Professional Documents
Culture Documents
Psium Motivasi
Psium Motivasi
BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Pembahasan
BAB 3 Penutup
3.1.Kesimpulan ……………………………………………………….………… 7
3.2.Saran ………………………………………………………………..……….. 7
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Motivasi
Motif berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak. Motif diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untukberbuat.
Motif saling berkaitan dengan faktor eksternal dan faktor internal. Hal-hal yang
mempengaruhi motif disebut motivasi.
Motivasi adalah keadan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan (Walgito, 2004: 220). Sedang menurut Plotnik (2005: 328),
motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan
seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
2.2.Teori-Teori Motivasi
2.2.1. Teori Dorongan
Perilaku didorong ke arah tujuan oleh kondisi yang mendesak (driving state)
dalam diri orang atau binatang. Gagasan Freud mengenai kepribadian didasarkan pada
dorongan seksual dan dorongan agresif bawaan. Jika dorongan internal itu muncul,
individu didesak untuk berperilaku sedemikian rupa agar mengurangi intensitas dari
kondisi tersebut, dan pengurangan atau tercapainya kondisi tersebut merupakan seuatu
yang memuaskan.
2.2.2. Teori Intensif
Teori disini memberi tekanan pada perilaku yang dimotivasi oleh intensif. Teori
intensif lebih merupakan suatu rangsangan yang dating dari depan. Misalnya dua
kelompok tikus yang kadar kelaparannya sama (dorongan), diberi makanan yang
berbeda. Kelompok A diberi makanan yang lezat dan kelompok B diberi makanan
biasa. Lalu, kelompok A menghabiskan lebih banyak makanan daripada kelompk B.
3
2.2.3. Teori-Proses-Terbalik
Motivasi ini sering terdapat pada orang yang senang menyerempet bahaya untuk
mendapatkan kenikmatan setelah bebas dari bahaya itu. Seperti, orang yang
menggunakan narkoba mula-mulanya untuk menghilangkan stress dan
berkepanjangan menggunakan narkoba untuk melepaskan diri dari rasa tidak enak
yang ditimbulkan kalau tidak menggunakan narkoba.
Teori ini berbicara tentang motivasi yang timbul untuk mengejar level optimal.
Misalnya, orang yang terlalu penat dan lelah dengan kesibukannya, pasti akan
melakukan segala sesuatu untuk menghilangkan rasa penat tersebuty sampai pada
level optimal dengan berbagai cara.
2.3.Jenis-jenis Motif
Menurut Walgito, ada 2 jenis motif yaitu (1) motif fisiologis dan (2) motif sosial.
Motif fisiologis mengacu pada keadaan jasmani, misalnya untuk makan, minum,
seks, dan lain sebagainya. Motif fisiologis adalah hasil asli dalam diri orang dan
berkembang dengan sendirinya. Dorongan ini berkaitan dengan kecenderungan untuk
mempertahankan eksistensi sebagai makhluk hidup atau yang disebut dengan motif
dasar (basic motives) atau motif primer (primary motives). Motif fisiologis timbul
karena tidak adanya balans atau keseimbangan dalam tubuh. Mekanisme fisiologis
untuk mempertahankan keseimbangan ini dilengkapi dengan regulator, motivated
behaviour (kebiasaan), dan dalam manifestasinya akan dipengaruhi oleh proses
belajar. Misal orang merasa haus maka dia akan mencari minum untuk
menyeimbangkannya.
Motif sosial cenderung lebih kompleks dan merupakan sumber dari banyak
perilaku atau perbuatan manusia. Dikatakan sosial karena merupakan motif yang
dipelajari dalam kelompok sosial. Setiap individu berbeda satu sama lain dalam
kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan. Dari motif ini juga bisa
mempelajari perilaku individu dan kelompok.
4
Sementara menurut Plotnik terdapat 3 jenis motif berdasarkan 3 macam
kebutuhan. (1) kebutuhan biologis, (2) kebutuhan sosial, dan (3) kebutuhan kepuasan.
a. Kebutuhan Biologis
b. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperoleh melalui belajar dan
pengalaman.
c. Kebutuhan Kepuasan
Kebutuhan ini merujuk pada hierarki kebutuhan Maslow yaitu, suatu urutan
kebutuhan yang menanjak atau bersifat hierarkis, dimana kebutuhan biologis
ditempatkan di dasar dan kebutuhan sosial di puncak. Menurut Maslow, kita
memenuhi kebutuhan biologis (dasar hierarki) sebelum kebutuhan sosial (puncak
hierarki).
1) Tingkat 1 : Kebutuhan-kebutuhan fisik. Misalnya, makan, minur, seks, dan
tidur.
2) Tingkat 2 : Kebutuhan dan kamanan. Misalnya, perlindungan dari kejahatan.
3) Tingkat 3 : Kebutuhan akan rasa cinta dan diterima. Misalnya, afiliasi
dengan individu lain dan diterima oleh individu lain.
4) Tingkat 4 : Kebutuhan akan penghargaan. Misalnya, prestasi atau
memperoleh penghargaan dan pengakuan.
5) Tingkat 5 : Aktualisasi diri seperti pemenuhan potensi keunikan seseorang.
Menurut Mc Clelland, terdapat 3 jenis motif sosial. (1) kebutuhan berprestasi, (2)
kebutuhan berafiliasi, dan (3) kebutuhan akan kekuasaan.
5
n-achievement nya. Karena berdasarkan penelitian, orang yang memiliki
n-achievement tinggi memiliki kinerja yang baik.
2.4.2. Kebutuhan Berafiliasi
Kebutuhan ini timbul dan berkembang dalam interaksi sosial. Orang yang
memiliki power needs yang tinggi suka melakukan control, mengendalikan, atau
memerintah orang lain.
6
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA