Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
2
berapa besar perbedaan. Hal ini memungkinkan manajer untuk dapat menganalisis
lebih lanjut terjadinya perbedaan dan pengambilan tindakan koreksi. Informasi
semacam ini disebut dengan akuntansi pertanggungjawaban.
Pengendalian biaya melalui akuntansi pertanggungjawaban dapat
dijalankan dengan menyelenggarakan suatu sistem pencatatan atas biaya-biaya
yang dapat dikendalikan.
Dari sini akan dihasilkan laporan biaya yang menunjukkan bagaimana
manajemen memenuhi tanggung jawab pemakaian biaya yang terjadi pada unit
organisasi yang dipimpinnya.
Efektivitas merupakan suatu bauran yang menunjukkan sejauh mana
sasaran atau target yang tercapai. Efektivitas dan efisiensi tidak terlepas dari
akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini penting untuk dapat menghindari
pemborosan dan kecurangan akibat pendelegasian wewenang, sehingga tercipta
suatu pengendalian biaya yang tepat. Dengan adanya akuntansi
pertanggungjawaban dalam perusahaan, maka pimpinan dapat menilai tanggung
jawab dan kinerja atau prestasi bawahan atas tugas yang didelegasikan kepadanya
sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektifitas
biaya pemasaran dan menuangkannya kedalam skripsi yang berjudul :
“Tinjauan atas peranan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
Bantu manajemen dalam menunjang efektivitas biaya pemasaran”.
dapat dikendalikan oleh kepala bagian yang bersangkutan. Maka perlu adanya
pemisahan antara biaya terkendali (controllable cost) dengan biaya tidak
terkendali (uncontrollable cost). Biaya yang dapat dipertanggungjawabkan hanya
biaya yang dapat dikendalikan.
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas dari
masalah biaya pemasaran. Masalah biaya ini perlu diperhatikan secara serius,
karena besarnya biaya pemasaran mempengaruhi besarnya pendapatan dan laba.
Apabila kegiatan ini dikelola dengan baik akan dapat menghasilkan harga jual
yang kompetitif, sehingga tujuan perusahaan yang direncanakan dan ditetapkan
akan dapat tercapai.
Pengendalian sebaiknya di dukung oleh perencanaan yang memadai dan
sistem pelaporan yang menyeluruh. Dalam akuntansi pertanggungjawaban
diperlukan anggaran. Anggaran merupakan alat untuk menilai pelaksanaan yang
telah ditetapkan, apakah telah sesuai dengan tujuan dari proses perencanaan dan
pengendalian dalam struktur organisasi perusahaan di setiap bagian
pertanggungjawaban. Anggaran yang telah di susun digunakan sebagai alat
pengukuran pelaksanaan aktivitas masing-masing bagian tersebut.
Untuk melaksanakan sistem akuntansi pertanggungjawaban, maka terdapat
hal-hal yang merupakan persyaratan yaitu :
1. Terdapatnya struktur organisasi dengan job description yang jelas serta adanya
identifikasi pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorang manajer.
2. Adanya anggaran yang di susun oleh setiap pusat pertanggungjawaban.
3. Adanya pemisahan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali.
4. Adanya pengklasifikasian kode-kode rekening perusahaan yang dikaitkan
dengan kewenangan pusat pertanggungjawaban.
5. Adanya laporan pertanggungjawaban.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis dapat menarik sebuah hipotesis
sebagai berikut:“Apabila akuntansi pertanggungjawaban diterapkan secara
memadai dalam aktifitas perusahaan maka akan menunjang efektifitas biaya
pemasaran”.
8
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peranan
Peranan berasal dari kata peran yaitu perilaku yang patut bagi pemegang
jabatan
tertentu dalam suatu organisasi, khususnya menyangkut fungsi yang dilaksanakan
(role). Dimana fungsi itu merupakan bagian utama dari cabang kerja yang
selanjutnya terbagi menjadi aktifitas. Peranan (role) menurut Prof.Komaruddin
(1994;768) adalah sebagai berikut :
“1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam
manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi
karakteristik yang ada padanya
5. Fungsi setiap variable dalam hubungan sebab-akibat.”
10
11
Dari definisi di atas, organisasi adalah alat untuk saling berhubungan antara
satuan-satuan kerja yang diberikan dan siapa orang-orang yang akan ditempatkan
dalam struktur wewenang, sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh
perintah para atasan kepada para bawahan, yang menjangkau dari puncak sampai
ke bawah dari seluruh badan usaha.
John Pfiffner & Owen Lane (1951;18),mengemukakan definisi struktur
organisasi sebagai berikut :
“Organization structure is the relationship of worker and their activities
to be one another and the whole, the parts being the tasks, jobs, or
functions and the respective members of the personnel who perform
them.”
Struktur organisasi akan lebih jelas dan tegas apabila dituangkan dalam
suatu bagan yang merupakan arus dari suatu kesatuan. Organisasi harus disusun
agar wewenang dan tanggung jawab tiap pimpinan menjadi lebih jelas. Tanggung
jawab timbul dari pemberian wewenang. Jadi wewenang mengalir dari atas ke
bawah sedangkan tanggung jawab mengalir dari bawah ke atas.
Tujuan pembentukan organisasi meliputi :
1. Struktur organisasi memudahkan pelaksanaan tugas dengan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan kecil, kemudian masing-masing kegiatan
tersebut ditugaskan kepada orang-orang ahli yang telah ditentukan.
2. Mempermudah pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga atasan dapat
mengetahui dengan mudah dan dapat meminta tanggung jawabnya.
3. Mempermudah penetapan karyawan sesuai dengan keahliannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian
wewenang dan tanggung jawab sangat diperlukan dalam akuntansi
pertanggungjawaban suatu perusahaan. Setiap jabatan akan dimintai tanggung
jawab atas kegiatan yang berada di bawah pengawasannya.
Struktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada :
1. Luas perusahaan
2. Metode yang dipakai dalam pendelegasian wewenang
3. Departementasi yaitu membagi suatu organisasi menjadi unit-unit yang
disebut departemen, sub unit, seksi, dan sebagainya.
2.4 Anggaran
Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba atau tidak, secara umum
pasti berusaha menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Keberhasilan suatu
perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemennya untuk merencanakan
dan mengendalikan setiap aktivitas yang ada dalam perusahaan. Salah satu alat
yang penting untuk perencanaan dan pengendalian tersebut adalah anggaran.
21
disusun dengan baik dan sempurna namun bila tidak dikelola oleh manajemen
yang baik maka realisasinya tidak akan terwujud seperti yang diharapkan.
Hal yang paling penting dari anggaran adalah anggaran merupakan
rencana yang harus selalu ditinjau dan direvisi dari waktu ke waktu. Anggaran
memiliki beberapa keterbatasan menurut Ellen Christina, dkk (2001;19) yaitu :
“1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum
tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan
anggaran mengalami perkembangan jauh berbeda dari pada yang
direncanakan. Hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk
penyesuaian agar data dan informasi yang diperoleh akurat.
3. Penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara
potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan
kerja (human relation) yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran.
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif
pembuat kebijakan (decision maker) terutama pada saat data dan
informasi tidak lengkap atau akurat.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa data akuntansi harus
diidentifikasi agar dapat dilakukan pencatatan, klasifikasi, penyimpanan, dan
pengambilan data yang benar. Selain itu data akuntansi harus lebih ringkas agar
dapat menunjukkan ke dalam klasifikasi apa suatu rekening dan agar dapat
menyampaikan informasi yang mempunyai makna tertentu.
Pengklasifikasian dan pengkodean rekening harus disusun sedemikian
rupa agar memungkinkan pengumpulan biaya yang terkendali dari setiap
tingkatan manajemen. Dengan adanya pengklasifikasian dan pengkodean rekening
ini akan mempermudah dalam pencarian rekening yang diinginkan, proses
pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan tentang data akuntansi yang
diperlukan. Menurut Mulyadi (1993;132), klasifikasi perkiraan dalam bagan
perkiraan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan ilustrasi mengenai klasifikasi dan
kode rekening untuk akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi
(1993;137) sebagai berikut :
1 2 3 4 5
Pusat Pertanggungjawaban
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian kode rekening ini
harus mempertimbangkan kebutuhan pemakai dan tidak membingungkan pemakai
kode rekening itu sendiri.
32
2.9 Pemasaran
2.9.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus yang berawal dan
berakhir dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan pemasaran diharapkan kebutuhan
konsumen dapat tercukupi dan dapat dikombinasikan dengan data pasar misalnya
dengan kesukaan dan jumlah permintaan konsumen.
Menurut Philip Kotler (2001;7), pemasaran adalah :
“Marketing is a social and managerial process where by individuals and
groups obtain what they need and want throught creating and
exchanging products and value with others”.
Dari definisi tersebut di atas jelaslah bahwa pemasaran merupakan proses sosial
dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain.
Pada pengertian di atas bisa kita lihat penekanannya semua adalah
kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen melalui usaha untuk mengetahui
apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen yang kemudian disediakan
dan disampaikan kepada konsumen. Aktifitas pemasaran harus dapat dikelola
dengan efektif oleh suatu perusahaan agar pemasaran yang dilakukan dapat
berhasil dengan baik.
Masih menurut Mulyadi (1999;530) bahwa biaya pemasaran terbagi menjadi dua
kelompok besar :
“1. Biaya mendapatkan pesanan (order getting costs), semua biaya
yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan.
Contoh : biaya salesman, advertensi, komisi.
39
Jadi jelaslah bahwa biaya pemasaran berbeda dengan biaya produksi yang mana
pemasaran berhubungan dengan konsumen yang merupakan variabel yang sulit
dikendalikan dan mengalami perubahan terhadap tuntutan pasar.
Analisis biaya pemasaran atas dasar pusat laba, dapat memilih salah satu atau
kombinasi dari cara penggolongan pusat laba yang umum sebagai berikut :
a. Analisis berdasarkan jenis produk.
b. Analisis berdasarkan daerah pemasaran.
c. Analisis berdasarkan kelompok pelanggan.
d. Analisis berdasarkan penjualan.
e. Analisis lain-lain dan kombinasi.
Pemilihan terhadap cara analisis yang akan dilakukan tergantung pada
masalah yang dihadapi perusahaan dan informasi yang diinginkan oleh
manajemen. Misalnya, untuk perusahaan yang menjual berbagai macam produk,
maka diperlukan analisis berdasarkan jenis produk, sedangkan untuk perusahaan
yang menjual produk pada daerah penjualan yang luas diperlukan analisis
berdasarkan daerah pemasaran. Kombinasi berbagai cara analisis akan lebih
bermanfaat kepada manajemen meskipun cara ini lebih sulit untuk dilaksanakan.
Dalam menganalisis biaya pemasaran untuk setiap pusat laba dapat
menggunakan dua konsep biaya yaitu :
1. Konsep harga pokok penuh (full costing)
Dimana setiap pusat laba dihitung besarnya laba bersih dengan menjumlahkan
penghasilan setiap pusat laba dikurangi semua biaya pada pusat laba yang
bersangkutan baik biaya tetap maupun biaya variabel.
2. Konsep harga pokok variabel (variabel costing)
Penggunaan konsep ini didorong oleh pemilihan alternatif di dalam
pengambilan keputusan dengan jalan menyajikan besarnya batas kontribusi
(contribution margin) setiap pusat laba, untuk dapat menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba. Untuk tujuan itu, biaya pada setiap pusat laba harus
dikelompokkan ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel.
3) Biaya penjualan
4) Biaya pergudangan
5) Biaya pembungkusan
6) Biaya pengiriman
7) Biaya pemberian kredit dan penagihan
8) Biaya administrasi pemasaran
c. Mengalokasikan biaya pemasaran sesungguhnya dari setiap fungsi ke
dalam setiap pusat laba yang digunakan dalam menganalisis efektivitas
usaha pemasaran, dengan demikian manajemen dapat memperoleh
informasi tentang ‘apakah realisasi usaha pemasaran yang dicapai sesuai
dengan yang direncanakan’.
4. Analisis penyimpangan biaya pemasaran, yang dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menggolongkan biaya pemasaran sesuai dengan fungsi kegiatan
pemasaran agar dapat menggambarkan tingkat pertanggungjawaban
manajemen atas biaya pemasaran.
b. Memilih dasar atau satuan pengukur yang relatif adil, teliti dan praktis
untuk kegiatan setiap fungsi. Satuan pengukur tersebut akan dipakai
sebagai dasar penentuan tarif standar dan menganalisis penyimpangan
biaya yang terjadi.
c. Menentukan besarnya tarif yang standar untuk setiap fungsi.
d. Menentukan besarnya biaya yang dibebankan pada setiap fungsi dasar
tarif standar.
e. Mengumpulkan biaya yang sesungguhnya terjadi untuk setiap fungsi.
f. Membandingkan biaya yang dibebankan berdasarkan standar dengan
biaya yang sesungguhnya terjadi untuk setiap fungsi.
47
pemasaran agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan sesuai dengan target yang
dikehendaki.
Agar target pengelolaan biaya pemasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai
seefektif mungkin maka pelaksanaan aktivitas pemasaran harus dapat
dikendalikan.
Penyusunan anggaran pemasaran dapat dilakukan dengan akuntansi
pertanggungjawaban yang mana berfungsi sebagai alat pemotivasi kerja,
pelaporan aktivitas pemasaran yang menggambarkan hasil biaya pemasaran yang
sebenarnya dan juga dilakukan pembandingan antara pelaksanaan dengan
anggarannya. Dari pembandingan tersebut kita dapat mengetahui adanya
penyimpangan-penyimpangan dan sebab-sebab terjadinya hal tersebut agar dapat
diambil tindakan koreksi yang tepat. Perbaikan yang dilakukan diharapkan dapat
mendorong perusahaan untuk beroperasi lebih optimal dan efektif.
Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan
memerlukan syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi. Jika syarat-syarat tersebut
dipenuhi maka pertanggungjawaban terhadap biaya khususnya biaya pemasaran
diharapkan akan menjadi lebih baik. Jadi dapat kita simpulkan bahwa penerapan
akuntansi pertanggungjawaban yang memadai akan menciptakan hubungan dan
dampak yang positif berupa tercapainya efektivitas biaya pemasaran.