Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
(1) Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai tujuan
yang ditetapkan.
(2) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan liika klien mengalami
kesulitan untuk mencapai
(3) Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tujuan)
Kognitif (Pengetahuan)
2
evaluasi pada kognitif meliputi pengetahuan klien ter penyakitnya,
mengontrol gejala-gejalanya, pengobatan, diet, aktivitas, persediaan alat-
alat, risiko gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran, dan
lain-lain. Evaluasi kognit dapat diperoleh melalui wawancara atau tes
tertulis.
a. Wawancara
Cara yang terbaik untuk mengevaluasi pengetahuan klien
adalah melalui wawancara. Perawat menggunakan beberapa
strategi untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien. Strategi
tersebut mencakup:
b. Tes tertulis
Perawat biasanya menggunakan kertas dan pensil untuk
mengevaluasi pengetahuan klien terhadap hal-hal yang telah
diajarkan.
3
meliputi tukar-menukar perasaan tentang scsuatu cemas yang berkurang.
ada kemauan untuk berkomunikasi, dan seterusnya
Psikomotor
4
bagaimana fungsi kesehatan klien berubah setelah dilakukan asuhan
keperawatan
(1) Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan. Pada
keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien lebih lanjut atau
mengevaluasi kriteria hasil yang lain.
(2) Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Perawat
mengetahui klien pada tahap perubahan ke arah pemecahan masalah.
keadaan mungkin Penambahan waktu, data-data, dan intervensi diperlukan
sebelum tujuan tercapai.
(3) Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Pada situasi
ini, perawat harus mencoba untuk mengidentifikasi alasan mengapa
keadaan atau masalah ini dapat terjadi dengan
5
tujuan yang telah disusun oleh perawat; intervensi keperawatan harus dievaluasi
dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya
Evaluasi Hasil. Fokus evaluasi hasil (sumat adalah perubahan perilaku atau
status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini
dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna. Evaluasi hasil
bersifat objektif, fleksibel, dan efisien. Metode pelaksanaan evaluasi has atas
closed chart audit, wawancara pada pertemuan akhir asuhan keperawatan, dan
pertanyaan kepada klien dan keluarga. Meskipun data pada tahap ini tidak secara
langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi, tetapi evaluasi hasil dapat
menjadi suatu metode untuk memonitor kualitas dan efektivitas intervensi yang
telah diberikan.
6
2.3 Komponenen Valuasi
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi lima komponen (Pinnell dan Meneses,
1986, hlm. 229. 230)
Kriteria
Standar Praktik
7
penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat dilihat pada Standar
Praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
Pertanyaan Evaluatif
Perawat profesional yang pertama kali mengkaji data klien dan orang
yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respons klien terhadap
intervensi yang diberikan Perawat lain yang membantu dalam memberikan
intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas
informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut melakukan
evaluasi.
8
diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan
cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar dan
menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan
standar yang sudah ada Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektivitas
asuhan keperawatan.
Pertama kali yang perlu dilaksanakan perawat pada tahap ini adalah
menyimpulkan efektivi oleh semua intervensi yang telah dilaksanakan.
Kemudian menentukan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah
dilakukan intervensi. Yang perlu diingat di sini adalah tidak mungkin
membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan
suatu perbaikan dan perubahan-perubahan sebaliknya tidak mungkin
perencanaan yang sudah disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan kejelian
dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai respons
klien setelah diintervensi seobjektif mungkin
2.5 Dokumentasi
9
B. Pendokumentasian Evaluasi Keperawatan
Evaluasi sudah dimulai dari tahap pengkajian data dan dapat menjadi indikator
kemajuan klien terhadap tujuan kriteria hasil.
10
(2) Diagnosis keperawatan dan diagnosis medis adalah benar. Namun. waktu
kegiatan Diagnosis pencapaian hasil perlu ditambah
Penilaian intervensi keperawaran memutuskan
(a) Intervensi sesuai dan untuk lebih efektifnya diperlukan waktu lebih
lama
(b) Intervensi sesuai, tetapi intensitas intervensi harus ditingkatkan
atau dikurangi
(c) Intervensi memerlulan modifikasi
(d) tipe intervensi yang berbeda diperlulan, atau
(e) Hal-hal lain seperti status atan kien mengubah dan memen hasil
klien bel garuhi puas dengan rencana intervensi keperawatan.
(3) Diagnosis keperawa atau medis tidak benar dan mengakibatkan intervensi
yang dipilih tidak bantu klien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan.
Penilaian kembali dirasa perlu untuk menentukan diagnosis dan
memodifikasi intervensi
11
Pernyataan formatif merefleksikan observasi dan analisis perawat
terhadap respons klien pada intervensi keperawatan mengenai apa yang
sedang terjadi pada klien pada saat itu. Contohnya, "berjalan selama 15 menit
di ruang mas ada kelemahan atau sesak napas yang diobservasi pada klien”.
12
D. Tinjauan Periodik Sumatif an penting sejak peninjauan akhir Bingung di
malam hari memerlukan Tidak ada perubah tuk semua aktivitas sehari-hari
lactivity living-ADL. Keluarga tetap bantuar dan sering mengunjungi.
Masalah utama adalah inkontinens UIBnc mendukung nreradina
infeksikandung komih berulang Antibiotik duakilidalanm berhubungan
den khir. Infeksi Urinary sudah ada. Klien menolak cairan oral bahkan
dengan 3bu setiap hari. Hasil sulit, terbentukstool q (sctiap) diberikan q.c
bantuan, Metamuc gkatkan fungsi bowel da adder. kan ADL dan
meningkatkan fungsi bowel dan bladder.
13
mmHg k 128184 klien menerima pengobatan antihipertensi. Ini adalah
data masalah subjektif mmHg sete yang dapat memberikan tantangan
tertentu bagi perawat. Dalam kondisi klien seperti ini alat alat untuk
dokumentasi perubahan-perubahan tertentu belum ada. Oleh karena itu,
perawat akan bergantung pada kekuatan observasi personcl untuk
mendeteksi tanda-tanda sikapobjektif yang berubah dalam status klien
2. Kepekaan terhadap kemampuan klien untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Dalam banyk kasus, klien sering kali menginginkan tujuan
yang tidak mungkin, yang terkadang, sumbe yang diperlukan tidak ada.
Dalam keadaan yang lain, variabel intervensi mengubah pandangan klien
(sering kali merupakan kasus dengan proses penyakit Perawat membantu
klien memformulasikan dan mengadaptasikan dengan harapan dan tujuan
yang dapat dilakukan ini berarti
3. Kesadaran faktor lingkungan, sosial, dan dukungan keluarga. Faktor-faktor
sangat selama evaluasi dan diidentifikasikan dalam fase ian proses
keperawatan, terutama trans tau proses implementasi. Keluarga sering kali
memberikan tanda-tanda a mengenai penyesuaian klien te adap lingkungan
yang baru ata respons terhadap asuhan keperawatan arus dimasukkan
dengan pernyataan evaluas
14
Contoh lain dari dokumentasi yang tepat termasuk sebagai berikut:
Sering buang air kecil 50-100 cc 1 setiap sampai 2 jam, kultur urine ke
laboratorium. Sangat mengantuk tetapi mudah bangun possi fowler ada di tempat
tidur (90) dan dipasang sclama 15 menir pada jam 08.00 dan 11 00
15
4. Catatan evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan
diidentifikasikan pada perencanaan keperawatan klien Contoh: Hasil yang
diharapkan: Bisa berjalan 500 kaki dan menaiki 12 tangga tanpa bantuan
pada waktu pulang. Kemampuan untuk berjalan sepanjang koridor
12/15/89. Evaluasi sumatif. Dapat berjalan 200 kaki tanpa alat bantu
berjalan, atau bantuan perawat, dapat naik turun 6 tangga tanpa bantuan;
menghadiri lima sesi terapi fisik dalam seminggu
5. Menulis pernyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan perkembangan
klien terhadap tujuan
Contoh: Pemasukan yang sesuai didokumentasikan sebagai berikut:
Kontrol sakit yang tidak efektif setelah medikasi: Terus tanpa henti,
penghilang rasa sakit dari medikasi berlangsung selama 30 menit, agak
batuk, dan napas dalam
6. Melalui suatu penilaian atau modifikasi intervensi, mengawali, dan
mendokumentasikan perawat dapat mengubah kondisi klien.
Contoh: Ketika status kesehatan klien memburuk: jam 09.00, mengeluh
sakit di pusat seperti ditikam. Pada skala 1 (paling kecil-10 paling besar),
tingkat sakit pada 20. Pada jam 0 tingkat sakit klien 5. Peristaltik usus
tidak terdengar Dokter memberikan Nasogastric tube dengan 50 ml NSS
3.4 Pertanyaan
1. Tujuan dilakukannya evaluasi pada respon pasien yaitu...
a. Memberi rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan)
b. Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan
c. Mendiagnosa pasien
d. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan)
2. Tahap evaluasi pada proses keperawatan meliputi, kecuali...
a. Intervensi Keperawatan
b. Mengukur Pencapaian Tujuan Klien
16
c. Afektif (Status Emosional)
d. Penentuan Keputusan pada Tahap Evaluasi
3. Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan keperwatan,sedangkan
standar keperawatan digunakan sebagai...
a. Pencapaian hasil yang ditentukan perawat
b. Pengkajian masalah klien lebih lanjut
c. Memberikan rencana asuhan pada klien
d. Dasar untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas
4. Evaluasi sudah dimulai dari tahap...
a. Dokumentasi
b. Intervensi
c. Pengkajian Data
d. Implementasi
3.5 Jawaban
1. B
2. A
3. D
4. C
5. B
17
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
18
Daftar Pustaka
19