You are on page 1of 48

Bab 1

PENCEMARAN UDARA
Dr. Burhan Muslim, SKM. M.Si.
Kuat Prabowo, SKM. M.Kes.

Pendahuluan

U
dara adalah salah satu komponen lingkungan yang merupakan kebutuhan paling
mendasar bagi seluruh umat manusia dan juga mahluk hidup yang lain untuk
mempertahankan kehidupannya. Kita bisa membayangkan kalau di permukaan bumi
ini tidak ada udara. Kita tidak akan bisa melihat burung-burung yang terbang, pesawat
terbang, balon terbang, bahkan tidak pernah ada angin karena angin adalah udara yang
bergerak, tidak ada awan karena awan adalah gumpalan uap air yang mengambang di udara,
bahkan tidak pernah terjadi hujan. Proses metabolisme dalam tubuh manusia juga tidak
mungkin dapat berlangsung tanpa adanya oksigen yang berasal dari udara. Kita bisa
membayangkan, berapa lama kita bisa bertahan tanpa adanya udara ?. Tanpa adanya
makanan, diperkirakan manusia dapat bertahan hidup selama kurang lebih 5 minggu,
sedangkan tanpa adanya air, manusia dapat bertahan selama kurang lebih 5 hari. Namun
tanpa adanya udara, manusia hanya mampu bertahan hidup kurang lebih selama 5 menit “It
has been estimated that a man can live for 5 weeks without food, for 5 days without water, but only 5 minuts
without air” (Stern C Arthur, 1977). Pernyataan tersebut merupakan suatu pernyataan yang mengingatkan
kita betapa pentingnya udara, bukan sekedar udara biasa, tapi udara bersih yang memiliki fungsi sebagai
pendukung kehidupan, baik manusia, hewan ataupun tumbuhan. Namun sering kali kebutuhan akan
ketersediaan udara, selama ini kurang diperhatikan dibandingkan kebutuhan akan adanya
makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena udara dapat diperoleh secara gratis tanpa
harus membayar ataupun mengolahnya. Padahal dengan adanya udara inilah yang menjamin
keberlangsungan kehidupan kita di muka bumi ini. Dalam bernapas manusia menghisap udara
mengambil oksigen dan menghembuskan karbon dioksida kembali ke udara. Udara
merupakan kombinasi dari berbagai macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Udara yang
juga merupakan komponen sangat penting dalam sistem atmosfer berada di sekeliling bumi
yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di permukaan bumi ini.
Pencemaran udara sekarang ini terutama di kota-kota besar di Indonesia, sudah sampai
pada tingkat yang sangat menghawatirkan. Sumber pencemaran udara yang utama berasal
dari berbagai aktifitas manusia antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan
perumahan. Berbagai aktifitas tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara
yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 1


berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll.
Dampak dari pencemaran udara tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas udara, yang
pada akhirnya berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Setelah mempelajari Bab 1 Tujuan Kompetensi Umum yang ingin dicapai adalah
diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang pencemaran udara. Sedangkan Tujuan
Kompetensi Khusus setelah mempelajari Bab 1 adalah mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang konsep dasar udara, pengertian, sumber, jenis-jenis pencemaran udara,
dan kualitas udara dalam ruang.
Penguasaan materi pada Bab I akan memudahkan Saudara untuk mempelajari dan
menguasai materi pada Bab 2 yang membahas tentang dampak pencemaran udara, baik
dampak terhadap manusia maupun terhadap lingkungan. Kemampuan menguraikan dan
menjelaskan ini nantinya merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam tugas
sebagai sanitarian yang dituntut untuk mampu memberikan penjelasan yang baik dan benar
pada masyarakat tentang pencemaran udara.
Selanjutnya kuasailah materi yang disajikan dalam Bab 1 ini dengan baik. Mengapa?
Sebab dengan menguasai materi tersebut, tentu Anda akan memiliki wawasan yang luas
tentang pencemaran udara. Setelah Anda menguasai tentang pencemaran udara, Anda dapat
menyelesaikan soal-soal latihan yang ada pada Bab 1. Untuk itu kuasailah konsep-konsep
tersebut agar Anda tidak mengalami kesulitan ketika mempelajari dan menyelesaikan soal-
soal yang berkaitan dengan materi tersebut.
Untuk dapat memahami dengan baik pada Bab ini, Saudara harus membacanya
dengan teliti dan secara berurutan masing-masing bagian. Pada bagian akhir dari Bab ini,
Saudara akan menemukan soal utuk latihan dan melihat tingkat penguasaan materi pada Bab
ini. Kerjakanlah latihan tersebut secara sungguh-sungguh sesuai dengan alokasi waktu yang
disediakan. Saudara tidak dibenarkan menjawab soal latihan sambil berdiskusi dan mencari
jawaban soal pada Bab ini. Setelah selesai mengerjakan soal, cocokkanlah jawaban Saudara
dengan kunci jawaban yang disediakan pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
Saudara yang betul kemudian tentukan skor dengan menggunakan rumus seperti yang telah
dikemukakan pada bagian pengantar modul ini. Saudara dapat melanjutkan mempelajari Bab
selanjutnya bila skor Saudara telah mencapai 75%. Bila skor yang Saudara peroleh masih
kurang dari 75%, maka Saudara harus membaca kembali modul ini dari awal sampai akhir dan
mengerjakan test kembali.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 2


Topik 1
Konsep Dasar Udara
A. Atmosfer Bumi

Saudara mahasiswa pada topik 1 kita membahas tentang konsep dasar udara. Untuk itu
diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang pengertian konsep dasar udara terlebih
dahulu. Atmosfer bumi adalah suatu lingkungan dimana manusia dan organisme lain hidup di
permukaan bumi. Di dalam atmosfir bumi terdapat udara, yaitu campuran gas-gas yang
mengelilingi lapisan atmosfer bumi. Atmosfer bumi ditentukan oleh kualitas udara yang
mengelilinginya. Fungsi utama atmosfer bumi dalam menopang kehidupan di permukaan
bumi adalah untuk mencegah pemanasan dan pendinginan suhu bumi, serta menyediakan
gas-gas tertentu bagi kehidupan organisme. Sehingga apabila kualitas udara di atmosfer bumi
mengalami pencemaran, maka akan dapat menimbulkan dampak buruk, baik bagi kesehatan
manusia maupun terhadap tanaman, hewan serta bahan/material lainnya.
Udara adalah faktor pendukung utama kehidupan manusia di bumi. Dan komponen
penyusun udara yang paling penting adalah oksigen. Ya, oksigen yang kita hirup dan mengalir
dalam darah kita.Tahukah anda, oksigen ternyata hanya 21% dari keseluruhan atmosfer bumi.
Komposisi terbesar adalah gas nitrogen yang kadarnya mencapai 77%. Sedangkan yang 1%
adalah gas-gas penyusun lainnya.
Oksigen memang berperan amat penting bagi kehidupan di bumi. Gas ini terlibat dalam
hampir semua reaksi kimia yang menghasilkan energi yang diperlukan oleh makhluk hidup
tingkat tinggi seperti manusia. Namun Allah telah menentukan kadar oksigen dalam udara
yang kita hirup dengan sangat tepat. Seorang profesor mikrobiologi terkenal, Michael Denton
dalam bukunya, Nature’s Destiny : How the Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe,
bahwa oksigen adalah unsur yang sangat mudah bereaksi. Bahkan kandungan oksigen di
atmosfer yang sekarang, yakni 21% sangatlah mendekati ambang batas yang aman bagi
kehidupan pada suhu lingkungan. Kemungkinan terjadinya kebakaran hutan meningkat
sebesar 70% untuk setiap kenaikan 1% kandungan oksigen dalam atmosfer. Tingginya kadar
oksigen ini akan lebih memudahkan munculnya nyala api dan peristiwa pembakaran daripada
biasanya. Akibatnya, percikan api kecil saja sudah mampu memicu kebakaran besar. (Stern C
Arthur, 1977).
Kadar oksigen di atmosfer tidak bertambah dan tidak berkurang. Ini adalah hasil daur ulang
yang amat luar biasa yang melibatkan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Manusia dan
hewan terus menerus menggunakan gas oksigen dan mengeluarkan gas karbon dioksida.
Sebaliknya, tumbuhan mengambil karbon dioksida untuk proses fotosintesis, dan melepaskan
oksigen. Tumbuhan membebaskan jutaan ton oksigen ke atmosfer setiap harinya. Dengan
adanya serangkaian peristiwa ini, kehidupan pun dapat terus berlanjut.
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.
Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konsistan. Komponen yang konsentrasinya

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 3


selalu bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon dioksida (CO2). Jumlah uap air
yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Udara adalah campuran
beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap tergantung pada suhu dan tekanan
udara.
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki selubung yang
berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang sering disebut dengan
atmosfer. Atmosfer terdiri atas bermacam-macam unsur gas dan di dalamnya terjadi proses
pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim.
Atmosfer melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteor-meteor
yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan temperatur siang dan malam.
Gejala yang terjadi di atmosfer sangat banyak dan beragam. Pada lapisan bawah angin
berhembus, angin terbentuk, hujan dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim
dingin. Semua ini merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering disebut cuaca.
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan padat dan cair
pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh beratusratus kilometer, dan akhirnya
bertemu dengan medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya.
Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560
km dari atas permukaan bumi.

Gambar : Lapisan Atmosfer Bumi


Sumber : https://swarabumi.wordpress.com/2010/02/05/inversi-dan-pencemaran-udara/

1. Troposfer

Lapisan troposfer yaitu lapisan atmosfer yang berada paling terendah dengan permukaan
bumi sampai pada ketinggian rata-rata 11 km dengan campuran gasnya yang paling ideal

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 4


untuk menopang kehidupan di bumi. (Petty, Grant W., 2008). Dalam lapisan ini kehidupan
terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan
dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis. Dalam lapisan ini,
hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembapan
yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 30
derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100 m suhu
berkurang 0,61 derajat Celsius. Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin,
musim salju, kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.
Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari
sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan
dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Pada lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin,
tekanan dan kelembaban udara yang kita rasakan sehari hari terjadi. Ketinggian yang paling
rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap
radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Pada troposfer ini terdapat
gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planetair : 0-1 km
b. Lapisan konveksi : 1-8 km
c. Lapisan tropopause : 8-12 km.
Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause,
yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer. Tropopause merupakan lapisan
pembatas antara lapisan troposfer dengan stratosfer yan temperatunya relatif konstan. Pada
lapisan tropopause kegiatan udara secara vertikal terhenti.

2. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer yaitu berada pada ketinggian rata-rata 11
km sampai kira-kira 50 km, temperatur rata-rata naik dari -56 derajat celcius sampai -2 derajat
celcius di bagian atas (stratopause). (Petty, Grant W., 2008). Stratopause merupakan lapisan
transisi antara stratosfer dan mesosofer. Kenaikan temperatur yang terjadi utamanya karena
penyerapan radiasi ultraviolet oleh ozon di atmosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian
antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi
suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari
permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada
puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C.
Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini terletak
pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan
yaitu, lapisan isotermis, lapisan panas dan lapisan campuran teratas. Umumnya suhu

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 5


(temperatur) udara pada lapisan stratosfer sampai ketinggian 20 km tetap. Lapisan ini disebut
dengan lapisan isotermis.
Lapisan isotermis merupakan lapisan paling bawah dari stratosfer. Setelah lapisan
isotermis, berikutnya terjadi peningkatan suhu (temperatur) hingga ketinggian ± 45 km.
Kenaikan temperatur pada lapisan ini disebabkan oleh adanya lapisan ozon yang menyerap
sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari. lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air,
awan ataupun debu atmosfer, dan biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan mesin jet
terbang pada lapisan ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan cuaca.
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu - 70°F
atau sekitar - 57°C. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak
ada pola cuaca yang cukup signifikan. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya
berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan
konsentrasi ozon yang bertambah.
Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai
sekitar 18°C pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer
dengan lapisan berikutnya. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet
dari matahari.
Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang
aman untuk kesehatan. Ozon berwarna biru pucat yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O3).
Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan dapat ditemukan di lapisan stratosfer yaitu lapisan
awan yang terletak antara 15 hingga 35 km dari permukaan bumi. Lapisan ozon sangat penting
karena ozon menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang
tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak
gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di
antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UVB dan ia merusak hampir semua
kehidupan. Adanya penyerapan radiasi UV-B sebelum sinar UV sampai ke permukaan bumi,
lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak kehidupan.

3. Mesosfer

Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan
pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat, yang berada pada ketinggian rata-rata 50
km sampai dengan 85 km dari permukaan bumi. (Petty, Grant W., 2008). Profil temperaturnya
sama dengan troposfer, menurun dengan bertambahnya ketinggian, dari -2 derajat celcius
sampai sekitar -92 derajat celcius pada bagian lapisan paling atas (mesopause). Mesopause
merupakan lapisan transisi antara mesosfer dan termosfer. Mesosfer terletak pada ketinggian
antara 49 - 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari
jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 6


mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan
suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini.
Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C
per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan karena mesosfer
memiliki kesetimbangan radioaktif yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari
-81°C. Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara
mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.

4. Termosfer

Termosfer adalah lapisan udara keempat yang dimulai pada ketinggian 85 km sampai
dengan 500 km yang berisi lapisan gas dengan kerapatan rendah dan profil temperatur dapat
naik sampai 1200 derajat celcius. (Petty, Grant W., 2008). Kenaikan terjadi karena penyerapan
radiasi dengan panjang gelombang <200 nm oleh jenis gas-gas penyusun termosfer.
Temperatur pada lapisan termosfer ini sangat tergantung pada aktifitas matahari. Termosfer
merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada
perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Termosfer
terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini
disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-
partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik
gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan
temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi
karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga
membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat
memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.

5. Eksosfer

Eksosfer adalah lapisan udara kelima yang terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km
dari permukaan bumi yang merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak
beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan
atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula
dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan
tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar. (Petty, Grant W., 2008).
Atmosfer bumi adalah suatu lingkungan dimana manusia dan organisme lain hidup di
permukaan bumi. Di dalam atmosfer bumi terdapat udara, yaitu campuran gas-gas yang
mengelilingi lapisan atmosfir bumi. Atmosfir bumi ditentukan oleh kualitas udara yang
mengelilinginya. Fungsi utama atmosfir bumi dalam menopang kehidupan di permukaan bumi
adalah untuk mencegah pemanasan dan pendinginan suhu bumi, serta menyediakan gas-gas
tertentu bagi kehidupan organisme.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 7


Apabila terjadi perubahan komposisi gas-gas yang ada di atmosfir bumi dapat
mengakibatkan gangguan kenyamanan, kesehatan manusia, gangguan terhadap tumbuhan
dan binatang serta gangguan terhadap iklim. Perubahan komposisi gas-gas di atmosfir terjadi
karena pencemaran udara dari industri dan kendaraan bermotor.Apabila tidak dikendalikan
maka akan menyebabkan penurunan kualitas ambien udara atmosfir bumi.
Untuk menilai apakah telah terjadi polusi udara dan tingkat pencemaran udara, maka
perlu diketahui komposisi udara atmosfir. Komposisi udara atmosfir adalah campuran
mekanis dari beberapa gas. Komposisi gas-gas di atmosfir bumi relatif konstan. Untuk
mengetahui komposisi gas-gas di atmosfir bumi perlu diukur komposisi udara kering yang
bersih dan dikumpulkan disekitar laut. Komposisi gas-gas di atmosfir bumi dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut.

Tabel 1.
Komposisi gas-gas di udara kering dan bersih

Komponen Formula Persen Volume ppm


Nitrogen N2 78,08 780800
Oksigen 02 20,95 209 500
Argon Ar 0,934 9340
Karbon Dioksida C02 0,0314 314
Neon Ne 0,00182 18
Helium He 0,000524 5
Metana CH4 0,0002 2
Kripton Kr 0,000114 1

Sumber : Stoker, H.S. and Seager, S.L. (1972).

Udara di atmosfir bumi tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih tanpa polutan sama
sekalai. Beberapa gas seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), Karbon monoksida
(CO), dan gas-gas NOx, NH3 serta partikel selalu dibebaskan ke udara sebagai produk
sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah organik,
kebakaran hutan, industri dan pertambangan. Selain itu partikel-partikel padatan atau
cairan berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan
alam lainnya. Selain karena faktor alami partikel juga dilepaskan ke udara oleh aktivitas
manusia seperti pertambangan, proses industri dan pembakaran hutan.

B. Sifat-Sifat Udara

Pada umumnya benda yang terdapat di permukaan Bumi ini ada tiga jenis, yakni benda
padat, benda cair dan benda gas. Setiap jenis benda tersebut mempunyai bentuk dan juga

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 8


sifat yang berbeda- beda. Udara termasuk ke dalam salah satu jenis benda tersebut, yakni
benda gas. Oleh karena itu udara mempunyai beberapa sifat yang khas dimiliki oleh benda
gas. Lalu, apa saja sifat- sifat yang dimiliki oleh udara? Berikut ini merupakan sifat-sifat udara,
yakni:

1. Berbentuk gas
Udara merupakan salah satu benda yang berbentuk gas. Selain itu udara yang ada di
permukaan Bumi ini terdiri atas berbagai macam gas. Hal ini mempunyai arti bahwasannya
udara adalah benda yang berbentuk gas. Benda- benda gas, khususnya udara ini tidak dapat
kita lihat, tidak dapat kita cium baunya namun dapat kita rasakan. Salah satu bukti kita bisa
merasakannya adalah ketika kita bisa menghirup udara dan juga ketika udara bergerak maka
kita akan bisa merasakan melalui pori- pori kulit kita.

2. Memiliki massa atau berat


Salah satu sifat yang dimiliki oleh udara adalah bahwa udara memiliki massa atau
berat. Kita semua mengetahui bahwasannya semua jenis benda mempunyai massa. Meskipun
udara merupakan benda yang tidak berwujud (tidak dapat kita lihat) dan juga tidak dapat
dicium, namun udara memiliki massa atau berat. Udara memiliki massa atau berat yang dapat
diukur dengan suatu alat tertentu. Sebagai contoh yang dapat kita lihat adalah kita bisa
membandingkan tabung gas kosong dengan tabung gas yang berisi. Jika kita mengangkat
keduanya maka kita bisa merasakan bahwa tabung gas yang berisi akan terasa lebih berat dan
memiliki massa dibandingkan dengan tabung yang kosong.

3. Menempati ruang
Sifat dari udara yang selanjutnya adalah bahwa udara menempati ruang. Udara
merupakan benda yang sangat ajaib karena di berbagai sudut ruangan selalu ada udara. Selain
itu di celah terkecil pun dapat ditempati oleh udara. Sebagai bukti yang dapat kita rasakan
adalah kita bisa bernafas dimanapun kita berada, bahkan ketika berada di tempat yang
tertutup dan tanpa ventilasi sekalipun. Hal inilah yang terkadang menyadarkan kita bahwa
udara selalu ada dimana saja dan udara juga selalu ada bahkan di area tertutup sekalipun.
Namun perlu diketahui, untuk di tempat tertutup tanpa ventilasi, mula- mula kita bisa tetap
bernafas, namun lama- kelamaan kita tidak akan bisa bernafas apabila tidak ada sirkulasi
udara. Hal ini bukan karena udara habis, namun karena saat kita menghirup udara untuk
bernafas, maka kita akan menghirup Oksigen, sementara yang kita keluarkan adalah
Karbondioksida. Maka dari itulah kita bisa sesak nafas apabila kekurangan Oksigen dalam
pernafasan.

4. Mempunyai tekanan
Sifat yang dimiliki udara selanjutnya adalah bahwa udara memiliki tekanan. Tekanan yang
dimiliki udara ini berbeda- beda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Salah satu hal

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 9


penting dari tempat yang sangat bisa mempengaruhi tekanan adalah ketinggian. Udara yang
panas akan mempunyai tekanan udara yang lebih rendah daripada udara yang dingin. Selain
itu udara yang bergerak memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara yang diam. Hal-
hal tersebut yang membedakan antara udara yang bertekanan tinggi dan juga udara yang
bertekanan rendah. Untuk mengukur tekanan udara sendiri kita bisa mengukurnya dengan
suatu alat tertentu.

5. Akan memuai apabila dipanaskan


Udara merupakan sebuah benda yang tidak dapat kita lihat bentuknya, karena
memang udara tidak berbentuk. Namun hal tersebut bukan berarti bahwa udara tidak bisa
mengalami perubahan. Salah satu sifat yang dimiliki udara adalah akan memuai apabila udara
tersebut dipanaskan. Jika penasaran dan ingin membuktikannya, kita bisa melakukan
percobaan sendiri secara sederhana.

6. Akan menyusut apabila didinginkan


Diatas sudah dijelaskan mengenai perubahan yang bisa terjadi pada udara. Jika sebelumnya
sudah dikatakan bahwasannya udara dapat memuai apabila dipanaskan, maka hal yang
sebaliknya juga akan berlaku, yakni udara akan mengalami penyusutan apabila didinginkan.
Apabila kita penasaran dengan sifat udara yang demikian maka kita juga bisa melakukan
percobaan sendiri secara sederhana tentunya.

7. Berhembus dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang bertekanan
lebih rendah
Udara merupakan benda gas. Benda- benda gas termasuk udara ini memiliki sifat
sangat fleksibel, bahkan tingkat kefleksibelan yang dimilikinya jauh melebihi benda- benda
cair. Udara, dimana- mana selalu ada, bahkan d permukaan Bumi diliputi dengan lapisan-
lapisan udara. Udara dapat dengan bebas bergerak tanpa bisa kita lihat, tanpa bisa kita cium
namun terkadang dapat kita rasakan. Udara yang dapat bergerak bebas ini mempunyai pola
atau sifat. Seperti halnya air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat
yang lebih rendah maka udara berhembus dari tempat yang memiliki tekanan tinggi menuju
ke tempat yang mempunyai tekanan yang lebih rendah. Nah, inilah sifat gerak yang dimiliki
oleh udara.

8. Ada dimana saja


Bumi dan permukaannya dihuni oleh berbagai macam makhluk hidup, tidak hanya
manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan. Semua makhluk hidup yang ada di
kerak Bumi selalu membutuhkan udara untuk dapat tumbuh dan bertahan hidup. Dan apabila
kita amati maka dimanapun tempat di Bumi ini maka akan selalu ada udara.
Hal ini dibuktikan bahwa ada banyak sekali makhluk hidup yang dapat bertahan hidup di
sudut- sudut Bumi, bahkan ditempat yang sangat terpencil ataupun tertutup sekalipun. Hal ini
membuktikan bahwa udara selalu ada di mana- mana. Bukti seperti ini juga dapat kita buktikan

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 10


sendiri. kita masih tetap bisa bernafas apabila sedang berada di tempat yang tertutup
sekalipun, misalnya di lift. Hal ini karena udara selalu ada dimana- mana.

9. Tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan


Ada tiga macam benda yang ada di Bumi, yakni padat, cair dan juga gas. Benda padat
dan benda cair mempunyai sifat dapat kita lihat dan dapat kita rasakan. Namun hal ini tidak
berlaku pada benda gas. Benda gas memiliki sifat yang lain yakni tidak dapat dilihat oleh
manusia. Meski tidak dapat kita lihat namun udara dapat kita rasakan. Udara dapat kita
rasakan salah satunya adalah ketika udara bergerak.
Udara bergerak berupa angin, angin yang berhembus akan dapat kita rasakan ketika angin
ini menerpa pori- pori kulit. Perubahan suhu akan kita rasakan, terkadang kita akan merasakan
dingin namun terkadang kita akan merasakan segar. Hal ini darat kita rasakan, bahwa
terkadang kekuatan dari udara yang bergerak ini akan dapat mengangkat helai- helai rambut
yang kita miliki. Itulah contoh yang sangat tepat untuk membuktikan bahwasannya udara ada
dan dapat kita rasakan. Contoh yang lain adalah kita bisa bernafas karena adanya udara yang
ada di sekitar kita.

10. Bentuk, volume dan massa jenisnya selalu berubah- ubah


Sifat yang dimiliki oleh udara adalah sangat fleksibel. Ada beberapa hal yang dimiliki
oleh udara, diantaranya adalah bentuk, volume dan juga massa jenisnya. Sebelumnya
dikatakan bahwasannya udara tidak dapat kita lihat, namun udara ini mempunyai bentuk.
Bentuk dari udara adalah berubah- ubah sesuai dengan tempat atau wadahnya. Selain bentuk,
volume dan juga massa jenis yang dimiliki oleh udara juga selalu berbeda- beda tergantung
tempat atau keberadaan dari udara itu sendiri. Itulah beberapa macam sifat-sifat udara yang
mana udara merupakan benda gas. Sifat- sifat yang telah disebutkan di atas juga dimiliki oleh
benda- benda gas pada umumnya. Namun mungkin saja ada beberapa sifat yang tidak dimiliki
oleh benda gas lain selain udara.

C. Kebutuhan Udara bersih


Komposisi udara bersih sudah diketahui (lihat Tabel 1). Komposisi udara bersih tersebut
sangat ideal untuk kehidupan baik, manusia, tumbuhan maupun hewan. Kompoisi terbanyak adalah Nitrogen,
bukan oksigen atau karbondioksida. Hal ini dapat dipahami bahwa Nitrogen banyak dibutuhkan tumbuhan
sebagai bahan dasar makanan untuk kelangsungan hidupnya. Apabila masuk kotoran ke dalam udara
bersih maka udara tersebut menjadi udara tidak bersih. Semakin banyak kotoran maka
semakin tidak bersih udara tersebut. Udara tidak bersih tidak dapat memenuhi kebutuhan
manusia untuk hidup sehat, bahkan mungkin dapat merugikan manusia. Pada umumnya
makhluk hidup tidak cocok dengan udara tidak bersih di lingkungan sekitarnya. Menghirup
udara tidak bersih dapat mengganggu kesehatan fisik makhluk hidup. Udara tidak bersih ada
yang bersifat korosif dan dapat mempercepat terjadinya kerusakan berbagai peralatan rumah
tangga. Kebutuhan udara tersebut terkandung maksud untuk memenuhi kebutuhan O2 sebagai bahan
pembakaran/membangun energi (ATP) dan melepaskan CO2. Tumbuhan pada hakekatnya penghasil oksigen
yang sangat dibutuhkan manusia dan hewan, sebagai imbal baliknya manusia dan hewan menghasilkan CO2
yangdibutuhkan oleh tumbuhan. Maka untuk mempertahankan keadaan tersebut keberadaan Nitrogen

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 11


perlu dipertahankan. Dapat dibayangkan bila Nitrogen rendah proporsinya, maka tumbuhan akan mati atau
tinggal sedikit, otomatis oksigen yang diproduksi juga sedikit, akibatnya manusia dan hewan akan kekurangan
oksigen.
The average adult male requires about 30 pounds (13,64 kg) of air each day compared with less than
3pounds (1,37 kg) of food and about 4,5 pounds (2,05 kg) of water (Stern C Arthur, 1977). Kebutuhan udara
jauh lebih berat dibandingkan dengan kebutuhan makanan dan air. Dalam sehari rata-rata pemuda
membutuhkan udara 13,64 kg, sedangkan makanan hanya 1,37 kg dan 2,05 kg air. Secara normal seseorang
yang sedang istirahat membutuhkan udara sebanyak 7,5 liter/menit, pada pekerjaan normal sebanyak 15
liter/menit dan pekerja berat membutuhkan udara 45 liter/menit. Berdasarkan kebutuhan udara tersebut
berarti dalam satu menit dibutuhkan 1,57liter O2saat beristirahat dan 3,14 liter pada bekerja normal.
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan
mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang
menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap
kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai
lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi
kerusakan sel otak secara permanen.
Sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan
metabolisme sel dan menyelamatkan nyawa. Oksigen merupakan suatu komponen yang
sangat penting di dalam memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP
adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP memberikan
energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan berbagai aktivitas untuk
memelihara efektivitas segala fungsi tubuh.
Bila oksigen tersedia di dalam tubuh secara adekuat, maka mitokondria akan
memproduksi ATP. Tanpa oksigen, mitokondria tidak dapat membuat ATP. Walaupun dalam
kondisi kekurangan oksigen akan diproduksi ATP melalui proses glikolisis di dalam sitosol, akan
tetapi ATP yang dihasilkan tidak sebanyak di dalam mitokondria. Oleh karena tidak
adekuatnya oksigen, sel akan kehilangan fungsinya dan selanjutnya akan mengakibatkan
jaringan dan organ tubuh juga kehilangan fungsinya. Hal tersebut menyebabkan kehidupan
seseorang berada dalam bahaya.
Oksigen dipasok ke dalam tubuh melalui proses pernapasan/respirasi yang melibatkan
sistem pernapasan. Sistem pernapasan terdiri atas serangkaian organ yang berfungsi
melakukan pertukaran gas antara atmosfer dengan plasma melalui proses ventilasi paru-paru,
difusi, transportasi oksigen, dan perfusi ke jaringan. Fungsi ini berlangsung selama kehidupan
untuk mempertahankan homeostasis dengan mengatur penyediaan oksigen, mengatur
penggunaan nutrisi, melakukan eliminasi sisa metabolisme (karbondioksida), dan mengatur
keseimbangan asam basa.
Proses bernapas dalam setiap siklus respirasi terdiri inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi
(menghembuskan udara). Pada saat bernapas udara masuk melalui nasal passages, pharynx, larynx,
trachea, bronchi, bronchioles, alveoli,kemudian kembali keluar. Di alveoli terjadi pertukaran gas O2
dengan darah untuk berikatan dengan Hb, dan darah melepaskan CO2. Jumlah udara yang digunakan
untuk bernapas dalam setiap siklus respirasi normal sebanyak ±500 ml (0,5 liter). Dari 500 ml tersebut yang
mencapai alveoli 350 ml dan 150 ml mencapai ruang buntu anatomi yang tidak mengalami pertukaran gas.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 12


Siklus respirasi normal sebanyak 14 – 20 kali/menit, keadaan tersebut dipengaruhi juga aktivitas yang
membutuhkan energi, yang berarti membutuhkan banyak O2 sebagai bahan bakar. Berdasarkan hitungan
tersebut berarti dalam satu menit sebanyak 7 – 10 liter udara mengikuti sirkulasi respirasi dan antara 4,9 – 7
liter udara mencapai alveoli serta sebanyak 1,03 – 1,47 liter O2 yang ditukar.

D. Aspek Klimatologi Pencemaran Udara

Pencemaran udara berbeda pada satu tempat dengan tempat lain karena adanya
perbedaan kondisi pencahayaan, kelembaban, temperatur, angin serta hujan yang akan
membawa pengaruh besar dalam penyebaran dan difusi pencemar udara yang diemisikan
baik dalam skala lokal (kota tersebut) atau skala regional (kota dan sekitarnya).
(1). Kelembaban
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Kandungan uap air ini
penting karena uap air mempunyai sifat menyerap radiasi bumi yang akan menentukan
cepatnya kehilangan panas dari bumi sehingga dengan sendirinya juga ikut mengatur suhu
udara.
Fog (kabut) terbentuk ketika udara lembab dan mengembun, jenis partikel cair ini
merugikan karena memudahkan perubahan SO3 menajdi H2SO4. Selain itu fog yang terjadai di
daerah lembab akan menghalangi matahari memanasi permukaan bumi untuk memcah
inversi, akibatnya sering memperpanjang waktu kejadian pencemaran udara.
Kelembaban udara yang relatif rendah (< 60%) di daerah tercemar SO2 akan
mengurangi efek korosif dari bahan kimia tersebut sedangkan pada kelembaban relative lebih
atau sama dengan 80% di daerah tercemar SO2 akan terjadi peningkatan efek korosif SO2
tersebut.
Kondisi udara yang lembab akan membantu proses pengendapan bahan pencemar,
sebab dengan keadaan udara yang lembab maka beberapa bahan pencemar berbentuk
partikel (misalnya debu) akan berikatan dengan air yang ada dalam udara dan membentuk
partikel yang berukuran lebih besar sehingga mudah mengendap ke permukaan bumi oleh
gaya tarik bumi.
(2). Suhu
Salah satu karaktersitik atmosfir yang penting adalah kestabilan atmosfir itu sendiri
yaitu kecenderungan untuk memperbanyak atau menahan pergerakan udara vertikal. Pada
kondisi stabil pergerakkan udara ditahan atau tidak banyak terjadi pergerakkan vertikal.
Kondisi ini dipengaruhi oleh distribusi suhu udara secara vertikal.
Suhu udara menurun ± 1 °C per kenaikan ketinggian 100 meter, namun pada malam
hari lapisan udara yang dekat dengan permukaan bumi mengalami pendinginan terlebih
dahulu sehingga suhu pada lapisan udara di lapisan bawah dapat lebih rendah daripada
atasnya. Kondisi metereologi itu disebut inversi yaitu suhu udara meningkat menurut
ketinggian lapisan udara, yang memerlukan pada kondisi stabil dan tekanan tinggi. Gradien
tekanan pada kondisi tersebut menjadi lemah sehingga angin menjadi lambat yang
menyebabkan penurunan penyebaran zat pencemar secara horisontal. Sementara itu tidak
terjadi perpindahan udara vertikal yang menyebabkan penurunan zat pencemar secara
vertikal dan meningkatkan akumulasi lokal. Hal ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan
manusia. Namun inversi dapat menghilang setelah pagi hari ketika radiasi matahari menyinari
permukaan bumi.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 13


Suhu dapat menyebabkan polutan dalam atmosfir yang lebih rendah dan tidak
menyebar. Peningkatan suhu dapat menjadi ketalisator atau membantu mempercepat reaksi
kimia perubahan suatu polutan udara. Pada musim kemarau dimana keadaan udara lebih
kering dengan suhu cenderung meningkat serta angin yang bertiup lambat dibanding dengan
keadaan hujan maka polutan udara pada keadaan musim kemarau cenderung tinggi karena
tidak terjadi pengenceran polutan di udara.
Suhu yang menurun pada permukaan bumi dapat menyebabkab peningkatan
kelembaban udara relatif sehingga akan meningkatkan efek korosif bahan pencemar.
Sedangkan pada suhu yang meningkat akan meningkatkan pula reaksi suatu bahan kimia.
Inversi suhu dapat mengakibatkan polusi yang serius karena inversi dapat menyebabkan
polutan terkumpul di dalam atmosfer yang lebih rendah dan tidak menyebar. Selain hal itu
suhu udara yang tinggi akan menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi
pencemar menjadi makin rendah dan sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin
padat sehingga konsentrasi pencemar di udara makin tinggi. Suhu udara yang tinggi akan
menyebabkan bahan pencemar dalam udara berbentuk partikel menjadi kering dan ringan
sehingga bertahan lebih lama di udara, terutama pada musim kemarau dimana hujan jarang
turun.
Selain itu pula pergerakkan udara di atmosfer dapat terjadi secara vertikal maupun
horizontal. Gerakan horizontal disebabkan oleh aliran angin, jika angin yang terjadi bersifat
aktif dan kekuatannya cukup, polutan tidak mempunyai waktu cukup untuk mengumpul
karena cepat disebarkan. atmosfer di sekeliling gunung, bukit dan bangunan-bangunan
daerah perkotaan akan memperlambat dan mencegah gerakan angin sehingga mengurangi
gerakan udara horizontal karena gerakan horizontal terbatas dipersi polutan menjadi
tergantung pada pergerakan udara vertikal. Radiasi sinar matahari dapat mempengaruhi
kondisi bahan pencemar oksidan terutama O3 di atmosfer. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan meningkatnya rangsangan bahan pencemar untuk merusak bahan.
Dengan demikian gambaran klimatologi tertentu, yang bersifat dan berkarakteristik
khusus pada suatu tempat, akan mempengaruhi fluktuasi dan variasi temporal konsentrasi
pencemaran udara di suatu tempat tersebut dan pola klimatologi akan sesuai dengan
karakteristik dan intensitas emisi pencemaran udara yang berasal dari tempat lainnya. Dengan
demikian tinjauan klimatologi pencemaran udara akan berskala temporal dan spasial makro.
(3). Curah Hujan
Air hujan melarutkan asam dan partikel polutan serta gas lainnya yang berada di udara.
Terjadinya hujan di atmosfer menyebabkan bahan pencemar yang berada di udara melarut.
Adanya pelarutan asam dengan air hujan menyebabkan air hujan akan bersifat lebih asam.
Makin tinggi curah hujan semakin besar kemampuannya melarutkan gas dan partikel di udara.
Demikian juga semakin tinggi intensitas hujan maka semakin sering terjadi proses pelarutan
gas dan partikel di udara. Semakin tinggi curah hujan dan intensitas hujan di daerah industri,
dapat melarutkan polutan di udara sehingga udara menjadi bersih.
Permasalahan yang timbul adalah apabila kadar bahan pencemar tinggi dan sifat dari gas
SOx ataupun NOx yang akumulatif maka konsentrasi asam yang terbentuk juga semakin tinggi.
Maka, air hujan yang turun ke permukaan tanah akan bersifat asam, keadaan demikian ini
sering disebut hujan asam. Hujan asam apabila terjadi dalam waktu cukup lama dan intensitas
yang tinggi akan berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah dan air tanah. Hal ini akan

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 14


berakibat pada kehidupan biota, yang akhirnya berpengaruh pada pola kehidupan di area
tersebut.
Dengan demikian gambaran klimatologi tertentu, yang bersifat dan berkarakteristik
khusus pada suatu tempat, akan mempengaruhi fluktuasi dan variasi temporal konsentrasi
pencemaran udara di suatu tempat tersebut dan pola klimatologi akan sesuai dengan
karakteristik dan intensitas emisi pencemaran udara yang berasal dari tempat lainnya. Dengan
demikian tinjauan klimatologi pencemaran udara akan berskala temporal dan spasial makro.

(4). Inversi Suhu


Lapisan inversi (Inversion Layer) adalah suatu lapisan udara di permukaan bumi yang
perubahan suhu udaranya menyimpang dari perubahan suhu udara normalnya. Perubahan
suhu udara normal di permukaan bumi harusnya semakin tinggi, suhu udaranya semakin
rendah, namun lapisan inversi menyebabkan perubahan tersebut berbalik sehingga
perubahan suhu udara diatas lapisan inversi menjadi berbalik naik terhadap ketinggian.
Lapisan inversi dapat menyebabkan masalah pencemaran yang serius, bukan karena
merupakan sumber pencemar, tetapi karena dapat menyebabkan pencemar terkumpul di
dalam atmosfer yang lebih rendah dan tidak menyebar.
Lapisan inversi disebabkan oleh perbedaan susunan udara hangat dan dingin yang
memiliki kerapatan berbeda. Pada kondisi normal, di siang hari permukaan menyerap panas
lebih banyak dibanding udara sekitar sehingga udara panas dengan kerapatannya rendah
terletak dibawah udara dingin yang memiliki kerapatan lebih tinggi. Inversi biasa terjadi saat
radiasi panas di permukaan lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya yaitu pada malam
hari, atau pada musim dingin saat sudut penyinaran matahari sangat kecil.

Gambar : Lapisan Inversi


Sumber : https://ambisologi.wordpress.com/2015/09/23/lapisan-inversi/

DI daerah industri, pengaruh dari lapisan inversi sangat penting untuk diperhatikan.
Penyebaran pencemar udara dari cerobong sangat dipengaruhi oleh keberadaan lapisan
inversi. Ketinggian Lapisan Inversi yang rendah dapat menyebabkan polutan terperangkap di
permukaan karena tidak dapat menembus Lapisan Inversi yang stabil sehingga menyebabkan
gangguan kesehatan terhadap wilayah pemukiman. Seperti yang terjadi pada kasus Great

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 15


Smog pada tahun 1952 di London yang menelan korban lebih dari 12000 orang dan
merupakan kasus pencemaran udara terburuk dalam sejarah Inggris.

Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!

1. Sebutkan dan Jelaskan karakteristik udara yang terdapat pada 5 (lima) lapisan atmosfer
bumi?
2. Jelaskan karakteristik kimia udara bersih yaitu komposisi gas-gas di atmosfir bumi dalam
keadaan normal?
3. Jelaskan sifat- sifat khas yang dimiliki oleh udara ?
4. Jelaskan aspek-aspek klimatologi pencemaran udara yang akan membawa pengaruh besar
dalam penyebaran dan difusi pencemar udara ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud Inversi Suhu, dan bagaimana peranannya di dalam proses
terjadinya pencemaran udara.

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk membantu anda dalam menjawab soal latihan no. 1 sd 5 tersebut, silahkan anda
pelajari kembali materi tentang Atmosfer Bumi, aspek klimatologi Pencemaran udara dan
sifat-sifat udara.

Ringkasan
1. Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan padat dan cair
pada bumi yang terdiri atas 5 (lima) lapisan yaitu Troposfer, Stratosfer, Termosfer,
Mesofer, dan Eksosfer yang membentang ke atas sejauh berates ratus kilometer, dan
akhirnya bertemu dengan medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem
tata surya dan terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan
sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
2. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi
dengan komposisi yang tidak selalu konsistan dan merupakan campuran beberapa macam
gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada suhu dan tekanan udara dengan
komposisi udara kering yang bersih dan dikumpulkan disekitar laut terdiri atas , kurang
lebih 78 % Nitrogen, 21 % Oksigen, dan 1% gas-gas lain.
3. Udara mempunyai beberapa sifat yang khas yakni : berbentuk gas, memiliki massa atau
berat, menempati ruang, mempunyai tekanan, akan memuai apabila dipanaskan, akan
menyusut apabila didinginkan, berhembus dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 16


tempat yang bertekanan lebih rendah, ada dimana saja, tidak dapat dilihat, namun dapat
dirasakan, serta bentuk, volume dan massa jenisnya selalu berubah- ubah
4. Aspek-aspek klimatologi pencemaran udara membawa pengaruh besar dalam penyebaran
dan difusi pencemar udara yang diemisikan baik dalam skala lokal (kota tersebut) atau
skala regional (kota dan sekitarnya) diantaranya adalah kelembaban, suhu, serta curah
Hujan.

Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1) Lapisan atmosfer bumi pada level yang terendah dengan campuran gasnya paling ideal
untuk menopang kehidupan di bumi karena lapisan ini relatif terlindung dari sengatan
radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain disebut :
A. Stratosfer
B. Mesosfer
C. Troposfer
D. Termosfer

2) Salah satu lapisan atmosfer bumi terdapat lapisan Ozon yang menjadi semacam payung
pelindung permukaan bumi dari pancaran radiasi sinar ultrafiolet, sehingga tidak semua
radiasi dari matahari sampai dipermukaan bumi disebut :
A. Stratosfer
B. Mesosfer
C. Troposfer
D. Termosfer

3) Komposisi udara di atmosfir bumi yang diukur berdasarkan komposisi udara kering yang
bersih dan dikumpulkan disekitar laut, hampir 80 % terdiri dari gas berikut ini :
A. Nitrogen
B. Oksigen
C. Argon
D. Methan

4) Terdapat dua unsur utama yang jumlahnya paling banyak dalam susunan komposisi
udara normal. Salah satu dari dua unsur tersebut sangat diperlukan oleh manusia untuk
bernafas. Unsur tersebut juga dapat bertindak sebagai oksidator untuk menghasilkan

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 17


polutan udara sekunder. Apa unsur penyusun udara yang dimaksud dalam kasus
tersebut?

A. Nitrogen
B. Helium
C. Oksigen
D. Hidrogen

5) Perubahan suhu udara normal di permukaan bumi yang terbalik sehingga perubahan
suhu berbalik naik terhadap ketinggian sehingga dapat menyebabkan masalah
pencemaran yang serius, karena dapat menyebabkan pencemar terkumpul di dalam
atmosfer yang lebih rendah dan tidak menyebar, hal ini disebabkan karena adanya faktor
klimatologi sebagai berikut :
A. Kelembaban
B. Kecepatan angin
C. Curah Hujan
D. Lapisan inversi

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes 1 yang terdapat di bagian
akhir Bab 1 ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Topik 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = -------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Bagus, artinya Saudara sudah
memahami dengan baik materi Topik 1 dan dapat melanjutkan ke Topik 2. Jika masih dibawah
80 %, Saudara harus mengulangi materi Topik 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 18


Topik 2
Pengertian, Sumber dan Jenis Pencemaran Udara
A. Pengertian Pencemaran Udara

Berbagai kegiatan manusia, baik disengaja atau tidak dapat menyebabkan pencemaran
udara. Secara alamiah, sebenarnya alam (termasuk udara) mempunyai mekanisme
pembersihan diri (self purification), antara lain siklus hidrologi yang dapat membersihkan
atmosfer. Alam juga telah menyediakan unsur-unsur dasar yang dapat dipergunakan untuk
kehidupan mikroorganisme yang mampu menguraikan bahan pencemar dalam jumlah yang
cukup dan berkelenjutan, namun adanya penambahan pencemaran udara oleh aktivitas
manusia maka udara tidak dapat lagi membersihkan dirinya lagi, sehingga bahan pencemar
yang ada di udara, melebihi batas dan tidak mampu memenuhi fungsi untuk mendukung
kehidupan manusia dan lingkungan.
Menurut Chambers dalam Mukono (2008), pengertian pencemaran udara adalah
bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang
mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung
dan diukur, serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material.
Sedangkan menurut Kumar dalam Mukono (2008), pengertian pencemaran udara ialah
adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu
keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya.
Dari pengertian Pencemaran udara tersebut di atas, dapat diartikan bahwa pencemaran
udara sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan
perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat
asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup
lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka
dapat dikatakan udara telah tercemar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian
Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah “masuknya atau
dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan
manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambient tidak memenuhi fungsinya”.
Sedangkan Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkugan Hidup No.
KEP – 03 / MENKLH/ II / 1991 yang dimaksud dengan pencemaran udara ialah “masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan
manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya”.
Dari pengertian pencemaran udara berdasarkan peraturan perundangan di atas,
pencemaran diakibatkan oleh kegiatan manusia, baik disengaja atau tidak, sedangkan
bencana alam seperti gunung meletus, gas alam, panas bumi tidak di katagorikan sebagai
pencemaran. Hal ini disebabkan karena peraturan tersebut berkaitan dengan sanksi tuntutan
hukum. Bencana alam tidak bisa dilakukan penuntutan hukum, meskipun bencana alam dapat

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 19


menyebabkan kualitas udara menjadi buruk dan tidak dapat mendukung kehidupan manusia
dan lingkungan.
Pencemaran terjadi karena adanya beberapa faktor atau elemen pendukung terjadinya
proses pencemaran. Elemen-elemen yang mendukung terjadinya proses pencemaran udara
adalah adanya sumber bahan pencemar yang mengeluarkan emisi polutan, adanya interaksi
bahan pencemar di atmosfer yang menyebabkan turunnya kualitas udara dan menimbulkan
akibat negatif pada manusia dan lingkungan.

B. Sumber Pencemar Udara


Telah disadari bersama, kualitas udara saat ini telah menjadi persoalan global, karena
udara telah tercemar akibat aktivitas manusia dan proses alam. Masuknya zat pencemar ke
dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi,
debu meteorit dan pancaran garam dari laut ; juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan
manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat
proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga. Terdapat 2 jenis
sumber pencemar yaitu sebagai berikut :
a. Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam
konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen udara alamiah seperti
karbon dioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak biasanya,
ditemukan dalam udara, misalnya timbal.
b. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer melalui
reaksi kimia antar komponen-komponen udara.
Sumber pencemar primer di udara dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sumber yang
bersifat alamiah (natural) dan kegiatan manusia (antropogenik). Contoh sumber alami adalah
akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan,
dan lain sebagainya. Sedangkan pencemaran antropogenik banyak dihasilkan dari aktivitas
transportasi, industri, rokok, dari persampahan, baik akibat dekomposisi ataupun
pembakaran, dan rumah tangga.
(1). Sumber alamiah (Natural)
a. Akibat Letusan Gunung Berapi
Kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara diantaranya adalah kegiatan
gunung berapi. Salah satu gas pencemar yang di hasilkan oleh gunung berapi adalah
Sox.
b. Akibat Kebakaran Hutan
Beberapa bahan pencemar dari kebakaran hutan yang dapat mencemari udara,
diantaranya adalah hidrokarbon, karbon dioksida, senyawa sulfur oksida, senyawa
nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. Adapun bahan pencemar berbentuk partikel
adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus bercampur dengan debu hasil dari
proses pemecahan suatu bahan

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 20


Gambar : Pencemar Gunung Berapi dan Kebakaran Hutan
Sumber : https://jurnalingkungan.wordpress.com/2010/02/13/44/

(2). Sumber kegiatan manusia (antropogenik)


Sumber antropogenik diantaranya berhubungan dengan proses pembakaran berbagai
jenis bahan bakar, diantaranya:
b. Sumber tidak bergerak (stationary source)
 Sumber titik, yaitu sumber pada titik tetap, seperti cerobong asap atau tangki
penyimpanan yang memancarkan pencemar udara
 Sumber area, merupakan serangkaian sumber-sumber kecil yang bersama-sama
dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah. Contohnya adalah:
pembakaran bahan bakar di rumah tangga, TPA, kebakaran hutan (sumber
alamiah), konstruksi pembangunan, jalan tidak beraspal.
c. Sumber bergerak (mobile source) contoh : kendaraan bermotor, pesawat, dan/atau
kapal laut
 Sumber on-road (bergerak di jalan), contohnya: mobil, motor, bis kota, metromini,
dan lain-lain.
 Sumber non-road (bergerak bukan di jalan), contohnya : pesawat terbang, kapal
laut, kereta api, dan lain-lain.
d. Debu zat kimia maupun partikel-partikel sebagai hasil dari industri pertanian dan
perkebunan
e. Asap dari penggunaan cat, hair spray, dan jenis pelarut lainnya
f. Gas yang dihasilkan dari proses pembuangan akhir di TPA, yang umumnya adalah gas
metan
g. Peralatan militer contoh: senjata nuklir, gas beracun, senjata biologis, maupun roket.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 21


Gambar : Pencemaran Kegiatan Industri dan Kendaraan Bermotor

Gambar : Pencemaran Kegiatan Pembakaran Sampah


Sumber : https://irfanprasayulannisarica.wordpress.com/2014/02/24/sumber-sumber-
pencemar-udara-antropogenik/

C. Jenis Bahan Pencemar Udara

Ada beberapa bahan pencemar udara yang sering ditemukan di kota-kota. Dilihat dari ciri fisik,
bahan pencemar dapat berupa :

1. Partikulat (PM)
Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan bahan atau
bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan
pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas, dalam
kaitannya dengan masalah pencemaran lingkungan, pencemar partikel dapat meliputi
berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit
atau kompleks yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara.
Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan dapat juga berasal
dari aktivitas manusia. Pencemaran partikel yang berasal dari alam, adalah sebagai berikut :
a. Debu tanah/pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
b. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke duara akibat letusan gunung berapi.
c. Semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di daerah pegunungan.
Sumber pencemaran partikel akibat aktivitas manusia sebagian besar berasal dari
pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 22


Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari
proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1 – 25 mikron. Debu
termasuk kedalam golongan partikulat. Yang dimaksud dengan partikulat adalah zat
padat/cair yang halus, dan tersuspensi diudara, misalnya embun, debu, asap, fumes dan fog.
Partikel menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami, seperti letusan
vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan dalam
penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari bahan bangunan, abu
terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses pembakarana tidak sempuran,
terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah pembakaran bahan bakar dari
sumbernya. Diikuti oleh proses– proses industri.
Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel– partikel padat
cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Terdapat hubungan
antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel sebagai pencemar udara
mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikel masih melayang-layang sebagai pencemar
di duara sebelum jatuh ke bumi. Waktu hidup partikel berkisar antara beberapa detik sampai
beberapa bulan. Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel,
massa jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup.
Partikel debu dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu debu organik, debu mineral, dan debu
metal. Sumber debu bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu dipengaruhi
oleh daya tarik bumi sehingga cenderung untuk mengendap di permukaan bumi. Partikel debu
juga dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya menjadi lebih besar permukaannya
cenderung untuk basah. Sifat-sifat ini membuat ukurannya menjadi lebih besar sehingga
memudahkan proses pengendapannya di permukaan bumi dengan bantuan gaya tarik bumi.
Partikel debu dengan diameter 1 milimikron mempunyai kemampuan untuk menghamburkan
sinar matahari.
Polusi udara oleh partikel berhubungan erat dengan SO2. Partikel SO2 berasal dari
sumber yang sama yaitu pembakaran bahan bakar fosil yang satu sama lain saling bereaksi
secara sinergis dalam memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Benda partikel ini
sering disebut sebagai asap atau jelaga, benda-benda partikulat ini sering merupakan
pencemar udara yang paling kentara dan biasanya juga paling berbahaya.
Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tapi
yang paling berbahaya adalah partikel-partikel halus butiran-butiran yang sangat kecil
sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar partikel halus ini
terbentuk dengan polutan lain terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen dan secara
kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat.
Partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair atau padat yang
tersebar di udara dengan ukuran 0,001 µm sampai 500 µm. Partikulat mengandung zat-zat
organik maupun zat-zat non organik yang terbentuk dari berbagai macam materi dan bahan
kimia. Ukuran partikel dapat menggambarkan seberapa jauh partikel dapat terbawa angin,
efek yang ditimbulkannya, sumber pencemarannya dan lamanya masa tinggal partikel di
udara.
Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang ukurannya, partikel
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall (setteable particulate) dan suspended
particulate matter (SPM). Dust fall adalah partikel berbentuk lebih besar dari 10 µm. SPM
adalah partikel yang ukurannya lebih kecil dari 10µm dan keberadaannya terutama berasal

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 23


dari proses industri dan pembakaran. Partikel yang masuk ke dalam paru-paru dapat
membahayakan manusia karena:
a. Sifat-sifat kimia dan fisik dari partikel tersebut mungkin beracun
b. Partikel yang masuk tersebut bersifat inert
c. Partikel tersebut membawa molekul-molekul gas berbahaya dengan cara mengabsorbsi
maupun mengadsorpsi yang menyebabkan molekul-molekul gas tersebut dapat mencapai dan
tertinggal dalam paru-paru yang sensitif.
Benda partikulat, asap dan jelaga disebut benda partikel tetapi bentuk yang paling
berbahaya dari benda padat ini adalah partikel-partikel sangat kecil dan halus yang dapat
menembus ke dalam paru-paru yang hanya dilindungi oleh dinding tipis setebal molekul.
Sering disebut PM10 karena benda partikel tersebut lebih kecil dari 10 mikron, kebanyakan
partikel halus itu berasal dari senyawa sulfus dan nitrogen yang dalam selang waktu beberapa
jam atau beberapa hari berubah dari gas menjadi padat.
Besarnya ukuran partikel debu yang dapat masuk ke dalam saluran pernafasan
manusia adalah yang berukuran 0,1 µm sampai 10µm dan berada di udara sebagai suspended
particulate matter. Partikel debu dengan ukuran lebih > 10 µm akan lebih cepat mengendap
ke permukaan sehingga kesempatan terjadinya pemajanan pada manusia menjadi lebih kecil
dan kalaupun terjadi akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian atas. Debu yang dapat
dihirup disebut debu inhalable dengan diameter ≤ 10 µm dan berbahaya bagi saluran
pernafasan karena mempunyai kemampuan merusak paru-paru. Sebagian debu yang masuk
ke saluran pernafasan berukuran 5 µm akan sampai ke alveoli.

2. Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga
tidak berasa. Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses
sebagai berikut:
a. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon.
b. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi.
c. Pada suhu tinggi, karbon dioksida terurai menjadi CO dan O
Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara,
berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO
sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Secara
alamiah gas CO dapat juga terbentuk walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil
kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.
Secara sederhana pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi melalui beberapa
tahap sebagai berikut :
2C + O2 ——–> 2CO
2CO + O2 ——–> 2CO2
Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi kedua, oleh
karena itu CO merupakan intermediat pada reaksi pembakaran tersebut dan dapat
merupakan produk akhir jika jumlah O2 tidak cukup untuk melangsungkan reaksi kedua. CO
juga dapat merupakan produk akhir meskipun jumlah oksigen di dalam campuran
pembakaran cukup, tetapi antara minyak bakar dan udara tidak tercampur rata. Pencampuran
yang tidak rata antara minyak bakar dengan udara menghasilkan beberapa tempat yang

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 24


kekurangan oksigen. Semakin rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar,
semakin tinggi jumlah karbon monoksida yang dihasilkan.
Penyebaran gas CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah
perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah banyak
tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pinggiran kota atau desa, cemaran CO di udara relatif
sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka di mana belum ada bangunan di atasnya, dapat
membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada di dalam tanah
mampu menyerap gas CO yang terdapat di udara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas
CO pada suatu tempat karena dipindahkan ke tempat lain.
Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utama (sekitar 59,2%),
maka daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai memperlihatkan
tingkat polusi CO yang tinggi. Konsentrasi CO di udara per waktu dalam satu hari dipengaruhi
oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan bermotor yang ada. Semakin ramai kendaraan
bermotor yang ada, semakin tinggi tingkat polusi CO di udara.
Konsentrasi CO di udara pada tempat tertentu dipengaruhi oleh kecepatan emisi
(pelepasan) CO di udara dan kecepatan dispersi dan pembersihan CO dari udara. Pada daerah
perkotaan kecepatan pembersihan CO dari udara sangat lambat, oleh karena itu kecepatan
dipersi dan pembersihan CO dari udara sangat menentukan konsentrasi CO di udara.
Kecepatan dispersi dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor meteorologi seperti
kecepatan dan arah angin, turbulensi udara, dan stabilitas atmosfer. Di kota-kota besar,
meskipun turbulensi ditimbulkan karena adanya kendaraan yang bergerak dan aliran udara di
atas dan di sekeliling bangunan, tetapi karena keterbatasan ruangan maka gerakan udara
sangat terbatas sehingga konsentrasi CO di udara dapat meningkat.

2. Sulfur Oksida (SOx)


Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas SO2 dan gas SO3 yang
keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau sangat tajam dan tidak mudah terbakar,
sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di
udara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah
bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses
pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi gas SO2 di udara akan mulai
terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3
– 1 ppm.
Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan hasil dari
aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO2 . Sebanyak dua pertiga dari jumlah sulfur
di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H2S
dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh polutan yang dibuat manusia adalah dalam hal
distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu, bukan dari
jumlah keseluruhannya, sedangkan polusi dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata.
Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan SOx tetapi pembakaran bahan bakar
pada sumbernya merupakan sumber utama polutan SOx, misalnya pembakaran batu arang,
minyak bakar, gas, kayu dan sebagainya.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua bentuk
sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 25


tersedia. Meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup, SO2 selalu terbentuk dalam jumlah
terbesar. Jumlah SO2 yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu dan
bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut
S + O2 ———- > SO2
2SO2 + O2 ————> 2SO3

SO3 biasanya diproduksi dalam jumlah kecil selama pembakaran. Hal ini disebabkan
oleh dua faktor yang menyangkut reaksi terakhir tersebut di atas. Faktor pertama adalah
kecepatan reaksi yang terjadi, dan faktor kedua adalah konsentrasi SO3 dalam campuran
ekuilibrium yang dihasilkan dari reaksi tersebut. Reaksi pembentukan SO3 berlangsung sangat
lambat pada suhu relatif rendah (misalnya pada 200oC), tetapi kecepatan reaksi meningkat
dengan kenaikan suhu. Oleh karena itu produksi SO3 dirangsang pada suhu tinggi karena faktor
kecepatan. Tetapi campuran ekuilibrium yang dihasilkan pada suhu rendah mengandung
persentase SO3 lebih tinggi daripada campuran yang dihasilkan pada suhu tinggi. Jadi faktor
konsentrasi ekuilibrium merangsang produksi SO3 pada suhu lebih rendah. Jelas bahwa kedua
faktor tersebut mempunyai kecenderungan untuk menghambat satu sama lain selama
pembakaran. Pada suhu tinggi reaksi mengakibatkan ekuilibrium tercapai dengan cepat
karena kecepatan reaksi tinggi, tetapi hanya sedikit SO3 terdapat di dalam campuran. Pada
suhu rendah, reaksi berlangsung sangat lambat sehingga kondisi ekuilibrium (sesuai dengan
konsentrasi SO3 tinggi) tidak pernah tercapai. Jadi produksi SO3 terhambat pada zona
pembakaran suhu tinggi karena kondisi ekuilibrium. Jika produk dijauhkan dari zona tersebut
dan didinginkan, kondisi ekuilibrium dapat tercapai, tetapi kecepatan reaksi akan
menghambat pembenutkan SO3 dalam jumlah tinggi.
Adanya SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi uap air sangat
rendah. Jika usap air terdapat dalam jumlah cukup seperti biasanya, SO3 dan air akan segera
bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4). Setelah berada di atmosfer, sebagian SO2
akan diubah menjadi SO3 (kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik.
Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah
air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari.

3. Nitrogen Oksida (NOx).


Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx, karena oksida nitrogen mempunyai 2
macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO2 dan gas NO. Sifat gas NO2 adalah
berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO 2
adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Seperti halnya CO, emisi
nitrogen oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NO x yang
diproduksi manusia adalah dari pembakaran, dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh
kendaraan, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx yang dibuat
manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam dan bensin.
Oksida yang lebih rendah yaitu NO terdapat di atmosfer dalam jumlah lebih besar
daripada NO2 . Pembentukan NO dan NO2 mencakup reaksi antara nitrogen dan oksigen di
udara sehingga membentuk NO, kemudian reaksi selanjutnya antara NO dengan lebih banyak
oksigen membentuk NO2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 26


N2 + O2 ———-> 2NO
2NO + O2 ————> 2NO2
Udara terdiri dari sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. Pada suhu
kamar kedua gas ini hanya sedikit mempunyai kecenderungan untuk bereaksi satu sama lain.
Pada suhu yang lebih tinggi (di atas 1210oC) keduanya dapat bereaksi membentuk nitric oksida
dalam jumlah tinggi sehingga mengakibatkan polusi udara. Dalam proses pembakaran, suhu
yang digunakan biasanya mencapai 1210-1765oC dengan adanya udara, oleh karena itu reaksi
ini merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil
samping dalam proses pembakaran.
Gas nitrogen dioksida (NO2) bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang
sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Organ tubuh yang paling peka terhadap
pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan
membengkak sehingga penderita sulit bernapas yang dapat mengakibatkan kematian.
Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system syaraf yang
mengakibatkan kejang-kejang. Pada tanaman dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan
pada jaringan daun. Pencemaran udara oleh gas NOx juga dapat menyebabkan timbulnya
peroxi Acetil Nitrates (PAN). Dapat menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata
terasa pedih dan berair.

4. Oksidan Fotokimia
Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotomikia,
yaitu suatu proses kimia yang mebutuhkan sinar, yang akan mengoksidasi komponen-
komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas oksigen. Senyawa yang terbentuk
merupakan polutan sekunder yang diproduksi karena interaksi antara polutan primer
dengan sinar matahari. Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi
oksidan fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2 . Polutan sekunder yang
paling berbahaya yang dihasilkan oleh reaksi hidrokarbon dalam siklus tersebut adalah ozon (
O3 ) dan peroksiasetilnitrat, yaitu salah satu komponen yang paling sederhana dari grup
peroksiasilnitrat (PAN).
Oksidan yang terutama adalah ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2) dan
peroxyacylnitrate (PAN). NO2 berasal dari hasil reaksi fotokimia NO dengan oksigen di udara.
Sedangkan ozon dan PAN berasal dari reaksi fotokimia NO, NO2, SO2 dan radiakal hidrokarbon.
Ozon bukan merupakan hidrokarbon tetapi konsentrasi O3 di atmosfer naik sebagai
akibat langsung dari reaksi hidrokarbon, sedangkan PAN merupakan turunan hidrokarbon.
Hasil reaksi antara O dengan hidrokarbon merupakan produk intermediat yang sangat reaktif
yang disebut hidrokarbon radikal bebas (RO2 ). Radikal bebas semacam ini dapat bereaksi lebih
lanjut dengan berbagai komponen termasuk NO, NO2 , O2 , O3 , dan hidrokarbon lainnya.
Beberapa reaksi yang mungkin terjadi di antara bermacam-macam reaksi tersebut adalah
sebagai berikut (Fardiaz, 1992) :
a. Radikal bebas bereaksi cepat dengan NO membentuk NO2 . Karena NO dihilangkan dari
siklus tersebut, akibatnya mekanisme normal untuk menghilangkan O3 dari siklus tidak terjadi,
sehingga konsentrasi O3 meningkat.
b. Radikal bebas dapat bereaksi dengan O2 dan NO2 membentuk peroksiasilnitrat.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 27


c. Radikal bebas dapat bereaksi dengan hidrokarbon lainnya dan komponen oksigen
membentuk komponen-komponen organik lainnya yang tidak diinginkan.
Campuran produk-produk sebagai akibat gangguan hidrokarbon di dalam siklus
fotolitik NO2 disebut smog fotokimia, yaitu terdiri dari kumpulan O3 , CO, PAN dan komponen-
komponen organik lainnya termasuk aldehide, keton, dam alkil nitrat. Konsentrasi oksidan di
udara dipengaruhi oleh ada tidaknya sinar matahari dan kadar bahan-bahan pencemar
primernya di udara. Pada siang hari kadar oksidan mencapai titik maksimum dan malam hari
kadar oksidant berada pada titik minimumnya.
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida (CO2) juga mempunyai sifat tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran
sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. berbicara mengenai pemanasan
global tidak akan lepas dari naiknya konsentrasi CO2 di atmosfer bumi. CO2 berperan sangat
penting dalam efek rumah kaca yang disebut-sebut sebagai penyebab utama pemanasan
global.
CO2 sendiri pada dasarnya adalah produk alami dari suatu reaksi pembakaran. Tidak
dapat dipungkiri, pembakaran bahan bakar fosil menjadi sumber utama penghasil emisi CO2
di bumi. Sebelum revolusi industri dimulai, konsentrasi gas CO2 di atmosfer sama dengan 280
ppmv (parts per million by volume). Saat itu, kehidupan masih menggunakan tenaga manusia.
Bahkan sudah mulai digunakan beberapa jenis energi terbarukan seperti energi air untuk
memudahkan pekerjaan sehari-hari. Hal itu berubah total ketika James Watt, anak seorang
ahli instrument galangan kapal, menemukan mesin uap pertama kali di Glasgow. Industri
pertama yang menggunakan mesin uap adalah industri pertambangan di Birmingham, Inggris.
Sejak saat itu, dimulailah revolusi industri. Sumber-sumber mineral dikeruk dari perut
bumi dan dijadikan sumber energi utama. Boleh dibilang, energi fosil sangat mudah didapat
dan sangat murah. Hal ini secara tidak langsung memaksa manusia menggunakan energi fosil
tanpa memikirkan akibatnya lebih jauh. Alhasil, kenaikan kadar CO2 tidak bisa dihindari.
Sampai tahun 1992 konsentrasinya naik menjadi 355 ppm. Berarti ada kenaikan 30 persen
dibandingkan keadaan sebelum revolusi Industri.
Saat ini, Pembangkit Listrik menjadi sumber utama penghasil CO2. Hal ini disebabkan
ketergantungan yang berlebihan terhadap batubara. Industri pembangkitan listrik
menyumbang 37 % emisi CO2 global. Angka ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun
karena industri satu ini adalah industri yang sangat cepat berkembang. Di Negara-negara
berkembang seperti Indonesia, Cina dan India, pemakaian listrik naik hampir 1 % tiap tahun.
Diperkirakan, dalam 20 tahun, Negara-negara berkembang akan menyumbang 44% dari
pembuangan total CO2 ke atmosfer bumi. Sebuah peningkatan yang cukup besar mengingat
angka saat ini sekitar 27-28%.
Dunia Industri manufaktur juga menyumbang emisi CO2 dalam jumlah besar.
Penemuan mesin pembakaran internal di tahun 1970-an ikut memicu permintaan terhadap
minyak bumi. Suatu bahan bakar cair dengan kandungan energi yang sangat tinggi. Ironisnya,
dunia manufaktur telah menelurkan alat-alat yang berujung pada kasus pemborosan. Ambil
contoh, mobil dan motor. Sebagian besar reaksi kimia pembakaran bensin pada motor dan
mobil bukan diubah untuk menggerakkan piston tapi dibuang sia-sia sebagai panas. Hal ini

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 28


pulalah yang menyebabkan kemacetan di kota-kota besar ikut andil dalam pembuangan CO2
dalam kadar tinggi. Sistem motor listrik mengindikasikan efisiensi yang lebih baik daripada
motor bensin. Sayangnya, 99% kendaraan di dunia didominasi oleh teknologi motor bensin.
Dalam 100 tahun terakhir, emisi CO2 mengalami kenaikan sebesar 2,5 % setiap tahun
dan diperkirakan akan meningkat 3 tiga kali lipat dari keadaan saat ini. Konsentrasi CO2 juga
diperkirakan akan meningkat mencapai 500 sampai 600 ppmv pada pertengahan abad 21.
Peningkatan ini cenderung tidak berhenti karena didukung penyusutan hutan yang cukup
besar. Para ahli meyakini bahwa penyusutan hutan menyumbang 23% kenaikan CO2. Prediksi
terakhir dari IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) Working Group 1 ( IPCC
Working Group 2; 2001) sendiri menyatakan bahwa sejalan dengan kenaikan kadar CO2 di
atmosfer bumi, akan terjadi kenaikan suhu rerata permukaan terhadap keadaan tahun 1990
sebesar 1,4-5,8oC sampai tahun 2100 dengan keragaman yang berbeda secara regional.
Negara-negara besar menjadi ‘terpidana’ dalam kasus ‘sumbang-menyumbang’ CO2 di
atmosfer. Dalam daftar 10 besar negara pengemisi CO2 (data wikipedia.org) terdapat Amerika
serikat, Republik Rakyat China, Rusia, India, Jepang, Jerman, Inggris Raya, Kanada, Korea dan
Italia. AS menyumbang 20% (sekitar 4,8 milyar metric-ton). Penelitian dengan indicator lain
berupa emisi per kapita tetap menunjukkan bahwa peran AS adalah yang tertinggi.
Indonesia sendiri sedikit beruntung dengan ‘hanya’ berada di posisi ke-19 setelah
sebelumnya bertengger di urutan 23. Dari studi yang dikutip dari World Bank (1994)
menunjukkan peran Indonesia pada tahun 1989 sebesar 1,6-1,7% dengan jumlah sebesar 85
juta ton. Diprediksikan, angka ini akan meningkat drastis mencapai 860 juta ton pada tahun
2020.

Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!

1. Jelaskan pengertian pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun


1999?
2. Sebutkan sumber-sumber pencemaran udara baik alamiah maupun buatan manusia ?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pencemar udara yang sering menimbulkan terjadinya
pencemaran udara di perkotaan?
4. Jelaskan proses pembentukan pencemar karbon monoksida (CO) dan bahayanya terhadap
kesehatan manusia?

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 29


5. Jelaskan proses pembentukan pencemar Sulfur Oksida (SOx) dan bahayanya terhadap
kesehatan manusia?

Petunjuk Jawaban Latihan


1. Untuk membantu anda dalam menjawab soal latihan no. 1 dan 2 tersebut, silahkan anda pelajari
kembali materi tentang pengertian dan sumber pencemaran.
2. Sedangkan untuk menjawab soal latihan no. 3 dan 5 tersebut, silahkan anda pelajari kembali
materi tentang jenis-jenis pencemaran udara.

Ringkasan
1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian
Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau
dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan
manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
2. Pencemaran udara dapat terjadi secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat
gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut, namun juga bisa disebabkan
oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan
sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah
tangga
3. Bahan pencemar udara kimia di udara yang sering ditemukan di kota-kota besar dapat
berupa Partikulat (PM), Carbon Monooksida (CO), Sulfur Oksida (SOx), Nitrogen Oksida
(NOx), Ozon (O3), serta Hidrokarbon (HC).

Tes 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Salah satu gas pencemar tersebut memiliki daya ikat dengan Hemoglobin dalam darah
sangat kuat sehingga fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Senyawa
apakah yang menjadi polutan pada kasus tersebut diatas?
A. Karbonmonoksida (CO)
B. Ozon (O3)
C. Sulfurdioksida (SO2)
D. Nitrogen Dioksida (NO2)

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 30


2. Peningkatan gas rumah kaca (GRK), adalah sangat berpengaruh terhadap peningkatan
temperatur bumi, kondisi ini dapat memberi dampak yang luas terhadap kesehatan dan
lingkungan. Salah satu unsur kimia yang memberi konstribusi tertinggi terhadap terjadinya
peningkatan gas rumah kaca (GRK) adalah :
A. N2O
B. CO2
C. CO
D. NO2

3. Emisi gas Carbon Monooksida (CO) dari kendaraan bermotor dapat menyebabkan
pencemaran di dalam kabin kendaraan, sehingga dapat menyebabkan keracunan pada
pengendara ataupun penumpang yang berada di dalam kendaraan tersebut. Berdasarkan
cakupan wilayahnya, apa jenis pencemaran udara tersebut ?
A. Lokal
B. Regional
C. Global
D. Nasional

4. Kebakaran hutan terjadi setiap tahun di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah
pencemaran udara oleh debu dan gas kimia. Pencemaran tidak hanya terjadi di Indonesia
tetapi juga dirasakan oleh beberapa negara tetangga.Berdasarkan cakupan wilayahnya,
apa jenis pencemaran udara tersebut ?
A. Regional
B. Lokal
C. Global
D. Nasional

5. Pencemaran udara dapat di sebabkan berbagai sumber pencemar yang akan mempengaruhi
kualitas udara di suatu tempat. Jalan raya di luar kota dengan lalulintasnya yang padat dapat
merupakan sumber pencemar yang akan mencemari lingkungan secara terus menerus.
Penentuan titik lokasi pengambilan contoh uji udara ambien dapat dilakukan pada suatu sumber
pencemaran tersebut. Sumber pencemar tersebut termasuk jenis sumber pencemar apa ?
A. Sumber garis
B. Sumber titik
C. Sumber kawasan
D. Sumber melingkar

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes 2 yang terdapat di bagian
akhir Bab 1 ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Topik 2.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 31


Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = -------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Bagus, artinya Saudara sudah
memahami dengan baik materi Topik 2 dan Saudara dapat melanjutkan ke Topik 3. Jika masih
dibawah 80 %, Saudara harus mengulangi materi Topik 2, terutama bagian yang belum
dikuasai.

Topik 3
Kualitas Udara Dalam Ruang
A. Pengertian

Indonesia menghadapi pembangunan fisik yang sangat pesat, untuk memenuhi


kebutuhan perkantoran dan perumahan di kota besar seperti Jakarta bangunan gedung
bertingkat tinggi menjadi pilihan. Perkembangan dan tren desain arsitektur memang sedang
mengarah pada arsitektur bangunan dengan dinding dan jendela yang terbuat dari kaca.
Untuk menjaga suhu udara ruangan tetap dingin maka digunakan pendingin ruangan. Tidak
adanya ventilasi yang baik tidak mengurangi kenyamanan para pekerja di dalam gedung.
Sangat nyaman sehingga tidak banyak yang menyadari bahwa sumber polusi justru berasal
dari ruangan kerja itu sendiri.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 32


Seperti telah kita ketahui bersama bahwa sebagian besar aktifitas kehidupan kita
sepanjang hari menghabiskan waktu dalam ruangan, apakah di rumah, kantor, sekolah,
fasilitas kesehatan, atau tempat publik lainnya. Kualitas udara yang kita hirup di gedung-
gedung merupakan faktor penentu penting dari kesehatan kita. Pencemaran mikroba adalah
elemen kunci terjadinya polusi udara dalam ruangan. Hal ini disebabkan oleh karena terdapat
ribuan spesies bakteri dan jamur, tumbuh di dalam rumah ketika kelembaban optimal tersedia
untuk pertumbuhan mereka. Efek yang paling penting dari kondisi ini, berupa terjadinya
peningkatan prevalensi gejala sakit pernafasan, alergi dan asma serta gangguan dari sistem
kekebalan.
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi
mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara
dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan
manusia, karena hampir 90 % hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400 sampai
500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan
masalah polusi udara dalam ruangan. Di Amerika, isu polusi udara dalam ruang ini mencuat
ketika EPA pada tahun 1989 mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat
daripada di luar ruangan. Polusi jenis ini bahkan bisa menurunkan produktivitas kerja hingga
senilai US $10 milyar.
Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling
utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak
mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain oksigen terdapat
zat-zat lain yang terkandung di udara, yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, formaldehid,
jamur, virus, dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika masih berada dalam batas-batas tertentu
masih dapat dinetralisir, tetapi jika sudah melampaui ambang batas maka proses netralisir
akan terganggu. Peningkatan konsentrasi zat-zat di dalam udara tersebut dapat disebabkan
oleh aktivitas manusia.
Mengingat bahayanya pencemaran udara dalam ruangan terhadap kesehatan
sebagaimana kasus-kasus tersebut diatas, maka dipandang perlu untuk mengetahui berbagai
dampak dan penatalaksanaan berbagai pencemaran kualitas dalam udara ruangan. Dari
makalah ini diharapkan dapat meminimalkan dampak terhadap kesehatan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan lain-lain disamping
memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan dampak negatif dimana salah
satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor)
maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan
terjadinya penularan penyakit.
Selain kualitas udara ambien, kualitas udara dalam ruangan (indoor air quality) juga
merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Timbulnya kualitas udara dalam ruangan umumnya disebabkan oleh

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 33


beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara (52%) adanya sumber kontaminasi di dalam
ruangan (16%) kontaminasi dari luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan
(4%) ,lain-lain (13%). Sumber pencemaran udara dapat pula berasal dari aktifitas rumah
tangga dari dapur yang berupa asap, Menurut beberapa penelitian pencemaran udara yang
bersumber dari dapur telah memberikan kontribusi yang besar terhadap penyakit ISPA.
Sumber penyebab polusi udara dalam ruangan antara lain yang berhubungan dengan
bangunan itu sendiri, perlengkapan dalam bangunan (karpet, AC, dan sebagainya), kondisi
bangunan, suhu, kelembaban, pertukaran udara, dan hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku orang-orang yang berada di dalam ruangan, misalnya merokok. Sumber polusi udara
dalam ruang dapat berasal dari bahan-bahan sintetis dan beberapa bahan alamiah yang
digunakan untuk karpet, busa, pelapis dinding, dan perabotan rumah tangga (asbestos,
formaldehid, VOC), juga dapat berasal dari produk konsumsi (pengkilap perabot, perekat,
kosmetik, pestisida/insektisida).
Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruangan misalnya serangga, bakteri, kutu
binatang peliharaan, jamur. Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan dikenal dengan
istilah bioaerosol. Bioaerosol di dalam ruangan dapat berasal dari lingkungan luar dan
kontaminasi dari dalam ruangan. Dari lingkungan luar dapat berupa jamur yang berasal dari
organisme yang membusuk, tumbuh-tumbuhan yang mati dan bangkai binatang, bakteri
Legionella yang berasal dari soil-borne yang menembus ke dalam ruang, alga yang tumbuh
dekat kolam/danau masuk ke dalam ruangan melalui hembusan angin dan jentik-jentik
serangga di luar ruang dapat menembus bangunan tertutup.
Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang yaitu kelembaban antara 25-75%. Spora
jamur akan meningkat dan terjadi kemungkinan peningkatan pertumbuhan jamur, dan
sumber kelembaban adalah tandon air, bak air di kamar mandi. Penyakit yang berhubungan
dengan bioaerosol dapat berupa penyakit infeksi seperti flu, hipersensitivitas: asma, alergi,
dan juga toxicoses yaitu toksin dalam udara di ruangan yang terkontaminasi sebagai
penyebab gejala SBS (Sick Building Syndrome).
‘Sick building syndrome’ adalah sindroma penyakit yang diakibatkan oleh kondisi
gedung. SBS merupakan kumpulan gejala-gejala dari suatu penyakit. Definisi SBS , adalah
gejala yang terjadi berdasarkan pengalaman para pemakai gedung selama mereka berada di
dalam gedung tersebut. Gejala SBS antara lain: sakit kepala, kehilangan konsentrasi,
tenggorokan kering, iritasi mata dan kulit. Beberapa bentuk penyakit yang berhubungan
dengan SBS: iritasi mata dan hidung, kulit dan lapisan lendir yang kering, kelelahan mental,
sakit kepala, ISPA, batuk, bersin-bersin, dan reaksi hipersensitivitas.
Sementara itu, The National Institute of Occupational Safety and Health(NIOSH) dalam
penelitiannya menyebutkan ada lima sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu:
 Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan
pembersih ruangan.
 Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas
dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana kesemuanya
dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 34


 Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes,
fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung
tersebut.
 Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk
mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta
seluruh sistemnya.
 Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya
distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja.


Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja/karyawan
berupa keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap
tubuh terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara
meliputi organ sebagai berikut:
 Iritasi selaput lendir: iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair
 Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering.
 Gangguan neurotoksik: sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit
berkonsentrasi
 Gangguan paru dan pernafasan: batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat
di dada
 Gangguan kulit: kulit kering, kulit gatal
 Gangguan saluran cerna: diare
 Lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar

B. Kualitas Fisik Udara

Terdapat beberapa komponen kualitas fisik udara dalam ruangan. Beberapa parameter kualitas
udara dalam ruangan antara lain meliputi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan aliran udara,
kebersihan udara, kualitas ventilasi, dan pencahayaan.

1. Suhu udara

Kualitas udara dalam ruang tidak hanya dipengaruhi oleh adanya pencemaran tetapi
juga dipengaruhi oleh adanya udara panas. Udara yang panas dapat menurunkan kualitas
udara dalam ruang dan mempengaruhi kenyamanan manusia yang tinggal atau bekerja dalam
ruang tersebut. Namun dari semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20 % saja yang
dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke lingkungan. Panas dalam ruangan diproduksi oleh
tubuh sebagai proses biokimia yang berhubungan dengan pembentukan jaringan, konversi

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 35


energi dan kerja otot. Panas yang dihasilkan oleh proses metabolisme dapat dibagi menjadi
dua, yaitu metabolisme basal misalnya proses-proses otomatis seperti denyut nadi dan
metabolisme maskular yang berfungsi mengontrol kerja otot. Suhu udara sangat berperan
dalam kenyamanan bekerja karena tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk
metabolisme basal dan muskuler. Suhu udara ruang kerja yang terlalu dingin dapat
menimbulkan gangguan bekerja bagi karyawan, yaitu gangguan konsentrasi dimana
kenyamanan tidak dapat bekerja dengan tenang karena berusaha untuk menghilangkan rasa
dingin (Fardiaz, 1992).

2. Kelembaban udara

Air bukan merupakan polutan, namun uap air merupakan pelarut untuk berbagai
polutan dan dapat mempengaruhi konsentrasi polutan di udara. Uap air dapat menumbuhkan
dan mempertahankan mikroorganisme di udara dan juga dapat melepaskan senyawa-
senyawa volatile yang berasal dari bahan bangunan seperti formaldehid, amoni dan senyawa
lain yang mudah menguap, sehingga kelembapan yang tinggi melarutkan senyawa kimia lain
lalu menjadi uap dan akan terpajan pada pekerja (Fardiaz, 1992).
Kelembaban yang relativ rendah kurang dari 20% dapat menyebabkan kekeringan
selaput lender membrane, sedangkan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme. Kelembaban dan suhu yang ekstrim juga menjadi media
pertumbuhan beberapa jenis bakteri dan jamur. Sebagai contoh jamur dapat tumbuh dalam
suasana anaerob dengan kelembaban udara lebih dari 65% (Suma'mur, 1996).

3. Kecepatan aliran udara

Kecepatan aliran udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian udara dalam
ruang. Kecepatan aliran udara yang nyaman bagi suatu ruangan besarnya berkisar antara 0,15
sampai dengan 1,5 m/s. Kecepatan udara kurang dari 0,1 m/s atau lebih rendah menjadikan
ruangan tidak nyaman karena tidak ada pergerakan udara. Sebaliknya bila kecepatan udara
terlalu tinggi akan menyebabkan kebisingan dalam ruangan (Arismunandar, 1991). Agar
pertukaran udara ruang perkantoran dapat berjalan dengan baik, Ruang yang menggunakan
AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara secara
alamiah dengan cara membukan seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin.
Saringan/filter udara AC juga harus dibersihkan secara periodik sesuai dengan ketentuan
pabrik. Tingkat kenyamanan panas dipengaruhi oleh kecepatan udara. Ketika pendinginan
diperluan, dapat dilakukan peningkatan kecepatan udara.

4. Kebersihan udara

Kebersihan udara berkaitan dengan keberadaan kontaminasi udara baik kimia maupun
mikrobiologi. Sistem ventilasi AC umumnya diperlengkapi dengan saringan udara untuk
mengurangi atau menghilangkan kemungkinan masuknya zat-zat berbahaya ke dalam

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 36


ruangan. Untuk ruangan pertemuan atau gedung-gedung dimana banyak orang berkumpul
dan ada kemungkinan merokok, dibuat suatu perangkat hisap udara pada langit-langit
ruangan sedangkan lubang hisap jamur dibuat dilantai dengan cenderung menghisap debu.

5. Pencahayaan

Cahaya merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang melayang melewati


udara. Illuminasi merupakan jumlah atau kuantitas cahaya yang jatuh ke suatu permukaan.
Apabila suatu gedung tingkat illuminasinya tidak memenuhi syarat maka dapat menyebabkan
kelelahan mata, sehingga dapat menimbulkan terjadinya kesalahan dalam melakukan
pekerjaan serta kelelahan pada indra mata yang terus menerus dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan pada mata.

6. Kebisingan

Menurut Purdom P.W. (1980) secara fisik suara adalah energi berbentuk getaran yang
bergerak dari satu titik dan merambat pada media udara. Suara-suara yang tidak atau kurang
dikehendaki dan menimbulkan gangguan disebut kebisingan; hal ini berarti subjektifitas
seseorang terhadap suara tertentu atau sensitifitas orang terhadap kebisingan berbeda satu
sama lain. Namun secara umum batasan kebisingan ditentukan sesuai dengan peruntukan
bangunan.

C. Kualitas Kimia Udara.

Terdapat beberapa komponen kualitas kimia udara dalam ruangan. Beberapa


parameter kualitas kimia udara dalam ruangan antara lain meliputi Volatile Organic
Compound (VOC), Formaldehida, Carbon dioksida (CO2), Carbon Monooksida (CO), Ozon (O3),
Bau, Asap Rokok, dan partikulat (respirable suspended perticulate).

1. Volatile Organic Compound (VOC)

Kehadiran pencemar organik mungkin merupakan konstituen terbesar dari aerosol


yang ada di dalam ruang. Dikarenakan jumlah spesies bahan kimia hadir di udara dalam ruang,
dan kesulitan di dalam identifikasi dan kuantifikasi dari kimia organik yang tercampur, maka
kontaminasi senyawa organik (VOC) di dalam ruangan belum dapat diketahui dengan baik
sampai saat ini. Menurut Bortoli dari senyawa-senyawa yang telah dilakukan studi, senyawa
paling banyak teridentifikas meliputi toluene, xylene dan apinene. (Pudjiastuti, 1998).
Beberapa senyawa organik volatile yang ditemukan di dalam ruangan telah menunjukkan
adanya hubungan dengan sejumlah gejala penyakit. Beberapa gejala penyakit yang ada di
dalam ruang yang banyak dijumpai yaitu sakit kepala, iritasi mata dan selaput lendir, iritasi
sistem pernapasan, drowsiness (mulut kering), fatigue (kelelahan), malaise umum.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 37


Dalam ruangan gedung dapat dideteksi ratusan jenis VOC, yaitu bahan organik yang
mudah menguap. Bahan-bahan itu muncul dari peluruhan degradasi, penguapan dari bahan
material bangunan, bahan perekat dan pelarut, pembersih ruangan, pewangi ruangan,
kosmetik, cat, serta asap rokok. Beberapa jenis VOC dikenal bersifat racun (toxic),
menimbulkan perubahan sel dan kanker. Salah satu jenis VOC yang penting adalah
formaldehid. Dalam konsentrasi normal dan waktu yang relatif pendek, pada umumnya VOC
kurang serius bagi kesehatan manusia (Roe, Perry & Gee, 1995).

2. Formaldehida

Formaldehid adalah gas yang tidak berwarna dengan bau yang menyengat. Banyak
bahan yang ada dalam ruang dapat mengemisikan gas formaldehid termasuk bahan yang
diisolasi, plafon, kayu lapis, furniture kantor, lem karpet, plastik, serat sintetis dalam karpet,
pestisida, cat, dan kertas. Tingkat emisi gas formaldehid naik sebanding dengan kenaikan suhu
(Pudjiastuti, 1998). Formaldehid adalah aldehida yang paling sederhana yang memiliki sifat
mudah menguap. Dalam industri sering digunakan sebagai bahan pelarut, perekat, dan
pengawet. Untuk kesehatan, formaldehid sering digunakan sebagai antiseptik, sterilisasi
khususnya untuk alat pembersih ginjal (Fardiaz, 1992).
Formaldehid merupakan salah satu pencemar udara dalam ruang dan dapat
menyebabkan terganggunya kesehatan manusai yang berada di dalam ruangan tersebut.
Formaldehid banyak didapati pada perlengkapan gedung. Selain itu, Formaldehid merupakan
molekul reaktif dan kovalen dengan protein serta Formaldehid dapat menimbulkan alergi
kontak dermatitis. Kebanyakan akibat Formaldehid yang dilaporkan adalah adanya iritasi pada
sistem pernapasan, iritasi pada mata dan tenggorokan serta sakit kepala. Sifat-sifat iritan
Formaldehid sebagian besar merupakan penyebab sejumlah keluhan yang berhubungan
dengan iritasi pada mata, saluran pernafasan atas dan kulit. Menurut Molhave pada tahun
1984 dalam suatu penyelidikan dan studi epidemiologi, iritasi membran mucus paling banyak
dijumpai. Ini termasuk iritasi mata, hidung, dan sinus, tenggorokan, hidung yang berair, dan
batuk.
Keluhan yang muncul ini termasuk kedalam golongan keluhan SBS. Jika terpapar
formaldehid dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebkan kematian. Dalam
tubuh manusia, formaldehid dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman
darah, tarikan napas menjadi lebih pendek, hiportemia, juga koma, atau sampai kepada
kematiannya. Di dalam tubuh, formaldehid bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein,
sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Ada studi yang menunjukkan apabila
formaldehid dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak
menimbulkan pengaruh karsiogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat (Hodgson,
2002).

3. Karbon dioksida (CO2)

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 38


Berdasarkan studi BASE konsentrasi CO2 di udara dalam ruangan secara statistik
memiliki hubungan positif dengan kejadian SBS. 70% bangunan dengan ventilasi mekanik dan
menggunakan air conditioner dalam studi menunjukkan hubungan yang signifikan antara CO2
dan SBS. (EPA, 2002).
Karbon dioksida bersifat inert dan tidak dapat bereaksi dengan material bangunan,
memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari udara sehingga terakumulasi di tempat-tempat yang
lebih rendah. CO2 dalam ruangan tertutup bersumber dari hasil pernapasan manusia. Pada
ruangan yang menggunakan sistem pengatur udara, udara yang dihasilkan dari penghuni tidak
dapat keluar sehingga secara langsung penghuni menghirup kembali CO2. Pada udara dalam
ruangan khususnya ruangan yang menggunakan sistem sirkulasi udara terpusat, keberadaan
CO2 semakin meningkat, sementara keberadaan O2 semakin menurun, hal ini karena manusia
pada proses respirasi membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (Fardiaz,
1992).

4. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan pencemaran udara yang paling besar dan umum
dijumpai. Sebagian besar CO terbentuk akibat proses pembakaran bahan-bahan karbon yang
digunakan sebagai bahan bakar secara tidak sempurna. Daya reaksi CO paling kecil
dibandingkan dengan bahan lain. Pengaruh beracun CO terhadap tubuh terutama disebabkan
oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah. Hb di dalam darah secara
normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel
tubuh dan membawa CO2 dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO, Hb, dapat
membentuk COHb. Jika terjadi demikian maka kemampuan darah untuk mentranspor oksigen
menjadi berkurang. Polusi udara oleh CO juga terjadi selama merokok. Konsentrasi CO yang
tinggi di dalam asap rokok yang terisap tersebut mengakibatkan kadar COHb di dalam
meningkat (Fardiaz, 1992). Jika CO terhirup dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
a) Gangguan keseimbangan refleksi, sakit kepala, pusing, koma, kerusakan sel otak
dengan keterpajanan CO selama 1 jam atau lebih dengan konsentrasi 50-100 ppm.
b) Menyebabkan sakit kepala yang cukup berat, pusing, koma, kerusakan sel otak dengan
keterpajanan selama 2 jam dan konsentrasi CO sebesar 250 ppm.
c) Keterpajanan CO selama 1 jam dengan konsentrasi 750 menyebabkan kehilangan
kesadaran, keterpajanan 3-4 jam menyebabkan kematian.

5. Asap Rokok

Asap rokok merupakan sumber pencemar ruangan yang potensial. Asap rokok terdiri
dari berbagai zat kimia kompleks; yaitu bahan-bahan hasil pembakaran yang tidak sempurna,
pestisida yang digunakan pada waktu penanaman tembakau, bahan pengawet, perekat, dan
kertas rokok. Secara umum bahan-bahan tersebut dibedakan atas: nikotin, tar, CO, NOx, dan
gas lainnya. Bahaya asap rokok tidak saja mengganggu kesehatan perokok tetapi juga orang-

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 39


orang di sekitarnya (perokok pasif) yang menghisap rokok secara tidak sengaja dan tidak
dikehendaki. Perokok pasif mempunyai risiko lebih besar dibandingkan perokok aktif.
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan asap rokok adalah penyakit-penyakit sistem
pernapasan, sistem sirkulasi darah, luka lambung, kanker pada bibir, lidah, dan kandung
kemih. (Oktora, 2008)

6. Ozon

Menurut Burkin et.al (2000) dalam (Suganda, 2010), sumber utama ozon dari kegiatan
manusia dalam ruangan berasal dari mesin fotokopi, pembersih udara elektrostatis, dan udara
luar. Ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata dan bersifat toksik terhadap saluran
pernafasan, paparan ozon secara akut mengakibatkan sakit kepala, kelelahan dan batuk.

7. Bau

Bau merupakan faktor kualitas udara yang penting. Bau dapat menjadi penunjuk
keberadaan suatu zat kimia berbahaya seperti Hidrogen sulfida, Ammonia, dan lain-lain. Selain
itu bau juga dihasilkanoleh berbagai proses biologi oleh mikroorganisme. Kondisi ruangan
yang lembab dengan suhu tinggi dan aliran udara yang tenang biasanya menebarkan bau
kurang sedap karena proses pembusukan oleh mikroorganisme (Mukono, 2006).

8. Kadar Debu / Partikulat ( Respirable Suspended Perticulate)

Partikulat RSP ( Respirable Suspended Particulate ) adalah partikulat atau fiber yang
melayang-layang diudara, dan mempunyai ukuran cukup kecil untuk dapat dihirup oleh
manusia. Partikulat ini meliputi semua materi baik fisik maupun kimia, dan dalam bentuk cair
maupun padat, atau kedua-duanya. Umumnya partikulat berdiameter kurang dari 10m3.
Partikulat kecil ini bisa berasal dari material gedung, alat¬alat pembakaran, aktivitas penghuni
gedung, dan infiltrasi dari sumber¬sumber partikulat diluar gedung.
Sumber utama partikulat RSP di didalam ruangan adalah merokok . Sedangkan sumber
partikulat RSP di dalam ruangan yang lain adalah alat-alat pembakaran, material dari asbes,
dan partikulat rumah. Penggunaan aerosol spray dan kerusakan komponen gedung juga
merupakan sumber partikulat RSP. Diruang-ruang tertentu gedung perkantoran, partikulat
dari mesin fotocopy juga menjadi sebab tingginya kadar partikulat RSP di udara.
Sebagian partikulat RSP berasal dari luar gedung yang masuk melalui sistem pengatur
udara, ventilasi alami atau melalui infiltrasi. Pada umumnya konsentrasi partikulat RSP lebih
besar di dalam ruangan dibanding dengan konsentrasi diluar ruangan. Konsentrasi di dalam
ruangan biasanya sekitar 100 sampai dengan 500 ?gr/meter kubik dengan konsentrasi yang
paling tinggi berada diruangan para perokok. Walaupun pembakaran yang terjadi pada
kompor minyak merupakan sumber partikulat RSP didalam ruangan, tetapi kegiatan lain

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 40


seperti memasak, penyedotan partikulat (vacuum cleaning), dan produk aerosol spray, serta
aktivitas lain juga merupakan sumber-sumber partikulat RSP di dalam ruangan.
Pengaruh partikulat RSP terhadap kesehatan tergantung kepada sifat fisik dan toksik
partikulat tersebut, atau kemampuan partikulat dalam menyerap materi toksik. Partikulat RSP
dapat terakumulasi didalam paru-paru, oleh karenanya efek yang disebabkan oleh partikulat
ini bisa sangat berbahaya walaupun konsentrasinya diudara sangat kecil. Didalam paru-paru,
partikulat RSP dapat menetap lama dan mampu mempengaruhi jaringan-jaringan
disekitarnya.

D. Kualitas Mikrobiologi Udara

Kualitas Mikrobiologi Mikroorganisme dapat berasal dari lingkungan luar (seperti


serbuk sari, jamur, dan spora) dan dapat pula berasal dari dalam ruangan (seperti
serangga,jamur, pada ruang yang lembab, kutu binatang peliharaan, bakteri). Mikroorganisme
dapat menyebabkan menyebabkan reaksi alergi pernapasan seperti infeksi pada pernapasan.
Problem kesehatan yang luas disebabkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan ruang sulit
untuk diperkirakan, namun pengaruh kesehatan diketahui cukup besar yang disebabkan oleh
penyebaran beberapa organisme.Udara disatu ruangan dalam rumah yang bersih, mungkin
saja masih terdapat ratusan partikel-partikel biologi yang beraneka ragam dan teknologi tidak
dapat menghitung keberadaan mereka semua. Mikrobiologi istilah lainnya adalah
mikroorganisme atau mikroba. Mikroba yang demikian kecil hanya dapat dilihat menggunakan
alat untuk pembesar benda yang disebut Mikroskop.(Adam, 1992)
Lamanya mikroba berada di udara tergantung dari kecepatan angin serta kelembaban
udara, sedangkan banyaknya sangat ditentukan oleh aktivitas atau keadaan lingkungan yang
ada.Flora mikroba yang ada di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukan
merupakan medium tempat mikroba tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat,
debu, dan tetesan air yang semuanya sangat mungkin dimuati mikroba. Jumlah dan tipe
mikroba yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan,
misalnya dari saluran manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin. (Slamet, 2009)
Mikrobiologiyang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur, dan
mikroalga. Mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan
kehadirannya di udara, umumnya disebut jasad kontaminan. Suatu benda atau substrat yang
ditumbuhinya dinyatakan sebagai benda atau substrat yang terkontaminasi. Jasad-jasad renik
kontaminan, antara lain :
a. Bakteri: Bacillus, Staphyloccocus, Streptoccocus, Pseudomonas, Sarcina;
b. Kapang : Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichordema; dan
c. Khamir: Canidida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya.
Kandungan udara di dalam dan di luar ruangan akan berbeda. Tingkat pencemaran di
dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya
orang, sifat, dan taraf kegiatan orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroba
terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulutselama bersin, batuk, dan
bercakap-cakap (Waluyo, 2009).

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 41


E. Kualitas Ventilasi

Ventilasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menyebabkan terjadinya
Sick Building Syndrome (SBS). Menurut standar WHO, luas ventilasi ruangan yang kurang dari
10 % atau ventilation rate kurang dari 20 CFM memberikan risiko yang besar untuk terjadinya
gejala SBS. Ventilation rate yang baik untuk suatu gedung atau ruangan adalah 25 -50 CFM per
penghuni. Ventilasi yang paling ideal untuk suatu ruangan apabila ventilasi dalam keadaan
bersih, luas memenuhi syarat, sering dibuka, adanya cross ventilation sehingga tidak
menyebabkan adanya dead space dalam ruangan. Ketidakseimbangan antara ventilasi dan
pencemaran udara merupakan salah satu sebab terbesar gejala SBS.
Fungsi sebuah sistem ventilasi dalam lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengatur
kondisi kenyamanan ruangan, memperbaruhi udara dengan pencemaran udara ruangan pada
batas normal, serta menjaga kebersihan udara dari kontaminasi berbahaya. Ventilasi ruangan
secara alami didapatkan dengan jendela terbuka yang mengalirkan udara luar ke dalam
ruangan.
Untuk memenuhi fungsi diatas, kita dapat memanfaatkan sistem AC (Air Conditioner).
Pada dasarnya mekanisme kerja AC dengan mengalirkan udara dari luar gedung, dilakukan
proses pendinginan, selanjutnya udara yang dingin itu dihembuskan ke dalam ruangan.
Terdapat dua jenis AC, yaitu AC sentral dan AC non sentral, dengan perbedaan utama pada
volume udara segar yang dipergunakan. Biasanya AC non sentral hanya memiliki gerakan
udara masuk (inlet), sedangkan outlet melalui lubang atau pintu yang sedang dibuka. Sistem
ventilasi AC non sentral memungkinkan masuknya zat pencemar dari udara ke dalam ruangan.
Pada sistem AC sentral, udara luar dihisap masuk kedalam chiller, mengalami proses
pendinginan, kemudian dihembuskan ke ruangan. Selanjutnya udara di ruangan yang masih
agak dingin dihisap lagi untuk didinginkan kembali kemudian dihembuskan lagi. Aliran udara
demikian disebut udara sirkulasi, dimana 85% – 100% berupa udara campuran. Bangunan atau
gedung yang menggunakan sistem sirkulasi artifisial umumnya dibuat relatif tertutup untuk
mengurangi penggunaan kalor (efisiensi energi), artinya kurang memiliki sistem pertukaran
udara segar dan bersih yang baik.

Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!

1. Jelaskan mengapa selain kualitas udara ambien, kualitas udara dalam ruangan (indoor air
quality) juga merupakan faktor penentu penting bagi kesehatan manusia ?
2. Sebutkan jenis-jenis pencemar dalam ruang (indoor air polution) dan dampak kesehatan
dari pencemaran tersebut ?.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 42


3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gejala SBS (Sick Building Syndrome)?.
4. Sebutkan beberapa parameter komponen kualitas fisik udara dalam ruangan?

Petunjuk Jawaban Latihan


1. Untuk membantu anda dalam menjawab soal latihan no. 1 sd 3 tersebut, silahkan anda pelajari
kembali materi tentang pengertian pencemaran udara dalam ruang.
2. Sedangkan untuk menjawab soal latihan no. 4 tersebut, silahkan anda pelajari kembali materi
tentang kualitas fisik udara dalam ruang.

Ringkasan
1. Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90%
hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di
negara yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam
ruangan. Di Amerika, isu polusi udara dalam ruang ini mencuat ketika EPA pada tahun 1989
mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat daripada di luar ruangan.

2. The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) dalam penelitiannya
menyebutkan ada lima sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu:
 Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan
pembersih ruangan.
 Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas
dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana kesemuanya
dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.
 Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes,
fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung
tersebut.
 Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk
mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta
seluruh sistemnya.
 Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya
distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

3. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah tubuh
atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi organ sebagai berikut:
 Iritasi selaput lendir: iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair
 Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering.
 Gangguan neurotoksik: sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit
berkonsentrasi

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 43


 Gangguan paru dan pernafasan: batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat
di dada
 Gangguan kulit: kulit kering, kulit gatal
 Gangguan saluran cerna: diare
 Lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar

4. Beberapa parameter kualitas fisik udara dalam ruangan antara lain meliputi suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan aliran udara, kebersihan udara, bau, kualitas ventilasi,
pencahayaan, kadar debu / partikulat ( respirable suspended perticulate).

5. Beberapa parameter kualitas kimia udara dalam ruangan antara lain meliputi Volatile
Organic Compound (VOC), Formaldehida, Carbon dioksida (CO2), Carbon Monooksida
(CO), Ozon (O3), Bau, Asap Rokok, dan partikulat (respirable suspended perticulate).

6. Pencemaran Mikrobiologi udara dalam ruang dapat berasal dari lingkungan luar ruang
(seperti serbuk sari, jamur, dan spora) dan dapat pula berasal dari dalam ruangan (seperti
serangga,jamur, pada ruang yang lembab, kutu binatang peliharaan, bakteri).

Tes 3
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Pencemar dalam ruang yang berbentuk gas tidak berwarna dengan bau yang menyengat
yang di emisikan oleh bahan plafon, kayu lapis, furniture kantor, lem karpet, plastik, serat
sintetis dalam karpet, pestisida, cat, dan kertas. Adalah sebagai berikut :
A. Carbon Monooksida
B. Carbon Dioksida
C. Formaldehid
D. Ozon (O3)

2. Pencemaran udara yang paling besar dan umum dijumpai di dalam ruangan, terbentuk
akibat proses pembakaran bahan-bahan karbon yang digunakan sebagai bahan bakar
secara tidak sempurna adalah :
A. Ozon (O3)
B. Carbon Monooksida
C. Carbon Dioksida
D. Formaldehid
3. Kumpulan gejala-gejala yang terjadi berdasarkan pengalaman para pemakai gedung selama
mereka berada di dalam gedung antara lain sakit kepala, kehilangan konsentrasi, tenggorokan
kering, iritasi mata dan kulit, disebut
A. Cumulative Trauma Disorders (CTD)
B. Musculoskeletal Disorders (MSDs)

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 44


C. Sick Building Syndrome (SBS)
D. Carpal Tunel Syndrome (CTS)

4. Pencemar udara dalam ruang yang berbentuk gas bersifat inert dan tidak dapat bereaksi
dengan material bangunan, memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari udara sehingga
terakumulasi di tempat-tempat yang lebih rendah dan bersumber dari hasil pernapasan
manusia adalah :
A. Ozon (O3)
B. Carbon Monooksida
C. Carbon Dioksida
D. Formaldehid

5. Pencemar udara dalam ruang yang bersumber dari kegiatan manusia dalam ruangan
berasal dari mesin fotokopi, pembersih udara elektrostatis, dan udara luar yang dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan bersifat toksik terhadap saluran pernafasan, paparan
secara akut mengakibatkan sakit kepala, kelelahan dan batuk adalah :
A. Ozon (O3)
B. Carbon Monooksida
C. Carbon Dioksida
D. Formaldehid

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes 3 yang terdapat di bagian
akhir Bab 1 ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Topik 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = -------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Bagus, artinya Saudara sudah
memahami dengan baik materi Topik 3. Jika masih dibawah 80 %, Saudara harus mengulangi
materi Topik 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 45


Kunci Jawaban Tes

Tes 1 Tes 2 Tes 3


1) C 1) A 1) C
2) A 2) D 2) B
3) A 3) A 3) C
4) C 4) A 4) C
5) D 5) A 5) A

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 46


Daftar Pustaka

Achmadi, U.F. (1993), Pengukuran Dampak Kesehatan (Penyakit) Akibat Perubahan


Lingkungan.

Depkes RI.Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jakarta: Dirjen
Bina Kesmas Depkes; 2009.

Depkes RI, Keputusan Menkes RI No. 1407/Menkes/SK/XI/2002 tentang Pedoman


Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, 2002.

Fardiaz, S. (2010). Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta.

Mukono, H.J. (2011). Aspek Kesehatan Pencemaran Udara. Surabaya: Airlangga University
Press.

Mukono, H.J. (2008). Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernapasan. Surabaya : Airlangga University Press.

Petty, Grant W. (2008). A First Course in Atmospheric Thermodynamics. 1st. Madison,


Wisconsin: Sundog Publisher.

Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran udara,


Jakarta: 1999.

Purdon, P.Walton. (1980). Environmental Health. 2nd Edition. New York: Academic Press, Inc.

Rau, JG dan Wooten, DC. (1980). Environmental Impact Analysis Handbook. New York:
McGraw Hill Book Company.

Stoker, H.S. and Seager, S.L. (1972). Environmental Chemistry: Air and Water Pollution,
Glenview, Illinois: Scott Foresman.

Stern, Arthur Cecil (1977). Air Pollution Third edition Volume II, The Effects of Air Pollution.
New York : Academic Press inc.

Soedomo, Pencemaran Udara (2000). Kumpulan Karya Ilmiah, Institut Teknologi Bandung.

Wisnu Arya Wardhana. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta:
Penerbit Andi

World Health Organization (WHO). (2014) Ambient (Outdoor) Air Quality and Health.

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 47


World Health Organization (WHO). (2015). Air Pollution inthe World.

https://swarabumi.wordpress.com/2010/02/05/inversi-dan-pencemaran-udara

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/lapisan-udara

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/sifat-sifat-udara

http://www.indonesian-publichealth.com/pedoman-who-kualitas-udara-dalam-ruangan/

http://Artikelkesehatanwanita.com/tanaman-penyerap-polusi-udara.html

 Penyehatan Udara-Pencemaran Udara 48

You might also like