You are on page 1of 8

DAFTAR ISI

Daftra Isi …………………………………………………………….……………….. 1

BAB 1 Pendahuluan

1.1.Latar Belakang ……………………………………………………….………. 2


1.2.Rumusan Masalah …………………………………………………….…….... 2
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………….………….... 2

BAB 2 Pembahasan

2.1.Pengertian Motivasi …………………………………………………….…… 3

2.2.Teori-teori Motivasi …………………………………………………….…… 3

2.3.Jenis-jenis Motif ………………………………………………………….…. 4

2.4.Jenis-jenis Motif Sosial …………………………………………………..…. 5

BAB 3 Penutup

3.1.Kesimpulan ……………………………………………………….………… 7

3.2.Saran ………………………………………………………………..……….. 7

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….. 8

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan teknologi pada zaman ini memicu para pemuda untuk berfikir secara
instan. Dapat diartikan mereka tidak dapat mengembangkan potensi dalam dirinya. Disisi
lain, mereka menyadari akan potensinya namun kemajuan teknologi tersebut tidak selalu
memberi dampak yang positif pada para remaja. Ketergantungan akan teknologi ini akan
berdampak sangat tidak baik untuk pribadi tersebut. Karena dapa menimbulkan rasa
percaya diri seseorang menurun.
Oleh karena itu dibutuhkan dorongan dari dalam ataupun dari luar sebagai acuan
untuk dirinya agar dia percaya diri atau lain sebagainya. Biasanya dorongan ini disebut
motivasi. Dengan adanya motifasi seseorang dapat mencapai tujuan hidupnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Motivasi?
2. Apa saja Teori-teori dari Motivasi?
3. Apa saja Jenis-jenis dari Motif?
4. Apa saja Jenis-jenis dari Motif Sosial?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Mengetahui dan memahami arti dari Motivasi.
2. Mengetahui Teori-teori Motivasi.
3. Mengetahui Jenis-jenis dari Motif.
4. Mengetahui Jenis-jenis dari Motif Sosial.
5. Menambah wawasan dan ilmu.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Motivasi
Motif berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak. Motif diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untukberbuat.
Motif saling berkaitan dengan faktor eksternal dan faktor internal. Hal-hal yang
mempengaruhi motif disebut motivasi.
Motivasi adalah keadan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan (Walgito, 2004: 220). Sedang menurut Plotnik (2005: 328),
motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan
seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.

2.2.Teori-Teori Motivasi
2.2.1. Teori Dorongan
Perilaku didorong ke arah tujuan oleh kondisi yang mendesak (driving state)
dalam diri orang atau binatang. Gagasan Freud mengenai kepribadian didasarkan pada
dorongan seksual dan dorongan agresif bawaan. Jika dorongan internal itu muncul,
individu didesak untuk berperilaku sedemikian rupa agar mengurangi intensitas dari
kondisi tersebut, dan pengurangan atau tercapainya kondisi tersebut merupakan seuatu
yang memuaskan.
2.2.2. Teori Intensif

Teori disini memberi tekanan pada perilaku yang dimotivasi oleh intensif. Teori
intensif lebih merupakan suatu rangsangan yang dating dari depan. Misalnya dua
kelompok tikus yang kadar kelaparannya sama (dorongan), diberi makanan yang
berbeda. Kelompok A diberi makanan yang lezat dan kelompok B diberi makanan
biasa. Lalu, kelompok A menghabiskan lebih banyak makanan daripada kelompk B.

Dapat disimpulkan motivasi dorongan keduanya sama namun inotivasi daya


tariknya (intensif) berbeda. Jadi, individu mengharapkan kenikmatan dengan
mencapai apa yang disebut intensif positif dan menghindari apa yang bisa dibilang
intensif negatif.

3
2.2.3. Teori-Proses-Terbalik

Motivasi ini sering terdapat pada orang yang senang menyerempet bahaya untuk
mendapatkan kenikmatan setelah bebas dari bahaya itu. Seperti, orang yang
menggunakan narkoba mula-mulanya untuk menghilangkan stress dan
berkepanjangan menggunakan narkoba untuk melepaskan diri dari rasa tidak enak
yang ditimbulkan kalau tidak menggunakan narkoba.

2.2.4. Teori Level Optimal

Teori ini berbicara tentang motivasi yang timbul untuk mengejar level optimal.
Misalnya, orang yang terlalu penat dan lelah dengan kesibukannya, pasti akan
melakukan segala sesuatu untuk menghilangkan rasa penat tersebuty sampai pada
level optimal dengan berbagai cara.

2.3.Jenis-jenis Motif

Menurut Walgito, ada 2 jenis motif yaitu (1) motif fisiologis dan (2) motif sosial.

2.3.1. Motif Fisiologis

Motif fisiologis mengacu pada keadaan jasmani, misalnya untuk makan, minum,
seks, dan lain sebagainya. Motif fisiologis adalah hasil asli dalam diri orang dan
berkembang dengan sendirinya. Dorongan ini berkaitan dengan kecenderungan untuk
mempertahankan eksistensi sebagai makhluk hidup atau yang disebut dengan motif
dasar (basic motives) atau motif primer (primary motives). Motif fisiologis timbul
karena tidak adanya balans atau keseimbangan dalam tubuh. Mekanisme fisiologis
untuk mempertahankan keseimbangan ini dilengkapi dengan regulator, motivated
behaviour (kebiasaan), dan dalam manifestasinya akan dipengaruhi oleh proses
belajar. Misal orang merasa haus maka dia akan mencari minum untuk
menyeimbangkannya.

2.3.2. Motif Sosial

Motif sosial cenderung lebih kompleks dan merupakan sumber dari banyak
perilaku atau perbuatan manusia. Dikatakan sosial karena merupakan motif yang
dipelajari dalam kelompok sosial. Setiap individu berbeda satu sama lain dalam
kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan. Dari motif ini juga bisa
mempelajari perilaku individu dan kelompok.

4
Sementara menurut Plotnik terdapat 3 jenis motif berdasarkan 3 macam
kebutuhan. (1) kebutuhan biologis, (2) kebutuhan sosial, dan (3) kebutuhan kepuasan.

a. Kebutuhan Biologis

Kebutuhan biologis merupakan tuntutan fisiologis yang penting agar dapat


bertahan hidup dan mendapatkan kesejahteraan hidup.

b. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperoleh melalui belajar dan
pengalaman.
c. Kebutuhan Kepuasan
Kebutuhan ini merujuk pada hierarki kebutuhan Maslow yaitu, suatu urutan
kebutuhan yang menanjak atau bersifat hierarkis, dimana kebutuhan biologis
ditempatkan di dasar dan kebutuhan sosial di puncak. Menurut Maslow, kita
memenuhi kebutuhan biologis (dasar hierarki) sebelum kebutuhan sosial (puncak
hierarki).
1) Tingkat 1 : Kebutuhan-kebutuhan fisik. Misalnya, makan, minur, seks, dan
tidur.
2) Tingkat 2 : Kebutuhan dan kamanan. Misalnya, perlindungan dari kejahatan.
3) Tingkat 3 : Kebutuhan akan rasa cinta dan diterima. Misalnya, afiliasi
dengan individu lain dan diterima oleh individu lain.
4) Tingkat 4 : Kebutuhan akan penghargaan. Misalnya, prestasi atau
memperoleh penghargaan dan pengakuan.
5) Tingkat 5 : Aktualisasi diri seperti pemenuhan potensi keunikan seseorang.

2.4.Jenis-jenis Motif Sosial

Menurut Mc Clelland, terdapat 3 jenis motif sosial. (1) kebutuhan berprestasi, (2)
kebutuhan berafiliasi, dan (3) kebutuhan akan kekuasaan.

2.4.1. Kebutuhan Berprestasi


Kebutuhan berprestasi berguna untuk meningkatkan kinerja dan melihat
kemampuan berprestasinya. Untuk memprediksi kinerja seseorang, perlu diketahui

5
n-achievement nya. Karena berdasarkan penelitian, orang yang memiliki
n-achievement tinggi memiliki kinerja yang baik.
2.4.2. Kebutuhan Berafiliasi

Afiliasi menunjukan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan untuk berhubungan


dengan orang lain. Orang yang kuat berafiliasinya akan selalu mencari teman dan
berusaha mempertahankan hubungan yang telah dijalin tersebut.

2.4.3. Kebutuhan akan Kekuasaan

Kebutuhan ini timbul dan berkembang dalam interaksi sosial. Orang yang
memiliki power needs yang tinggi suka melakukan control, mengendalikan, atau
memerintah orang lain.

6
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Motivasi dapat dikatakan sebagai dorongan untuk membangun aktivitas manusia


untuk menjalani berbagai kehidupan dalam sosial maupun diri sendiri. Dengan berbagai
teori motivasi kita dapat melihat macam-macam dorongan dan rangsangan motif pada
perilaku manusia. Dan mencapai kebutuhan biologis, sosial, dan kepuasan dapat menjadi
sarana bertahan hidup, kesejahteraan, pengalaman, dan pelajaran dari kehidupan sosial.

3.2. Saran

Kembangkanlah bermacam motivasi dalam segala bentuknya dengan tujuan


pemikiran yang positif agar di kehidupan kedepannya dapat mencapai sesuatu yang dituju
dan terencana. Hindari pemikiran negatif dalam perilaku karena akan mengganggu tujuan
untuk kesejahteraan hidup dan pengalaman pembelajaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

You might also like