You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan


yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi,
dan implementasinya. Tahap evaluasi mungkinkan perawat untuk memonitor
kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian,analisis, perencanaan, dan
implementasi intervensi (gnatavicius dan Bayne, 1994)

Menurut Griffith dan Christensen (1986), cvaluasi sebagai sesuatu yang


direncanakan dan rbandingan yang sistematik pada status koschatan klicn.Dengan
mengukur kien dalam mencapai suatu tujuan maka perawat dapat menentukan
efektivitas asuhan keperawatan.

Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan tetapi


tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah
dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang diobscrvasi Diagnosis juga perlu
dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan
pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi terscbut dapat
dicapai secara efektif

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah tujuan dari tahap Evaluasi?
b. Bagaimana proses-proses dalam tahap evaluasi?
c. Bagaimana Menentukan Kriteria, Standar Praktik, dan Pertanyaan Evaluatif
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui proses-proses yang ada dalam tahap
evaluasi.
b. Mahasiswa dapat menegtahui tujuan dari tahap Evaluasi.
c. Mahasiswa dapat mengethaui Menentukan Kriteria, Standar Praktik, dan
Pertanyaan Evaluatif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Proses Keperawatan: Evaluasi


2.1 Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai


tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respons klien terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan (lyer
al, 1996):

(1) Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai tujuan
yang ditetapkan.
(2) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan liika klien mengalami
kesulitan untuk mencapai
(3) Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tujuan)

2.2 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi pada proses keperawatan meliputi kegiatan mengukur


pencapaian tujuan klien dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan
data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan. Penjelasan mengenai
kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

Mengukur Pencapaian Tujuan Klien

Perawat menggunakan keterampilan pengkajian untuk


mendapatkan data yang akan digunakan dalam evaluasi. Faktor yang
dievaluasi mengenai status kesehatan klien terdiri atas beberapa
komponen, yaitu: KAPP (Kognitif, Afektif, Psikomotor, Perubahan fungsi
tubuh)

Kognitif (Pengetahuan)

Tujuannya adalah mengidentifikasi pengetahuan spesifik yang


diperlukan setelah klien diajarkan tentang teknik-teknik tertentu Lingkup

2
evaluasi pada kognitif meliputi pengetahuan klien ter penyakitnya,
mengontrol gejala-gejalanya, pengobatan, diet, aktivitas, persediaan alat-
alat, risiko gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran, dan
lain-lain. Evaluasi kognit dapat diperoleh melalui wawancara atau tes
tertulis.

a. Wawancara
Cara yang terbaik untuk mengevaluasi pengetahuan klien
adalah melalui wawancara. Perawat menggunakan beberapa
strategi untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien. Strategi
tersebut mencakup:

Recall knowledge. Menanyakan kepada klien untuk mengingat


beberapa fakta. Misalnya Marilah kita ulangi. Mengapa Anda
disarankan untuk makan makanan yang mengandun potasium
sewaktu Anda minum obat diuretik?

Komprehensif Menanyakan kepada klien untuk menyatakan


informasi yang spesifi dengan kata-katanya sendiri. Misalnya,
Bagaimana Anda tahu bahwa glukosa darah Anda rendah?'

Aplikasi fakta: Mengajak klien pada situasi hipotesis dan


tanyakan intervensi yang tepat terhadap apa yang ditanyakan.
Misalnya, Jika Anda sendirian, tiba-tiba bayi Anda tidak
bernapas. Apa yang akan Anda lakukan?

b. Tes tertulis
Perawat biasanya menggunakan kertas dan pensil untuk
mengevaluasi pengetahuan klien terhadap hal-hal yang telah
diajarkan.

Afektif (Status Emosional)

Penilaian afektif klien cenderung bersifat subjektif dan sangat sukar


dievaluasi. Hasil penilaian afektif ditulis dalam bentuk perilaku yang akan
memberikan suatu indikasi terhadap status emosi klien. Hasil tersebut

3
meliputi tukar-menukar perasaan tentang scsuatu cemas yang berkurang.
ada kemauan untuk berkomunikasi, dan seterusnya

a. Obseruasi secara langsung. Perawat mengobservasi presi wajah,


postur tubuh, nada suara, dan isi pesan secara verbal pada waktu
melakukan wawancara.
b. Umpan balik dari profoi kesehatan ang lin Perawat
mengonfirmasikan profesikesehatan lain untuk memberikan umpan
balik (foedback mengenai hasil observasi keadaan klien. Umpan
balik dapat dilakukan dengan berkomunikasi secara informal, pada
saat rapat tentang keadaan klien, dan di dalam laporan pergantian
jam dinas. Dengan adanya umpan balik dan tukar. menukar
informasi tersebut maka perawat akan mendapatkan banyak
keuntungan.

Psikomotor

Psikomotor biasanya lebih mudah untuk dievaluasi dibandingkan


yang lainnya jika perilaku yang dapat diobservasi sudah diidentifikasikan
pada kriteria hasil (tujuan). Hal ini dapat dilakukan melalui observasi
perilaku klien secara langsung. Melihat apa yang telah dilakukan klien
sesuai dengan yang diharapkan merupakan cara yang terbaik untuk
mengevaluasi klien injeksi Contoh: akhir pelajaran tentang cara injeksi
insulin, maka klien dapat melakukan telah nsulin dengan cara yang benar.
Untuk mengevaluasi hasil tersebut, perawat dapat memberikan spuit dan
insulin dan mengobservasi apakah klien: (1) memegang spuit dan insulin
dengan benar dan larumnya tidak terkontaminasi; (2) mem h dan
menyiapkan lokasi penyuntikan; (3) memasukkan jarum pada sudut 90
derajat; dan (4) menginjeksi insulin dengan benar

Perubahan Fungsi Tubuh

Evaluasi pada komponen perubahan fungsi tubuh mencakup


beberapa aspek status kesehatan klien yang dapat diobservasi. Untuk
mengevaluasi perubahan fungsi tubuh maka perawat memfokuskan pada

4
bagaimana fungsi kesehatan klien berubah setelah dilakukan asuhan
keperawatan

Evaluasi pada gejala yang spesifik digunakan untuk menilai


penurunan atau peningkatan gejala yang memengaruhi status kesehatan
klien. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara observasi secara
langsung, wawancara, dan pemeriksaan fisik. Contoh observasi secara
langsung: tidak adanya tanda dan Wheezing dalam waktu 48 jam Untuk
mengevaluasi hasilnya maka perawat gejala ndengarkan suara napas pada
bagian anterior atau posterior dada

Penentuan Keputusan pada Tahap Evaluasi

Setelah data tentang status kesehatan klien terkumpul, maka


perawat membandingkan data dengan kriteria hasil. Tahap berikutnya
adalah membuat keputusan tentang pencapaian klien terhadap kriteria
hasil. Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini, yaitu:

(1) Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan. Pada
keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien lebih lanjut atau
mengevaluasi kriteria hasil yang lain.

(2) Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Perawat
mengetahui klien pada tahap perubahan ke arah pemecahan masalah.
keadaan mungkin Penambahan waktu, data-data, dan intervensi diperlukan
sebelum tujuan tercapai.

(3) Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Pada situasi
ini, perawat harus mencoba untuk mengidentifikasi alasan mengapa
keadaan atau masalah ini dapat terjadi dengan

Mengkaji ulang masalah atau respons yang telah teridentifikasi


sebelumnya dengan akurat; membuat kriteria hasil yang baru karena kemungkinan
kriteria hasil telah dibuat yang sebelumnya tidak realistis dalam hal sarana, tenaga
perawat, dan waktu Kemungkinan yang lain adalah klien tidak menghendaki

5
tujuan yang telah disusun oleh perawat; intervensi keperawatan harus dievaluasi
dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya

Kualitas asuhan keperawatan dapat dievaluasi pada saat proses (formatif)


dan dengan melihat hasilnya (sumatif)

Evaluasi Proses. Fokus padaevaluasi proses (format adalah aktivitas dari


proses keperawatan dan has kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perenca watan diimplementasikan untuk
membantu menilai efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus-
menerus ksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode
pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan
keperawatan, open-chart audit pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien,
dan menggunakan form evaluasi. Sistem penulisan pada tahap evaluasi ini dapat
menggunakan sistem SOAP atau model dokumentasi lainnya

Pada tahap pengkajian, mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan data


serta Pada tahap pengkajian, perawat membandingkan data tersebut'dengan hasil
observasi klien sebelumnya. Secara bersama-sama klien dan perawat memvalidasi
diagnosis keperawatan. Lingkup evaluasi pada tahap pengkajian meliputi
penentuan prioritas terhadap diagnosis keperawatan yang telah diidentifikasi dan
mengevaluasi tujuan dan intervensi keperawatan terhadap kemungkinan yang
tidak bermanfaat. Sedangkan evaluasi pada implementasi mencakup mengkaji
respons dari intervensi yang telah diberikan

Evaluasi Hasil. Fokus evaluasi hasil (sumat adalah perubahan perilaku atau
status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini
dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna. Evaluasi hasil
bersifat objektif, fleksibel, dan efisien. Metode pelaksanaan evaluasi has atas
closed chart audit, wawancara pada pertemuan akhir asuhan keperawatan, dan
pertanyaan kepada klien dan keluarga. Meskipun data pada tahap ini tidak secara
langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi, tetapi evaluasi hasil dapat
menjadi suatu metode untuk memonitor kualitas dan efektivitas intervensi yang
telah diberikan.

6
2.3 Komponenen Valuasi

Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi lima komponen (Pinnell dan Meneses,
1986, hlm. 229. 230)

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.


2. Mengumpulkan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

2.4 Menentukan Kriteria, Standar Praktik, dan Pertanyaan Evaluatif

Kriteria

Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpulan


data dan sebagai penentuan ihan data yang terkumpul. Semua kriteria yang
digunakan evaluasi ditulis sebagai teria hasil. Kriteria hasil menandakan
hasil akhir asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatan digunakan
sebagai dasar untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas.

Kriteria hasil didefinisikan sebagai standar untuk menjelaskan


respons atau hasil dari rencana asuhan keperawatan. Hail tersebut akan
menjelaskan bagaimana keadaan klien setelah dilakukan intervensi. dalam
bab iteria hasi dinyatakan dalam istilah perilaku sebagaimana disebutkan
mudah ulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan
dallam istilah yang ami. ealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap
orang yang terlibat dalam evaluasi.

Standar Praktik

Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi


praktik keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang
harus dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas
pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan
dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus secara
cermat disusun dan diuji untuk menentukan kesesuaian dalam

7
penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat dilihat pada Standar
Praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.

Pertanyaan Evaluatif

Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan


pertanyaan klien terhadap questions sebagai dasar mengevaluasi kualitas
asuhan keperawatan dan respons intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi

a. Pengkajian: apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?


b. Diagnosis: apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
c. Perencanaan: apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
d. Implementasi: apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan
diberikan?
e. Evaluasi: apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?

Mengumpulkan Data Mengenai status Kesehatan Klien yang Baru Terjadi

Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan.


Siapa yang bortanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data
tersebut diperoleh? dan Sarana apa yang akan digunakan untuk memperoleh
data?

Perawat profesional yang pertama kali mengkaji data klien dan orang
yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respons klien terhadap
intervensi yang diberikan Perawat lain yang membantu dalam memberikan
intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas
informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut melakukan
evaluasi.

Menganalisis dan Membandingkan Data Terhadap Kriteria dan Standar

Perawat memerlukan keterampilan dalam berpikir kritis, kemampuan


menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik. ini

8
diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan
cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar dan
menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan
standar yang sudah ada Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektivitas
asuhan keperawatan.

Merangkum Hasil dan Membuat Kesimpulan

Pertama kali yang perlu dilaksanakan perawat pada tahap ini adalah
menyimpulkan efektivi oleh semua intervensi yang telah dilaksanakan.
Kemudian menentukan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah
dilakukan intervensi. Yang perlu diingat di sini adalah tidak mungkin
membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan
suatu perbaikan dan perubahan-perubahan sebaliknya tidak mungkin
perencanaan yang sudah disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan kejelian
dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai respons
klien setelah diintervensi seobjektif mungkin

Melaksanakan Intervensi yang Sesuai Berdasarkan Kesimpulan

Pada tahap ini perawat melakukan suatu intervensi berdasarkan hasil


kesimpulan yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria
hasil, dan rencana asuhan keperawatan. Meskipun pengkajian dilaksanakan
secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek perlu dikaji ulang dan
penambahan khusus data untuk akurasi suatu asuhan keperawatan

2.5 Dokumentasi

Perawat mendokumentasikan hasil yang telah atau belum dicapai pada


rekam medis (medical record). Penggunaan istilah yang tepat perlu ditekankan
pada penulisannya untuk menghindari salah persepsi dan ketidakjelasan dalam
menyusun asuhan keperawatan lebih lanjut.

9
B. Pendokumentasian Evaluasi Keperawatan

Evaluasi sudah dimulai dari tahap pengkajian data dan dapat menjadi indikator
kemajuan klien terhadap tujuan kriteria hasil.

Komponen evaluasi dicatat untuk:

(1) Mengomunikasikan status klien dan hasilnya yang berhubungan dengan


semua arti umum untuk semua perawat.
(2) Memberikan informasi yang bermanfaat untuk memutuskan apakah
melanjutkan, memodifikasi, atau menghentikan asuhan keperawatan.
(3) Memberikan bukti revisi untuk perencanaan keperawatan berdasarkan
pada cat penilaian ulang atau reformulasi diagnosis keperawatan

Standar dokumentasi untuk bab ini adalah terus mendokumentasikan


pernyataan evaluasi asulan keperawatan yang merefesikan efektivitas dari asuhan
keperawatan, respons kien tuntuk intervensi keperatlatan, dan reviri rencana
asuhan keperawatan.

Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama


tahap ini termasuk an pernyataan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan
dan intervensi jika perlu Lebih lanjut,pernyataan evaluasi memberikan informasi
yang penting tentang pengaruh yang intervensi direncanakan pada status
kesehatan klien. Misalnya kemampuan klien un mengatur perawatan dirinya
sendiri atau mengikuti intervensi yang diberikan pada awal prosc caluasi

Pernyataan lain dapat membenarkan institusionalisasi yan berlanjuratau


untuk memberikan di rumah. Pihak asuransi (third party payor) melihat
pernyataan evaluasi Pihak tersebut ingin diyakinkan bahwa hasil yang dirnginkan
telah dicapai sebagai hasil dari intervensi

Penghentian dapat ditentukan dan mengikutr pelayanan medis yang


direncanakan melalui pernyataan evaluasi. Pernyataan-pernyataan ini memberikan
tiga hasil yang mungkin

(1) Diagnosis dan medisadalah benar dan intervensinya dapai menyelesaikan


masalah watan scara efektif

10
(2) Diagnosis keperawatan dan diagnosis medis adalah benar. Namun. waktu
kegiatan Diagnosis pencapaian hasil perlu ditambah
Penilaian intervensi keperawaran memutuskan
(a) Intervensi sesuai dan untuk lebih efektifnya diperlukan waktu lebih
lama
(b) Intervensi sesuai, tetapi intensitas intervensi harus ditingkatkan
atau dikurangi
(c) Intervensi memerlulan modifikasi
(d) tipe intervensi yang berbeda diperlulan, atau
(e) Hal-hal lain seperti status atan kien mengubah dan memen hasil
klien bel garuhi puas dengan rencana intervensi keperawatan.
(3) Diagnosis keperawa atau medis tidak benar dan mengakibatkan intervensi
yang dipilih tidak bantu klien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan.
Penilaian kembali dirasa perlu untuk menentukan diagnosis dan
memodifikasi intervensi

Suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu


pendokumentasian data mengenai status klien saat itu dan
pomyataankoimpulan yang ponibisn perawat schubungan dengan pengaruh
intervensi terhadap status kesehatan ki Di alam pernyataan evaluasi, proses
keperawatan lainnya tampa. tidak berhubungan. Jika pernyataan ini tidak
didokumentasikan, maka hasil klinis yang diidentifikasikan dan dirujukan
dalam pengkaj diagnosis, perencanaan, serta implementasinya tidak akan
diketahui.

3. 1 Tipe-Tipe Pernyataan Evaluasi

Tipe pernyataan evaluasi formatifatau surnatif diketahui. Kedua


pernyataan tersebut dapat dibuat pada poin yang alamiah dalam pemberian
asuhan keperawatan terhadap klien. Contohnya, adalah ari-hari, masuk rumah
sakit, rujukan, atau pulang perawatan klien

Pernyataan Evaluasi Formatif

11
Pernyataan formatif merefleksikan observasi dan analisis perawat
terhadap respons klien pada intervensi keperawatan mengenai apa yang
sedang terjadi pada klien pada saat itu. Contohnya, "berjalan selama 15 menit
di ruang mas ada kelemahan atau sesak napas yang diobservasi pada klien”.

Pernyataan Evaluasi Sumatif

Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis observasi


dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu, Pernyataan-
pernyataan ini menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi sesuai
kriteria hasil yang diharapkan. Perawat menggunakan data pengkajian yang
didokumentasikan. Tanpa adanya data in evaluasi sumatif tidaklah mungkin
karena tidak ada standar lain yang dapat dibandingkan dengan perkembangan
klien. Untuk menulis pernyataan sumatif perawat perlu merunjuk pada catatan
data seperlunya dan harus mengujilmemeriksa pengaruh perawatan kumulatif.

3.2 Contoh- Contoh Pernyataan Evaluasi

A. Formatif (evaluasi respons klien saat itu)


Berjaga-jaga dan se yang d erir baik. M Gl. Tidak ada
pigatriedistres Prosedur mum jus dan makan roti setelah prosedur.
B. Sumatif (eva oscdur asi k umulatif perkemba dih gan k arapkan) en
terhada p hasil yang Menghadir ga sesi kel pok PKMRS terhad
demonstrasi 1:1 teknik penanganan diabetes Kem penibet Walaupun
gelisah kerika pertama kali egangsringe, merasa nyaman de mc gin alat
tersebut pada hari kedua.Mcn ukkan pemakaian in sendiri secara mandiri
sclama tiga hari totasi tempat-tempat injeksi menggunakan teknik aseptik,
dan menghitung dosis sulin yang benar.
C. Kombinasi Sumatif dan For atif. Transfer dar ruang Emergency ke CCU
dengan o porta Tetesan lidocaine IVpada 4 mg/jam ntuk mengontrol PVCs
Mencurigai adany atrial fibrilas clah pemeriksaan EKG. Morfin sulfate 3
mg diberikan IV x 2 MgSO engurungi per nasa cannula 6 LPM. N 80- 20
x mnt dengan occ, PVC kurang dari RR 20-24 x/mnt, 100.20F TD 180/92
mml

12
D. Tinjauan Periodik Sumatif an penting sejak peninjauan akhir Bingung di
malam hari memerlukan Tidak ada perubah tuk semua aktivitas sehari-hari
lactivity living-ADL. Keluarga tetap bantuar dan sering mengunjungi.
Masalah utama adalah inkontinens UIBnc mendukung nreradina
infeksikandung komih berulang Antibiotik duakilidalanm berhubungan
den khir. Infeksi Urinary sudah ada. Klien menolak cairan oral bahkan
dengan 3bu setiap hari. Hasil sulit, terbentukstool q (sctiap) diberikan q.c
bantuan, Metamuc gkatkan fungsi bowel da adder. kan ADL dan
meningkatkan fungsi bowel dan bladder.

Tipe-tipe Khusus dari Evaluasi Sumatif

Pada waktu tertentu selama waktu asuhan keperawatan, perawat perlu


menulis tipe khusus dari evaluasi sumatif. Perawat perlu menunjuk pada
persyaratan kebijakan dan prosedur instansi untuk dokumentasi sumatif.
Persyaratan-persyaratan ini bervariasi di antara nstansi tersebut, acreditor, dan
peninjau. Secara internasional dua dari persyaratan-persyaratan ini, oint
Commission on Accreditation of Health Care Agencies (CAHO) dan
Medicare (perencanaan asuransi negara federal), memerlukan ringkasan
evaluasi untuk klien yang

1. ditransfer ke pelayanan lain di dalam fasilitas yang sama;


2. dihentikan dan dipindahkan dari satu fasilitas atau pelayanan yang lain;
3. tetap dalam pelayanan yang sama untuk periode waktu yang diperpanjang
4. Meninggal

Pada waktu ini pernyataan evaluatifyang dikomunikasikan secara tepat untuk


meyakinkan perawatan yang terkoordinasi.

Langkah-langkah Penting dalam Pendokumentasian Evaluasi

1. Pengumpulan data dan pembentukan pernyataan kesimpulan merupakan


dua langkah penting dalam pendokumentasian evaluasi. Data yang
dikumpulkan untuk evaluasi didokumentasikan sebagai bagian dari
evaluasi dan biasanya sebelum pernyataan ringkasan. Contohnya ketika
perawat mendokumentasikan suatu perubahan tekanan darah dari 180/120

13
mmHg k 128184 klien menerima pengobatan antihipertensi. Ini adalah
data masalah subjektif mmHg sete yang dapat memberikan tantangan
tertentu bagi perawat. Dalam kondisi klien seperti ini alat alat untuk
dokumentasi perubahan-perubahan tertentu belum ada. Oleh karena itu,
perawat akan bergantung pada kekuatan observasi personcl untuk
mendeteksi tanda-tanda sikapobjektif yang berubah dalam status klien
2. Kepekaan terhadap kemampuan klien untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Dalam banyk kasus, klien sering kali menginginkan tujuan
yang tidak mungkin, yang terkadang, sumbe yang diperlukan tidak ada.
Dalam keadaan yang lain, variabel intervensi mengubah pandangan klien
(sering kali merupakan kasus dengan proses penyakit Perawat membantu
klien memformulasikan dan mengadaptasikan dengan harapan dan tujuan
yang dapat dilakukan ini berarti
3. Kesadaran faktor lingkungan, sosial, dan dukungan keluarga. Faktor-faktor
sangat selama evaluasi dan diidentifikasikan dalam fase ian proses
keperawatan, terutama trans tau proses implementasi. Keluarga sering kali
memberikan tanda-tanda a mengenai penyesuaian klien te adap lingkungan
yang baru ata respons terhadap asuhan keperawatan arus dimasukkan
dengan pernyataan evaluas

3.3 Metode Evaluasi Pendokumentasikan

Pernyataan evaluasi perlu perencanaan didokumentasikan dalam catatan


kemajuan, direvisi dalam perencanaan khusus, dan dalam implementasi bentuk
perencanaan.Evaluasi formatif biasanya alam implementasi bentuk perawat untuk
ditulis dala catatan perkembangan Data ini dapat membantu dokumentasi men
respons k en terhada p suatu intervensi

Contohnya, pemasukan pernyataan yang menjelaskan kateter Foley tanpa


mengevaluasi respons sehubungan dengan kenyamanannya dan pun tidaklah
tepat. Abdomen bagian kembung, tidak bisa BAK selama 6 jam, tidak ada rasa
nyaman, ka Foley dimasukkan dengan menggunakan teknik steril, hasil yang
didapat urinekeruh, kuning, dan diamankan dengan plater teter L dengan kuat.
Urin m membengkak dan memerah (M. Bratton R.N).

14
Contoh lain dari dokumentasi yang tepat termasuk sebagai berikut:

Sering buang air kecil 50-100 cc 1 setiap sampai 2 jam, kultur urine ke
laboratorium. Sangat mengantuk tetapi mudah bangun possi fowler ada di tempat
tidur (90) dan dipasang sclama 15 menir pada jam 08.00 dan 11 00

Dalam mengerjakan situasi, ponjelasan yang diajarkan tanpa dokumentas


espons klien Dalam mengajar terhadap pengalaman ini juga tidak benar dan tidak
lengkap. Intervensi pendidikan perlu untuk menunjukkan hasil pengetahuan, juga
diperlukan sikap dan keterampilan ketika mendokumentasi evaluasi formatif
Beberapa instansi pelayanan kesehatan

Evaluasi sumatif juga tampak dalam catatan naratif juga juga


mengembangkan dalam bentuk chart untuk keadaan cvaluasi sumatif khusus,
termasuk laporan ringkasan mingguan atau bulanan. Namun, bentuk evaluasi
khusus yang paling umum adalah Laporan Ringkasan Pelaksanaan. Kategori yang
umum mengenai hal ini adalah alasan status klien belum dan sesudah masuk ke
rumah sakit, masalah, perkembangan terhadap sei kesehatan diharapkan, dan
perencanaan keperawatan yang berlanjut. Catatan hasil asuhan keperawatan untuk
meringkas respons klien terhadap sesi pengajaran.

Pedoman untuk Pendokumentasian Pernyataan Evaluasi

1. Sebelum kesimpulan evaluasi dengan data yang mendukung penilaian


perawat Contoh data pendukung (untuk klien dengan myocardiac infarc):
Tidak ada dispnca, ectopic beat, klien tampak nyaman. Penilaian
perawatan: toleransi aktivitas meningkat atau status kardiak stabil
2. Mengikuti dokumentasi intervensi keperawatan dengan pernyataan
evaluasi formatif yang menjelaskan respons cepat klien terhadap intervensi
keperawatan atau prosedur Tidak Contohnya: Mengantuk setelah minum
obat. Klien tenang beristirahat di tempat tidur. ada tekanan setelah
kateterisasi bladder: 300 ml, urine jernih, kuning, dan mengalir.
3. Menggunakan pernyataan evaluasi sumatif ketika klien dipindah ke
fasilitas lain atau dipulangkan. Contoh lain adalah rangkaian mingguan
atau bulanan yang diperlukan dalam keadaan perawatan jangka panjang

15
4. Catatan evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan
diidentifikasikan pada perencanaan keperawatan klien Contoh: Hasil yang
diharapkan: Bisa berjalan 500 kaki dan menaiki 12 tangga tanpa bantuan
pada waktu pulang. Kemampuan untuk berjalan sepanjang koridor
12/15/89. Evaluasi sumatif. Dapat berjalan 200 kaki tanpa alat bantu
berjalan, atau bantuan perawat, dapat naik turun 6 tangga tanpa bantuan;
menghadiri lima sesi terapi fisik dalam seminggu
5. Menulis pernyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan perkembangan
klien terhadap tujuan
Contoh: Pemasukan yang sesuai didokumentasikan sebagai berikut:
Kontrol sakit yang tidak efektif setelah medikasi: Terus tanpa henti,
penghilang rasa sakit dari medikasi berlangsung selama 30 menit, agak
batuk, dan napas dalam
6. Melalui suatu penilaian atau modifikasi intervensi, mengawali, dan
mendokumentasikan perawat dapat mengubah kondisi klien.
Contoh: Ketika status kesehatan klien memburuk: jam 09.00, mengeluh
sakit di pusat seperti ditikam. Pada skala 1 (paling kecil-10 paling besar),
tingkat sakit pada 20. Pada jam 0 tingkat sakit klien 5. Peristaltik usus
tidak terdengar Dokter memberikan Nasogastric tube dengan 50 ml NSS

3.4 Pertanyaan
1. Tujuan dilakukannya evaluasi pada respon pasien yaitu...
a. Memberi rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan)
b. Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan
c. Mendiagnosa pasien
d. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan)
2. Tahap evaluasi pada proses keperawatan meliputi, kecuali...
a. Intervensi Keperawatan
b. Mengukur Pencapaian Tujuan Klien

16
c. Afektif (Status Emosional)
d. Penentuan Keputusan pada Tahap Evaluasi
3. Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan keperwatan,sedangkan
standar keperawatan digunakan sebagai...
a. Pencapaian hasil yang ditentukan perawat
b. Pengkajian masalah klien lebih lanjut
c. Memberikan rencana asuhan pada klien
d. Dasar untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas
4. Evaluasi sudah dimulai dari tahap...
a. Dokumentasi
b. Intervensi
c. Pengkajian Data
d. Implementasi

5. Langkah-langkah Penting dalam Pendokumentasian Evaluasi yaitu,


kecuali...

a. Pengumpulan data dan pembentukan pernyataan kesimpulan


b. Melakukan suatu penilaian
c. Kepekaan terhadap kemampuan klien untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan
d. Kesadaran faktor lingkungan, sosial, dan dukungan keluarga

3.5 Jawaban

1. B
2. A
3. D
4. C
5. B

17
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam


mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status
kesehatan klien dengan kriteriahasil yang diinginkan, serta menilai derajat
pencapaian hasil klien. Evaluasi adalah suatu aktivitas yang terus-menerus,
berkelanjutan, yang terencana melibatkan klien, anggota keluarga, perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya. Pengetahuan mengenai kesehatan,
patofisiologi, strategi intervensi keperawatan dan metode evaluasi dibutuhkan
agar evaluasi efektif.

4.2 Saran

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para
pakar utama penulis mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang
sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah selanjutnya

18
Daftar Pustaka

Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.


Jakarta: Salemba Medika

19

You might also like