You are on page 1of 7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Vacuum Chamber


Vacuum chamber merupakan suatu mesin yang digunakan untuk memberikan perlakukan kepada
suatu benda yang dimasukan kedalam mesin pada keadaan vacuum. Pada mesin vacuum chamber
yang digunakan untuk proses pengisian oli pada trafo distribusi terdapat saluran perpipaan untuk jalur
pengisian oli. Tujuan utama mesin vacuum chamber pada pengisian oli trafo adalah untuk
menghilangkan udara yang ada di dalam trafo sehingga trafo benar benar terisi dengan oli trafo dan
tidak ada sedikit pun udara.

2.2 Proses Permesinan


Proses pemesinan adalah proses pemakanan atau pemotongan material untuk mendapatkan
dimensi, bentuk dan hasil yang disyaratkan. Suatu produk dengan suatu spesifikasi yang ditetapkan
terkadang memerlukan lebih dari satu proses permesinan. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar
proses pemesinan :
1. Kecepatan Potong (Cutting Speed) : Vc ( m/min)
2. Kecepatan Pemakanan (Feeding Speed ) : f (m/mm)
3. Kedalaman Pemotongan (Depth Of Cut) : a (mm)
4. Waktu Pemotongan (Cutting Time) : tc (min)
5. Putaran (Rotation) : n (rpm)

2.2.1 Proses Bubut

Bubut adalah proses pembuatan benda-benda silindris dengan cara penyayatan yang
dilakukan dengan pahat dan benda kerja berputar pada porosnya. Gerakan-gerakan dalam
membubut antara lain adalah gerakan berputar, memanjang, dan gerakan melintang.

4
Gambar 2.1 Pergerakan Bubut

Bubut samping tanpa step Bubut samping dengan step Bubut muka

Gambar 2 .2 Perhitungan L pada Proses Bubut

Tabel 2.1 Rumus waktu pemesinan


bubut
L  l  l a  lb L  l  la L  l  la

d  d1 d
d d d d
2 2

Vc  1000 dimana :
 n
 d
tc = waktu pemotongan (menit)
L x
 tc 
n f x = banyaknya pemakanan

d = diameter benda kerja (mm)

5
f = pergeseran pemakanan (mm/put)

n = kecepatan putar benda kerja (rpm)

l = panjang benda kerja yang dibubut


(mm)

la,lb = panjang bebas pahat bubut (mm)

= panjang bebas pahat bubut (mm)

2.2.2 Proses Bor

Pengeboran adalah operasi yang menghasilkan lubang pada seluruh bahan, atau
memperbesar lubang dengan mata bor.
Gambar Gerakan pengeboran 1. Gerakan putaran disebut gerak pemotongan
dan menentukan kecepatan potong bor.
2. Pemakanan, ialah gerakan arah garis sumbu
mata bor terhadap benda kerja.

Gambar2.3 Gerakan Bor

Gambar 2.4 Perhitungan L pada Pengeboran

Rumus yang berlaku untuk proses bor diatas adalah sebagai berikut :
Vc  1000
Kecepatan putar mata bor (rpm) : n
 d

6
Kecepatan pemakanan (mm/min) : vf  n f

Li
Waktu pemotongan (menit) : tc 
vf
Keterangan :
d = diameter mata bor (mm) l = panjang benda kerja (mm)
f = pemakanan per putaran (mm/put) la, lu, ls = jarak bebas mata bor (mm)
L = panjang total pengerjaan (mm) i = banyaknya pemakanan (kali)
Vc = cutting speed ( m/min ) ls = 0,3 d untuk bor sudut 118 o

2.2.3 Laser Cutting

Laser Cutting merupakan suatu proses untuk memotong plat, dimana pemotongan dilakukan
dengan cara mengarahkan sinar laser berkekuatan tinggi pada benda kerja dan digunakan komputer untuk
mengarahkan nya. Panas sinar kemudian melelehkan benda kerja di seluruh ketebalan atau kedalaman
material sehingga terjadi pemotongan awal. Prinsip kerjanya adalah benda kerja disimpan pada meja kerja
yang tidak dapat bekerja dan kepala potong yang bergerak di atas benda kerja.

Gambar 2.5 Ilustrasi Pemotongan Laser


Cutting

Rumus yang berlaku untuk proses laser cutting adalah:

Keterangan:
Tc = waktu pemotongan
Tc = L/Vc
L = panjang lintasan pemotongan (mm)
Vc = kecepatan pemotongan (mm / menit)

7
Tabel2.2 Parameter Pemotongan untuk Speed (cm/s)

Tebal (mm)
Jenis Material
1 2 3.2 6.4 13
Stainless Steel 28 13.76 7.83 3.4 0.76
Alumunium 14.82 6.35 4.23 1.69 1.27
Mild Steel 8.89 7.83 6.35 4.23 2.1
Titanium 12.7 4.23 3.4 2.5 1.7

2.3 Proses Tap


Proses Tap adalah salah satu proses kerja bangku. Proses tap adalah proses pembuatan ulir dalam
dengan tangan atau mesin menggunakan alat yang disebut tap. Tap tangan biasanya terdiri dari 3 buah
dalam 1 set untuk diameter sampai 50 mm. Ada juga untuk lubang tembus dan untuk lubang tak
tembus tangkainya dibuat halus dan biasanya dilengkapi dengan bentuk segi empat untuk tempat
pemegang tap.

Gambar 2.6 Nomor-nomor Tap Gambar 2.7 Pemotongan Tap


G
Tap pertama mempunyai bentuk tirus diujungnya untuk mempermudah pemotongan. Bentuk
uliryang dihasilkan hanya 55% dari bentuk ulir yang sesungguhnya.

Tap kedua dipakai setelah tap pertama. Bentuk tirus pada ujungnya lebih pendek dari tap yang
pertama. Tap kedua hasilnya 75%.

Tap ketiga ini adalah tap yang terakhir dan yang membentuk profil ulir yang penuh. Dan bagian
tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat mencapai dasar untuk lubang yang tak tembus.

8
2.4 Pengelasan
 Definisi Pengelasan

Berdasarkan definisi dari Deutch Industrie Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan cair.

 Las Busur Listrik Elektroda Terbungkus (Shielded Metal Arc Welding)

Las busur listrik elektroda terbungkus adalah salah satu jenis proses las busur listrik elektroda
terumpan, yang menggunakan busur listrik sebagai sumber panas. Dalam pengelasan ini busur listrik
terbentuk diantara logam induk dan ujung elektroda yang menghasilkan panas, sehingga logam induk
dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian membeku bersama.
Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan
membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik
yang besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus dan sebaliknya bila arusnya kecil
maka butirannya menjadi besar.

Gambar 2.8 Ilustrasi Pengelasan

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung waktu proses pengelasan:


Keterangan:
tl = waktu pengelasan
tl = l/Vc
l = panjang pengelasan (mm)
Vc = kecepatan pengelasan (mm / menit)

2.5 Operation Plan


Rencana operasi adalah rencana kerja yang dibuat untuk acuan dalam proses pembuatan benda kerja.
Dengan adanya rencana operasi, pekerjaan akan lebih terkontrol (sistematis) sehingga dapat mencegah

9
pemborosan waktu pembuatan ataupun (hasil) benda kerja yang tidak optimal. Penulis akan
menggunakan rencana operasi dengan sistem penomoran dan ketentuan sebagai berikut :
x01 : Pelajari gambar kerja, periksa benda kerja
x02 : Setting mesin
x03 : Marking benda kerja
x04 : Cekam benda kerja
x05 : Proses pemotongan
 x adalah bilangan 1, 2, 3, dst.. Berganti jika ada kegiatan pelepasan pencekaman
 Setiap proses pemotongan hendaknya mencantumkan harga kekasaran yang diinginkan

Pada OP terdapat waktu pembuatan yaitu Time Cutting ( TC ) dan Time NonCutting
(TNC), untuk Time Cutting ( TC ) di dapat dari perhitungan rumus yang ada pada bab IV,
sedangkan untuk Time Non Cutting ( TNC ) di dapat berdasarkan estimasi dari pengalaman
penulis.

2.6 Proses Assembly


Assembly merupakan suatu proses penyatuan beberapa part (standar / non-standar) untuk
membentuk suatu produk yang utuh. Proses assembly meliputi penyusunan, penempatan, pengukuran,
pengikatan, dsb. Tidak ada prosedur sistematis yang baku dalam mengatur urutan assembly suatu
produk. Namun, secara umum, urutan assembly ditentukan dengan mempertimbangkan kemudahan,
safety, dan efisiensi waktu proses perakitan.

2.7 Pengukuran (Quality Control)

Quality control (Qc) adalah proses pengecekan dan pengukuran dimensi permukaan, datum, lubang,
dan profil dengan menggunakan alat ukur yang sesuai untuk menunjang proses pengukuran yang
diinginkan.
Berikut beberapa contoh alat ukur diantaranya :
1. Jangka sorong,
2. Mistar,
3. Roll Meter
4. Mikrometer, dll.

10

You might also like