Professional Documents
Culture Documents
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi
Glukosa atau gula darah adalah suatu gula monosakarida, merupakan salah satu
karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa
merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen,
ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid,
dan dalam glikoprotein dan proteoglikan.5 Glukosa merupakan pemecahan dari karbohidrat
kompleks yang mana prosesnya akan dijelaskan pada subtopik karbohidrat.
Kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat gula darah di dalam
darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam
tubuh.5
1. Glukosa darah sewaktu: Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu
sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi
tubuh orang tersebut.
2. Glukosa darah puasa: Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa
yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam,
3. Gula darah 2 jam post-prandial: Pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah
pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.
2.2 Metabolisme
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di
dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.7
Karbohidrat merupakan salah satu dari tiga bahan makanan pokok manusia disamping
lemak dan protein. Dalam makanan, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida yang dibuat
dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis. Disamping dalam tumbuhan, dalam tubuh hewan
dan manusia juga terdapat karbohidrat yang merupakan sumber energi yaitu glikogen.
1. Glikolisis
Pada glikolisis, terdapat dua jalur yaitu aerob (yang menggunakan oksigen)
dan anaerob (tidak menggunakan oksigen). Reaksi anaerob adalah reaksi yang
mengubah glukosa menjadi asam laktat dan yang akan menghasilkan 2 ATP/mol
glukosa, sedangkan pada reaksi aerob terjadi perubahan glukosan menjadi piruvat di
dalam sitosol yang akan menghasilkan 8 ATP/mol glukosa. Glikolisis aerob dapat
dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat dengan reaksi fosforilasi dengan
katalis enzim heksokinase atau glukokinase. Heksokinase terdapat pada semua sel
yang akan bertugas mengkatalisis heksosa lainnya (glukosa, fruktosa, galaktosa)
selain itu fungsi utamanya adalah menyediakan glukosa untuk jaringan, sedangkan
glukokinase terdapat pada hepar yang memiliki afinitas terhadap glukosa yang
kecil dan memiliki fungsi untuk menyingkirkan glukosa dari darah setelah makan.
2. Tahap kedua adalah reaksi isomerisasi yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat dengan
bantuan enzim fosfoglukoisomerase dan tidak memerlukan kofaktor.
3. Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus
fosfat dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat dan ATP berubah menjadi ADP.
Fosfofruktokinase merupakan enzim kunci yang peran penting dalam pengaturan
kecepatan glikolisis.
4. Penguraian fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat yaitu
dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseraldehida-3-fosfat dengan bantuan enzim
aldolase sebagai katalis.
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan
sebaliknya (reaksi interkonversi) dengan bantuan enzim triosafosfat isomerase.
6. Reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat menjadi asam 1,3-difosfogliserat dengan
bantuan enzim gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase. Dalam reaksi ini digunakan
koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Dihidroksi
aseton fosfat bisa diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat maka juga dioksidasi
menjadi 1,3-bifosfogliserat.
7. Tahap ketujuh, reaksi pengubahan asam 1,3-bisfosfogliserat menjadi asam 3-
fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliseril kinase sebagai
katalisnya. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini
terbentuk satu molekul ATP dan ADP dan ion Mg++ sebagai kofaktor. ADP adalah
senyawa fosfat berenergi tinggi maka reaksi ini mempunyai fungsi untuk
menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam bentuk ATP.
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2
ATP.
8. Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-
fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat. Enzim ini berfungsi memindahkan
gugus fosfat dari satu atom C ke atom C lain dalam satu molekul.
9. Reaksi pembentukan asam fosfoenol-piruvat dari asam 2-fosfogliserat dengan
katalis enzim enolase dan ion Mg++ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam
fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F- (flourida) dapat
menghambat kerja enzim enolase sebab ion F- dengan ion Mg++ dan fosfat dapat
membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat yang menyebabkan berkurangnya
jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi, akibatnya efektivitas reaksi berkurang.
10. Reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam fosfoenol piruvat ke ADP dengan
piruvat kinase sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam piruvat. Reaksi
ini memerlukan Mg++ dan K+ sebagai aktivator. Karena ada 2 molekul PEP maka
terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil energi pada tahap ini adalah
2 ATP.
11. Tahap terakhir adalah tahap dimana enol piruvat akan dirubah menjadi keto
piruvat lebih lanjut akan dioksidasi melalui siklus asam sitrat.
4. HMP shunt
Jalur ini aktif dalam hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks, glandula
tiroid, sel darah merah,testis dan payudara yang sedang menyusui. Dalam otot
aktivitas jalur ini rendah sekali. Fungsi utama jalur ini adalah untuk menghasilkan
NADPH, yaitu dengan mereduksi NADP+. NADPH diperlukan untuk proses anabolik
di luar mitokhondria, seperti sintesis asam lemak dan steroid. Fungsi yang lain adalah
menghasilkan ribosa-5-fosfat untuk sintesis nukleotida dan asam nukleat.
HMP Shunt dalam eritrosit, hepar dan paru berguna sebagai penghasil suatu
reduktor (NADPH). NADPH dapat mereduksi glutation yang telah mengalami
oksidasi ( G-S-S-G ) menjadi glutation yang tereduksi (2 G-SH). Enzim yang
mengkatalisis reaksi ini adalah glu- tation reduktase. Selanjutnya glutation yang
tereduksi dapat membebaskan eritrosit dari H2O2 dengan suatu reaksi yang dikatalisis
oleh enzim glutation peroksidase.
Reaksi ini penting sebab penimbunan H2O2 memperpendek umur eritrosit.
Telah dibuktikan adanya korelasi terbalik antara aktivitas enzim glukosa 6-fosfat
dehidrogenase dengan fragilitas sel darah merah.
HMP Shunt akan menghasilkan suatu pentosa untuk sintesis nukleotida dan
asam nukleat. Ribosa 5-fosfat akan bereaksi dengan ATP menjadi 5-fosforibosil-1-
pirofosfat (PRPP).
Dalam otot enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat
dehidrogenase hanya sedikit sekali, namun otot dapat membuat ribosa 5-fosfat, yaitu
dengan kebalikan HMP Shunt.
5. Glikogenesis
Proses di metabolisme kahrbohidrat yang terdiri dari glikolisis, oksidasi
piruvat dan siklus asam sitrat terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk
berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa melampaui
kebutuhan, maka dirangkai menjadi glikogen untuk cadangan makanan melalui proses
glikogenesis.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam tubuh dan analog dengan
amilum pada tumbuhan. Glikogen terdapat didalam hati (sampai 6%) dan otot jarang
melampaui jumlah 1%. Tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka
besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih
banyak. Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu
sendiri. Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim
keluar guna mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu makan.
Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi
glikogen otot hanya terkuras setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan
lama.
6. Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus
dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan
glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi
sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari
glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis
rangkaian 1,4 glikogen (glikosidik 1,4) untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat.
7. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia
lagi. Maka tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga
tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein
berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa
glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non
karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Glukoneogensis terjadi di hati dan ginjal
pada saat tubuh dalam keadaan kekurangan sebagai contohnya adalah saat keadaan
letih dan puasa.
Jalur yang dipakai dalam glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi dari
jalur Embden-Meyerhof dan siklus asam sitrat. Enzim tambahan yang diperlukan
dalam proses ini selain dari enzim-enzim dalam kedua jalur diatas adalah :Piruvat
karboksilase, Fosfoenolpiruvat karboksikinase, Fruktosa 1,6-bisfosfatase (tidak ada
dalam otot jantung dan otot polos) ,Glukosa 6-fosfatase. Dalam keadaan puasa, enzim
piruvat karboksilase dan enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase sintesisnya
meningkat. Sintesis enzim ini juga dipengaruhi oleh hormon glukokortikoid. Dalam
keadaan puasa, oksidasi asam lemak dalam hepar meningkat. Ini membawa akibat
yang menguntungkan untuk glukoneogenesis karena akan menghasilkan
ATP, NADH dan oksaloasetat.
Asam lemak dan asetil-KoA akan menghambat enzim-enzim
fosfofruktokinase, piruvat kinase dan piruvat dehidrogenase, mengaktifkan enzim-
enzim piruvat karboksilase dan fruktosa 1,6-bisfosfatase. Substrat untuk
glukoneogenesis adalah : asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla
dari glandula supra-renalis, retina dan sumsum tulang; gliserol, yang berasal dari
jaringan lemak; asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada
hewan memamah biak; asam amino glikogenik.
Asam laktat di dalam sitoplasma diubah menjadi asam piruvat, kemudian
asam piruvat masuk ke dalam mitokhondria dan diubah menjadi oksaloasetat. Karena
oksaloasetat tidak dapat melewati membran mitokhondria, maka diubah dulu menjadi
malat. Di sitoplasma malat diubah kembali menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat
kemudian diubah menjadi fosfoenol- piruvat yang selanjutnya berjalan ke arah
kebalikan jalur Embden-Meyerhof dan akhirnya akan menjadi glukosa.
2.3 Peran Glukoneogenesis Dalam Tubuh
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah
satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme
dengan hati jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon turut mengambil bagian. Sel-sel
hati tampak dapat dilewati glukosa dengan bebas (melalui transpoter GLUT 2), sedangkan
sel-sel pada jaringan ekstrahepatik, dan glukosa mengalami fosforilasi dengan cepat oleh
heksokinase pada saat masuk ke dalam sel. Sebaliknya, aktivitas enzim tertentu dan
konsentrasi beberapa intermediat yang penting mungkin memberi pengaruh yang jauh lebih
langsung terhadap pengambilan atau pengeluaran glukosa dari hati. Walaupun begitu,
konsentrasi glukosa di dalam darah merupakan factor penting yang mengendalikan kecepatan
ambilan glukosa baik di hati maupun jaringan ekstrahepatik. Peranan berbagai protein
pengangkut glukosa, yang ditemukan pada membran sel dengan masing-masing memiliki 12
buah wilayah transmembran, diperlihatkan tabel 2.7,8,9
Pankreas terletak dekat dengan duodenum dan terdiri dari dua tipe jaringan utama
yaitu asinar (kelenjar eksokrin) yang mensekresi cairan dari digestif ke dalam duodenum, dan
pulau langerhans (kelenjar endokrin) yang mensekresi insulin dan glukagon langsung ke
aliran darah sehingga pankreas bersifat endokrin sejati (untuk aktivitas hormonal). Fungsi
Pankreas adalah:10,12
1. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah
kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
2. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di
dalam sel-selnya.
Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam
keadaan normal insulin akan disintesis dan disekresikan ke dalam darah sesuai dengan
kebutuhan tubuh untuk regulasi glukosa darah. Insulin akan membawa glukosa dalam darah
masuk ke sel-sel target yaitu sel lemak, otot, dan hepar untuk melakukan fungsi fisiologisnya
sehingga kadarnya dalam darah tidak berlebihan. Apabila glukosa dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel target, maka akan terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah.13
Aspek penting dari kerja hormon insulin pada hepar adalah insulin akan menekan
peran pelepasan glukosa endogen dari hepar apabila kadar glukosa dalam darah meningkat
sehingga kadar glukosa dalam darah tidak bertambah banyak. Seperti kita tahu keadaan
homeostasis (normal) glukosa tubuh juga turut dipertahankan oleh hepar. Ketika kadar
glukosa dalam darah menurun dari ambang normal maka hepar akan melakukan proses
glukoneogenesis dan glikogenolisis menghasilkan glukosa endogen yang dikeluarkan ke
dalam darah untuk meningkatkan kadarnya menuju batas normal. Apabila kadar glukosa
dalam darah sudah tinggi dan insulin terstimulasi untuk keluar maka kerjanya pada hepar
menyebabkan hepar tidak mensekresikan glukosa endogen lagi, sehingga kadar glukosa tidak
bertambah tinggi.8,9,13
Produksi dan sekresi insulin oleh sel beta pankreas terutama dipengaruhi oleh
meningkatnya kadar glukosa darah. Ketika glukosa terdapat dalam darah, untuk dapat masuk
ke sel melewati membran sel, glukosa harus berikatan dengan senyawa lain sebagai
kendaraan pembawanya. Senyawa ini disebut GLUT (Glucose Transporter). Pada sel beta
pankreas terdapat GLUT 2 yang diperlukan untuk membawa glukosa dalam darah melewati
membran sel dan masuk ke dalam sel. Proses tersebut merupakan langkah yang penting
karena selanjutnya glukosa yang masuk ke dalam sel beta pankreas akan mengalami glikolisis
dan fosforilasi sehingga menghasilkan ATP.13
Sekresi insulin fase 2 merupakan keadaan dimana sekresi insulin kembali meningkat
secara perlahan dan bertahan dalam waktu relatif lama. Setelah berakhirnya fase 1 maka
tugas regulasi glukosa diambil alih oleh fase 2. Banyak tidaknya insulin yang disekresikan
pada fase 2 tergantung dari berapa banyak jumlah glukosa darah pada akhir fase 1. Apabila
fase 1 cukup adekuat maka sekresi insulin pada fase 2 berlangsung dalam kadar normal.
Apabila fase 1 tidak adekuat maka pada fase 2 akan disekresikan lebih banyak insulin
sehingga menyebabkan hiperinsulinemia (peningkatan kadar insulin dalam darah) dalam
rangka mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang normal. 8,9,11,13
Pulau langerhans banyak tersebar di seluruh pankreas pada bagian kauda daripada
pada kaput dan korpus.memilki bentuk oval dan berwarna lebih pucat dibandingkan dengan
sel-sel asinus di sekitarnya. Sel-sel di pulau langerhans juga lebih kecil-kecil dan tidak
memilki batas yang jelas serta tidak memiliki simpai jaringan ikat. Pulau langerhans
mengandung sel alfa, sel beta, sel delta dan sel polipeptida pankreas. Sel alfa akan
mensekresikan glukagon, sel beta akan mensekresikan insulin, sel delta akan mensekresikan
somatostatin dan sel F yang akan mensekresikan polipeptida pankreas. 8,9,11,13
1. Insulin
Insulin harus berada dalam kadar yang tepat, jika tidak akan mengganggu
proses metabolisme. Kekurangan insulin di dalam darah akan mengakibatkan
hiperglikemia yaitu peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi batas
normal hal ini biasa terjadi pada orang yang menderita diabetes melitus . kekurangan
insulin akan meningkatkan glikogenolisis dan meningkatkan glukoneogensis.
Defisiensi insulin ini juga akan meningkatkan lipolisis dan menurunkan lipogenesis
sehingga terbentuk timbunan benda-benda keton. Terhadap protein, kekurangan
insulin akan meningkatkan pembentukan urea dengan meningkatkan katabolisme
protein otot. Sementara itu kelebihan insulin akan menyebabkan hipoglikemia yaitu
kadar gula darah yang jauh di bawah normal.
2. glukagon
Glukagon disekresikan oleh sel alfa pulau langerhans pankreas. Hormon ini
bekerja di hati dengan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Glukagon bekerja berlawanan dengan insulin. Pada metabolisme karbohidrat,
glukagon akan meningkatkan glukosa dalam darah dengan cara meningkatkan
glikogenolisis dan glukoneogenesis di hati. Dalam metabolisme lemak glukagon akan
meningkatkan lipolisis sehingga meningkatkan produksi keton di hati sedangkan pada
protein glukagon akan menurunkan sintesa protein namun akan meningkatkan
degradasi protein di hati.
3. Epinefrin
5. Growth hormone
IMT = ----------------------------------------------
Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT
telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai sangat
kurus atau underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan
IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5
sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-
40), dan tingkat III (>40) (CDC, 2002).16
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan
pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya
diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut: Berat badan
kurang (IMT <18,5), Berat badan normal (IMT 18,5-22,9), Berat badan berlebih (IMT ≥
23,0), beresiko menjadi obesitas (IMT 23,0-24,9), obesitas I (IMT 25,0-29,9), obesitas II
(IMT≥30,0).16
2.9 Definisi Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang adalah besaran yang diukur dengan menggunakan metline dan
dinyatakan dalam cm. Pengukuran dilakukan di daerah antara crista iliaca dan costa XII yang
memiliki keliling dinding perut terkecil. Lingkar pinggang diukur dalam posisi berdiri tegak
dan tenang. Baju penghalang pengukuran disingkirkan. Kemudian, pita pengukur
dilingkarkan ke daerah antara lower margin dan crista iliaca. Pita pengukur tidak boleh
menekan kulit terlalu ketat dan sejajar dengan lantai. Pengukuran dilakukan saat akhir
ekspirasi normal. Lingkar pinggang dinyatakan dalam cm dengan cut off point untuk laki-laki
90cm dan perempuan 80 cm.
Rasio lingkar pinggang-panggul merupakan nilai yang didapat dengan membagi nilai
lingkar pinggang terhadap lingkar panggul. Rasio lingkar pinggang-panggul didapatkan
dengan membagikan nilai lingkar pinggang terhadap nilai lingkar panggul. Pada pengukuran
lingkar panggul pita pengukur dililitkan pada bagian atas symphisis asis pubis dan bagian
maksimum dari regio gluteus. Cut off point RLPP untuk laki-laki 1,0 dan 0,85 untuk
perempuan. Saat dilakukan pengukuran, responden berganti pakaian menggunakan pakaian
yang disediakan oleh peneliti, kemudian dilakukan pengukuran di ruang tertutup.
Asupan
Karbohidrat
Oksidasi Asupan
Serat
piruvat Berat Lingkar
menjadi Badan Pinggang
Glikolisis Asupan
Asetil KoA
Protein
Aktivitas
fisik
Glukoneogenesis GH
2.12 Kerangka Konsep
Aktifitas Fisik
Asupan Karbohidrat
Tingkat Pengetahuan
Tingkat Stress