Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan
dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar dalam bentuk
tinja yang encer, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih
yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau
(2002), diare diartikan sebagai buang air encer lebih dari empat kali
sehari, baik disertai lendir dan darah maupun tidak. Hingga kini diare
10
Indonesia.
merupakan buang air besar yang abnormal dengan frekuensi lebih dari 3
a. Mulut
bagian luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi
11
dan rongga mulut bagian dalam yaitu rongga yang dibatasi sisinya oleh
b. Faring
c. Esofagus
d. Lambung
seperti huruf J atau kubah dan terletak di kuadran kiri bawah abdomen.
sedikit
e. Usus Halus
dinding usus.
dengan panjang sekitar 3 meter dengan lebar 2,5 cm, walaupun tiap
3,6 m).
Adapun fungsi dari usus halus adalah menerima sekresi hati dan
oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang
f. Usus Besas
dari usus halus. Ia memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti
tubuh.
16
g. Rektum
dahulu pada bagian rektum. Apabila feses sudah siap dibuang maka
spingter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
2.1.3 Etiologi
1. Infeksi
2. Malabsorbsi
yang tidak hygiene, alergi jenis makanan seperti udang dan susu.
17
berikut.
1. Ganguan osmotik.
Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap tubuh akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
timbul diare.
2. Gangguan sekresi.
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan
kedalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi rongga usus
yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus dan akhirnya
timbullah diare.
untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare. Akan
didalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga (Aziz, 2006).
18
b. Diare kronis atau persisten , yaitu diare yang berlangsung lebih dari
14 hari.
a. Diare Sekresi
b. Diare Osmotik
osmotic pada usus sehingga cairan tubuh keluar menuju usus. Hal
2.1.5 Patofisiologi
berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri
akan menyebabkan sistem transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
diare.
20
WOC :
Diare
Sumber : https://www.scribd.com/doc/260442948/WOC-DIARE
21
Menurut Vivian (2012) tanda dan gejala pada anak yang mengalami diare.
1. Cengeng, rewel.
2. Gelisah.
3. Suhu meningkat.
5. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan ada darahnya.
6. Anus lecet.
dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,
1. Tipe Dehidrasi
a. Isotonik
b. Hipotonik
c. Hipertonik
22
2. Derajat Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
b. Dehidrasi Sedang
c. Dehidrasi Berat
yang menyertai dan penyebab diare yang potensial. Riwayat yang lengkap
pada semua anak dengan diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari
tersebut terdapat darah atau mukus, bila gejalanya berat atau bila terdapat
dilakukan bila hasil kultur bakteri serta virusnya negative dan bila diare
serta kreatinin meninggi pada diare akut dan diare kronis harus normal
2.1.8 Komplikasi
menjadi:
4. Hipoglikemia.
6. Kejang.
Pencegahan Diare
umum yakni:
c. Status gizi
telah menderita diare atau yang terancam akan menderita yaitu dengan
menentukan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, serta
pasien.
2.1.9 Penatalaksanaan
kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan
2. Obat-obatan
sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air masak atau air teh
hangat.
a) Cara tradisional.
b) Cara biasa.
hingga mendidih.
DIARE
Cairan rehidrasi
Cairan RT (LGG, air Oralit parental, misalnya
tajin, kuah sayur, dan dengan Ringer Laktat
teh botol (RL) dan glukosa
a. Makan/minum
b. Infus
c. Air metabolisme
a. Urine
b. Feses
c. Muntah
d. Pendarahan
e. IWL
Rumus
1. Identitas
jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama
orang tua, pekerjaan orang tua dan penghasilan. Pada pasien diare akut,
sebagian besar adalah anak yang berumur dibawah 2 tahun. Insiden paling
tinggi terjadi pada umur 6-11 bulan karena pada masa ini mulai di berikan
makanan pendamping.
2. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari, (BAB) < 4 kali dan cair
(diare tanpa dhehidrasi), BAB lebih dari 4-10 kali dan cair (dehidrasi
berlangsung <14 hari maka diare tersebut adalah diare akut, sementara
timbul diere.
b) Tinja makin cair, mungkin disertai lender dan darah. Warna tinja
c) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urine dalam waktu
a. Riwayat Prenatal
pada janin sehingga saat dilahirkan nanti sangat mudah terkena Diare.
b. Riwayat Natal
31
menyebabkan Diare.
normal juga mengalami penurunan imunitas tubuh dan saat bayi lahir
diberikan ASI atau susu formula hal ini sangat memungkinkan bagi si
8. Riwayat Imunisasi
berat pada anak-anak dengan campak atau yang baru menderita campak
pasien.
1. Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi
- Menu
- Porsi
- Mual Muntah
- Kesulitan Menelan
b. Minum
- Jumlah
- Jenis minuman
2. Eliminasi
a. BAK
- Kebiasaan
- Warna
- Bau
- Jumlah
b. BAK
- Kebiasaan
- Warna
- Konsistensi
3. Pola Istirahat Tidur
- Kebiasaan Tidur
- Memakai Selimut
- Memakai Bantal
- Gangguan Tidur
4. Pola Hygiene Tubuh
- Mandi
- Gosok Gigi
- Cuci Rambut
- Pola Aktivitas
33
a) TTV
b) Antropometri
13. Kesadaran
a) Composmentis
b) Apatis
c) Delirium
d) Samnolen
e) Sopor
f) Semi coma
g) Coma
a. Kepala
b. Mata
Warna mukosa mulut dan bibir, tekstur, lesi, dan stomatitis, gigi
d. Abdomen
e. Kulit
f. Anus
g. Pemeriksaan Penunjang
dengan kultur.
berikut:
anak dehidrasi
osmolalitas yang
tinggi
dehidrasi terhadap
program
terapeutik
Kolaborasi : tersebut
feses
berat
yang
menyebabkan
kehilangan
38
cairan berlebihan
dengan cairan
rendah natrium
n BB - Kebutuh rendah
39
i formula yang di
- Peningka berikan.
program terapeutik
program terapeutik
tandai dengan : kulit anak tetap dengan sabun non hati-hati karena
- Anak utuh dengan alkalis yang lunak dan feses pasien diare
mengalami ekskoriasi
infeksi seperti
Candida, sehingga
tindakan yang
Kolaborasi :
2. Oleskan preparat
41
infeksi jamur
pada kulit
derita diambil
merawat berkesinambungan
- Kecemasan
teratasi
2.2.4 Implementasi
Mandiri:
indikasi.
dehidrasi.
Kolaborasi:
program.
Mandiri:
2. Menghindari diet berat (pisang, nasi, apel, dan roti kering atau
teh).
Mandiri:
alkalis yang lunak dan air atau merendam anak dalam bathtub.
Kolaborasi:
pengetahuan.
Mandiri:
diambil.
46
Mandiri:
mungkin.
2.2.5 Evaluasi
setiap hari
47
makanan
gangguan cairan tubuh yang sering dijumpai pada bayi serta anak-anak
dan terjadi ketika haluaran total cairan melebihi asupan total tanpa
kasat mata ( insensible water loss) lewat kulit dan traktus respiratorius,
suhu lingkungan yang tinggi), keadaan ini lebih sering disebabkan oleh
kehilangan cairan yang abnormal seperti terlihat pada muntah dan diare
1. Tipe Dehidrasi
a. Isotonik
b. Hipotonik
c. Hipertonik
2. Derajar Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
b. Dehidrasi Sedang
cekung.
c. Dehidrasi Berat
water loss (IWL), atau kombinasi hal tersebut dapat menjadi penyebab
a. Gastroenteritis
d. Demam
makan.
Selain hal di atas, dehidrasi juga dapat dicetuskan oleh kondisi heat