau tingkat m. Maka
m(G) = m

Ambil a ϵ G
Jika a = i maka p(i) = 1, dan 1 membagi habis m. Jadi p(a) | n(G)

Jika a i, buatlah grup siklik generator a.


Misalkan p(a) = k, maka ak = i dan misalkan himpunan perpangkatan a adalah S = {
a, a2, a3, ..., ak-1, ak = i}. S adalah suatu grup siklik dengan generator a dan merupakan
subgrup dari G. Order S yaitu n(S) = k, sebab semua anggota dari S berlainan.
Menurut teorema Lagrange n(S) | n(G) atau k | m. Dengan k = p(a).
Jadi p(a) | n(G).

Teorema 7.10 Jika G suatu grup berhingga yang berorder bilangan prima maka G
merupakan grup siklik.
Bukti : Misalkan n(G) = m dengan m suatu bilangan prima. Maka pembagi
dari m hanyalah 1 dan m saja. Sehingga G tidak mempunyai subgrup sejati. Ambil

a ϵ G dan a i, maka himpunan perpangkatan a yaitu S = { a, a2, a3, .... ,aw = i }

merupakan subgrup dari G. Karena G tidak mempunyai subgrup dan a i, maka S =


G. Karena S suatu grup siklik maka G merupakan grup siklik pula.
BAB III
PENUTUP

1. Saran
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan maka dari itu saran yang
membangun untuk makalah ini sangat diperlukan.

2. Kesimpulan
a. Definisi Koset, Jika H suatu subgrup dari grup (G;o) dan a ϵ G maka Ha
= {h.a | h ϵ H} disebut koset kanan dari H dalam G, sedangkan aH = {a.H | h ϵ H}
disebut koset kiri dari H dalam G.

b. Terdapat 7 sifat – sifat koset.

c. Teorema Lagrange. Jika Gsuat grup berhingga dan S adalah sugrup dari
G, maka n(S) | n(G), yaiyu order dari S membagi habis order dari G.

You might also like